expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 07 September 2016

Bupati Cerdas : Jakarta - Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi mengaku banyak belajar dari sang ibu, Karsiti. Terutama menyangkut pengelolaan keuangan dan City Planing.






Saat menjadi pembicara Forum City Planning, Sharing and Training yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Jababeka Golf Cikarang Bekasi, Selasa (6/9), Dedi menuturkan, ibunya yang merupakan istri dari pensiunan tentara kader memikul tanggung jawab menghidupi keluarganya. Tak hanya memenuhi kebutuhan keluarga, Karsiti mampu menyekolahkan sembilan anaknya termasuk Dedi hingga bergelar sarjana.
"Ibu saya itu inspirasi bagi saya dalam hal pengelolaan kebijakan fiskal. Bapak saya yang pensiunan TNI kader tidak mampu lagi bekerja keras. Kebutuhan keluarga dipikul oleh Ibu saya yang bahkan tidak bisa baca tulis tanpa menjual sejengkal pun tanah keluarga, saya dan saudara saya semuanya sarjana," kata Dedi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (6/9).
Dari pengelolaan keuangan keluarga yang dilakukan sang ibu ini, Kang Dedi sapaan Dedi Mulyadi, belajar mengenai prioritas dalam menggunakan anggaran daerah. Dikatakan, pemimpin daerah harus teliti dan memiliki keberanian untuk menentukan skala prioritas pembangunan.
"Harus ada keberanian dalam melakukan pembangunan, saya ini nekat dalam mengelola APBD. Soal kebijakan anggaran saya teliti dulu mana yang termasuk prioritas dan mana yang bukan. Terlebih, kecenderungan birokrat di Indonesia ini selalu copy paste," ungkapnya.
Dengan skala prioritas ini, Dedi menyatakan sistem pengelolaan APBD Purwakarta mudah diserap karena tepat sasaran. Hasilnya, Pemkab Purwakarta mampu menyelesaikan seluruh rencana pembangunan yang telah dicanangkan. Padahal, APBD Purwakarta hanya sekitar Rp 2 triliun dan anggaran terkecil diantara Kabupaten dan Kota se-Jawa Barat.
"Dengan APBD kecil, Purwakarta mampu membuka akses jalan sepanjang 67 KM lengkap dengan elektrifikasi seluruh warga sekitar Waduk Jatiluhur dan Cirata yang sudah lama terisolasi," jelasnya.
Tak hanya mengenai pengelolaan anggaran, di hadapan perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) seluruh Indonesia, Dedi memaparkan mengenai konsep pembangunan Purwakarta yang didasarkan pada lingkungan dan karakter wilayah. Menurutnya, pembangunan fisik infrastruktur tidak akan berarti apapun tanpa pembangunan mental masyarakat. Untuk itu, pihaknya mencanangkan konsep pendidikan berkarakter yang disesuaikan pada bakat dan minat pelajar di sekolah.
"Konsep pendidikan kita sudah waktunya didasarkan pada pendidikan aplikatif, maka saya larang guru memberikan pekerjaan rumah atau PR akademik. PR nya harus aplikatif. Anak-anak kita harus belajar menuangkan kreatifitasnya sehingga mereka produktif," paparnya.
#inspirasikangdedi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar