expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 02 September 2016

Buku Kang Dedi Mulyadi : *****MENGAYUH NEGERI DENGAN CINTA***** Pelajaran Kesepuluh : "Memimpin Dengan Cinta" ( T A M A T )

Seorang murid Abul Said Abul Khair pernah berkata, “Guru, di tempat lain ada orang yang bisa terbang.” Abul Khair menjawab, “Tidak aneh. Lalat juga bisa terbang. Guru, di sana ada orang yang bisa berjalan di atas air,” muridnya berkata lagi. Abul Khair berkata, “Itu juga tak aneh, katak pun bisa berjalan di atas air.” Muridnya berujar lagi, “Guru, di negeri itu ada orang yang bisa berada di beberapa tempat sekaligus.” Abul Khair menjawab, “Yang paling pintar seperti itu adalah setan. Ia bisa berada di hati jutaan manusia dalam waktu bersamaan.”
Murid-muridnya bingung dan bertanya, “Kalau begitu Guru, bagaimana cara paling cepat untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.?” Ternyata, murid-muridnya beranggapan bahwa orang yang dekat dengan Allah swt. itu adalah orang yang memiliki berbagai keajaiban dan kekuatan supranatural. Abul Said Abul Khair menjawab, “Banyak jalan untuk mendekati Tuhan, sebanyak bilangan napas para pencari Tuhan. Tetapi, jalan yang paling dekat kepada Allah adalah membahagiakan orang lain di sekitarmu. Engkau berkhidmat kepada mereka.* Saya berniat memimpin sebagai cara berkhidmat kepada Allah. Untuk itulah, pekerjaan saya ini akan didasari dengan cinta walaupun tentu saja tidak mudah. Tapi bukankah setiap suami adalah pemimpin bagi keluarganya, bagi anak dan istrinya, dan kepemimpinan suami adalah kepemimpinan berlandaskan cinta. Bila demikian, semua orang sebenamya bisa saja memimpin dengan cinta.
Spirit Me-We
“Seratus kali setiap han saya mengingatkan din saya sendiri bahwa kehidupan rohaniah dan lahiriah saya bergantung pada jerih payah orang lain, hidup dan mati, dan bahwa saya mesti meluaskan din saya agar dapat membenikan sebanyak yang telah saya terima dan masih sedang saya terima.”
(Einstein, The World As I see It)
Sayangnya, tidak semua orang berpikir seperti Einstein. Kita, misalnya, karena dikenai target dan target mengalami pikiran yang menjadikan segala sesuatu sebagai persaingan. Akhirnya, kita menjelma menjadi orang yang terus bekerja sendirian, menerjemahkan kerja sama sebagai “aku lawan kamu”, dan mengubah tugas menjadi kontes. Kita kadang-kadang terjebak pada filosofi, “seharusnya tidak hanya menang, tapi orang lain mestilah gagal”.
Robert Holden dalam Succes Intelligence menegaskan bahwa “Kecerdasan dalam berkompetisi adalah soal mengetahui bagaimana bersaing dan bekerja sama”. Berkompetisi yang sehat adalah mengetahui kapan bersaing dan kapan bekerja sama. Ada perbedaan antara “bersaing dengan” dan bersaing melawan.
Jalaluddin Rakhmat. Road to Allah, Mizan. Bandung. 2007.
“Bersaing dengan” membantu seseorang untuk menggunakan segala sesuatu sebagai penolong dan pendorong yang berharga untuk kesuksesan yang lebih besar. “Bersaing melawan” mengundang banyak tingkatan konflik dan pertarungan halus. “Bersaing melawan” membuat kita dendam ketika dikalahkan.”Bersaing dengan” membuat kita berterima kasih ketika dikalahkan karena pada saat itu kita sadar akan kekurangan dan bagaimana cara yang benar yang dibutuhkan pelanggan.
Muhammad Ali adalah petinju besar, dia pun memiliki filosofi yang cukup cemerlang mengenai hidup. Setelah kemenangan dalam pertarungan rumble in the jungle melawan George Foreman, Ali diundang di Harvard Business School. Saat itu, Ali didaulat membaca puisi. Serta merta Muhammad Ali berdiri, menunjukkan kepada dirinya sendiri dan berkata, “Aku!” (me). Diam sejenak, Ali meneruskan dengan merentangkan tangannya lebar-lebar ke arah hadirin dan berkata, “Kita” (we).
Inilah filosofi kesuksesan Muhammad Ali, Me-We: Aku-Kita. Ada sebuah situs yang diilhami oleh filosofi ini, nama situsnya Me-We. Pada situs itu tertulis, “Jika aku seimbang dalam pikiran, tubuh, dan roh; kita akan seimbang pula.” Aku-Kita adalah soal kemitraan. Prinsip Aku-Kita akan membuat kita bisa menemukan
mitra dalam sebuah kerja. Menyatakan Aku-Kita membuat orang
serta merta merasa diundang dalam tujuan kita. Aku-Kita adalab soal kerja
tim. Aku-Kita menciptakan banyak orang dalam kerja tim.
Bakat tanpa kerja tim bisa menyebabkan persoalan dan gangguan, sebaliknya bakat dan kerja tim akan membuat pekerjaan lebih mudah dan membuat proses-proses menghasilkan buah yang manis. Aku-Kita adalah soal melayani. Kita bisa meraih kesuksesan yang lebih unggul ketika kita hidup untuk diri sendiri sekaligus untuk satu sama lain.
Hanya cinta sajalah yang dapat mengemukakan Me-We mod el Mohammad Ali. Tanpa cinta, tak mungkin ada spirit Me-We. Saya berdoa kepada Allah, semoga saya dapat memimpin dengan spirit Me-We.
Mencontohkan Caranya
Menurut teori ini, seorang pemimpin adalah orang yang sudah memimpin dirinya untuk melakukan sesuatu. Sebelum yang lain diperintahkan untuk melakukan sesuatu, seorang pemimpin sudah terlebih dahulu melakukannya. Betapa beratnya. Namun, saya mencoba memulai dengan mengurangi anggaran rumah tangga sampai 50%, padahal gaji saya sebagai bupati per bulan hanya Rp 6,5 Juta —lebih rendah dan di banding kepala bagian.
Untuk dapat melakukan kewajiban ini, saya memimpin sesuai dengan apa yang saya yakini dan karena itu saya akan berjuang untuk mempertahankan keyakinan itu. “Saya tidak akan pernah meminta siapa pun untuk mengerjakan apa yang saya sendiri tidak bersedia melakukannya”.
Mencontohkan caranya dapat juga dilakukan dengan mengomunikasikan mimpi dan rencana. Jadi, saya harus membuka hati Anda dan membiarkan orang lain tahu apa yang benar b enar saya pikirkan dan yakini. Buku ini adalah salah satu cara untuk membuat orang lain memahami apa yang sedang saya lakukan, apa impian saya, dan mau dibawa ke mana kabupaten ini. Saya tahu akan ada pihak tertentu yang berkomentar negatif, namun biarlah kafilah tetap berlalu.
Teori ini juga menyatakan bahwa perbuatan seorang pemimpin jauh lebih penting daripada kata-kata yang mereka katakan. Pemimpin selalu jalan di muka. Mereka jalan terlebih dahulu dan memberikan contoh melalui tindakan sehari-hari untuk menunjukkan betapa besar komitmen mereka terhadap apa yang mereka yakini. Mencontohkan caranya, pada dasamya berbicara
tentang nilai-nilai dan prioritas. Mencontohkan caranya, pada dasarnya tentang
mendapatkan hak dan penghargaan untuk memimpin melalui keterlibatan pribadi
dan tindakan secara langsung. Orang terlebih dulu akan mengikuti perilaku Seseorang, barn kemudian rencananya.
Mudah-mudahan saya bisa melaksanakan syarat pertama ini!
Menginspirasikan Vlsi Bersama
Setiap organisasi, setiap gerakan sosial, dimulai dan sebuah mimpi. Mimpi atau visi adalah kekuatan yang dapat menciptakan masa depan. Para pemimpin menginspirasikan visi bersama. Mereka dapat melihat batasan waktu, membayangkan peluang menarik yang masih tersimpan ketika mereka dan pengikutnya berada dalam jarak yang jauh di belakang. Pemimpin memiliki keinginan untuk membuat sesuatu terjadi, untuk mengubah carac ara lama, untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah diciptakan oleh seorang pun.
Seorang pemimpin memiliki imajinasi masa depan yang mendorongnya untuk terus maju. Namun, visi yang hanya dilihat oleh pemimpin tidak cukup untuk menciptakan gerakan terorgan isasi atau perubahan signifikan dalam perusahaan. Seseorang tanpa pengikut bukanlah pemimpin, dan orang tidak akan mengikutinya sebelum mereka menerima baik sebuah visi layaknya visi mereka sendiri. Pemimpin tidak dapat memerintahk an komitmen, tetapi hanya dapat menginspirasikannya.
Untuk membuat seseorang menerima sebuah visi, pemimpin harus mengenali para pengikutnya dan berbicara dalam bahasa mereka. Orang harus percaya bahwa pemimpin mengerti kebutuhan mereka dan memerhatikan keinginan mereka. Kepemimpinan merupakan dialog, bukan monolog. Untuk mengumpulkan dukungan, para pemimpin harus memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai mimpi, harapan, inspirasi, visi, dan nilai orang-orang.
Pemimpin meniupkan kehidupan ke dalam harapan dan mimpi orang serta memungkinkan mereka untuk melihat kem ungkinan menggairahkan yang ada di masa depan. Pemimpin membentuk kesatuan tujuan dengan menunjukkan pada pengikutnya betapa mimpi adalah untuk kebaikan bersama. Para pemimpin menyalakan api semangat dalam diri orang dengan mengekspresikan antusiasme pada visi kelompok yang menakjubkan. Pemimpin mengomunikasikan kegairahan melalui bahasa yang jelas dan gaya yang ekspresif.
Mimpi saya adalah “Purwakarta Digjaya Salawasna.” ini bisa jadi berlebihan, namun begitulah mimpi. Saya akan mulai mimpi itu dengan menguatkan sektor pendidikan, kesehatan, dan ketahanan desa. Jalan beraspal, yang selama ini telah dilakukan adalah salah satu cara menguatkan mimpi itu. Digjaya salawasna berarti masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, serta dapat terus-menerus belajar menanggapi perubahan zaman.
Alangkah indahnya mimpi ini pada saat Sunda ngarangrangan, Purwakarta akan digjaya salawasna.
Menantang Proses
Pemimpin adalah pionir —orang yang bersedia melangkah ke dalam situasi yang tidak diketahui. Mereka mencari peluang untuk melakukan inovasi, tumbuh, dan melakukan perbaikan. Namun, pemimpin bukanlah satu-satunya pencipta dan penyusun produk, layanan atau proses baru. Kontribusi utama pemimpin adalah dalam mengenali ide-ide bagus, mendukung ide tersebut, dan kesediaannya untuk menantang sistem kerja yang ada dalam merealisasikan proses baru dan penggunaan sistem baru. Karenanya, pemimpin dapat juga dikatakan sebagai realisator inovasi.
Pemimpin tahu benar bahwa semua inovasi dan perubahan melibatkan eksperimen, risiko, dan kegagalan. Namun, mereka terus melanjutkannya. Salah satu cara untuk menghadapi risiko dan kegagalan eksperimen adalah memulai perubahan melalui langkah-langkah bertahap dan kemenangan-kemenangan kecil. Kemenangan kecil ketika digabung menjadi satu sama lain dapat membangun kepercayaan diri yang memungkinkan kita untuk mengatasi tantangan besar. Dengan kemenangan kemenangan kecil ini semua orang akan merasakan tumbuhnya komitmen masa depan dalam jangka panjang. Walaupun demikian, yang harus disadari seorang pemimpin adalah mengenali kesiapan anggotanya karena tidak semua orang merasa tenang dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian.
Anda tidak dapat memaksa orang untuk mengambil risiko jika mereka tidak merasa aman. Pemimpin belajar dengan memimpin, dan mereka baru benar-benar belajar ketika memimpin situasi yang penuh dengan kendala. Seperti cuaca menyelimuti pegunungan, masalah adalah penyelimut kepemimpinan.
Saya berharap, semua warga negeri ini bereksperimen menjadi pemimpin —minimal bagi dirinya— agar ia terbiasa menemukan masalah, memecahkannya, dan merayakan kemenangan menghadapi ketidakmungkinan.
Memungkinkan Orang Lain Bertindak
Mimpi-mimpi indah tidak akan pernah menjadi realita yang signifikan hanya melalui tindakan satu orang saja. Kepemimpinan adalah usaha yang dilakukan secara bersama-sama dalam satu tim. Pemimpin teladan memungkinkan orang lain untuk bertindak. Mereka memupuk kolaborasi dan membangun kepercayaan. Pemahaman mengenai kerja tim ini jauh melebihi hasil dan beberapa laporan langsung atau orang kepercayaan. Kerja tim melibatkan semua pihak yang memiliki kewajiban untuk membuat sebuah produk berhasil — dan dalam kapasitas tertentu, semua orang yang hidupnya akan dipengaruhi oleh hasil yang diperoleh.
Pemimpin memungkinkan orang lain untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik. Mereka menyadari bahwa siapa pun yang diharapkan untuk dapat memproduksi hasil yang balk harus memiliki rasa kepemilikan dan kekuatan dalam hatinya. Pemimpin harus bekerja untuk membuat orang merasa kuat, mampu, dan memiliki komitmen. Pemimpin memungkinkan orang lain bertindak, tidak dengan memaksakan kekuasaan yang dimilikinya, tetapi dengan mendelegasikannya. Pemimpin teladan memperkuat kapasitas setiap orang untuk menepati janji yang mereka buat. Ketika kepemimpinan menjadi sebuah hubungan yang dibangun berlandaskan rasa saling percaya serta kepercayaan diri, orang akan berani mengambil risiko, membuat perubahan, terus menjaga organisasi dan pergerakannya tetap hidup. Melalui hubungan tersebut, para pemimpin mengubah para pengikut mereka menjadi pemimpin pula.
Ini sebenarnya masalah yang tak mudah. Agak sering seorang pemimpin bergerak sendirian terutama ketika apa yang diinginkannya tak dipahami oleh bawahan. Di sinilah pentingnya komunikasi sederhana walaupun tetap saja tak mudah. Tetapi, secara perlahan, kemestian menggerakkan orang lain ini, akan dapat dilakukan dalam proses
Refleksi: Pemimpin yang Melayani Cinta
Jalan mendaki ke puncak itu panjang dan terjal. Orang menjadi letih, frustrasi, dan patah semangat. Mereka seringkali tergoda untuk menyerah. Pemimpin menyemangati jiwa para pengikutnya untuk terus melangkah. Tindakan tulus dalam usaha untuk mempedulikan mereka dapat mengangkat semangat dan membuat orang terus maju. Pemberian semangat dapat ditujukan dengan sikap yang dramatis atau tindakan yang sederhana.
Seorang pemimpin adalah pelayan bagi siapa pun, juga bawahannya. Ajaran Islam memiliki istilah khidmat yang berarti pelayanan atau memberikan pelayanan kepada orang lain. Rasulullah saw. berkata,
“Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba. Di antara hamba-hamba itu, ada sebagian manusia yang Allah ciptakan untuk melayani keperluan manusia yang lain. Kepadanya manusia berlindung untuk memenuhi keperluannya. Mereka itulah yang akan memperoleh kedamaian pada han kiamat nanti.”
Nabi juga bersabda, “Ada orang-orang yang Allah benikan harta kepada hamba-hamba Allah yang lain. Dan kalau mereka tidak membagikannya, Allah akan ambil harta itu dan dipindahkan kepada orang lain yang bisa membagikan hartanya kepada sesama manusia.
Rela mengorbankan apa yang kita miliki demi semakin dekat dengan Allah adalah maksud lain dari khidmat. Al-Quran menyebut khidmat dengan dua hal: hi amwâlikum wa anfusikum, dengan harta dan jiwa kita. Segala bentuk perkhidmatan kita kepada sesama manusia dihitung Tuhan sebagai sedekah. Menyenangkan sekali, setiap kali saya melayani siapa pun saat itu tindakan saya bernilai sedekah.
Sebagai refleksi, ada sebuah cerita sufi mengisahkan kejadian pada zaman Nabi Musa as. Waktu itu, Bani Israil mengundang Tuhan makan malam. Undangan itu disampaikan Nabi Musa kepada Tuhan, dan Tuhan menyanggupinya. Bani Israil pun mempersiapkan pesta dan memasak hidangan untuk menjamu Tuhan. Seorang miskin dan jauh mencium bau makanan dan ia datang menghampiri sumber bau itu. Dalam keadaan lapar, Ia meminta sedikit makanan kepada para juru masak. Juru masak menolaknya karena mereka sibuk mempersiapkan makanan untuk Tuhan. Tibalah waktu makan malam. Namun, setelah lama mereka menunggu, ternyata Tuhan tidak juga datang. Esoknya, dengan perasaan kesal, Nabi Musa as. mengadu kepada Tuhan, mempertanyakan mengapa Tuhan tidak datang. Tuhan menjawab, ‘Aku akan datang sekiranya engkau berikan makanan kepada orang miskin itu. Dengan memberikan makanan kepadanya. sebenarnya engkau sudah memberikan makanan kepada-Ku.”
Bila saya sebagal seorang pemimpin dapat memberikan jaminan sosial pada mereka yang membutuhkan, mudah mudahan saya termasuk pada cerita hadis tersebut.
#inspirasikangdedi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar