Jabatan Kang Dedi Mulyadi sebagai ketua DPD I Golkar Jawa Barat semakin memperpanjang langkah Kang Dedi untuk dapat mengabdikan dirinya membantu sesama, sejak beliau menjadi ketua Golkar Jawa barat banyak sekali yang telah dibantunya seperti belum lama ini biaya operasi bayi kembar siam asal Sumedang Devina Devani yang menelan biaya 500 juta, kalau tidak Kang Dedi yang membantu mana mungkin operasi itu tidak dapat terlaksana, kemarin lusa Pak Tajudin "Coet" hutang hutangnya yang hampir 100 juta dilunasi oleh Kang Dedi, hari ini Kamis 26 Januari Ki Sunda kembali menunjukan jati dirinya sebagai re inkarnasi dari Spirit Prabu Siliwangi dengan menjalankan prinsip Silih asah, silih asih dan silih asuh terhadap sesama dengan membatu keluarga Jamal, anak yang terkena kecelakaan di tempat kerja bapaknya, taqdir teu bisa dipungkir kadar teu bisa di singlar dari peristiwa ini juga kita dapat mengambil satu pembelajaran bahwa kalau sama anak anak itu jangan sampai tidak diawasi, karena bagi mereka bahaya setiap saat selalu mengintainya. Kita sebagai orang tuanya harus selalu waspada dan hati hati.(DKS)
BANDUNG,(PR).- Kondisi bocah asal Garut, Jamaludin Muhamad (6) menarik
perhatian para pejabat. Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi pun
jauh-jauh dari Purwakarta menyempatkan waktunya untuk menjenguk Nijam
-begitu ia biasa disapa- di RSUP dr Hasan Sadikin, Jalan Pasteur, Kota
Bandung, Kamis, 26 Januari 2017 pagi.
Dedi datang bersama stafnya didampingi Direktur Medik dan Keperawatan
RSHS, Nucky Nursjamsi Hidayat, menjenguk Jamaludin di ruang perawatan
anak Kemuning.
Saat menjenguk tersebut, Dedi pun bertemu dengan
ayah Jamaludin, Haryadi (28). Pada saat itu Dedi mendapat keterangan
dari Haryadi terkait kecelakaan yang menimpa bocah tersebut. Di akhir
obrolan tersebut Dedi memberikan sejumlah uang sebagai tabungan untuk
nantinya dibelikan sepasang lengan palsu untuk Jamaludin.
"Ini untuk
ditabung. Nanti bisa untuk biaya membeli lengan palsu. Kalau kurang
nanti kita bantu lagi," tuturnya kepada wartawan.
Belajar dari kasus
Nijam yang harus mengalami perjalanan jauh sebelum ditangani, Dedi
mengaku akan menginstruksikan para anggota legislatif di daerah dan
provinsi untuk memperjuangkan hak masyarakat berupa fasilitas kesehatan
ambulans. Kasus Nijam terjadi karena jarak tempuh dari Cisewu menuju
pusat pelayanan kesehatan terlalu jauh.
"Perlu ada upaya potong kompas, agar pasien darurat seperti Jamal langsung dilayani oleh rumah sakit,"ujar dia.
Seperti diketahui, Nijam harus memakan waktu 8 jam sebelum akhirnya
bisa ditangani oleh RSUP. Sebelumnya Nijam dalam kondisi luka dibawa ke
puskesmas setempat, kemudian ke RS Al Ihsan Baleendah Kabupaten Bandung
dan akhirnya dirujuk ke RSUP dr Hasan Sadikin.
Dedi berharap agar
pemerintah daerah melalui jasa penjamin kesehatan masyarakat bisa
mengevaluasi sistem yang sudah berjalan saat ini.***
#inspirasikangdedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar