expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 17 November 2019

INDAHNYA PERKEBUNAN TEH DI PANGALENGAN



SEJARAH PERKEBUNAN TEH PANGALENGAN


Sejarah Perkebunan Teh Pangalengan di Bandung ini memang sangat menarik, anda bisa menikmati pemandangan indah dan asri sembari mengenal lebih jauh tentang nilai sejarah yang melekat pada kebun teh yang terletak di desa Banjarsari – Pangalengan Kabupaten Bandung ini.

Perkebunan teh malabar yang memiliki luas mencapai 2.022 hektar ini dibuka sejak tahun 1890 oleh seorang preangerplanter yaitu Kerkhoven yang sebelumnya juga telah membuka kebun teh di daerah Ciwidey. Namun barulah pada tahun 1896 kebun teh pangalengan malabar ini mulai berkembang pesat, tepatnya ketika bagian administratur perkebungan dipegang oleh Karel Albert Rudolf Bosscha yang masih sepupu dari Kerkhoven.

Perkebunan teh Malabar yang dipegang oleh Bosscha ini begitu berkembang pada tahun – tahun berikutnya, bahkan ia pernah menjadi seorang juragan di seluruh perkebunan teh di Kecamatan Pangalengan pada masa itu, ini menjadi titik awal kesuksesannya setelah berada di indonesia sejak tahun 1887 atau ketika ia saat itu berusia 22 tahun.

Mungkin ia sendiri tidak percaya akan kesuksesannya tersebut karna dikisahkan bahwa Bosscha mengawali profesinya tersebut dari hanya seorang pekerja biasa di kebun teh milik pamannya, Kerkhoven, di Sukabumi hingga pada akhirnya ia berhasil membangun kebun tehnya sendiri yaitu Malabar sekaligus menjabat sebagai administratur selama kurun waktu 32 tahun bahkan ia sempat dijuluki sebagia Raja Teh Pariangan.

Sekarang perkebunan teh pangalengan ini sudah berhasil mengolah setidaknya sebanyak 60.000 kilogram pucuk teh setiap harinya dan dipasarkan hingga ke seluruh dunia, tak tanggung – tanggung perkebunan teh ini pun sudah mempekerjakan lebih dari 1.860 orang yang tidak hanya melibatkan masyarakat setempat saja melainkan dari berbagai daerah di luar Bandung.

Selain meninggalkan sebuah perkebunan teh yang sangat besar, Bosscha juga sekaligus menjadi perintis dan penyandang dana untuk pembangunan observatorium Bosscha yang di dalamnya terdapat sebuah teleskop refraktor ganda zeiss dan teleskop refraktor bamberg. Namun sayangnya ia tidak sempat menikmati pemandangan angkasa dengan teleskopnya tersebut karena Bosscha meninggal tidak lama setelah diresmikannya observatorium miliknya tersebut.



Dan itulah beberapa informasi sejarah singkat mengenai perkebunan teh yang bisa saya jabarkan. Sejarah perkebunan teh pangalengan di daerah Bandung ini ternyata sangat unik dan menarik. Kita bisa mengambil beberapa kesimpulan dan juga nilai moral dari sejarah ini bahwa semua usaha pastinya dimulai dari nol.

Oleh karena itu bagi teman teman sekalian, selalu bersemangat dan usahakan yang terbaik untuk setiap usaha anda melihat dari sejarah berkembangnya perkebunan teh di Pangalengan Bandung ini. Sekian dulu beberapa cerita sejarah yang bisa saya bagikan ini, semoga berguna untuk kita semua dan bisa dijadikan sebuah pencerminan untuk bisa menjadi lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar