expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 28 Juni 2017

Buku Kang Dedi Mulyadi :CING CARINGCING PAGEUH KANCING SET SARINGSEUT PAGEUH IKET Bab : Telaah Penerapan Bahasa CCPKSSPI 32. Peribahasa CCPKSSPI dan Kolonial Jepang




32. Peribahasa CCPKSSPI dan Kolonial Jepang
ilustrasi sejarah
Seperti telah dikemukakan, data yang menunjukkan situasi dan kondisi Purwakarta pada masa pendudukan Jepang, belum banyak ditemukan. Namun, kondisi sosial ekonomi di Purwakarta waktu itu secara garis besar tercakup dalam gambaran umum tentang kondisi Jawa Barat pada waktu yang sama.
Setelah tentara Jepang menduduki Indonesia, ternyata propaganda mereka, antara lain bahwa Jepang akan memberi “kemakmuran bersama di Asia Timur Raya”, hanyalah propaganda kosong. Sejak awal pendudukannya, pemerintah militer Jepang sudah mengekang bangsa Indonesia dalam kehidupan sosial, apalagi dalam kegiatan politik. Hal itu menunjukkan bahwa Jepang menduduki Indonesia bukan semata mata untuk membantu bangsa Indonesia lepas dan penjajahan Belanda, melainkan untuk mendapatkan berbagai potensi, yaitu tenaga manusia dan berbagai jenis material yang diperlukan dalam upaya memenangi Perang Asia Timur Raya. Oleh karena itu, bersamaan dengan tindakan menjaring tenaga manusia, pemeriritah militer Jepang di Jawa Barat melakukan tindakan tindakan untuk mengeruk hasil-hasil pertanian dan harta benda rakyat. Sandang sulit diperoleh dan rakyat kekurangan pangan. Pemerasan tenaga rakyat dijalankankan sangat intensif.
Sejalan dengan penyusunan aparat pemerintah dan pemulihan keamanan, pemerintah militer Jepang mengambil alih semua kegiatan dan pengawasan ekonomi. Untuk kepentingan tersebut dilakukan rehabilitasi prasarana perekoriomian, antara lain jalan, jembatan, dan sarana komunikasi. Dikeluarkan berbagai peraturan untuk mengontrol kegiatan ekonomi. Untuk mencegab timbulnya manipulasi secara setempat, dikeluarkan peraturan pengendalian harga disertai hukuman berat bagi pelanggarnya Harta peninggalan kolonial Belanda, terutama perkebunan, pabrik, bank dan perusahaan vital, disita menjadi milik pemerintah militer Jepang. Khusus untuk urusan perkebunan, dikeluarkan
Undang-Undang No. 22 tahun 1942. Undang-undang itu menegaskan bahwa perkebunan kopi, karet, teh, dan kina, berada di hawah pengawasan gunseikan. Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh sebuah badan pengawas bernama Saibai Kiggo Kanrikoda,, (SKK). Sampai dengan tahun 1944, SKK juga berperan sehagai pemegang monopoli penjualan hasil perkebunan. Besar kemungkinan perkebunan-perkehunan di daerah Pamanukan, Ciasem, dan Purwakarta pun disita menjadi milik pemerintah militer Jepang karena Purwakarta sebagai ibu kota Kahupaten Karawang diduduki oleh tentara Jepang.
Dalam hidang pertanian, petani diwajibkan untuk meningkatkan produksi tanaman, terutama padi. Hal itu tentu terjadi pula di Karawang sebagai daerah produsen utama padi di Jawa Barat. Pada musim panen, tiga perempat padi hasil panen harus dijual kepada pemerintah dengan harga sangat rendah, bahkan ada kalanya hampir semua padi hasil jerih payah petani diambil langsung dan sawab oleh pihak Jepang. Pengumpulan dan penjualan padi diawasi secara ketat dengan melibatkan Pangrehpraja, Tonarigumi, dan Se’ineiidan daerah setempat. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa petani hanya memiliki kewajiban menggarap sawah, tetapi tidak memiliki hak untuk menikmati hasilnya. Memang, rakyat pernah mendapat beras pembagian dan pemerintah sebanyak 2 kilogram dua kali dalam seminggu. Akan tetapi, jatah itu jelas jauh dan mencukupi kebutuhan pangan. Oleh karena itu, banyak rakyat yang makanan utamanya hasil palawija, antara lain singkong, bahkan badogol cau (bagian dan batang pisang) terpaksa diolah menjadi makanan. Akibat kekurangan bahan pangan, banyak rakyat yang kekurangan gizi. Kelaparari terjadi di berbagai daerah. Kondisi itu diperparah lagi oleh timbulnya wabah penyakit, antara lain penyakit pes. Akibat dari semua itu, banyak rakyat yang meninggal.
Sementara itu, kain dan pakaian seolah-olah lenyap dan pasaran. Kalaupun ada, bahan sandang itu dijual secara semhunyi semhunyi dengan harga sangat mahal. Oleh karena itu, sejumlah
rakyat terpaksa menggunakan karung sebagai pakaian, bahkan ada pula yang menggunan lembaran karet sebagai pengganti kain. Untuk membantu penduduk yang tidak memiliki pakaian yang lumrah, Fujitzkai (Barisan Wanita) mengadakan “Gerakan Pekan Pengumpulan Pakaian Bekas”.
Untuk mengurangi penderitaan rakyat dalam segi ekonomi, beberapa organisasi pergerakan yang berperan sebagal lembaga sosial, antara lain Paguyuban Pasundan, mendirikan badan usaha atau koperasi sebagai penyalur barang-barang kebutuhan rakyat. Pada pertengahan tahun 1942 hingga tahun 1943 gerakan koperasi terjadi di beberapa daerah di Jawa Barat, sehingga terbentuk
Gabungan Pusat Koperasi Indonesia (Gapki). Gerakan koperasi itu mendapat perhatian besar dan Moh. Hatta. Dalam perayaan Gapki di Kota Bandung, ia menyerukan agar koperasi hendaknya berusaha meringankan beban rakyat. Seruan itu mendapat sambutan baik dan masyarakat Jawa Barat sehingga badan usaha koperasi berdiri hampir di setiap kota di Jawa Barat, termasuk di Purwakarta dan Karawang.
Perkembangan koperasi di kalangan rakyat meresahkan pemerintah militer Jepang. OIeh karena itu, pemerintah militer Jepang membuat tandingan. Sejalan dengan politik swasembada pangan, pada awal tahun 1943 pemerintah militer Jepang membentuk badan usaha yaitu Komisi Perusahaan Tekstil dan Koperasi Hasil Bumi di Kota Bandung sebagai pusat Jawa Barat. Dalam waktu singkat, cabang Koperasi Hasil Bumi dibentuk di setiap ibu kota kabupaten. Cabang koperasi itu bertugas mengurus penjualan dan pengiriman hasil-hasil bumi.
Untuk mendorong para petani di tiap daerah memperbanyak hasil humi, pemerintah militer Jepang mengadakan kompetisi jumlah hasil bumi antar daerah. Di Iingkungan Keresidenan Jakarta, daerah yang mendapat pujian adalah Kabupaten Karawang, Kewedanaan Purwakarta, Kecamatan Wanayasa, dan Desa Bojong yang dipimpin oleh Nata Wikarya sebagai kepala desa. Upaya itu disusul oleh pembentukan Jakarta Syu Seiinagyoo Kutniai (Gabungan Perusahaan perusahaan
Penggilingan Padi di Keresidenan Jakarta), termasuk perusahaan penggilingan padi di Karawang dan Cikampek.
Upaya-upaya tersebut bukan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat, melainkan lebih dimaksudkan untuk kepentingan pemerintah militer Jepang.
Memasuki tahun 1944, kekuatan militer Jepang di medan perang semakin lemah, terdesak oleh pasukan Sekutu. Sementara itu, pemerintah militer Jepang di Jawa Barat khususnya dan di Indonesia umumnya, mengalami kesulitan bahan logistik, antara lain minyak tanah. Untuk mengatasi kesulitan itu, mulai bulan Maret 1944, rakyat di beberapa daerah Jawa Barat —mungkin termasuk rakyat di Purwakarta— termasuk para pelajar, dikerahkan untuk menanam pohon jarak dan kaliki. Buah tanaman itu diperlukan untuk membuat minyak lampu, pengganti minyak tanah dan minyak sereh.
Selain menyengsarakan rakyat, pemerintah militerJepang juga tidak menghormati kegiatan agama. Misalnya, ketika rakyat melaksanakan penanaman jarak dan kaliki, tentara Jepang yang mengawasi kegiatan itu tidak mengizinkan rakyat untuk melaksanakan ibadat, baik kepada orang Islam maupun kepada orang Kristen. Perayaan Idul Fitri, Idul Adha, dan Natal pun dilarang karena perayaan itu dianggap mengurangi waktu kerja. Tindakan Jepang itu jelas makin menyakiti hati rakyat. Dengan demikian, di bawah kekuasaan Jepang,, rakyat menderita lahir-batin. Akan tetapi, dalam waktu-waktu tertentu, pendentaan rakyat sedikit terobati oleh penyelenggaraan hiburan. Hal itu dimungkinkan oleh kesadaran tokoh-tokoh bidang kesenian untuk membentuk lembaga-lembaga kesenian. Di Bandung misalnya, berdiri lembaga kesenian dengan nama Puseur Kabinangkitan Priangan. Dalam waktu-waktu tertentu dipertunjukkan kesenian kesenangan rakyat, antara lain wayang golek dan sandiwara.
Untuk menarik simpati masyarakat, pemerintah militer Jepang di Jawa Barat melalui pemerintah Keresidenan Priangan, membentuk lembaga bernama Priangansyucho Kurabu. Pemimpin umum lembaga itu adalah orang Jepang bernama Y. Aneha.
Lembaga tersebut bukan hanya melakukan kegiatan kesenian, melainkan juga kegiatan pengetahuan dan olah raga. Perlu dikemukakan dalam bidang olah raga, Purwakarta memiliki cabang olah raga yang cukup menonjol, yaitu sepak bola. Waktu itu, di Purwakarta terdapat persatuan sepak bola bernama Persipo dengan para pemain berkualitas Ketika bertanding melawan kesebejasan JOP Bandung, Persipo memang telak dengan skor 5-1. Oleb karena itu, Persipo merupan kebanggaan masyarakat Purwakarta
Catatan :
Anggapan kolonial yang dicantumkan pada tulisan di atas tidak hanya disebut satu negara dengan tujuan sebagai ilustrasi terhadap hangsa asing yang berusa merongrong dan mengeruk kekayaan bangsa dan negara.
Kolonia memiliki tujuan untuk mengambil, memanfaatkan kekayaan bukan untuk pribumi, melainkan untuk kesejahteraan negaranya Oleh karena itu, peribahasa CCPKSSpI menunjukkan bahwa ketika individu memiliki kesiapan mental, ía akan hati-hati dalam melakukan hubungan sosial dan hubungan antarnegara la harus hati-hati karena kepastian niat seseorang hanya ada pada orang yang bersangkutan Kewaspadaan akan menghasilkan persiapan mental untuk memelihara mencintai dan rnelestarikan baik budaya, alam, dan bangsanya itu sendiri.
#kdmj1

Selasa, 27 Juni 2017

Barack Obama : INDONESIA NEGARA KAYA, SUBUR, BERBUDAYA TINGGI

Kebudayaan harus disampaikan kepada dunia, karena dunia kumpulan dari kebudayaan kebudayaan

Jangan jadi bangsa yang rendah diri, kita adalah bangsa mandiri, terus semangat kembangkan potensi diri.
-Dedi Mulyadi





#kdmj1

Minggu, 25 Juni 2017

BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI OPEN HOUSE DIRUMAH KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN PASAWAHAN

ini adalah perayaan Idul Fitri yang terakhir dalam memimpin Purwakarta. Semoga sisa waktu 8 bulan mampu mewujudkan mimpi yang belum terbeli oleh warga. Maafkan atas segala kekhilafan dan ketidaksempurnaan.
-Dedi Mulyadi

Udara panas tanpa hembusan angin
Bunga layu tanpa siraman air
Sang surya redup tertutup awab berarak
Akan sunyi tanpa hadirmu
Andai kita dapat memutar waktu
Andai kita dapat tentukan takdir
Tak ingin kita kehilangan
kebersamaan bersamamu







Mak Iin (70) warga Kampung Krajan RT 04/03, Desa Sawah Kulon, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta merasa kaget saat tiga hari yang lalu, tepatnya Hari Kamis (22/6) rumahnya didatangi oleh pekerja bangunan.
Para pekerja tersebut, secara simultan memperbaiki rumah nenek tua tersebut dengan melakukan perapihan di berbagai titik, pengecatan sampai membabat rumput yang ada di sekeliling rumah tuanya.
Para pekerja tersebut ternyata secara khusus diminta oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk memperbaiki rumah nenek yang memiliki lima anak itu. Hal ini dilakukan dalam rangka open house Hari Raya Idul Fitri yang oleh pejabat publik lain biasanya dilakukan di Pendopo atau Rumah Dinas.
"Tiga hari lalu ada serombongan orang ke sini, bersih-bersih, periksa atap rumah, dan juga rumah emak ini diperbaiki, sampai rumput kecil juga dibabat. Awalnya, emak gak tahu mau ada apa, ternyata mau dipakai silaturahmi sama Pak Bupati," ujar Mak Iin hari ini, Minggu (25/6) di kediamannya.
Selama menjalankan amanahnya sebagai Bupati, Dedi memang memiliki cara unik untuk membahagiakan warganya melalui berbagai kebijakan. Di antaranya, ia sering berkunjung langsung ke rumah-rumah warga untuk melihat keadaan mereka tanpa memberi tahu aparat desa setempat.
Termasuk dalam kegiatan open house Idul Fitri ini, usai Shalat Ied di area halaman Mesjid Agung Baing Yusuf Purwakarta, Dedi segera meluncur menuju kediaman Mak Iin untuk berbagi kebahagiaan Idul Fitri bersama warga kampung yang lain.
"Open house itu kan tradisi panggede (petinggi negeri), mereka membuka rumah dinasnya setahun sekali untuk warga. Rumah dinas saya malah buka setiap hari buat warga, jadi tidak aneh. Makanya, saya lebih memilih datang saja ke rumah warga," jelas Dedi di tempat yang sama.
Terkait perbaikan rumah yang ia lakukan untuk Mak Iin, Dedi berujar bahwa hal tersebut selain merupakan bagian memuliakan tuan rumah dan tamu yang akan hadir, juga sudah menjadi kebiasaan dirinya sejak pertama kali menjabat sebagai Bupati Purwakarta pada Tahun 2008.
"Ini mah biasa, kita perbaiki, kita cat ulang, kita berikan modal usaha, sudah lama kita lakukan," katanya menambahkan.
Dedi pun tampak sabar melayani satu per satu warga yang ingin bersalaman dengannya dan mengucapkan selamat Idul Fitri. Bahkan, dirinya terlihat melayani ratusan anak-anak kampung setempat yang meminta THR kepadanya. Lembaran uang pecahan Rp20 ribu dia bagikan masing-masing anak sebanyak satu lembar.
Usai bersalaman, seluruh warga yang hadir dipersilakan untuk menikmati jajanan khas pedesaan di Purwakarta seperti sate maranggi, mie kocok, baso dan es cincau.
Harapan kepada Dedi agar selalu istiqomah menjadi pelayan masyarakat terlontar dari mulut renta Mak Iin. Ia berujar, pemimpin dengan tipikal pelayan seperti Bupati Purwakarta tersebut sangat jarang dan baru kali ini ia temui.
"Untuk Pak Dedi, teruslah menjadi pemimpin yang sederhana dan mau melayani," pungkas Mak Iin.
#kdmj1

DEDI MULYADI: "MOHON DIBUKAKAN PINTU MAAF" (ISTIGFAR -OHANG)

KITA YAKIN BAGI KANG DEDI MULYADI JABATAN GUBERNUR HANYA SEBAGAI SASARAN ANTARA UNTUK BISA LEBIH BANYAK LAGI BERBUAT KEBAIKAN


Seandainya Kang Dedi Mulyadi memenuhi keinginan banyak pihak untuk menjadi salah satu kontestan dalam Pilgub Jabar 2018. dari apa yang telah Kang Dedi lakukan dalam dedikasinya selama hampir 10 tahun membangun Purwakarta disisi lain jabatan Kang Dedi Mulyadi sebagai Bupati ditambah dengan kekedudukannya sebagai Ketua Partai Golkar provinsi Jawa Barat priode 2016-2021, telah banyak orang menerima semua kebaikan Kang Dedi Mulyadi, Jiwa dermawan Kang Dedi dengan filosofi Tukang tutulung kanu keur butuh, tukang tatalang kanu keur susah, tukang ngateur kanu keur sieun, tukang nyaangan kanu keur poekkeun, Kita meyakini dari semua sifat dan karakter Kang Dedi, bahwa jika Kang Dedi Mulyadi di taqdirkan Allah SWT. menjadi gubernur Jawa Barat priode 2018-2023, Jabatan gubernur yang akan disandang Kang Dedi Mulyadi bukanlah merupakan sasaran akhir, tapi sasaran antara saja agar Kang Dedi Mulyadi dapat berbuat kebaikannya lebih banyak lagi, Insya Allah semua kebaikan Kang Dedi akan semakin dirasakan oleh banyak orang yang sedang terhimpit kesulitan maupun yang sedang merintih dalam kesakitan, disamping tentu semua kebijakan kebijakan yang dibuat Kang Dedi akan berpihak kepada kaum jelata, Kang Dedi akan berusaha semaksimal mungkin mengatasi pengangguran,, kemiskinan dan masalah masalah sosial kemasyarakatan yang lainnya dengan baik.
Biasanya para kandidat kepala daerah itu, kita melihatnya rata rata menjadikan jabatannya sebagai sasaran akhirnya, sehingga kandidat yang seperti ini biasanya memberikan janji yang muluk muluk sekedar menarik simpati konstituen, namun bila sudah menjabat seperti orang yang lupa ingatan kepada semua janji janjinya semasa kampanye, seperti untuk Jawa Barat ini ada satu janji yang mungkin sampai akhir jabatannya tidak akan terpenuhi, kita ingat betul akan janji jika terpilih menjadi Gubernur maka spp akan gratis sampai tingkat SMTA di Jawa Barat, meski kita faham untuk mereleasikan janji tersebut sangatlah berat mengingat APBD Provinsi Jawa Barat akan tersedot banyak ke sektor pendidikan, ya janji tetaplah janji. (DKS)
#kdmj1

SAMBIL TERISAK BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI MEMINTA MAAF KEPADA MASYARAKAT

Jabatan maupun raga kita niscaya satu ketika akan tiada tapi, semua kebaikan kita akan selalu dikenang"






PURWAKARTA, (PR).-Suasana haru menyelimuti ribuan masyarakat Purwakarta, Minggu 25 Juni 2017 saat melaksanakan ibadah salat Idulfitri di halaman Mesjid Agung Baing Yusuf Purwakarta.
Jemaah salat id yang datang sejak pukul 05.30 WIB memadati halaman Mesjid Agung, Taman Pesanggrahan Padjadjaran, Taman Maya Datar hingga area depan rumah dinas Bupati Purwakarta.
Sebelum rangkaian salat id dan khotbah dimulai, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berkesempatan menyampaikan sambutan atas nama pemerintahan setempat.
Sambutan ini merupakan sambutan terakhirnya dalam salat id sebagai bupati setelah hampir 10 tahun memimpin Purwakarta. Pria yang kini gemar mengenakan peci hitam itu meminta maaf kepada seluruh masyarakat, karena belum sempurna dalam melaksanakan pembangunan di Purwakarta.
"Saya hampir 10 tahun menjabat sebagai bupati, tentu masih ada hal yang belum sempurna dan belum saya selesaikan. Untuk itu saya mohon maaf kepada masyarakat apabila kepemimpinan saya belum sesuai harapan," kata Dedi sambil terisak.
Meski begitu, dia mengaku telah melakukan ikhtiar maksimal untuk melaksanakan pembangunan walaupun dengan anggaran dan kebijakan yang terbatas oleh kewenangan. Oleh karena ikhtiar tersebut, banyak program yang dicitakan berhasil dengan baik.
"Kita berhasil melaksanakan mission impossible, membuka akses jalan lingkar barat di Sukasari untuk warga yang selama ini terisolir aksesnya. Kita juga berhasil membebaskan masyarakat Purwakarta dari mengkonsumsi beras raskin melalui program beras perelek dan ATM beras," ujarnya.
Sambil berurai air mata, Dedi memberikan amanat kepada siapa pun yang kelak menggantikannya sebagai Bupati Purwakarta pada Tahun 2018 mendatang. Amanat tersebut meliputi pola pembangunan yang tidak boleh merusak alam dan lingkungan sekitar. Ia menekankan pembangunan berbasis pedesaan dan kultur yang selama ini dia lakukan agar dilanjutkan oleh bupati selanjutnya.
"Pembangunan ini harus terus dilanjutkan dengan tanpa merusak alam dan lingkungan. Jangan ada rakyat miskin yang tidak bisa pulang dari rumah sakit karena belum membayar tagihan. Jangan ada rakyat miskin dan anak yatim yang terlantar tanpa perhatian pemerintah," tandasnya.
Usai melaksakan salat id, jemaah berebut untuk bersalaman dengan Dedi Mulyadi. Ia tampak melayani permintaan salaman dan berfoto bersama sebelum akhirnya kembali ke rumah dinasnya.***

Sabtu, 24 Juni 2017

SELAMAT IDUL FITRI 1438 H.

Bila ada kata kata merangkai sinisme.
Bila ada tulisan membekas kemarahan
Bila ada opini penuh prasangka…
Dan bila Ada argumen yang kurang pantas
Mohon dibukakan pintu maaf…
SELAMAT IDUL FITRI 1438 H.
Mohon Maaf Lahir Batin
#kdmj1

SELAMAT BERBUKA PUASA HARI TERAKHIR Ramadhan 1438 H.

Walau di gemgam begitu kuat jika itu bukan milik kita
akan terlepas juga, Walau kita abaikan, kita pinggirkan
jika itu untuk kita akan jatuh juga pada dekapan kita
Semoga Ibadah puasa kita tahun ini sebagai jalan kita
mendapatkan ridhonya untuk meraih semua harapan
dan cita cita kita semua dan semoga kita semua
senantiasa diberi kesehatan, keselamatan


dan umur yang panjang,Amin YRA....
SELAMAT BERBUKA PUASA HARI TERAKHIR
Ramadhan 1438 H.

#kdmj1

Jumat, 23 Juni 2017

Dedi Mulyadi Kepala Daerah kurus tanpa perut buncit

Maaf, tanpa mengurangi rasa hormat kepada yang lainnya, ini hanya penilian subyektif dari saya.
seingat dan sebatas pengetahuan saya hanya ada Dua orang pejabat publik yang kurus tanpa perut buncit.di saat mereka ada di puncak karier dengan segala fasilitas yang memadai dan penghasilan yang tinggi setiap bulanya. ini menandakan betapa Jabatannya menjadi beban untuk mencurahkan semua waktu dan pikirannya untuk kerja mengabdi kepada rakyatnya.
Kedua pejabat itu.Pak Jokowi dan Kang Dedi Mulyadi.
Lihat dari foto ini, wajah capek Kang Dedi terlihat sekali.
#kdmj1


MUDIK SUDAH MENJADI KEBUDAYAAN BANGSA INDONESIA

Kata "Mudik" khususnya bagi umat Muslim, yang merupakan mayoritas penduduk di Indonesia, kata yang sangat akrab selepas menjalankan Ibadah puasa di Bulan Ramadhan, rasanya bagi kita kalau tidak Mudik tidak lengkap Lebarannya. Padahal Mudik itu tidak hanya milik umat Muslim umat Agama lainpun biasanya memiliki tradisi seperti ini saat menjelang hari rayanya.
Adapun defenisi mudik itu sendiri seperti yang di tulis oleh Dr.Maman S. Mahayana dengan gamblang menjelaskan bahwa kata mudik itu lebih dekat pada pengertian pergi ke udik, juga dapat ditelusuri dari kata bentukan dari kata dasar udik: memudik yang bermakna berlayar mudik (ke hulu), dan memudikkan yang bermakna menjalankan perahu kearah hulu. Mengingat udik berada di daerah atau wilayah hulu yang jauh di pegunungan atau pedalaman, maka kata udik mengacu pada suatu daerah atau wilayah yang berada di kawasan pedalaman, pedusunan, pedesaan atau perkampungan.
Kalau kita membaca definisi Mudik itu sepertinya kurang pas, karena Mudik di Indonesia itu bukan milik orang Udik yang pulang ke Udik, Pengertian kata Mudik di Indonesia lebih dapat diartikan secara fakta bahwa Mudik bagi orang Indonesia tidak hanya milik para orang Udik, di Indonesia dari mulai Presiden, Mentri, Gubernur, Bupati atau Wali Kota sampai tukang kuli bangunan kalau Lebaran ya Mudik.
Mudik Lebaran adalah momentumnya untuk melepas kerinduan kepada orang tua, sanak saudara di kampung halaman, sebagai momentum reuni dengan kawan kawan lama di kampung, bahkan boleh jadi dengan sang mantan yang ada di kampung, momentum mudik adalah saatnya kita dapat berbagi dengan keluarga, sahabat dan sesama, sudah menjadi kebiasaan ketika satu keluarga berkumpul saling berbagi THR istilahnya, jadi orang yang meminta THR itu bukan orang yang yang merendahkan dirinya, itu satu pendaoat yang keliru, karena momentum THR di bagi umat Muslim di Indonesia mempunyai konotasi saling berbagi secara hirarki sesuai dengan level dan kemampuannya masing masing. Ambil contoh seorang politisi yang telah sukses entah itu menjadi Anggota Dewan, Kepala Daerah atau apa saja, jika tidak ingin di sebut "Kacang lupa kulit" sudah sepantasnya di momen menjelang lebaran ini sedikit berbagi kepada orang orang yang telah berjuang mengantarkannya duduk di kursi empuk, berbagi di saat menjelang Lebaran ini kita lebih akrab menyebutnya dengan THR. Apalagi kata THR untuk para buruh dimana perusahaan seperti di atur dalam undang undang wajib memberikan THR dari mulai direkturnya sampai satpam menerima THR ini, Apa karena menerima THR Derektur, Manager atau para eksekutipnya di perusahaan tersebut, karena menerima THR termasuk orang orang yang merendahkan dirinya? tentunya tidak.
Momentum Mudik juga bisa dijadikan ajang pamer kesuksesan, dari mulai mobil sampai penampilan ketika mudik bisa dijadikan simbol kesuksesan seorang Pemudik.
Mudik juga bagi bangsa Indonesia seperti sebuah Petualangan, kerena Mudik ini tidak mudah perlu perjuangan, karena Mudik ini tidak hanya memerlukan biaya tidak sedikit, tapi taruhannya sampai nyawa, membludaknya jutaan pemudik di jalan raya, semua ini menyebabkan para pemudik rentan terhadap kecelakaan lalul lintas. disamping segara rasa ketika para pemudik harus terjebak kemacetan ber jam jam.
Itulah semua fenomana Mudik di Indonesia yang saat ini sepertinya sudah menjadi Budaya bagi bangsa Indonesia. (DKS)
#kdmj1

Selamat Berpuasa Hari terakhir, Hari Ke 29 Ramadhan1438H

Selamat Berpuasa Hari terakhir, Hari Ke 29 Ramadhan1438H
Semoga diri kita semua kembali fitri, Semoga puasa kita tahun ini sebagai awal dari tercapainya semua harapan, sebagai awal kebangkitan kita semua, sebagai hijrah jiwa kita dari perilaku yang kurang baik dan semoga ditahun depan kita semua masih dapat merasakannya kembali.
#kdmj1

Kamis, 22 Juni 2017

KANG DEDI MULYADI, CHARLY VH. BERSAMA OHANG NGAMEN DAN BAGI TAKZIL DI TERMINAL CICAHEUM BANDUNG, MENGHIBUR PARA PEMUDIK

Spontanitas hanya sekedar ingin berbagi kebaikan di akhir Ramadhan ini. 
Riuh tawa dan tepukan tangan mengubah panasnya cuaca dan hempasan debu. Terminal yang biasanya terkesan keras dan menjenuhkan, sore itu berubah menjadi ceria. Bahkan tak jarang orang-orang senyum-senyum sendiri.
Ribuan orang yang ingin segera kembali ke kampung halamannya hari itu dapatkan kejutan. Karena sebelum mereka kembali ke kampungnya, mereka dipertemukan dengan Charly Van Houten dan Ohang. Tapi tentunya juga ada Bupati Purwakarta di sana, Dedi Mulyadi.
"Saya hanya ingin beri‎ makan untuk berbuka puasa saja, khususnya bagi warga yang ingin melaksanakan


mudik. Namun saya beri juga kejutan dengan mengajak Charly dan Ohang untuk menyanyi," kata Dedi Mulyadi, di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, pada Kamis 22 Juni 2017.
Menurut Dedi acara ini adalah sebagai bentuk kepeduliannya pada para pemudik. Khususnya pemudik dari Jawa Barat yang menggunakan Terminal Cicaheum untuk menuju kampung halamannya.
Dedi bersama Charly dan Ohang, tak hanya mengamen diluar terminal. Mereka pun masuk ke bus-bus yang akan berangkat ke tujuannya masing-masing.
Saat masuk ke bus-bus, mereka bertiga selain bernyanyi, juga bantu bagi-bagikan makanan. Namun yang unik adalah, para pembagi makanannya tersebut merupakan Satpol PP wanita dari Pemkab Purwakarta.
Penjual koran difabel
Selain itu Dedi pun memberikan bantuan kepada seorang penjual koran difabel di Cicaheum. Penjual koran itu bernama Ujang. Ujang merupakan anak seorang sopir angkutan kota di Cicaheum, namun karena keadaan fisiknya yang kurang, dia hanya bisa membantu keluarganya dengan menjual koran‎.
"Ujang saya suruh untuk buka kios, karena selama ini dia berjalan-jalan untuk menjual korannya. Bantuannya besarnya tak seberapa namun mudah-mudahan cukup untuk meningkatkan taraf hidup Ujang ke depan," ujar Dedi Mulyadi.
Menerima bantua‎n yang tidak sedikit, Ujang pun tak bisa berkata-kata banyak. Meski setelah diberi bantuan, Ujang dihibur juga dengan lagu dari Charly Van Houten, tapi Ujang masih terlihat shock tak percaya.
"Uangnya nanti akan saya pakai untuk berdagang yang seperti asongan gitu. Tapi yah tentunya ada kiosnya juga, terima kasih banyak untuk yang memberi," ujarnya.
Setelah pemberian bantuan tersebut, Dedi pun menyapa warga sekitar Cicaheum. Namun Ohang dan Charly kembali melanjutkan menyanyi di panggung kecil di pojok Terminal Cicaheum.***
#kdmj1

TERSESAT Cipt. DEDI MULYADI Live in Bandung CHARLY-ECHA



Membanggakan bisa melihat dan mendengar secara langsung lagu Tersesat
yang dinyanyikan sangat merdu ole Kang Charly VH. dan Neng Echa, di
saksikan oleng sang komposernya Kang Dedi Mulyadi.
#kdmj1

Guyonan Kang Dedi Mulyadi, Ohang dan Ki Daus di Arcamanik Bandung (22062...

Begitu Meriahnya Acara Safari Ramadhan 1438 H. Kang Dedi Mulyadi di Arcamanik Bandung.

Begitu Meriahnya Acara Safari Ramadhan 1438 H. Kang Dedi Mulyadi di Arcamanik Bandung.
#kdmj1





Selamat Berpuasa Hari Ke 28 Ramadhan 1438 H

Hidup itu sebuah realita perjuangan
Yang tidak semudah kata kata motivasi
Dan tidak seindah kata kata mutiara
Jadi semuanya tergantung dari
Motivasi dan Usaha diri kita sendiri
Selamat Berpuasa Hari Ke 28 Ramadhan 1438 H.
#kdmj1

Rabu, 21 Juni 2017

Buku Kang Dedi Mulyadi : CING CARINGCING PAGEUH KANCING SET SARINGSEUT PAGEUH IKET




Bab :Telaah Penerapan Bahasa Cing caringcing pageuh jancing set saringset pageuh iket
31. Peribahasa CCPKSSPI dan Politik

Ilustrasi sejarah
Setelah tentara Jepang menguasai Pulau Jawa, dalam rangka menanamkan kekuasaannya, Panglima Tentara Ke-1 mengeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1942. Undang undang itu merupakan induk peraturan tentang tata negara vaitu mengatur berbagai hal, antara lain:
Pasal 1: Bala tentara Nippon melangsungkan pemerintahan ini sementara di daerah yang telah diduduki agar mendatangkan.k eamanan yang sentosa dengan segera.
Pasal 2: Pembesar bala tentara Nippon memegang kekuasaan yang dahulu berada di tangan gubemur jenderal.
Pasal 3: Semua badan pemerintah, kekuasaan hukum, dan undang undang dan pemenintah yang dahulu tetap diakui untuk sementara waktu, asal tidak bertentangan dengan pemerintah militer.
Pasal 4: Bahwa bala tentara Nippon akan menghormati kedudukan dan kekuasaan pegawai-pegawai yang setia kepada Jepang.
Berdasarkan undang-undang itu, di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan militer Jepang. Pemerintahan tingkat pusat disebut Gunseikanbu dan pemerintahan di daerah dinamakan Gunseibu (setara dengan provinsi pada masa Hindia Belanda). Di Jawa Barat, pemerintahan gunseibu berpusat di Kota Bandung, dipimpin oleh Kolonel Matsui —komandan pasukan yang merebut Bandung dan kekuasaan Belanda— selaku gunseiku (gubernur). Ia dibantu oleh seorang wakil (orang Indonesia) yaitu R. T. Pandu Suriadiningrat dan Atik Suardi sebagai pembantu wakil gunseiku. Hal itu berarti Karawang merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan pemerintahan gunseihu. Secara tidak langsung, Kabupaten Karawang berada di bawah kekuasaan Kolonel Matsui. Untuk kepentingan pemerintahan, penguasa Jepang di Indonesia terlebih dahulu melakukan tindakan pemulihan keamanan dan ketertiban. Seperti ditegaskan dalam Undang-Undang No. 1 Pasal 3, semua badan pemerintahan dan kekuasaannya, hukum dan undang-undang dan pemerintah Hindia Belanda untuk sementara waktu tetap diakui sah selama tidak bertentangan dengan aturan pemenintah militer Jepang.
Dalam upaya membentuk pemerintahan daerah, pemerintah militer Jepang kekurangan tenaga staf karena kapal yang membawa pegawai-pegawai sipil Jepang yang sudah dipersiapkan, tenggelam di laut akibat serangan torpedo armada Sekutu. Oleh karena itu, terpaksa orang Indonesia diangkat untuk menduduki jabatan-jabatan penting yang semula dipegang oleh orang Belanda, seperti residen, wali kota, kepala polisi, kepala jawatan, dan lain-lain. Jabatan bupati ke bawah pun tetap dipegang oleh orang Indonesia. Pada masa penduduk Jepang, Kabupaten Karawang dipimpin oleh Bupati R.T. Pandu Suriadiningrat.
Selain karena kekurangan tenaga staf, pernakaian orang orang Indonesia dalam pemerintahan Jepang juga mengandung tujuan politik, yaitu untuk mempercepat tertanamnya kekuasaan Jepang di kalangan masyarakat. Apabila semua jabatan dalam lembaga pemerintahan, terutama lembaga yang sering berhubungan langsung dengan rakyat dipegang oleh orang Jepang, tentu akan menimbulkan kesulitan. Peiabat-pejabat Jepang akan sulit berkomunjkasj dengan rakyat, dan mereka belum banyak mcngetahuj situasi dan kondisi daerah kekuasaannya.
Pemerintah militer Jepang segera mengeluarkan Undang-. Undang No. 2 (8 Maret 1942) tentang larangan bagi orang Indonesia melakukan kegiatan berkumpul dan rapat. Kemudian disusul oleh Undang-Undang No. 3(20 Maret 1942) yang melarang segala macam perbincangan, pergerakan dan anjuran atau propaganda mengenai aturan dan susunan organisasi negara. Pelanggaran terhadap aturan dalam undang-undang tersehut diancam dengan hukuman berat. Undang-undang itu menunjukkan bahwa sejak awal kekuasaaii.nya pemerintahan militer Jepang sudab mengekang kehidupan sosiai dan politik bangsa Indonesia dengan tindakan tegas. Hal itu berarti bangsa Indonesia tetap sebagai bangsa terjajah. Bahwa Jepang memang bermaksud menjajah bangsa Indonesia ditunjukkan lagi oleh Undang-Undang No. 4 tentang larangan mengibarkan bendera Merah-Putih dan menyanyikan lagu “Indonesia Raya”. Bendera yang boleh dikibarkan hanya bendera Jepang, Hinomaru. Lagu kebangsaan yang boleh dirtyanyikan hanya “Kimigayo”. Tanggal 1 April 1942 keluar lagi peraturan tentang pemberlakuan waktu Jepang. Mulai tanggal 24 April 1942 tarikh yang dipakai adalah tarikh Surnera dengan angka tahun 2602. Sejakitu, bangsa Indonesia tiap tahun wajib merayakan Tencosetsu, yaitu hari kelahiran Kaisar Jepang Hirohito.
Bertepatan dengan perayaan Tencosetsu, tanggal 29 April 1942 (2602) pemerintah militer Jepang membentuk organisasi umum berdasarkan konsepsi Hakko iciu (kekeluargaan bersama) dengan nama Gerakan Tiga A. Tujuan organisasi itu adalah untuk mempersatukan bangsa-hangsa Asia yang pro-Jepang, dengan mengakui “Nippon cahaya Asia”, “Nippon pelindung Asia”, dan
“Nippon pemimpin Asia”. Tujuan khususnya adalah untuk menyalurkan, menggunakan, dan mengontrol segala kegiatan rakyat Indonesia, terutama golongan pemuda.
Gerakan Tiga A dipimpin oleh H. Simitzu dan Mr. E. Syamsudin mantan ketua organisasi pemuda, Parindra. Ternyata, Gerakan Tiga A tidak berumur panjang karena Mr. E. Syamsudin tidak mendapat kepercayaan dan tokoh-tokoh masyarakat Indonesia. Hal itu menyadarkan pemerintah rniliter Jepang bahwa kegiatan politik bangsa Indonesia sulit dibendung. Surat kabar Sipafaizoenan (Sipatah u nan) memberita kan bahwa organisasi Pasundan di Purwakarta tetap melakukan kegiatan.
Sehubungan dengan hal itu, pemerintah militer Jepang membenahi bidang pemerintahan. Agustus 1942 keluar Undang Undang No. 27 dan 28 yang mengakhiri eksistensi gunseibu. Menurut Undang-Undang No. 27, struktur pemerintahan militer di Jawa dan Madura terdiri atas gunsyirL’ikan yang membawahi syucokan (residen) dan dua kotico (kepala daerah istimewa). Syucokan membawahi syico (wali kota) dan kenco (bupati). Secara hierarki pejabat di bawah kenco adalah gunco (wedana), sonco (camat), dan kuco (kepala desa). Dengan kata lain, wilayah administrafif Pulau Jawa dan Madura, kecuali daerah kesultanan (koti) dibagi atas syu (keresidenan), syi (geneenfe zaman Belanda), ken (kabupaten), gun (kewedanan), son (kecamatan), dan ku (desa).
Jabatan kenco ke bawah dipegang oleh orang Indonesia. Jabatan asisten residen dan controleur serta status afdeling dihapuskan. Hai tersehut mengandung arti bahwa sistem pemerintahan, khususnya pemerintahan kabupaten, pada dasamya tidak berubah, kecuali sebutannya dalam istilah Jepang. Waktu itu, Karawang SyilKen termasuk kedalam wilayah Jakarta Sij’u.72) Dengan demikian, status Purwakarta pun tetap sebagai ibu kota Karawang Ken, sekaligus sebagal gun (kewedanan/distrik). Purwakarta Gun terdini atas tiga son, yaitu Purwakarta Son mencakup 30 ku, Plered Son mencakup 21 ku, dan Wanayasa Son mencakup 17 kit. Karawang Ken diperintah oleh Kezzco R.A.A. Suriamiharja, kemudian diganti oleh R.T. Pandu Suriadiningrat (1942—1945).
Karena keinginan Jepang untuk menyalurkan, menggunakan, dan mengontrol kegiatan rakyat Indonesia melalui Gerakan Tiga A mengalami kegagalan, pemerintah militer Jepang kemudian membentuk organisasi-organisasi yang diharapkan dapat menarik simpati rakyat. Tanggal I Maret 1943 (2603) berdiri Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dipimpin oleh “Enipat Serangkai”, Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansur. Ternyata, eksistensi Putera tidak berlangsung lama. Organisasi itu terpaksa dibubarkan setelah pemerintah militer Jepang mengetahui kegiatan organisasi itu besifat gerakan nasional.
Sementara itu, kekuatan pasukan Jepang di medan perang makin Iemah. Hal itu terutama terjadi setelah armada Jepang dihancurkan oleh pihak Sekutu di Laut Karang (7 Mei 1942). Kondisi itu mendorong pemerintah militer Jepang di Indonesia melakukan berbagai cara menarik simpati rakyat agar mereka mau membantu pihak Jepang melalui organisasi bentukan Jepang, khususnya organisasi pemuda.
Tanggal 29 April 1943 (2603) dibentuk organisasi serbaguna, yaitu Seinendan. Tidak lama kemudian dibentuk pula Keibodan, yaitu barisan pemuda semi militer untuk membantu tugas-tugas kepolisian. Keibodan dibentuk di setiap wilayah administratif. Di tingkat desa, kepala desa/kampung secara otomatis menjadi pemimpin/komandan Keibodan daerah setempat. Dengan demikian, di Kecamatan Purwakarta dan desa desa di lingkungan kecamatan itu terdapat barisan pemuda dalam kesatuan Keibodan. Pemerintah militer Jepang juga membentuk barisan pemuda yang dilatih secara muliter, yaitu Heiho. Barisan ini merupakan bagian dan pasukan tentara Jepang, bahkan dimasukkan ke dalam kesatuan perang. Untuk menarik simpati rakyat Indonesia —yang mayoritas beragama Islam— terhadap Jepang, tanggal 13 Juli 1943 (2603) MIAI (Majelis Islam Ala Indonesia) —yang pernah berdiri pada awal pendudukan Jepang— dihidupkan kembali. Tidak lama kemudian, organisasi itu diubah menjadi Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia).
Barisan pemuda yang benar-benar dilatih secara militer adalah Peta (Pembela Tanah Air) karena barisan ini dimaksudkan untuk membantu secara langsung pasukan Jepang di medan perang. Pembentukan barisan ini didasarkan atas usul beberapa tokoh pergerakan nasional dengan tokoh utama R. Gatot Mangkupraja. Pembentukan Peta diresmikan tanggal 3 Oktober 1943 (2603).
Walaupun latihan anggota Peta sangat berat, bahkan berlaku disiplin mati yang pantang dilanggar, para pemuda berjiwa militan berhondong-bondong memasuki organisasi Peta. Alasan atau pertimbangannya adalah agar mereka menjadi pemuda yang tabah dan tangguh, serta keterampilan militer akan sangat berguna bagi perjuangan mencapai kemerdekaan yang telah lama dicita-citakan.
Dalam pembentukan Peta di daerah Karawang, pelatihan anggota Peta tidak hanya dilakukan di kota Karawang, tetapi berlangsung pula di Purwakarta dan Cikampek. Sebagai pengganti Putera, tanggal 1 Maret 1944 (2604) dibentuk Jawa Hookookai (Gerakan kebaktian rakyat Jawa kepada pemerintah Jepang), dipimpin oleh “Empat Serangkai” dengan orang-orang yang sama. Pemerintah militer Jepang menegaskan bahwa Jawa Hookookai berada di bawah institusi pcmerintah. Oleb karena itu, cabang organisasi tersebut wajib dibentuk di setiap keresidenan, kabupaten, kotapraja, kewedanan, kecamatan, dan desa. Hal itu berarti di setiap wilayah administratif di lingkungan Kabupaten Karawang pun, termasuk di Kecamatan Purwakarta, berdiri Cabang Jawa Hookookai. Pembentukan Cahang Jawa Hookookal di Kabupaten Karawang diawali oleh rapat di pendopo kabupaten (di Kota Purwakarta). Rapat dihadiri oleh sejumlah pangrehpraja dan tokoh masyarakat. Rapat pembentukan organisasi itu juga berlangsung di setiap kewedanaan. Melalui organisasi itu, tanggal 25 September 1944 (2604) pemerintah 1-linomaru militer Jepang membentuk barisan sukarela khusus yang disebut Barisan Pelopor, kemudian disusul oleh pembentukan barisaji sukarela Islam, yaitu Barisan Hishullah. Barisan-harisan lain yang dibentuk adalah Kagu total (barisan pelajar sekolah menengah), Fujinkai (Barisan Wanita), dan lain-lain.
Barisan-barisan itu pun diberi latihan militer secara sederhana. Pemerintah militer Jepang juga membentuk barisan belakang untuk mendukung pasukan di garis depan. Pada awal tahun 1944 dibentuk organisasi sosial baru yang diorganisasi oleh pemerintah desa. Organisasi dimaksud adalah Tonarigumi (identik dengan RT/rukun tetangga sekarang). Karena Purwakarta diduduki oleh tentara Jepang, Tonariguini dibentuk di setiap desa di wilayah kewedanan/kecamatan Purwakarta.
Setiap Tonariçumi rata-rata terdiri atas 25 keluarga, dipimpin oleh seorang ketua dengan sebutan Kumico yang dipilih oleh warga masyarakat setempat. Dalam menjalankan tugasnya, Kumico dibantu oleh seorang sekretaris, seorang bend ahara, tiga orang ketua seksi dan beberapa orang penasihat. Seksi dimaksud adalah Seksi Keamanari,, Seksi Kewanitaan, dan Seksi Kesehatan. Selain Tonariguni! dihentuk pula organisasi yang tingkatannya lebih tinggi, yaitu Azajokai (rukun kampung) dipimpin oleh Azaco (kepala kampung). Azajokai dibentuk di setiap kota kahupaten, tentu termasuk di Kota Purwakarta. Di setiap desa dihentuk rukun somah terdiri atas 5—20 somah (keluarga). Himpunan ketua-ketua rukun somah disebut rukun desa.
Pembentukan lembaga-lembaga tersebut pada dasarnya dimaksudkan sebagai sarana bagi pemerintah militer Jepang untuk menguasai rakyat. Pembentukan Tonariguini selain mengandung tujuan politik, yakni pengerahan rakyat sebagai barisan belakang, secara teori memiliki maksud yang bersifat sosial, yaitu untuk:
a) Mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama.
b) Memperkokoh dan memperbesar persaudaraan.
c) Meningkatkan semangat gotong-royong.
Dalam kenyataannya, ketiga maksud ini sesungguhnya diarahkan untuk mendukung kepentingan militer Jepang. Hal itu antara lain ditunjukkan oleh tugas utama Tonarigu nil, yakni membantu pemerintah militer Jepang dalam menangani masalah keamanan dan ketertiban. Sehubungan dengan hal itu, pengurus dan anggota Tonarigumi wajib mengikuti latihan menghadapi
bahaya udara dan kebakaran, pertolongan kecelakaan, melaksanakan ronda malam, dan lain-lain.
Seminggu sekali (tiap han Senin), barisan pemuda dan anak-anak sekolah harus mengikuti apel bendera. Mereka berbaris menghadap ke arah timur dan menundukkan kepala (untuk menghormat Tenno-Heika). Hal itu merupakan bagian dan upaya pemerintah militer Jepang dalam program “Japanisasi” (“menjepangkan”) rakyat Indonesia.
Sementara itu, pemerintah militer Jepang juga membentuk barisan pekerja yang disebut romusa. Semula barisan itu hanya dimaksudkan sebagai pekerja kasar atau kuli. Setelah kedudukan Jepang semakin terancam oleh pasukan Sekutu, pekerjaan romusa makin berat dan bersifat paksaan, sehingga barisan itu menjadi “prajurit pekerja paksa”. Tonarigumi digunakan oleh pemerintah militer Jepang untuk menjaring tenaga rakyat bagi kegiatan romusa (kerja paksa) membuat benteng pertahanan, jalan, dan pekerjaan berat lainnya. Banyak tenaga romusa dan Subang dikirim ke luar negeri, antara lain ke Burma. Akibatnya, di Subang timbul perlawanan rakyat terhadap Jepang.
Catatan
Politik dibangun atas dasar keberagaman kepentingan, kemampuan, kesiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan hasil yang mengacu pada tujuan Ia berpolitik. Politik terjadi karena hubungan sosial yang merupakan bentuk pergaulan antar sesama.
Politik mendasari hubungan antar individu, bangsa, dan negara. Maka, hubungan politik yang dilakukan semata-mata untuk mencari keselamatan dan berusaha saling menjaga antar individu dalam sebuah pergaulan. Pergaulan yang baik akan melahirkan politik yang baik, dan pergaulan yang kurang baik akan melahirkan politik yang kurang baik.
Berdasarkan hal tersebut, peribahasa CCPKSSPI menunjukkan sebentuk kebijakan dan keadilan semata-mata untuk memahami siapa lawan siapa kawan, dan mempersiapkan pemecahan yang kemudian terjadi akibat hubungan antar kawan tersebut.
#kdmj1

Keserderhanaan Dedi Mulyadi

Inilah kesederhanaan
#kdmj1
Kang Dedi Mulyadi, seorang Kepala daerah dan Ketua Partai Golkar tingkat Jawa Barat, Kang Dedi lebih banyak menolak perlakuan perlakuan protokoler maupun sambutan sambutan mewah dari para politisi Golkar di daerah jika kebetulan berkunjung ke daerah daerah tingkat Dua di Jawa Barat. (Foto ini di ambil bukan saat bulan Puasa tentunya)

Selamat Berpuasa Hari Ke 27 Ramadhan 1438 H.

                   
Kita tidak boleh mencaci masa lalu
dan membanggakan masa depan
yang belum jelas,
Masa lalu adalah masa kini,
Masa kini adalah masa depan
                            -Dedi Mulyadi

Selamat Berpuasa Hari Ke 27 Ramadhan 1438 H.
#kdmj1
                          

Selasa, 20 Juni 2017

TUGU PERJUANGAN BALE ENDAH (TUGU KUJANG) MENGENASKAN




Tadi sore saya ngabuburit menunggu datangnya saat Magrib atau buka puasa. Saya mampir ke Tugu Perjuangan Baleendah (Tugu Kujang) karena memang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Begitu sampai tempat ini begitu mengenaskan, Monumen yang dibangun untuk mengenang perjuangan bangsa Indonesia khususnya urang Sunda di tahun 1945 dimana kota Bandung sengaja dibakar dikenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api, dari pada diduduki Belanda, kemudian pasukan pejuang bersama rakyat mengungsi ke selatan Bandung, di Tugu Juang ini terjadi pertempuran antara pejuang Indonesia dengan Belanda. Di Tuga juang ini tempat bersejarah sebagai pusat perlawanan untuk merebut kota Bandung kembali, Bahkan pencipta lagu lagu perjuangan Nasional Ismail Marzuki membuat lagu dengan judul "Saputang Dari Bandung Selatan" untuk mengabadikan dasyat pertempuran dan perjuangan orang Jawa Barat ini melawan para penjajah.
Saat ini tempatnya sangat tidak terawat, rumput dibiarkan meninggi, bangunan kotor, bahkan patung patung pejuangnya sudah ruksak, ada yang tidak ada kepalanya dan yang tanpa tangan. Tempat ini kalau malam mungkin dijadikan tempat bercengkrama para muda mudi, dengan tampa penerangan dan pengawasan bisa jadi tempat ini jadi ajang tempat mesum.
Monumen ini sebagai icon heroik para pejuang tatar Sunda dalam mempertahankan kemerdekaan, namun sayang yang menikmati hasil dari kemerdekaan ini tidak memiliki kepedulian terhadap tempat tempat bersejarah, Tugu Kujang Baleendah ini salah satunya, (DKS)
#kdmj1

HIKMAH RAMADHAN, USTADZ SOLMED YAKIN DEDI MULYADI RELA SAKIT DEMI RAKYAT

Jalan hidupnya tetap menjaga kebersihan hati, maka kita lihat hidupnya begitu indah dan bermakna.
JAKARTA - Ustadz Solmed melihat ada jiwa kepemimpinan yang kuat dalam diri Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Bagi pria berusia 33 tahun itu, Kang Dedi – sapaan akrabnya, memiliki kriteria yang pas dalam mengemban amanah rakyat.
Bagaimana tidak, dalam berbagai pidatonya Ustadz Solmed selalu menyebutkan bahwa sosok pemimpin




yang tepat itu adalah yang mau merasakan 'sakit' demi masyarakatnya.
"Ramadan itu kan mengajarkan lapar dan haus. Pemimpin itu harus begitu. Insya Allah Kang Dedi mau sakit juga demi rakyat," kata Ustadz Solmed kepada Okezone melalui sambungan telefon pada Selasa (20/6/2017).
Ia pun menambahkan, "Dalam artian pemimpin itu merasakan sedih, perih dan sakit seperti yang dirasakan oleh rakyatnya. Dengan begitu dia bisa membuat kebijakan yang menguntungkan."
Sementara itu, Ustadz Solmed beserta Kang Dedi dan Charly Van Houten dari Setia Band baru saja selesai menggelar safari ramadan keliling di delapan kota di Jawa Barat. Acara terakhir akan diadakan di Bandung selama tiga hari berturut hingga 22 Juni 2017.
Safari ramadan dibuka dengan adanya bazar murah, tausiah agama, buka puasa bersama hingga pertunjukkan hiburan yang ditampilkan oleh Charly dan Setia Band di penghujung acara.
#kdmj1

Senin, 19 Juni 2017

Selamat Berpuasa Hari Ke 25 Ramadhan 1438 H.

Kepada Mu aku pasrahkan
seluruh jiwa dan ragaku
hidup dan mati ada di tangan Mu
bahagia sedih ada di jari Mu
Cukup lama aku mencari
menembus pekat dan menerjang kelam
menyusuri langkah yang makin jauh
adalah firman Mu pemandu jalanku
Kepada Mu aku memohon
nyalakan semangat bangkitkan nyali
robohkan tantangan ombak lautan
rahasia hidup mesti terpecahkan

KETUA DPP PARTAI GOLKAR SETYA NOVANTO DI CIREBON PERKENALKAN DEDI MULYADI SEBAGAI CALON GUBERNUR JAWA BARAT PRIODE 2018-2023

Alhamdulillah Satu satu berita baik itu terus berdatangan
Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto alias Setnov memperkenalkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur Jawa Barat dari partainya di hadapan ribuan warga Kabupaten Cirebon, Senin (19/6/2017) malam.
"Saya melihat calon gubernur kita saudara Dedi Mulyadi. Apakah selama ini benar-benar langsung ke desa bersama rakyat dan ternyata benar. Saya senang sekali karena langsung menyentuh di desa, inilah dedikasi Golkar dengan rakyat," terang Setnov di hadapan ribuan warga Desa Lebak Mekar, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon.
Setnov hadir di Cirebon bersama anggota DPR RI Fraksi, Golkar Dave Laksono dalam sebuah rangkaian acara Safari Ramadhan se-Jabar oleh Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Setnov mengaku selama hari ini telah berkeliling di empat titik daerah, mulai dari Kabupaten/Kota Tegal, Kabupaten Brebes dan terakhir di Kabupaten Cirebon.
Melihat animo masyarakat begitu banyak, Setnov pun terlihat semangat memberikan sambutan di hadapan masyarakat Cirebon.
"Saya tadi sudah di tiga daerah, Kabupaten dan Kota Tegal, Kabupaten Brebes dan terakhir bertemu warga di sini di Cirebon. Saya pun semangat melihat calon gubernur kita terus berkeliling bertemu dengan warga Jawa Barat," ungkap dia.
Dedi Mulyadi sendiri diajukan menjadi calon gubernur Jabar dari Partai Golkar pada hasil Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat di Karawang beberapa waktu lalu.
Dedi terpilih secara aklamasi oleh 27 DPD Partai Golkar tingkat kabupaten/kota se-Jawa Barat. Tak tanggung-tanggung, dalam Rapimda tersebut sosok Dedi Mulyadi, selain dari tingkatan kabupaten/kota, mendapatkan langsung rekomendasi dari tingkatan pengurus partai kecamatan dan desa.
Sampai sekarang, hasil Rapimda tersebut masih menunggu surat keputusan DPP Partai Golkar untuk meresmikan Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur Jabar dari partai berlambang beringin tersebut.
#kdmj1