expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 30 Januari 2017

KETUA DPD I GOLKAR JAWA BARAT H.DEDI MULYADI OPTIMIS GOLKAR MENANG DI PILKADA BEKASI, CIMAHI DAN TASIKMALAYA

Wibawa Ki Sunda












Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengaku optimis calon kepala daerah yang diusung dalam Pilkada serentak 2017 bisa meraih hasil yang baik dan maksimal. Golkar memilik calon di tiga daerah, Kota Tasikmalaya, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bekasi
"Tiga-tiganya yakin menang, sebab memiliki elektabilitas yang tinggi," Menurutnya, berdasarkan hasil survei yang dilakukan, calon kepala daerah yang diusung partai mempunyai suara yang bagus. Bahkan, cukup memadai untuk memenangkan Pilkada.
Ia menuturkan, calon kepala daerah yang diusung oleh partai merupakan pejawat. Di Kota Tasikmalaya, Golkar berkoalisi dengan PPP mengusung pasangan Budi Budiman-Muhammad Yusuf. Budi adalah pejawat.
Sementara, Wali Kota Cimahi, Atty Suharti diusung partai Golkar maju dalam Pilkada Kota Cimahi berpasangan dengan Achmad Zulkarnaen. Di Cimahi, Golkar berkoalisi dengan Nasdem dan PKS. Di Kabupaten Bekasi, Golkar berkoalisi dengan PAN, Hanura, Nasdem dan PPP mengusung Bupati Neneng Hasanah Yasin berpasangan dengan Eka Supria Atmaja.
#inspirasikangdedi

Minggu, 29 Januari 2017

IMLEK (PABARU CINA)

Tahun Baru Imlek, orang Sunda menyebutnya "pabaru cina", ditandai dengan hujan ngebul, atau hujan ngecrek. Dulu waktu saya kecil, musim seperti ini jatah nasi dikurangi, sebagai pengganti, jagung kering dari atap diturunkan. Sekarang pengolahan sawah jauh lebih baik, hasil panen pun melimpah, saatnya kita menanam. Yuk ah turun ke sawah, mideueueurrrr jalu!! Kiya!!! Arang-arang. -Dedi Mulyadi
TAHUN baru Imlek 2568 tiba. Imlek identik dengan sebuah ucapan Gong Xi Fa Chai. Apakah arti ucapan tersebut? Dilansir dari situs www.gongxifatchoi.com, makna kalimat Gong Xi Fa Chai sebenarnya bukan Selamat Tahun Baru Imlek. Orang-orang kebanyakan masih salah dalam mengartikannya. Kalimat Gong Xi Fa Chai yang benar memiliki arti "Selamat Sejahtera". Sejarah singkat pemberian nama "Gong Xi Fa Chai" berawal dari kata "Gong Xi" yang memiliki arti selamat karena penduduk Tiongkok pada zaman dulu selamat dari binatang buas. Lalu kata "Fa Chai" memiliki sejarah dari sebuah kesejahteraan yang seiring perkembangan zaman semakin baik di tengah masyarakat Tionghoa. Sementara untuk ucapan "Selamat Tahun Baru Imlek" diucapkan dengan kata-kata "Xin Nian Kuai Le". Ucapan "Gong Xi Fa Chai" selain diucapkan oleh kalangan dewasa, diucapkan juga oleh anak-anak ketika sedang berkunjung. Anak-anak mengucapkan "Gong Xi Fa Chai" ditambah dengan ucapan "Hong Bao Na Lai" yang memiliki arti "Ang Pao ke Sini Dong!" Ucapan-ucapan seperti itu sudah tidak asing di kalangan warga Tionghoa. Dalam sebuah ucapan pemaknaan lebih diperkenalkan lagi. Hal ini dilakukan agar tidak ada yang salah mengartikan sebuah makna dalam ucapan ketika Hari Raya Imlek. (Jeannet Valentin)*** 


TAKTIK DAN STRATEGI MENUJU KURSI PANAS PILGUB JABAR 2018.


Dibawah ini ada angka rekapitulasi yang saya ambil dari hasil Pileg dan Pilpres 2014, kalau tim sukses setiap calon itu cerdik dari angka angka itu bisa dianalisa, tulisan ini hanya sekedar untuk mengingatkan bukan untuk mengajari, saya yakin di setiap Parpol tentu memiliki ahli ahlinya yang dapat menganalisa hal hal seperti ini. Memang memilih Gubernur bukan memilih Parpol jadi tokoh yang diusung Parpol kecilpun bisa meraih kemenangan selama tokoh tersebut populer dan disukai oleh pemilih, tapi dari angka angka itu paling tidak kita dapat menganalisa seberapa besar modal awal kita yaitu para 'konstituen atau pemilih fanatik setiap parpol pengusung. sebagai kontribusi untuk perolehan suara bagi calon yang diusungnya.
Kalau kita lihat ada catatan menarik dari dua kali sejarah Pemilihan Gubenur di Jawa Barat pada priode 2008-2013 dan priode 2013-2018.
Pertama kita lihat pada fenomena Pilgub Jabar 2008,
1.Dimana baru pertama kali dalam sejarah Pilkada langsung calon.incumbent/petahana bisa dikalahkan.
2. Kemenangan Pak Aher yang diusung PAN dan PKS pada Pilgub Jabar 2008 adalah kemenangan Dede Yusuf sebagai pemikat pemilih ketika itu, sosok Dede Yusuf sebagai politisi sekaligus artis telah berhasil menjadi daya tarik sendiri ketika itu,.buktinya kita lihat saja Pak Agung adalah tokoh populer di Jawa Barat diusung oleh Partai partai besar seperti PDIP,PKB dan PPP, Kemudian Pak Danny sebagai petahana yang berpasangan dengan Pak Iwan diusung oleh Golkar dan Demokrat akhirnya bisa dikalahkan.
Fenomena pada Pilgub Jabar 2013.
Tidak jauh berbeda hanya saja kali ini Pak Aher sebagai calon petahana meski pada Pilgub kali ini pecah kongsi dengan Dede Yusuf yang mencalonkan sendiri diusung oleh parpol pemenang pileg yaitu Demokrat.
Yang tidak jauh berbeda yaitu dominannya sosok artis pada Pilgub Jabar 2013 ini, Pak Aher cerdik memanfaatkan popularitas Dedi Mizwar yang ketika itu lagi naik daun lewat sinetron PPT (Para Pencari Tuhan) dapat mengalahkan "Oneng" Rieke DP. yang diusung PDIP, maupun bekas wakilnya Kang Dede.
Ada yang menarik pada Pilgub kali ini yaitu Pak Yance, beliau ketika itu sebagai Ketua DPD Golkar Jawa Barat posisinya sangat tragis berada di urutan ke 4, kenapa bisa terjadi demikian, saya yakin karena Pak Yance yang meski dianggap tokoh populer di kawasan Pantura, karena tidak berpasangan dengan artis bisa dikalahkan secara telak oleh calon calon lainnya, perolehan suara Pak Yance 2.4 juta ketika itu adalah suara murni para kader Golkar yang fanatik.
Semoga saja Kang Dedi Mulyadi apabila jadi maju dalam Pilgub Jabar dapat belajar dari kekalahan Pak Dany dan Pak Yance.
Saya berharap Kang Dedi dapat berpasangan dengan Politisi/artis bisa Dessy Ratna Sari maupun Kang Dede Yusuf atau siapa saja yang dianggap populer dan berasal dari Jawa Barat.
Hal lain yang perlu di perhatikan adalah daerah asal calon, saya awalnya bingung kenapa wali kota Bogor Arya Bima disebut sebut akan mencalonkan diri, kalau kita analisa dari angka angka dibawah ini, Bogor memiliki pemilih terbanyak di Jawa Barat, daerah kota dan kabupatennya kalau di jumlahkan hanpir 4 juta jiwa, karena tentu pemilih secara emosional akan memilih calon gubenurnya dari daerah asalnya meski hal ini bukan hal yang mutlak. Tapi jumlah pemilih dari mana daerah asal calon juga bisa menjadi modal awal.
Catatan yang menarik lainnya selain masih tingginya angka golput, bahwa Partai partai pemenang pemilu atau partai partai besar seperti Golkar, PDIP maupun Demokrat tidak pernah sukses mengantarkan calonnya menjadi gubenur di Jawa Barat, meski kalau untuk Golkar Jawa Barat adalah lumbung suaranya.Semoga bermanfaat. (DKS)
Daerah pemilihan

provinsi Jawa Barat untuk pemilu legislatif DPR RI 2014 terbagi menjadi 11 bagian. Daerah pemilihan tersebut meliputi :
1. Jabar I (7 kursi)
- Kota Bandung
- Kota Cimahi
Nasdem 96.979
PKB 56.098
PKS 165.442
PDIP 329.095
Golkar 149.982
Gerindra 220.728
Demokrat 115.236
PAN 63.390
PPP 90.496
Hanura 99.538
PBB 34.090
PKPI 9.644
2. Jabar II (10 kursi)
- Bandung
- Bandung Barat
Nasdem 118.981
PKB 164.779
PKS 188.925
PDIP 458.909
Golkar 431.915
Gerindra 274.411
Demokrat 309.279
PAN 136.765
PPP 120.748
Hanura 143.900
PBB 58.854
PKPI 15.473
3. Jabar III (9 kursi)
- Cianjur
- Kota Bogor
Nasdem 63.780
PKB 89.244
PKS 157.667
PDIP 243.176
Golkar 254.742
Gerindra 133.647
Demokrat 222.686
PAN 67.575
PPP 100.955
Hanura 104.716
PBB 36.908
PKPI 10.936
4. Jabar IV (6 kursi)
- Sukabumi
- Kota Sukabumi
Nasdem 58.619
PKB 67.854
PKS 131.156
PDIP 189.011
Golkar 211.831
Gerindra 118.565
Demokra t 99.899
PAN 175.742
PPP 127.217
Hanura 80.901
PBB 14.392
PKPI 7.873
5. Jabar V (9 kursi)
- Bogor
Nasdem 113.490
PKB 107.879
PKS 148.011
PDIP 345.307
Golkar 377.588
Gerindra 319.846
Demokrat 164.422
PAN 115.933
PPP 249.578
Hanura 109.489
PBB 34.918
PKPI 7.311
6. Jabar VI (6 kursi)
- Kota Bekasi
- Kota Depok
Nasdem 50.203
PKB 78.897
PKS 233.738
PDIP 433.127
Golkar 209.513
Gerindra 283.126
Demokrat 121.262
PAN 126.457
PPP 112.758
Hanura 113.633
PBB 24.932
PKPI 11.724
7. Jabar VII (10 kursi)
- Purwakarta
- Karawang
- Bekasi
Nasdem 125.620
PKB 162.383
PKS 234.477
PDIP 608.658
Golkar 539.911
Gerindra 373.811
Demokrat 206.295
PAN 154.557
PPP 160.208
Hanura 135.598
PBB 48.441
PKPI 12.477
8. Jabar VIII (9 kursi)
- Cirebon
- Kota Cirebon
- Indramayu
Nasdem 109.818
PKB 241.657
PKS 131.850
PDIP 413.101
Golkar 445,760
Gerindra 214.523
Demokrat 120.914
PAN 53.113
PPP 65.018
Hanura 128.972
PBB 21.356
PKPI 6.920
9. Jabar IX (8 kursi)
- Subang
- Majalengka
- Sumedang
Nasdem 114.300
PKB 162.079
PKS 156.451
PDIP 521.530
Golkar 334.967
Gerindra 175.014
Demokrat 202.920
PAN 90.683
PPP 132.952
Hanura 90.137
PBB 23.533
PKPI 14.905
10. Jabar X (7 kursi)
- Ciamis
- Kuningan
- Kota Banjar
Nasdem 78.251
PKB 104.694
PKS 168.738
PDIP 313.984
Golkar 214.519
Gerindra 89.400
Demokrat 137.215
PAN 184.161
PPP 129.544
Hanura 49.996
PBB 17.721
PKPI 7.346
11. Jabar XI (10 kursi)
- Garut
- Tasikmalaya
- Kota Tasikmalaya
Nasdem 105.687
PKB 337.170
PKS 187.093
PDIP 303.513
Golkar 369.901
Gerindra 175.688
Demokrat 230.886
PAN 223.104
PPP 342.330
Hanura 100.406
PBB 53.338
PKPI 15.139
Jumlah perolehan suara
PDIP 4.159.404
Partai Golkar 3.540.629
Partai Gerindra 2.378.762
Partai Demokrat 1.931.014
PKS 1.903.561
PPP 1.631.804
PKB 1.572.724
PAN 1.390.407
Partai Hanura 1.160.572
Partai NasDem 1.035.729
Hasil Final Pilgub Jabar 2013
Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar dengan suara 6.515.313
Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki 5.714.997.
Dede Yususf Macan Efendi - Lex Laksamana Zainal Lan 5.077.522
Irianto MS. Syafiudin - Tatang Farhanul Hakim 2.448.358
Hasil Final Pilgub Jabar 2013
Danny–IwanGolkar dan Demokrat 4.490.901
Agum–Nu'maPDI-P, PPP , PKB, PKPB, PBB, PBR dan PDS
6.217.557
Heryawan–Dede PKS dan PAN 7.287.647
#inspirasikangdedi

Sabtu, 28 Januari 2017

RIBUAN WARGA CIAMIS, ANTUSIAS SAKSIKAN SAFARI BUDAYA KANG DEDI MULYADI DANGIANG KI SUNDA

Oase di tengah padang tandus
"Mak Karti, Janda paruh baya. Suaminya meninggal tiga tahun yang lalu karena sakit. Untuk menghidupi keluarga dengan 4 orang anak, ia banting tulang mulai dari menjadi buruh tandur sampai menjadi penyabit rumput untuk makanan sapi milik tetangganya. Tadi malam saya bertemu dengan Mak Karti, ketika memenuhi undangan di sebuah daerah di Jawa Barat bagian selatan Sejenak saya tertegun mendengar kisahnya yang penuh keharuan. Nampak anaknya berlari menghampiri ibunya, terlihat mata gadis remaja itu berkaca-kaca. Ku peluk mereka berdua. Tak lupa, saya dan teman-teman menitipkan bekal untuk membeli dua ekor sapi agar Mak Karti tidak menjadi kuli lagi. Biaya pendidikan anaknya pun kami tanggung bersama. Terima kasih Mak Karti, negeri ini hebat karena rakyatnya seperti Emak, bukan karena pemimpinnya seperti kami".-Dedi Mulyadi 
Tidak ada kata lelah untuk memberi pencerahan dari satu daerah ke daerah lain di wilayah Jawa Barat yang terbentang amat luasnya itu, dari ujung timur sampai barat, dari utara ke selatan itulah Ki Sunda hampir setiap malam berpetualang tanpa rasa lelah, semoga apa yang dilakukannya di setiap daerah yang beliau kunjungi menjadi satu kebaikan, seperti dalam kisah ini kita bisa menebak berapa harga 2 ekor sapi itu, kalau bukan Kang Dedi Mulyadi tidak akan ada orang yang baiknya seperti ini.-DKS




Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Semangat warga dalam menyaksikan pagelaran safari budaya yang dibawakan MK 9 pimpinan Dedi Mulyadi di Desa Ciharalang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, sangat antusias. Bahkan, sekitar 2000 orang datang ke lokasi meski sempat diguyur hujan, Sabtu (28/01/2017).
Maman, warga Ciharalang, mengaku senang dengan dengan adanya hiburan seni budaya yang langsung dibawa oleh Dedi Mulyadi. Sebab, Dedi Mulyadi merupakan Bupati Purwakarta yang intens melestarikan budaya sunda melalui pagelaran yang dilaksanakan di berbagai daerah di Jawa Barat.
“Kami sebagai warga jelas sangat terhibur. Apalagi penampilan kebudayaan sunda juga dimeriahkan oleh kehadiran artis yang memang terkenal,” katanya kepada HR Online.
Ia berharap, kegiatan safari budaya harus terus dilakukan sebagai sarana menghibur dan menggalakan kebudayaan sunda kepada warga. Karena kegiatan kebudayaan halnya safari budaya dirasa jarang, maka sepantasnya bisa terus dipentaskan.
Meski acara tersebut diadakan oleh tokoh Partai Golkar, kata Maman, dirinya tidak mempersoalkan kegiatan tersebut. Paling penting, Maman bersama warga lainnya merasa terhibur.
“Mau partai ataupun pemerintah yang mengadakan tidak masalah bagi saya. Apalagi jika dikaitkan dengan pengenalan dan dukungan pencalonan Dedi Mulyadi menjadi calon Gubernur Jawa Barat. Saya kira masyarakat hari ini sudah bisa menilai masing-masing. Saya hanya bisa mendo’akan Dedi Mulyadi bisa tercapai harapannya menjadi Gubernur Jawa Barat,” ucapnya.
#inspirasikangdedi

Kamis, 26 Januari 2017

DEDI MULYADI : JANGAN TAKUT MENJADI ORANG MISKIN

Sang motivator sesungguhnya



Liputan6.com, Jakarta Dedi Mulyadi, urang sunda yang akrab disapa kang Dedi ini dilahirkan dari keluarga sederhana di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kabupaten Subang pada 11 April 1971. Dedi terlahir sebagai anak bungsu dari 9 bersaudara, putra pasangan Sahlin Ahmad Suryana dan Karsiti.
Ditarik jauh kebelakang dari posisinya sekarang sebagai Bupati, Dedi kecil sudah terbiasa hidup dengan penuh perjuangan dan bekerja keras. Dia sering membantu ibunya mengembala domba dan berladang.
Tampil sebagai sosok inspiratif di acara INSPIRATO Liputan6.com, Dedi membagikan kisah tentang perjuangan hidupnya di hadapan ratusan mahasiswa.
Dedi mengawali kisahnya dengan bercerita bagaimana ia menjalani hidup seperti orang desa kebanyakan. "Pagi-pagi harus bangun, bangunnya jam empat pagi. Karena apa? Karena kita harus mandi. Mandinya harus jalan kaki dulu dua kilometer," ujarnya.
"Kemudian pergi ke sekolah ketika SMP dengan menempuh jalan sepanjang dua puluh kilometer dengan menggunakan sepeda tanpa bekal uang dari rumah," ujar Dedi melanjutkan kisahnya.
Sepulang sekolah Dedi menghabiskan harinya dengan membantu orang tuanya, mulai dari mengisi tempayan sang ibu yang luar biasa besar, setelah itu ngambil kayu bakar untuk kepentingan memasak ibu, dan kemudian harus menyabit rumput untuk kepentingan dombanya.
Dedi Mulyadi, urang Sunda yang akrab disapa kang Dedi ini dilahirkan dari keluarga sederhana di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kabupaten Subang pada tanggal 11 April 1971. Dedi terlahir sebagai anak bungsu dari 9 bersaudara, putra pasangan Sahlin Ahmad Suryana dan Karsiti.
Ditarik jauh kebelakang dari posisinya sekarang sebagai Bupati, Dedi kecil sudah terbiasa hidup dengan penuh perjuangan dan bekerja keras. Dia sering membantu ibunya mengembala domba dan berladang.
#Iinspirasikangdedi

KETUA DPD I GOLKAR JABAR H. DEDI MULYADI JENGUK NIJAM DI RS.HASAN SADIKIN BANDUNG

Terdepan dalam kepedulian





Jabatan Kang Dedi Mulyadi sebagai ketua DPD I Golkar Jawa Barat semakin memperpanjang langkah Kang Dedi untuk dapat mengabdikan dirinya membantu sesama, sejak beliau menjadi ketua Golkar Jawa barat banyak sekali yang telah dibantunya seperti belum lama ini biaya operasi bayi kembar siam asal Sumedang Devina Devani yang menelan biaya 500 juta, kalau tidak Kang Dedi yang membantu mana mungkin operasi itu tidak dapat terlaksana, kemarin lusa Pak Tajudin "Coet" hutang hutangnya yang hampir 100 juta dilunasi oleh Kang Dedi, hari ini Kamis 26 Januari Ki Sunda kembali menunjukan jati dirinya sebagai re inkarnasi dari Spirit Prabu Siliwangi dengan menjalankan prinsip Silih asah, silih asih dan silih asuh terhadap sesama dengan membatu keluarga Jamal, anak yang terkena kecelakaan di tempat kerja bapaknya, taqdir teu bisa dipungkir kadar teu bisa di singlar dari peristiwa ini juga kita dapat mengambil satu pembelajaran bahwa kalau sama anak anak itu jangan sampai tidak diawasi, karena bagi mereka bahaya setiap saat selalu mengintainya. Kita sebagai orang tuanya harus selalu waspada dan hati hati.(DKS)
BANDUNG,(PR).- Kondisi bocah asal Garut, Jamaludin ‎Muhamad (6) menarik perhatian para pejabat. Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi pun jauh-jauh dari Purwakarta menyempatkan waktunya untuk menjenguk Nijam -begitu ia biasa disapa- di RSUP dr Hasan Sadikin, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis, 26 Januari 2017 pagi.
Dedi datang bersama stafnya didampingi Direktur Medik dan Keperawatan RSHS, Nucky Nursjamsi Hidayat, menjenguk Jamaludin di ruang perawatan anak Kemuning.
Saat menjenguk tersebut, Dedi pun bertemu dengan ayah Jamaludin, Haryadi (28). Pada saat itu Dedi mendapat keterangan dari Haryadi terkait kecelakaan yang menimpa bocah tersebut. Di akhir obrolan tersebut Dedi memberikan sejumlah uang sebagai tabungan untuk nantinya dibelikan sepasang lengan palsu untuk Jamaludin.
"Ini untuk ditabung. Nanti bisa untuk biaya membeli lengan palsu. Kalau kurang nanti kita bantu lagi," tuturnya kepada wartawan.
Belajar dari kasus Nijam yang harus mengalami perjalanan jauh sebelum ditangani‎, Dedi mengaku akan menginstruksikan para anggota legislatif di daerah dan provinsi untuk memperjuangkan hak masyarakat berupa fasilitas kesehatan ambulans. Kasus Nijam terjadi karena jarak tempuh dari Cisewu menuju pusat pelayanan kesehatan terlalu jauh.
"Perlu ada upaya potong kompas, agar pasien darurat seperti Jamal langsung dilayani oleh rumah sakit,"ujar dia.
Seperti diketahui, Nijam harus memakan waktu 8 jam sebelum akhirnya bisa ditangani oleh RSUP. Sebelumnya Nijam dalam kondisi luka dibawa ke puskesmas setempat, kemudian ke RS Al Ihsan Baleendah Kabupaten Bandung dan akhirnya dirujuk ke RSUP dr Hasan Sadikin.
Dedi berharap agar pemerintah daerah melalui jasa penjamin kesehatan masyarakat bisa mengevaluasi sistem yang sudah berjalan saat ini.***
#inspirasikangdedi

Rabu, 25 Januari 2017

15 UNIT BUS SEKOLAH GRATIS SIAP ANTAR JEMPUT PELAJAR DI PURWAKARTA

DALAM KETERBATASAN ANGGARAN, TAPI TETAP MAMPU BERINOVASI MEMBERIKAN PELAYANAN TERBAIK UNTUK WARGANYA

Kalau melihat jumlah APBD Purwakarta memang sangat jauh dengan Kota maupun Kabupaten Bandung, apalagi kota Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat mungkin jumlah anggarannya bisa satu banding lima, jadi tidaklah heran kalau kota Bandung mau dibentuk atau mau berbebenah seperti apa tidak terlalu luar biasa, karena memang cukup dana untuk melakukan semua itu.
Yang luar biasa itu daerah seperti Purwakarta sebagai Kabupaten terkecil ke dua setelah Pangandaran dengan anggaran APBD yang kecil, tapi mampu berinovasi memberikan pelayan yang terbaik bagi warganya, Untuk kesehatan dari jaminan biaya rawat inap gratis bagi warga Purwakarta selama mau dirawat di kelas 3 di RS, milik Pemda, layanan dokter gratis, yang fantastis itu layanan ambulace on line gratis yang hampir tersebar di seluruh Kecamatan dan desa di Purwakarta.
Dari pelayanan perizinan untuk para pengusaha kecil menengah dari mulai pengurusan SIUP,SITU semua gratis, ada lagi yang membuat iri warga daerah lain di Purwakarta itu sudah tidak lagi pendistribusian beras raskin, kwalitas berasnya telah di ganti menjadi kwalitas beras no 1 kemuadian lagi gaji RT/RW yang luar biasa yang mungkin tidak akan bisa di contoh oleh daerah daerah lain yaitu besarannya untuk RT 2 JT dan RW 2,5 JT.
Sementara gaji RT/RW. di kota maupun Kabupaten Bandung berapa sih?
Hari ini Kang Dedi Mulyadi sebagai Bupati kembali membuat gebrakan yang terkait dengan kebijakan yang dibuatnya tentang pelarangan pelajar di Purwakarta membawa motor ke sekolah, kemudian solusinya saat ini telah disediakan 15 unit bus sekolah, yang kalau kita lihat busnya lebih mirip Travel Cipaganti karena mewahnya, memang semua itu tergantung sang pemimpinya sukses tidaknya satu daerah itu tergantung Bupati atau wali kotanya, karena di Purwakarta pemimpinnya seorang Dedi Mulyadi meski dari segi anggaran sangat terbatas, tapi mampu membawa Purwakarta sebagai Kabupaten termaju di Jawa Barat.(DKS)



Add caption




Add caption




REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta meluncurkan bus sekolah. Langkah ini sebagai solusi atas kebijakan larangan siswa membawa kendaraan ke sekolah. Untuk sementara baru ada 15 unit armada sekolah tersebut. Kedepan, jumlahnya akan terus ditambah. Termasuk penambahan trayek ke wilayah terpencil.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, 15 armada ini jenisnya micro bus. Armada ini, bernama mobil sakola Kidang Kancana. Armada ini, sengaja diluncurkan guna menjawab keresahan warga ihwal larangan pelajar membawa kendaraan ke sekolah.
"Jadi, mobil sekolah ini melayani pelajar di wilayah-wilayah yang belum terakses kendaraan umum," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Rabu (25/1).
Menurut Dedi, untuk sementara kendaraan tersebut akan didistribusikan ke wilayah di pinggiran. Seperti, Kecamatan Sukasari, Maniis, Bojong dan Pondoksalam, Cibatu dan Campaka.
Menurut Dedi, armada sekolah itu untuk semua kalangan pelajar. Terutama, anak-anak SMA sederajat. Karena, lokasi SMA dengan rumah pelajar cenderung agak jauh. Jika dibanding dengan lokasi SD dan SMP, yang rata-rata jaraknya berdekatan dengan rumah pelajar.
Makanya, 15 unit armada bus ini untuk sementara dinilai cukup. Akan tetapi, kedepan jumlahnya bisa bertambah. Seiring dengan minat siswa menggunakan bus pemerintah tersebut tinggi. Tak hanya itu, trayeknya juga akan ditambah. Terutama, wilayah yang ada di peloksok yang tidak ada akses kendaraan umum.
Dengan adanya bus sekolah ini, lanjut Dedi, pihaknya berharap para pelajar tak lagi membawa kendaraan ke sekolah. Sebab, banyak hal negatif ketika pelajar membawa kendaraan. Seperti, melanggar UU Lalulintas, karena mayoritas mereka belum cukup umut untuk memiliki SIM.
Dedi mengaku, terkait 15 armada ini pihaknya menganggarkan Rp 6 miliar. Terkait dengan sopir busnya, pihaknya akan bekerjasama dengan aparat TNI. Alasan dipilihnya sopir dari kalangan militer ini, sebab jam sekolah di Purwakarta lebih pagi dari daerah lain. Sehingga, sopir dari kalangan TNI akan lebih disiplin.
"Karena masuk sekolahnya pukul 06.00 WIB, maka bus sekolah ini sudah mulai menjemput siswa sejak pukul 05.00 WIB," ujarnya.
#inspirasikangdedi

Senin, 23 Januari 2017

DEDI MULYADI : KASUS TAJUDIN "TUKANG COBEK" TERLALU DIPAKSAKAN

Tidak ada satu hari tanpa berbuat satu kebaikan





REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kasus yang mendera Tajudin (42 tahun), pedagang cobek asal Kampung Pojok, Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, mendapat perhatian dari semua kalangan. Tak terkecuali, Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi yang menilai kasus Tajudin ini terlalu memaksakan.
Kata Dedi, Tajudin ini merupakan pedagang cobek di Tangerang. Sembilan bulan yang lalu, dia ditangkap aparat kepolisian dengan tuduhan penjualan manusia (trafficking). Karena, dia tertangkap tangan sedang mengangkut sesama penjual cobek dengan menggunakan kendaraan bak terbuka.
"Dari rombongan penjual cobek itu, dua di antaranya anak masih di bawah umur," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Selasa (24/1). Akibat kejadian itu, Tajudin harus merasakan dinginnya hotel prodeo. Namun, setelah 24 kali menjalani persidangan, ayah tiga anak ini akhirnya dibebaskan oleh hakim di PN Tangerang. Saat ini, Tajudin bebas, tapi jaksa melakukan kasasi.
Deritanya Tajudin belum berakhir. Pascapermasalahan hukum tersebut, Tajudin tertimpa masalah lainnya. Dia, memiliki utang kepada pihak ketiga mencapai Rp 100 juta. Akibatnya, rumahnya terancam disita. Tak hanya itu, warung kelontong milik istrinya juga bangkrut.
Kini, Tajudin tak memiliki penghasilan lagi. Dia masih trauma berjualan cobek di kota besar. Warungnya juga tak bisa buka lagi, sebab tidak ada modal. Padahal, dia harus menghidupi tiga anak dan satu istrinya. Serta, harus membayar utang-utangnya itu.
"Pak Tajudin ini ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga," ujar Dedi. Karena itu, Dedi berupaya mengembalikan rasa percaya diri Tajudin. Salah satunya, dengan memberi modal usaha buat warungnya. Lalu, pria berkumis ini dipekerjakan sebagai petugas kebersihan di kantor DPD Golkar Jabar. Upahnya, sekitar Rp 2,5 juta per bulannya.
Tajudin mengaku bersyukur. Namun, dirinya masih trauma melihat polisi. Karena itu, saat dirinya dijemput orang suruhan Ketua DPD Dedi Mulyadi, Tajudin merasa hendak diculik. Tetapi, rasa takutnya ini tak terbukti, setelah dia dan puteri pertamanya ini bisa singgah di rumah dinas Dedi yang juga Bupati Purwakarta ini.
"Awalnya, saya pikir akan diculik oleh polisi. Ternyata, benar saya dipertemukan dengan Pak Dedi," ujarnya.
tajudin mengaku, dirinya menjual cobek di Tangerang sejak 2005 silam. Rombongannya ini terdiri dari delapan orang. Dua di antaranya, saudara Tajudin yang masih dibawah umur. Yakni, Dendi Darmawan (15) dan Cepi Nurjaman (16).
Sebenarnya, dia tidak mempekerjakan kedua saudaranya itu. Tetapi, keduanya yang ingin ikut berjualan cobek. Sebab, kedua pemuda tanggung ini tidak sekolah. Ketimbang menganggur di rumah, mereka memilih untuk berjualan.
Tetapi, polisi justru menyangkakan lain. Aparat menuduh Tajudin mempekerjakan mereka. Padahal, mereka berjualan atas keinginan sendiri tanpa unsur paksaan.
 


KETUA DPD I GOLKAR JABAR H.DEDI MULYADI AKAN SEKOLAHKAN 2 ANAK YANG DIKIRA DIPEKERJAKAN TAJUDIN

Melihat dan menilai dengan mata hati


Purwakarta - Selain mengundang Tajudin (42), Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi juga mengundang makan malam dua anak yang disebut 'dijual' dalam dugaan kasus trafficking, yakni Dendi Darmawan (15) dan Cepi Nurjaman (16).
Dua anak tersebut sebelumnya disangkakan menjadi korban trafficking oleh Tajudin karena diduga disuruh menjual cobek. Padahal dalam berjualan cobek tersebut tidak ada unsur paksaan apa pun. Sehingga setelah ditahan selama sembilan bulan dalam rangka mengikuti sidang akhirnya majelis hakim mevonis bebas Tajudin.
Ditemui di sela-sela acara makan malam, Dedi dan Cepi kompak menyatakan jika keduanya memang ingin berjualan bukan karena paksaan tapi keinginan diri sendiri untuk mencari uang. Bahkan keduanya tidak mau lagi bersekolah dan memilih untuk ikut berjualan cobek.
"Teu sakola, teu diteruskeun. Hoream, hayang gawe weh. Jual coet ge hayang sorangan teu diajakan ku sasaha. (Tidak sekolah, tidak diteruskan. Malas, pengin kerja saja. Jual cobek juga pingin sendiri tidak diajak siapa-siapa)," ucap Dendi yang juga keponakan Tajudin.
Dendi sebelumnya sempat mengenyam pendidikan hingga lulus SD. Sementara Cepi yang merupakan anak paman Tajudin, sempat meneruskan sekolahnya namun sebelum naik ke kelas dua SMP dia memilih berhenti. Lagi-lagi keduanya beralasan kompak yakni ingin mencari uang sendiri.
Dendi menuturkan, dalam sehari dia bisa membawa delapan cobek ukuran kecil dengan bobot sekira 16 kg. Cobek tersebut dia beli dengan harga Rp 5 ribu per buah, dan bisa dijualnya hingga Rp 40-60 ribu per buah.
Meski memiliki tekad untuk 'berwirausaha' tinggi namun Dendi dan Cepi masih sadar diri dengan fisiknya yang belum biasa mengangkat beban banyak dalam seharian. Sehingga dalam satu minggu keduanya hanya keluar tiga kali untuk jualan berkeliling jalan atau perumahan di sekitaran Tanggerang.
"Bawa delapan juga paling laku hanya dua. Dapet untung Rp 80 ribu itu buat makan, jajan, dan ditabung buat pulang ke rumah. Paling bawa ke rumah itu Rp 500 ribu," katanya.
Pasca-'penyergapan' Tajudin, keduanya pun mengaku merasa trauma. Sehingga mereka tak mau lagi berjualan dan memilih untuk membantu orang tuanya menjadi pengrajin cobek di rumah. "Sekarang nggak jualan tapi bikin coet. Dari bahan batu ditatah. Sehari paling dapat Rp Rp 20-30 ribu," tuturnya.
Sementara dalam pertemuan yang dibalut tawa canda itu, Bupati Dedi, terus merayu kedua anak tersebut untuk mau meneruskan sekolah. Dari mulai mengikuti sekolah kejar paket, iming-iming uang, terus Dedi lakukan demi kedua anak tersebut kembali sekolah.
Namum keduanya keukeuh ingin terus bekerja membantu orang tuanya menjadi pengrajin cobek. Hingga akhirnya Dedi pun menanyakan selain menjadi tukang cobek apa cita-cita kedua anak tersebut. Dan terjawab jika keduanya hobi bermain bola dan ingin menjadi pemain profesional.
Akhirnya setelah pergumulan yang cukup alot Dendi dan Cepi akan ditampung di SMPN 6 Purwakarta yang merupakan satu-satunya sekolah yang menjadi tempat pembibitan pemain bola Asli Sepakbola Asal Desa (ASAD) 313 Jaya Perkasa yang sudah sering menjuarai berbagai kompetisi di tingkat nasional mau pun internasional.
Di sekolah tersebut nantinya Cepi dan Dendi akan tinggal di asrama dan mendapatkan pelajaran seperti pada umumnya. Bedanya di sekolah tersebut anak-anak lebih ditekankan untuk belajar sepakbola, mengaji, dan bahasa inggris.
"Ya sudah mulai besok saya daftarkan di SMPN 6. Kalau memang tetap ingin cari uang dari bikin cobek silahkan, nanti bahannya bawa dari rumah pahat setelah beres latihan bola dan sekolah," jelas Dedi.
Dedi meminta ilmu membuat cobek yang dimiliki oleh Cepi dan Dendi pun agar 'ditularkan' pada temannya yang lain dan dikembangkan. "Kalau perlu dan memang berbakat saya khusus akan panggil guru pahat. Dan kalau memang bakat kalian di pahat-memahat, saya sekolahkan ke Bali," jelas pria yang juga Ketua DPD I Golkar Jabar itu.
Ditemui usai makan malam Dedi pun mengatakan, jika keinginannya untuk menyekolahkan Dendi dan Cepi bukan tanpa alasan. Pasalnya pasca-kasus hukum yang menimpa Tajudin tidak ada kejelasan terhadap kedua anak yang disebut 'korban' trafficking.
"Malah dari pada dagang saya rasa lebih berat membuat cobeknya. Dan dari segi uang yang didapat kedua anak itu juga lebih kecil membuat dari pada menjual. Saya tidak mau mengurusi urusan hukumnya. Terpenting saya ingin membantu hidup Pak Tajudin dan dua anak tadi agar mau sekolah," katanya.
Bagi Dedi, keinginan Cepi dan Dendi untuk mencari uang sendiri adalah sebuah hal yang wajar terlebih melihat status dan kehidupan mereka di rumahnya. Bahkan Dedi pun menyebut saat masih kecil dirinya tak jauh berbeda dengan Cepi dan Dendi. Saat masih sekolah, Dedi pernah merasakan menjadi pedagang es, penjual layangan, tukang foto keliling, hingga menjadi kenek angkutan umum. "Bedanya saya waktu itu masih tetap sekolah," ucapnya.
Bahkan Purwakarta yang mengusung pendidikan berbasis karakter berbudaya, beberapa bulan lalu pun membuat program sekolah vokasional di mana para pelajar setiap dua minggu sekali diharuskan mengikuti pekerjaan orang tuanya. Tujuannya tak lain agar pelajar tahu bagaimana sulitnya orang tua bekerja dan juga sebagai terjemahan pendidikan pancasila yang lebih aplikatif dan produktif.

DEDI MULYADI MENYINDIR MAHASISWA ITB, PELAJARI SATE, SAMBEL DAN AYAM BAKAR SAAT PEMBERIAN KULIAH PERTAMA PROGRAM STUDY WILAYAH KOTA DI ITB BANDUNG


 Kecerdasannya diakui para akademisi
"Tadi pagi memberikan kuliah perdana di Program Studi Perencanaan Wilayah Kota, Institut Teknologi Bandung.
Pokok masalah utama pembangunan itu adalah kebanyakan tidak memiliki basic pijakan pada empat nalar alam, yakni Tanah, Air, Udara dan Matahari, sehingga warna pembangunan, membuat jarak antara manusia dengan lingkungan.
Sikap keterasingan diri, tidak mengenal lingkungan, melahirkan masyarakat dengan ragam afiliasi dari pemikiran sampai politik, sehingga timbul sikap saling curiga dan saling mengasingkan.
Saling menuduh antara fundamental dan liberal, mencerminkan ketidakfahaman akan akar budayanya sendiri.
Jangan-jangan kita berteriak anti asing tapi kita malah terasing dari lingkungan kita sendiri".-Dedi Mulyadi






BANDUNG--Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta mahasiswa
mulai mempelajari ekonomi yang berbasis budaya dan kearifan lokal.
Hal ini dia tekankan saat menjadi pembicara tunggal di Fakultas Planologi ITB, Bandung, Senin (23/1/2017) yang dihadiri ratusan mahasiswa perencanaan wilayah.
Menurutnya kampus saat ini hanya menghasilkan lulusan yang saat bekerja lemah dalam perencanaan dan
cenderung antar fakultas berjalan sendiri-sendiri. Sementara kebutuhan pembangunan saat ini menuntut keahlian makin spesifik. "Negara ini apa-apa serba masing-masing, dan banyak yang hanya berorientasi proyek" katanya.
Dedi menilai mahasiswa juga lebih banyak mempelajari hal-hal yang kurang dekat dengan potensi daerah dan kearifan lokal. Menurutnya saat ini mana ada mahasiswa yang mempelajari ilmu sate maranggi, sambal hingga ayam bakar. "Padahal, berapa banyak perputaran ekonomi dan uang dari bisnis sambal, ayam bakar, sate ini," tuturnya.
Menurutnya keengganan mahasiswa mempelajari ini membuat hal-hal yang potensial di daerah sulit berkembang. Padahal dengan kemauan mempelajari ini, dirinya yakin potensi ekonomi di daerah bisa lebih maju.
Dalam kuliah umum ini juga Dedi memaparkan bagaimana pihaknya terus mendorong potensi lokal di Purwakarta agar diperhitungkan dalam percaturan ekonomi. Dari mulai mendorong sate maranggi dan ayam bakakak, hingga mengembangkan ras sapi dan ayam.
Disajikan dengan interaktif, kuliah umum ini dibanjiri gelak tawa karena Dedi bicara dengan berapi-api dan penuh guyon.
#inspirasikangdedi