Dedi Mulyadi, SH (45 tahun) seorang pemimpin muda berkarakter, cerdas,
visioner dan teguh pada komitmen. Dia masih tergolong muda untuk sebuah jabatan
yang cukup tinggi, Bupati Kabupaten Purw akarta
2008-2013 dan terpilih untuk kedua kalinya untuk priode tahun 2013 -2018 dengan kemenangan suara
hanpir 65 %. Ketika di lantik untuk
pertama kali tahun 2008 sebagai Bupati,
Dedi Mulyadi masuk catatan sejarah sebagai Bupati termuda di Indonesia. Kelahiran
Subang 12 April 1971 ini, punya
keinginan untuk membangun Purwakarta menuju kedigjayaan yang berbasis religi
dan kearifan lokal.
Sebelumnya, ia menjabat Wakil Bupati Purwakarta (2003-2008) mendampingi Drs.Lily Hambali Hasan, M.Si. Dan ketika saat ini pun Dia tercatat sebagai wakil bupati termuda (31 tahun). Ketua DPD Partai Golkar dan mantan anggota DPRD Purwakarta ini punya prinsip, “Berpikir cerdas dan bekerja keras.”
Selama lima tahun menjabat wakil bupati, ia banyak mengunjungi berbagai pelosok Purwakarta serta mendalami tata kelola pemerintahan daerahnya. Pengalaman selama lima tahun itu telah menginspirasinya untuk menetapkan visi pembangunan Purwakarta Berkarakter.
Yang dijabarkannya dalam misi: (1) Mengembangkan pembangunan berbasis religi dan kearifan lokal, yang berorientasi pada keunggulan pendidikan, kesehatan, pertanian, industri, perd agangan dan jasa; (2) Mengembangkan infrastruktur wilayah yang berbasis nilai-nilai kearifan lokal dan berorientasi pada semangat perubahan kompetisi global; (3) Meningkatkan keutuhan lingkungan, baik hulu maupun hilir, fisik maupun sosial; dan (4) Mengembangkan struktur pemerintahan yang efektif, yang berorientasi pada kepuasan pelayanan publik, mengembangkan potensi kewirausahaan birokrasi yang berorientasi pada kemakmuran rakyat.
Sebelumnya, ia menjabat Wakil Bupati Purwakarta (2003-2008) mendampingi Drs.Lily Hambali Hasan, M.Si. Dan ketika saat ini pun Dia tercatat sebagai wakil bupati termuda (31 tahun). Ketua DPD Partai Golkar dan mantan anggota DPRD Purwakarta ini punya prinsip, “Berpikir cerdas dan bekerja keras.”
Selama lima tahun menjabat wakil bupati, ia banyak mengunjungi berbagai pelosok Purwakarta serta mendalami tata kelola pemerintahan daerahnya. Pengalaman selama lima tahun itu telah menginspirasinya untuk menetapkan visi pembangunan Purwakarta Berkarakter.
Yang dijabarkannya dalam misi: (1) Mengembangkan pembangunan berbasis religi dan kearifan lokal, yang berorientasi pada keunggulan pendidikan, kesehatan, pertanian, industri, perd agangan dan jasa; (2) Mengembangkan infrastruktur wilayah yang berbasis nilai-nilai kearifan lokal dan berorientasi pada semangat perubahan kompetisi global; (3) Meningkatkan keutuhan lingkungan, baik hulu maupun hilir, fisik maupun sosial; dan (4) Mengembangkan struktur pemerintahan yang efektif, yang berorientasi pada kepuasan pelayanan publik, mengembangkan potensi kewirausahaan birokrasi yang berorientasi pada kemakmuran rakyat.
Dedi Mulyadi memang sudah dilahirkan menjadi pemimpin yang pejuang, berpikir
cerdas, gigih dan pekerja keras. Ayahnya, Sahlim Ahmad Suryana, seorang prajurit
TNI, yang pensiun muda pada usia 28 tahun karena sakit-sakitan sehingga ibunya,
Karsiti, harus berjuang keras untuk menyekolahkan anak-anaknya. Masa kecilnya
sudah harus dijalani dengan perjuangan hidup, bekerja keras sebagaimana
layaknya anak-anak yang hidup di kampung, mengembala domba, dan membantu ibunya
menjadi buruh tani di sawah serta ladang tetangga.
Banyak kenangan yang bernuansa perjuangan pada masa kecilnya. Salah satu yang tak pernah dilupakannya, saat ibunya harus menjual cincin kenangan untuk sunatan Dedi untuk membeli seekor domba untuk ditemak. Dedi kecil pun bekerja keras membantu ibunya menernak domba itu hingga berkembang menjadi lebih 40 ekor.
Sejak kecil, Dedi terbilang amat gemar bergaul dengan berbagai kalangan masyarakat. Berbicara, bahkan berpidato di depan banyak orang tua, sudah dilakoninya sejak kelas 6 SD. Dedi, sang pemimpin belia, telah menjadi ketua kelas sejak kelas satu SD. Bahkan, di kalangan anak-anak penggembala kambing, ia menjadi ketua penggembala kambing di kampungnya. Jadi, sejak kecil, Dedi sudah terbiasa dan mengetahui bagaimana mengelola sebuah komunitas serta bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Memimpin dan berbicara di hadapan banyak orang tua dan terpelajar bukan hal yang barn baginya.
Dedi menempuh SD dan SMP swasta di Subang. Kemudian, dia melanjutkan ke SMA Negeri I Purwadadi, Subang. Saat menempuh pendidikan di SMA, dia menyambi jadi tukang ojek sepeda motor dan tukang foto keliling. Saat itu, dia juga sudah dikenal sebagai pelajar yang pintar berpidato, ceramah, dan bermain drama sehingga dia dijuluki si unyil dan si lebe. Setelah menamatkan SMA, ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Purnawarman, Purwakarta, dan meraih gelar sarjana hukum pada tahun 1999.
Sejak hijrah dan kuliah di Purwakarta, ia sudah giat dalam berbagai organisasi dan sudah bersentuhan dengan dunia politik.
Banyak kenangan yang bernuansa perjuangan pada masa kecilnya. Salah satu yang tak pernah dilupakannya, saat ibunya harus menjual cincin kenangan untuk sunatan Dedi untuk membeli seekor domba untuk ditemak. Dedi kecil pun bekerja keras membantu ibunya menernak domba itu hingga berkembang menjadi lebih 40 ekor.
Sejak kecil, Dedi terbilang amat gemar bergaul dengan berbagai kalangan masyarakat. Berbicara, bahkan berpidato di depan banyak orang tua, sudah dilakoninya sejak kelas 6 SD. Dedi, sang pemimpin belia, telah menjadi ketua kelas sejak kelas satu SD. Bahkan, di kalangan anak-anak penggembala kambing, ia menjadi ketua penggembala kambing di kampungnya. Jadi, sejak kecil, Dedi sudah terbiasa dan mengetahui bagaimana mengelola sebuah komunitas serta bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Memimpin dan berbicara di hadapan banyak orang tua dan terpelajar bukan hal yang barn baginya.
Dedi menempuh SD dan SMP swasta di Subang. Kemudian, dia melanjutkan ke SMA Negeri I Purwadadi, Subang. Saat menempuh pendidikan di SMA, dia menyambi jadi tukang ojek sepeda motor dan tukang foto keliling. Saat itu, dia juga sudah dikenal sebagai pelajar yang pintar berpidato, ceramah, dan bermain drama sehingga dia dijuluki si unyil dan si lebe. Setelah menamatkan SMA, ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Purnawarman, Purwakarta, dan meraih gelar sarjana hukum pada tahun 1999.
Sejak hijrah dan kuliah di Purwakarta, ia sudah giat dalam berbagai organisasi dan sudah bersentuhan dengan dunia politik.
Sebagai
aktivis muda, saat itu ia sudah sangat dikenal dan diperhitungkan berbagai
kalangan, baik mahasiswa, birokrat maupun politikus. Pada tahun 1993, Dedi
sudah menjadi penulis pidato Ketua Partai Goikar Purwakarta, Kolonel H.M Bisri
Haijoko (aim.).
Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum HMI Cabang
Purwakarta, dan anggota Senat Mahasiswa STH Purnawarman,
Purwakarta (1994); sebagai Wakil Ketua DPC Federasi Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia (1997); sebagai Sekretaris PP SPTSKK SPSI (1998); sebagai Wakil Ketua GM-FKKPI, Ketua Pimpinan
Cabang Pemuda Muslim Indonesia, dan Sekretaris KAHMI
Purwakarta (2002).
Karier politiknya makin mengorbit pada era reformasi. Ia terpilih duduk di kursi DPRD Purwakarta dan Partai Golkar daerah pemilihan Kecamatan Tegaiwaru (1999). Selama lima tahun, ia selalu terpilih menjadi Ketua Komisi E. Ia pun menjabat Wakil Sekretaris Partai Golkar, kemudian menjadi sekretaris. Sejak 2004, ia menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kab.Purwakarta.
Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum HMI Cabang
Purwakarta, dan anggota Senat Mahasiswa STH Purnawarman,
Purwakarta (1994); sebagai Wakil Ketua DPC Federasi Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia (1997); sebagai Sekretaris PP SPTSKK SPSI (1998); sebagai Wakil Ketua GM-FKKPI, Ketua Pimpinan
Cabang Pemuda Muslim Indonesia, dan Sekretaris KAHMI
Purwakarta (2002).
Karier politiknya makin mengorbit pada era reformasi. Ia terpilih duduk di kursi DPRD Purwakarta dan Partai Golkar daerah pemilihan Kecamatan Tegaiwaru (1999). Selama lima tahun, ia selalu terpilih menjadi Ketua Komisi E. Ia pun menjabat Wakil Sekretaris Partai Golkar, kemudian menjadi sekretaris. Sejak 2004, ia menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kab.Purwakarta.
Satu
prestasi yang sangat fenomenal ketika seorang Dedi Mulyadi di undang oleh PBB
pada bulan Agustus 2015. Untuk berpidato berpidato sekitar di hadapan
700 peserta perwakilan dari 90 negara di dunia, sebagai pemimpin muda Dedi Mulyadi mendapat undangan khusus
dari International Young Leaders Assembly (IYLA) untuk menjadi salah satu
pembicara di markas PBB, New York, Amerika Serikat.
Wakil Direktur Eksekutif IYLA, Magali Careces mengatakan, alasan pihaknya mengundang bupati nyentrik itu karena yang bersangkutan memiliki visi yang besar untuk membangun daerah yang dipimpinnya. Apalagi, saat ini Kabupaten Purwakarta dinilai menjadi salah satu daerah terbaik di Indonesia.
"Pemimpin Purwakarta ini memiliki komitmen yang kuat untuk membangun daerahnya, hal ini bisa memberi motivasi para pemimpin muda lainnya di Indonesia supaya lebih produktif
Kang Dedi dipandang mampu mengintegrasikan budaya kearifan lokal, inovasi, kreativitas, dan kolaborasi sebagai semangat inti dalam membangun wilayahnya. Dengan begitu, pemikiran Dedi disebut bisa membawa perubahan sosial yang sangat positif.
Wakil Direktur Eksekutif IYLA, Magali Careces mengatakan, alasan pihaknya mengundang bupati nyentrik itu karena yang bersangkutan memiliki visi yang besar untuk membangun daerah yang dipimpinnya. Apalagi, saat ini Kabupaten Purwakarta dinilai menjadi salah satu daerah terbaik di Indonesia.
"Pemimpin Purwakarta ini memiliki komitmen yang kuat untuk membangun daerahnya, hal ini bisa memberi motivasi para pemimpin muda lainnya di Indonesia supaya lebih produktif
Kang Dedi dipandang mampu mengintegrasikan budaya kearifan lokal, inovasi, kreativitas, dan kolaborasi sebagai semangat inti dalam membangun wilayahnya. Dengan begitu, pemikiran Dedi disebut bisa membawa perubahan sosial yang sangat positif.
Dan ketika Kang Dedi berpidato di Markas PBB
inilah salam Sampurasun menjadi mendunia, Karena Sampurasun oleh Kang Dedi
dijadikan salam pembuka.
Prestasi fenomenal lainnya Dedi Mulyadi
terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat dalam
Musyawarah Daerah (Musda) IX DPD Partai Golkar Jawa Barat di Kota Bandung, Sabtu
(23/4/2016). Untuk priode 2016-2021 menggantikan Irianto MS Syafiuddin (Yance),
Setelah berbagai prestasi yang telah diraih dan
menduduki jabatan Parpol tertinggi di Jawa Barat, semakin banyak pihak yang
mengharapkan Dedi Mulyadi maju pada Pilgub Jabar 2018, namun sampai hari ini Kang
Dedi Mulyadi belum memutuskan, Dia selalu menjawab masih focus menuntaskan
tanggung jawabnya sebagai Bupati Purwakarta dan melakukan konsolidasi untuk
pemenangan kader kader Golkar Jawa Barat untuk Pileg maupun Pilkada.
#inspirasikangdedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar