expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 31 Maret 2017

Dedi Mulyadi Calon Gubernur Jawa Barat Yang Paling Mempresentasikan Dirinya Sebagai Orang Sunda

Seandainya diri kita mau jujur, coba kita bandingkan dengan kandidat kandidat lain.
Kira kira ada kandidat lain yang dapat mempresentasikan dirinya sebagai orang Sunda seperti Kang Dedi Mulyadi.
Dari mulai cara berpakaian sehari hari, pola pikir, tutur kata sampai ke tingkat kepeduliannya kepada sesama maupun tanah Pasundan.

#inspirasikangdedi

Rabu, 29 Maret 2017

DEDI MULYADI TRAKTIR PENGHUNI GUBUK DERITA MAKAN STEAK

Selalu hadir menjadi dewa penolong





Engkos (40) bersama istrinya, Erna (30), warga Kampung Nanggorak RT 04/01, Desa Sindangsari Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta terpaksa harus tinggal di dalam gubuk yang terbuat dari bilik bambu berukuran 2,5 x 2 meter. Ironisnya, tanah yang diatasnya didirikan gubuk tersebut berstatus sebagai tanah wakaf warga desa setempat.
Seluruh aktifitas dilakukan di ruang sempit yang sebenarnya tidak layak dikatakan rumah itu, mulai dari memasak hingga tidur. Kondisi ini diperparah oleh kebangkrutan yang dialami oleh Engkos dalam usaha penjualan kaki dan kepala sapi yang biasa ia lakukan sehari-hari. Praktis, selain tidak memiliki tempat tinggal yang layak, ia pun tidak memiliki mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
“Kerja serabutan saja, kadang makan dikasih tetangga yang merasa kasihan,” kata Engkos dalam pertemuannya dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Rabu, 29 Maret 2017 di Plaza Hotel, Kawasan Kota Bukit Indah City Purwakarta.
Engkos datang bersama istrinya ke Plaza Hotel untuk memenuhi undangan makan siang dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Dalam acara yang berlangsung santai dan penuh keakraban tersebut, Bupati Dedi memesankan makanan steak untuk Engkos dan istrinya.
Keduanya terlihat malu-malu saat akan menyantap makanan yang terbilang jarang mereka dapatkan. Akan tetapi, rasa malu mereka perlahan hilang saat orang nomor satu di Purwakarta tersebut membantu mengiris daging steak untuk mereka berdua.
Saat dimintai keterangan setelah acara makan siang, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan sudah memerintahkan Kepala Desa Sindangsari, Plered, Purwakarta untuk mencarikan tanah yang akan digunakan untuk membangun rumah Engkos. Hal ini dilakukan, mengingat gubuk tempat tinggal Engkos dan istrinya berdiri diatas tanah wakaf.
“Kita coba gulirkan beberapa skema bantuan untuk Mang Engkos, ada modal sebesar Rp 3 juta agar beliau bisa memulai kembali usaha menjual kepala dan kaki sapi yang sempat bangkrut. Sebelum usahanya bisa berjalan, kita berikan dulu Rp2 Juta per bulan untuk kebutuhan sehari-hari. Kita juga carikan tanah untuk membangun rumah layak. Kalau sudah ada, kita berikan Rp15 Juta untuk membangun rumah,” jelas Dedi.
Mendapat limpahan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Engkos mengaku merasa bahagia. Raut wajahnya tampak haru ketika mendengar Bupati Dedi menyebut seluruh jenis bantuan tersebut.
“Alhamdulillah, saya sudah dibantu, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih,” pungkas Engkos menutup.***
#inspirasikangdedi

DEDI MULYADI UNGGUL DI TINGKAT GRASS ROOTS PEMILIH DI JAWA BARAT

Jangan ada yang panas Bung atas opini ini, karena ini hanya opini pribadi saya, namun saya yakin seyakinnya memang demikian adanya yang terjadi saat ini menjelang Pilgub Jabar 2018. Hasil survey boleh boleh saja menempatkan Kang Dedi Mulyadi pada urutan keberapa saja terserah suka suka anda para tim survey, karena apa? survey itu menyasar kepada kelompok kelas menengah di Jawa Barat, entah itu yang lewat angket, internet maupun telepon.
Survey survey saat ini belum benar benar mempresentasikan penduduk Jawa Barat yang memiliki jumlah 33 juta pemilih dalam Pilgub Jabar 2018. saya malah curiga memang sudah biasa ada survey survey orderan untuk mendongkrak popularitas calon calon tertentu.
Juga bagi kandidat yang merasa populer di medsos jangan jumawa dulu, barusan saya membaca bahwa untuk medsos kurang dari setengahnya pemilih di Jawa Barat yang mengenal medsos, apalagi kandidat yang merasa populer di Twitter maupun Instgram, tingkat pemakaian kedua media sosial ini hanya 10 persennya dipakai oleh pemilih pilgub Jabar 2018, di banding kedua media sosial ini Facebook lah yang paling banyak dikenal dan dipakai oleh para pemilih di Pilgub Jabar 2018 nanti. Kang Dedi Mulyadi saat ini jumlah yang menyukai fanspagenya di Facebook telah mencapai hampir 5 juta orang, ini sangat luar biasa dan fantastis.
Kembali lagi ke inti opini kenapa Kang Dedi Mulyadi lebih dikenal di tingkat grass roots untuk para pemilih di Pilgub Jabar 2018, ini buah dari perjuangan Kang Dedi Mulyadi sejak tahun 2008 telah rutin berkekeliling ke seluruh wilayah Jawa Barat, ti lembur ka lembur, dari ujung utara Jawa Barat ke ujung selatan Jawa Barat, dari ujung timur Jawa Barat ke ujung barat Jawa Barat dalam tajuk Safari Budaya, Safari Budaya merupakan pertunjukan kesenian khas Sunda di tambah dengan pencerahan dan hiburan sebagai pemikatnya, Kang Dedi Mulyadi sebagai budayawan hanya sekedar ingin mengingatkan kepada seluruh masyarakat Jawa Barat bahwa urang Sunda itu memiliki seni dan budaya yang harus tetap dijaga kelestariannya ditengah arus dunia yang nyaris tanpa batas ini. Safari Budaya bukan kamuflase dari kampanye tapi merupakan pertunjukan penuh filosofi tengtang seni sunda. Grup seni Safari Budaya yang dikelola oleh Kang Dedi Mulyadi ini sampai saat ini memang tidak pernah sepi dari order untuk pentas diatas panggung. Jadi jangan heran kalau Kang Dedi Mulyadi telah begitu populer di tingkat grass roots (akar rumput) dan Kang Dedi Mulyadi lebih populer dari kandidat kandidat lain di daerah daerah pedalaman di Jawa Barat. Ini merupakan modal dasar Kang Dedi Mulyadi untuk maju dalam Pilgub Jabar 2018 ditambah lagi kita tentu tidak meragukan mesin politik Golkar dalam menghimpun suara dimana Kang Dedi Mulyadi sebagai ketuanya untuk wilayah Jawa Barat dan Jawa Barat merupakan lumbung suaranya Golkar ditambah lagi hampir 50 persen para kepala daerah di Jawa Barat di Jawa Barat berasal dari partai Golkar jadi lengkaplah sudah, mengakhiri tulisan opini saya ini, saya hanya dapat berucap "GEURA TABEUH GOONG MANEH JALU"............! (DKS)
#inspirasikangdedi

Senin, 27 Maret 2017

KANG DEDI MULYADI AKAN MEMBAWA PERTANIAN DI JAWA BARAT SEMAKIN MAJU DAN MODERN JUGA NASIB BURUH TANINYA AKAN BERUBAH

Saat pertama kali bertemu dengan Kang Dedi Mulyadi, beliau mengatakan bahwa untuk Jawa Barat ini lebih membutuhkan para Insinyur ahli irigasi dan para insinyur ahli pertanian, kenapa demikian? Karena Jawa Barat merupakan provinsi sebagai lumbung padi nasional. Namun disisi lain nasib para petaninya masih sangat memprihatinkan, seperti yang terjadi di salah satu Kabupaten di Jawa Barat Indramayu, dikenal dengan sebutan daerah lumbung padi nasional. Daerah ini memiliki lahan seluas 204.011 hektar, dan 110.877 hektar atau 54,35 persen di antaranya sawah tadah hujan.
Melihat luasan sawah di Indramayu, wajar jika daerah ini menjadi penghasil beras terbesar di Jawa Barat. Produksinya setiap tahun rata-rata mencapai 1,7 juta ton.
Beras tersebut disebar ke beberapa daerah di Jawa Barat, terutama memenuhi kebutuhan Jakarta.
Namun, sebagai salah satu pemasok beras terbesar, nasib petani Indramayu tidak mujur. Mereka memproduksi beras berkualitas, tapi mereka tercatat sebagai penerima beras untuk rakyat miskin (raskin) terbanyak di Jabar, tidak hanya Indramayu, Karawang dan Kabupaten Subang juga demikian.(Hasil pengamatan Kang Dedi Mulyadi)
Kang Dedi Mulyadi menganggap selama ini ada yang salah dengan tata kelola pertanian di Jawa Barat, khususnya yang menyangkut nasib para petaninya, baik itu petani sebagai pemilik lahan maupun sebagai buruh tani,
Di Purwakarta telah di terapkan Kang Dedi Mulyadi sistem asuransi pertanian dimana prodak pertanian para petani seperti padi diasuransi ini untuk mengantisipasi gagal panen yang disebabkan hama maupun bencana. kang Dedi memahami betul bagaimana menderitanya para petani bila gagal panen, harapan untuk makan apalagi untuk membayar upah, membeli bibit atau obat hama boleh pinjam dari rentenir.
Kang Dedi Mulyadi juga selama ini selalu menyuarakan agar ada standarisasi upah untuk para buruh tani, memang selama ini masalah pengupahan kepada para buruh tani ini belum diatur oleh Undang undang. sehinga pengupahannya terkadang tidak manusiawi.
Saya yakin seandainya beliau diberi amanah menjadi Gubenur Jawa Barat, pertaian di Jawa Barat akan semakin maju dan modern juga nasib para buruh taninya akan berubah. (DKS)

Jumat, 24 Maret 2017

KANG DEDI MULYADI SOSOK DANGIANG KI SUNDA YANG RENDAH HATI

Ini ketika momen Kang Dadang Supriatna menyampaikan sambutan pada acara Pentas Seni Budaya Dangiang Ki Sunda yang berlangsung pada hari Jum'at, tanggal 24 Maret 2017 yang berlangsung di Desa Tegalluar, Sapan, Kab.Bandung.
Banyak hal yang disampaikan dalam kata sambutan tersebut, salah satunya ingin saya kutip karena sangat menarik. kurang lebihnya kalimatnya seperti ini:
"Kang Dedi ayeunamah Sapan banjir deui, ayeunamah tos waktosna, supados Sapan teu banjir deui, Kang Dedi kedah maju dina Pilgub Jabar 2018"..satuju? sontak di jawab oleh ribuan penonton yang memadati di acara tersebut menjawab dengan, satuju.....
Yang membuat saya kaget melihat sikap Kang Dedi Mulyadi ketika kalimat tersebut terlontar, Kang Dedi Mulyadi yang tadinya berseri seri mengobrol sambil mengumbar canda pada acara tersebut, langsung menundukan muka, wajahnya berubah 180 derajat menjadi muram, seperti ada kegundahan jari tangannya diremas remas.
Dari pristiwa ini saya menyadari hal ini secara nyata, jadi apa yang ditulis oleh media selama ini, sering kita baca Kang Dedi selalu merendahkan diri bila ditanya oleh wartawan tentang Pilgub Jabar, Kang Dedi sering menjawab, kumaha kersaning gusti Allah we, Kang Dedi Mulyadi sering menjawab mengikuti saja seperti air yang mengalir, Kang Dedi sering menjawab, saya mah apa atuh hanya orang desa, Kang Dedi sering menjawab fokus kerja saja diakhir masa jabatannya sebagai Bupati Purwakarta, ini bukan kalimat pencitraan yang terlontar dari mulut Kang Dedi, tapi merupakan sikap Kang Dedi yang tidak berambisi mengejar jabatan, padahal kita tahu Kang Dedi Mulyadi banjir dukungan dari berbagai elemen masyarakat, politisi, tokoh masyarakat maupun ormas untuk maju dalam Pilgub Jabar 2018.
Dari sikap Kang Dedi malam itu tergambar bahwa Kang Dedi Mulyadi bukanlah sosok oportunis yang haus akan jabatan, Kang Dedi memandangnya jika jabatan merupakan taqdir dari sang maha pencipta, Kang Dedi menyikapinya bahwa pengabdian itu tidak berarti harus memiliki jabatan yang lebih tinggi dari saat ini, Kang Dedi melihatnya jabatan itu merupakan satu amanah, yang memiliki tanggung jawab moral yang teramat berat.
Kemudian saya menduga berdasarkan apa yang sering saya lihat belum lama ini, seandainya saja bukan Kang Dedi, tapi kandidat lain yang berambisi maju di Pilgub Jabar 2018, ada tokoh masyarakat, politisi seperti Pak Dadang Supriatna yang mengelu elukan dihadapan ribuan penonton untuk maju dalam Pilgub Jabar 2018, mungkin sudah menunjukan satu eforia yang sangat luar biasa, mungkin kata bahasa Sundanamah "Teu sirikna anjrag ajragan, tidak dingin seperti Kang Dedi. Peristiwa ini membuat mata saya berkaca kaca, sungguh luar biasa saya baru mengetahuinya secara langsung kebesaran jiwa seorang Dedi Mulyadi itu, sampai acara ini selesai tak ada kalimat ucapan terima kasih dari Kang Dedi mengenai kalimat yang mensuport dirinya untuk maju di Pilgub Jabar 2018, Kang Dedi malam itu sama sekali seperti tidak ingin membahasnya, sekali lagi sungguh luar biasa sikap Kang Dedi Mulyadi ini, benar benar seorang Dangiang Ki Sunda yang rendah hati.(DKS)
#inspirasikangdedi

Kamis, 23 Maret 2017

HANYA KANG DEDI MULYADI YANG ADA DIHATI KITA

Saat ini seperti sedang terjadi penggiringan opini dari dua stasiun TV swasta nasional terkait pencalonan Pilgub Jabar 2018, selepas salah satu kandidat resmi di dusung oleh salah satu parpol, nampak sekali stasiun tv tersebut seperti memblow up dari mulai, acara pendeklarasian sampai mengundang para pengamat yang semuanya tentu arah pembicaraannya sudah kita duga memenangkan kandidat yang telah diusung partai tersebut.
Ditambah lagi beberapa hari ini, pasca pendeklarasian muncul hasil hasil survey dari para lembaga survey yang hasilnya sudah tidak perlu saya tulis, karena arahnya sama saja.
Kang Dedi Mulyadi boleh saja ditempatkan diurutan berapa saja tidak masalah, saat ini masyarakat sudah sangat cerdas apalagi masyarakat Jawa Barat khususnya. Jawa Barat dengan luas kurang lebih 33 ribu KM.2 jumlah penduduk 45 juta dan jumlah pemilih 33 juta orang, ini ada lembaga survey yang mengambil sempel hanya dari 800 orang responden, saya bukan ahlinya tapi paling tidak secara nalar dan logika apakah hasil survey tersebut bisa kita anggap mewakili jumlah penduduk Jawa Barat?
Kalau untuk mengukur tingkat popularitas Kang Dedi Mulyadi sebenarnya sederhana saja, silahkan anda para pengamat, para ahli lembaga survey ikuti kalau Kang Dedi Mulyadi ada acara Safari Budaya di suatu daerah, kira kira bagaimana responnya, kalau ukuran dua kali lapangan sepak bola tidak dapat menampung masa yang ingin menyaksikan Kang Dedi Mulyadi tampil, kira kira Kang Dedi Mulyadi itu sosok populer atau bukan, apakah Kang Dedi Mulyadi itu sosok yang dicantai masyarakat Jawa Barat atau tidak.
Intinya kita orang orang yang telah mencintai Kang Dedi Mulyadi sebagai sosok Dangiang Ki Sunda yang telah berhasil membangun daerah Purwakarta sebagai salah satu bukti prestasinya, sebagai orang Sunda yang telah berpidato di PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), tidak akan terpangaruh dengan berbagai opini para ahli (mau Dokter atau profesor) yang menyudutkan Kang Dedi Mulyadi, tidak akan terpangaruh oleh hasil hasil survey yang menempatkan Kang Dedi Mulyadi diurutan keberapa saja, kami tidak peduli itu semua, Karena kami terlanjur mencintai Kang Dedi Mulyadi, kita lihat saja pertarungan pada hari H nya nanti, kami akan mengantarkan Kang Dedi Mulyadi menjadi Jabar 1. Geura Tabeuh Goong Maneh Jalu......!!!! (DKS)
#inspirasikangdedi

Buku Kang Dedi Mulyadi CING CARINGCING PAGEUH KANCING SEUT SARINGSEUT PAGEUH IKEUT Bab : Telaah Penerapan Pribahasa Cing Caringcing Pageuh Kancing Set Saringset Pageuh Ikeut (CCPKSSPI)




A. Telaah Penerapan Peribahasa CCPKSSPI dan Sejarah
4. Peribahasa CCPKSSPI sebagai kesiapan pemerintahan
Ilustrasi
Purwakarta sebagai nama tempat (permukiman) mulai muncul dalam panggung sejarah pada awal dekade ketiga abad ke-19. Sejak kemunculannya, Purwakarta langsung eksis dengan kedudukan penting karena Purwakarta didirikan sebagai pusat pemerintahan, yaitu ibu kota baru Kabupaten Karawang. Hal itu berarti Purwakarta termasuk ke dalam kelompok kota tua di Jawa Barat. Purwakarta dibangun di lahan kosongdaerah Sindangkasih. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa Sindangkasih adalah cikal-bakal Purwakarta. Karena eksis sampai sekarang, berarti Purwakarta memiliki perjalanan sejarah sangat panjang, mencakup masa penjajahan Belanda, masa pendudukan Jepang, dan masa kemerdekaan. Dalam perjalanan sejarahnya, Purwakarta selalu memiliki kedudukan penting dalam bidang pemerintahan, yaitu sebagaipusat-pusat pemerintahan kabupaten, afdeling, distrik (kewedanan), kecamatan, bahkan pernah menjadi pusat pemerintahan keresidenan. Hal itu dimungkinkan oleh letak geografi Purwakarta yang cukup strategis, baik bagi jalannya pemerintahan maupun bagi kehidupan sosial ekonomi. Kondisi itu diturijang pula oleh potensi daerah Purwakarta, balk potensi alam maupun potensi hasil bumi dan hasil lain yang diusahakan
oleh masyarakat. Hal-hal itu pula yang menjadi pertimbangan pemerintah RI — atas dasar aspirasi masyarakat — pada pertengahan abad ke-20 menjadikan daerah Purwakarta sebagai sebuah kabupaten, lepas dan wilayah induknya (Karawang).
Catatan
Permukiman dapat dikatakan sebagai tempat berkumpul masyarakat pada suatu wilayah, menetap, dan melakukan aktivitas. Masyarakat hidup bersama dengan kepentingan bersama.Kepentingan bersama artinya kepentingan yang sama-sama dibutuhkan oleh setiap orang. Karena kepentingan yang sama itu pula kemudian tercipta kebersamaan (sama-sama membutuhkan) dan ada Selain karena persamaan ada persaingan. Persaingan dapat berjalan lancar tanpa merugikan orang lain walaupun ada yang lebih dahulu
mendapatkan pemenuhan kebutuhannya atau ada yang belakangan dan bahkan tidak sedikit yang kurang beruntung.
Atas persaingan yang terjadi, perlu adanya tata kelola yang
belakangan ini disebut pemerintahan. Pemerintahan berusaha mengatur,menyeimbangkan persaingan yang terjadi dan menciptakan kesejahteraan bersama atas dasar kepentingan bersama..Persiapan tata kelola atas kepentingan bersama ini pun harus ditata agar keadilan tercapai bagi semua yang memiiiki kepentingan dan bermukim pada wilayah yang ditempatinya.
Di daerah yang ditempati pasti terjadi pergantian pemerintahan sebagai pengelola wilayah.- Maka, ketika itu terjadi diperlukan kesiap siagaan dalam mengatur permukiman agar kepentingan bersama tetap dapat dipenuhi dengan rasa keadilan yang akan diterima oleh pemukim. Tujuan utama pengelola dan pemerintahan yang memimpirinya semata-mata untuk menciptakan kebersamaan dan kesejahteraan para pemukim yang mendiami wilayah yang ditempati.
5. Peribahasa CCPKSSPI sebagai suatu wilayah geografi mandiri
Ilustrasi
Letak geografi Purwakarta yang strategis juga menyebabkan daerah itu meniiliki kedudukan penting, baik dalam perjuangan mempertaharikan kemerdekaan dan rongrongan anasir asing, maupun dalam upaya mengisi kemerdekaan. Pada masa revolusi kemerdekaan, Purwakarta merupakan salah satu basis perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankankemerdekaan. Dalam upaya mengisi kemerdekaan dan memajukankehidupan bangsa dan negara, Purwakarta adalah salah satu daerah percontohan pembangunan nasional yang berlangsung hingga sekarang. Untuk memahami hal-hal itulah, sejarah Purwakarta penting ditulis secara komprehensif, proporsional, dan berkesinamburigan. Pemahaman akan eksistensi Purwakarta pada setiap zaman penting artinya bagi pemerintah daerah dan masyarakat Purwakarta untuk memperkuat pemahaman akan jati diri dan makna warisan sejarah, baik berupa pengalaman maupun berupa situs dan benda-benda peninggalan sejarah.
Catatan
Permukiman sebagai tempat tinggal masyarakat yang berada pada wilayah tersebut harus memiliki kemandirian dalam menjalani kehidupan dan berusaha tidak menggantungkan diri pada daerah lain. Namun, tempat dan pengisinya harus memperhitungkan wilayah sekitar dan menyadari tingkat pengaruh daerah lain terhadap daerahnya.Kemandirian dalam memenuhi kebutuhan lebih penting karena akan tercipta kemandirian individu para pemukim wilayahnya. Ia akan mempersiapkan dirinya, mental, fisik, sikap, pengetahuan dan keterampilan yang mengacu pada kesiapan mental untuk hidup mandiri.
#inspirasikangdedi

Rabu, 22 Maret 2017

Dedi Mulyadi : Sepi ing pamrih rame ing gawe


Sepi ing pamrih rame ing gawe adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang memiliki arti sedikit mengharapkan imbalan, banyak bekerja. Ungkapan tersebut mengandung arti yang menjunjungnilai luhur dimana kita diberi nasehat untuk tidak selalu mendasarkan pekerjaan karena imbalan apalagi sekedar mengejar jabatan, kurang lebihnya inilah sosok Kang Dedi Mulyadi, sosok sederhana yang kita kenal selama ini. Saat ini seiring dengan berjalannya waktu kita bisa melihat, mana yang oportunis penuh ambisi, mana yang menyikapi semuanya seperti air yang mengalir, semuanya tergantung taqdir dari Gusti Allah saja.
#inspirasikangdedi

Dedi Mulyadi

Siapa saja bisa meniru gaya Bung Karno, tapi tidak semua orang bisa meneruskan pemikiran dan perjuangannya.

Dedi Mulyadi : Satu sahabat lebih baik dari pada Seribu teman yang hanya mementingkan dirinya sendiri


Selasa, 21 Maret 2017

Senin, 20 Maret 2017

MENUJU TAHTA DI GEDUNG SATE (Prediksi Pilgub Jabar 2018)

Tulisan ini hanya sekeder prediksi dari orang awam untuk menunjukan rasa cinta terhadap tanah Pasundan tempat kita bernaung juga kepada para tokoh dan calon pemimpinnya.

Kita mulai dari Kang Emil yang pada hari Minggu tanggal 19 Maret 2017 telah resmi maju dalam Pilgub Jabar 2018 diusung oleh partai Nasdem dengan slogan tanpa Mahar. dukungan Partai Nasdem ini tentu masih kurang, mengingat Partai Nasdem di DPRD Provinsi Jawa Barat meraih 5 kursi, kemudian kita juga sering membaca di media masa tentang komunikasi politik antara Kang Emil dengan PDIP. Seandainya PDIP jadi mendukung Kang Emil rasanya tidak mungkin dengan tidak menempatkan Pak Tubagus sebagai wakilnya, masa sebagai partai pemenang pemilu di Jawa Barat sama sekali tidak ada kadernya yang duduk di puncak kekuasaan di Jawa barat, minimal ya wakilnya seperti halnya yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 yang menempatkan Pak Jarot sebagai wakilnya Pak Ahok. Untuk Kang Emil partai pendukungnya yaitu PDIP 20 Kursi dan Partai Nasdem 5 kursi, sudah memenuhi persyaratan Undang Undang bila dijumlahkan menjadi 25 kursi, Jadi wacana pasangan Kang Emil Dessy Ratna Sari tidak mungkin terjadi.
Untuk Wacana pencalonan Bang Jak (Pak Haji Dedi Mizwar) dan Bu HJ.Netty Heryawan kedua tokoh ini tidak mungkin pecah kongsi, ada kemungkinan kedua tokoh ini maju sebagai bakal calon Gubernur dan wakilnya, sudah pasti diusung sang juara bertahan PKS dan kemungkinan Partai Gerindra mengingat kedekatan Pak Aher dengan Pak Prabowo, jumlah kursinya PKS 12 dan Partai Gerindra 11 dijumlahkan menjadi 23 kursi sudah memenuhi persyaran.
Melihat pada koalisi di Pilkada 2017 Partai Demokrat dengan kekuatan 12 kursi ada kemungkinan akan mengusung calonnya sendiri mungkin Kang Dede Yusuf atau putra Pak SBY sendiri, ada kemungkinan juga untuk Pilgub Jabar 2018 akan terjadi lagi koalisi seperti di Pilkada DKI 2017 yaitu dengan PPP yang memiliki 9 kursi , PKB yang memiliki 7 kursi dan PAN 4 kursi. Apabila koalisi ini benar terjadi tentu PPP mempunyai posisi tawar yang tinggi untuk mengajukan minimal bakal calon wakil Gubenur apalagi kita sering baca Bupati Tasikmalaya yang merupakan kader PPP berkeinginan sekali menduduki tahta di Gedung sate, jadi kemungkinan PAN tidak akan gabung karena Dessy Ratna Sari tentu akan kalah bersaing.
Pada Pilgub Jabar 2018 ini juga bisa saja terjadi Poros tengah jilid 2, merupakan koalisi gabungan partai partai berbasis masa Islam yaitu bilamana terjadi koalisi antara PPP, PKB dan PAN ketiga partai ini juga bila berkoalisi sudah memenuhi persyaratan yang diatur Undang Undang yaitu 20 kursi (PPP 9 kursi, PKB 7 dan PAN 4 kursi) Bila koalisi ini terjadi tentu Dessy Ratna sari yang merupakan kader PAN yang juga memiliki elektabilitas yang tinggi pada Pilgub Jabar 2018 akan tampil sebagai maskotnya.
Terakhir kita menerka nerka langkah Partai Golkar bagaimana dalam Pilgub Jabar 2018? Kita semua mengharapkankan Partai Golkar akan konsisten mengusung KI Sunda Kang Dedi Mulyadi sebagai bakal calon Gubenur Jawa Barat priode 2018-2023, Kang Dedi merupakan asli geutih Sunda sudah tidak perlu lagi kita uraikan berbagai prestasi yang telah ditorehkankan selama dalam kiprahnya menjadi Bupati Purwakarta selama 2 priode sejak tahun 2008.
Kang Dedi Mulyadi telah menjadi tokoh Sunda, tokoh Jawa Barat dimana beliau telah melangkahkan kakinya dari ujung timur ke ujung barat, dari ujung selatan ke ujung utara diwilayah Jawa Barat memberikan pencerahan, hiburan dan bantuan.
Kita mengharapkan juga mendo’akan semoga Partai Golkar menjadi pemenang pada Pilgub Jabar 2018, mengingat bahwa Jawa Barat merupakan lumbung suaranya partai Golkar dan semoga juga koalisi yang dibangun merupakan koalisi yang dapat mendongkrak perolehan suara pada Pilgub 2018, Partai Golkar yang hanya perlu 3 kursi lagi untuk dapat mengusung calonnya, semoga tidak salah memilih partai dalam berkoalisi, terutama untuk memilih siapa yang menjadi wakil Gubernurnya sebagai pendamping Kang Dedi Mulyadi, melihat dari kemungkinan kemungkinan koalisi yang akan terbangun oleh partai yang lainnya, Partai Golkar paling memungkinkan untuk berkoalisi dengan partai PAN yang memiliki figur Dessy Ratna Sari yang menurut survey memiliki elektabilitas yang tinggi untuk Pilgub Jabar 2018, dimana kita juga harus belajar dari Pilgub Jabar sebelumnya, bahwa sosok artis masih menjadi faktor penentu kemenangan pada pemilihan Gubenur Jawa Barat.
Sekali lagi ini hanya sekedar prediksi awal karena baru Kang Emil yang memproklamirkan dirinya maju di Pilgub Jabar 2018, prediksi ini juga bisa saja benar benar meleset dari faktanya nanti di tahun 2018, karena dalam dunia politik dan kekuasaan tidak ada musuh atau kawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan untuk dapat meraih kekuasaan. Terlepas dari berbagai prediksi, harapan kita semua sebagai warga Jawa Barat semoga Pilgub Jabar 2018 aman , damai dan dapat melahirkan pemimpin yang amanah, bersih dan mencintai rakyatnya. (DKS)
Geura Tabeuh Goong maneh Jalu!!!!!
#inspirasikangdedi

Minggu, 19 Maret 2017

JUMLAH KURSI DUKUNGAN DALAM PILGUB JABAR 2018


Diantara partai partai yang memperoleh kursi di DPRD provinsi Jawa Barat hasil Pileg 2014, hanya PDIP yang dapat mengusung calonnya untuk Pilgub 2018 tanpa harus berkoalisi, karena jumlah kursinya 20 dari 100 kursi anggota dewan. Jumlah ini sudah cukup memenuhi persyaratan untuk dapat mengusung calon, karena seperti yang diatur berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah, partai politik harus memiliki 20 persen kursi untuk dapat mengusung pasangan calon.
Disusul Partai Golkar yang memperoleh 17 kursi, bagi Partai Golkar hanya perlu 3 kursi lagi untuk dapat mengusung calonnya pada Pilgub Jabar 2018 seandainya berkoalisi dengan Partai Hanura saja yang memperoleh 3 kursi ini sudah cukup.
Kemarin 19 Maret 2017 Kang Emil mendeklarasikan untuk maju pada Pilgub Jabar 2018 diusung Partai Nasdem, Partai Nasdem memiliki 5 kursi di DPRD provinsi Jabar, jadi masih defisit 15 kursi lagi untuk sampai dukungan ini ke tingkat pendaftaran ke KPUD Prov. Jabar.
Inilah jumlah kursi Partai Politik di DPRD Provinsi Jawa Barat Priode 2014-2019
Nasdem 5 Kursi
PKB 7 Kursi
PKS 12 Kursi
PDIP 20 Kursi
Golkar 17 Kursi
Gerindra 11 Kursi
Demokrat 12 Kursi
PAN 4 Kursi
PPP 9 Kursi
Hanura 3 Kursi
Silahkan memprediksi kira kira partai apa mendukung siapa dan apakah jumlah kursinya sudah cukup jika mereka digabung gabungkan untuk berkoalisi? (DKS)
#inspirasikangdedi

SEMPAT MENJADI VIRAL BAHAN OLOK OLOK, PATUNG HARIMAU DIKORAMIL CISEWU AKHIRNYA DIGANTI OLEH DEDI MULYADI

Sang penerima wangsit


GARUT, TRIBUNJABAR.CO.ID - Sempat viral di media sosial, patung harimau 'lucu' di Markas Koramil Cisewu, Kabupaten Garut akhirnya diganti dengan yang baru.
Penggantian patung dilakukan setelah Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi datang sambil membawa patung harimau atau maung seberat 300 Kilogram dan panjang empat meter.
Patung itu dibuat oleh Suherman, seniman asal Bandung yang dipercaya Dedi membuat sejumlah karya artistik di Purwakarta.
Seperti diketahui, patung harimau di Koramil Cisewu sempat jadi bahan olok-olok netizen karena rupa muka satwa liar yang jadi simbol Kodam III/Siliwangi itu tampak konyol.
Dedi mengungkapkan alasannya memberikan bantuan, sebagai soliditas, terlebih dirinya merupakan anak seorang mantan tentara, prajurit yang berpangkat Praka III, selain menjadi dewan pembina FKPPI Jawa Barat.
"Bentuk soliditas saya sebagai seorang anak tentara. Juga sebagai spirit diri sebagai anak seorang tentara dan kecintaan saya terhadap tentara," ujar Dedi saat dihubungi usai menyerahkan patung harimau di Koramil Cisewu, Minggu (19/3/2017).
Dedi mengungkapkan, TNI di Jawa Barat dilambangkan dengan Siliwangi yang harus memiliki kegagahan. Patung yang berada di setiap Koramil yang ada di Jawa Barat dan Banten pun harus memiliki nilai-nilai Siliwangi.
"Sudah seharusnya patung tersebut terlihat gagah. Makanya saya datang ke sini (Cisewu, Red) untuk mengganti patung sebelumnya," ucap Dedi yang juga Ketua DPD Golkar Jabar itu.
Dedi menambahkan, bukan hanya di Kecamatan Cisewu terdapat patung yang belum terlihat gagah. Namun di sejumlah tempat di Jawa Barat dan Banten, patung harimau masih belum terlihat gagah.
"Bukan Cisewu saja, hampir semua tempat. Ramainya patung harimau di Cusewu, setidaknya bisa diambil hikmahnya, minimal patung di semua koramil sekarang mulai di ganti," katanya.
Danramil Cisewu, Kapten Inf Nandang, berterima kasih atas bantuan yang diberikan Dedi Mulyadi. Bantuan tersebut akan menjadi motivasi tersendiri bagi pihaknya dan masyarakat Cisewu.
"Saya ucapkan terima kasih atas kepedulian kang Dedi. Ini merupakan motivasi bagi kami khususnya masyarakat Cisewu yang sempat dihebohkan oleh beredarnya foto patung tersebut," kata Nandang.
Adapun keberadaan patung yang sebelumnya menjadi pembicaraan, diakui Nandang sudah dicopot dan dimuseumkan.
"Ya dimuseumkan saja patungnya di belakang kantor. Tapi sayangnya patung tersebut jatuh ketika kami bongkar. Kalau sekarang patungnya gagah, sesuai kata kang Dedi harimau sancang," ujarnya. (wij)
#inspirasikangdedi

Sabtu, 18 Maret 2017

KASIH ORANG TUA SEPANJANG JALAN (SEPENGGAL KISAH KANG DEDI MULYADI)

Seorang anak, meskipun telah berkeluarga, tetap wajib berbakti kepada kedua orang tuanya. Kewajiban ini tidaklah gugur bila seseorang telah berkeluarga. Namun sangat disayangkan, betapa banyak orang yang sudah berkeluarga lalu mereka meninggalkan kewajiban ini. Apalagi anak tersebut cukup sukses atau kaya, berbakti kepada orang hanyalah slogan tenggelam oleh kesibukan rutinitas si anak tersebut. Padahal pada umumnya kebahagian orang tua itu sederhana, mereka cukup merasa bahagia dan bangga bila melihat anaknya hidup senang, orang tua biasanya tidak banyak menuntut ini dan itu kepada anak, meski anaknya telah menjadi orang kaya atau orang sukses, ini berbeda dengan kita sebagai anak kepada orang tua kita, ada lagi kelebihan orang tua kita itu, mereka juga biasanya sangat memaklumi atau memafaatkan sikap anaknya, tanpa anak tersebut meminta maaf, meski mungkin dalam hati kecilnya merasa sakit oleh tingkah laku sang anak, inilah merupakan manifestasi dari pribahasa Kasih orang tua sepanjang jalan, sementara bakti orang anak sepanjang langkahnya. Ini ada kisah seorang anak, yang kalau kita cermati kisahnya sangat pantas kita jadikan pembelajaran maupun motivasi hidup, kisah ini menceritakan bagaimana berbaktinya seorang anak kepada orang tua. Berawal dari kisah masa lalunya yang hidup dalam kesederhanaan, dimana ayahnya dipaksa pensiun dini dari dinas kemiliteran karena sakit, masa itu merupakan satu masa yang selalu dikenangnya hingga saat ini, dimana anak tersebut melihat perjuangan ibunya untuk menghidupi keluarganya ditengah himpitan kesulitan hidup, selain tentu merawat suaminya yang sedang sakit ketika itu. Sosok ibunya telah mengajarinya mengaji, membaca, berkebun dan beternak, ini adalah senjata yang diberikan sang ibu kepadanya ketika itu, ini adalah senjata agar si anak dapat melawan kerasnya kehidupan ini, bukan dengan mengeluh, tangisan apalagi tenggelam dalam khayalan. Kehidupan yang keras ini harus dapat dijalani dan lewati dengan belajar yang sungguh sungguh, mau bekerja, sabar dan tawakal. niscaya kita dapat meraih mimpi kita, niscaya kita dapat merubah nasib kita, kurang lebihnya seperti itu nasihat yang sering di terimanya dari sang ibu. Singkat cerita seiring dengan berjalannya waktu sianak lewat kesungguhan ingin merubah nasib dengan diiringi do'a dari kedua orang tuanya akhirnya si anak tersebut dapat meraih mimpinya, sejak usia 27 tahun si anak telah menjadi anggota dewan, kemudian terus kariernya menanjak menjadi wakil bupati, kemudian menjadi bupati sampai saat ini, bahkan ada sisi istimewanya dari jabatannya selama ini, selain tercatat menjadi wakil bupati dan bupati termuda juga pernah pada tanggal 21 Agustus 2015 si anak di undang PBB untuk didengar visi misi di markas besarnya di New York, Dunia international melihat sosok si anak ini selain sukses membawa perubahan dan kemajuan nyata didaerah yang dimpinnya juga memiliki kekhas tersendiri dengan kearifan lokal sebagai landasan maupun filosofi membangun daerahnya, juga si anak ini dalam gaya kepemimpinannya sangat berbeda dengan bos bos kepala daerah lainnya, sikapnya sangat humanis dan dermawan, begitupun dari gaya hidup dan berpakain sangat sederhana, tiap hari tidak bersafari atau jas, cukup dengan ikeut kepala, baju dan celana pangsi komprang. Untuk melengkapi kisahnya, ini ada sedikit catatan yang di kutip dari media "International Young Leaders Assembly (IYLA), secara khusus mengundang Bupati Purwakarta, Jabar, Dedi Mulyadi, untuk berpidato di markas PBB di New York, Amerika Serikat. Ada alasan, kenapa organisasi tersebut mengundang bupati nyentrik dengan pakaian pangsi khas Sunda ini. Wakil Direktur Eksekutif IYLA, Magali Careces, mengatakan, pihaknya sengaja mengundang Bupati Dedi Mulyadi, karena yang bersangkutan memiliki visi yang besar untuk membangun Purwakarta. Apalagi, sekarang ini Purwakarta jadi salah satu daerah terbaik di Indonesia". Sayangnya memang sang ibu dari sianak ini telah tiada, ibunya yang telah memberikan do'a dan inspirasi sehingga telah menjadikan si anak seperti saat ini, kini hanya hidup selamanya dalam hati si anak tersebut, pernah dalam satu wawancara di acara Kick Andy Metro TV, si anak menangis dan berkata tentang sosok ibunya : " Keiklasannya tidak pernah mengaku sakit tidak pernah mengaku susah , dia selalu tersenyum ketika menghadapi kesulitan dan ketika dia tidak punya daya ingat apapun terhadap sesuatu, saya selalu bercerita dan selalu meminta sesuatu dan engga tahu kenapa setiap yang saya minta selalu terpenuhi oleh Allah" Ini kisah sianak tersebut dengan sosok sang ibu, bagaimana dengan sang ayah? sang ayah dari anak tersebut masih ada tinggal satu rumah karena si anak ingin merawat dengan tangannya sendiri, meski para pembatu di rumah seorang kepala daerah itu sangat banyak, tapi untuk ayahnya lebih banyak diurus langsung oleh sianak, disela sela kesibukannya sebagai kepala daerah, termasuk juga belanja sendiri keperluan bulanan sang ayah dari mulai makanan kesukaannya, obat obatan atau pakainnya selalu dilakukan oleh si anak itu sendiri, hal ini pernah dituangkan dalam salah satu buku karyanya, kenapa ini dilakukan, karena menurut si anak kasih sayang dari ayahnya kepadanya juga tidak pernah diwakilkan. Inilah sepenggal kisah yang dapat kita jadikan sebagai perenungan betapa maha dasyatnya pengorbanan dan do'a dari kedua orang tua kita itu, dan tentu semuanya sudah menduga yang dimaksud si anak itu adalah sosok Kang Dedi Mulyadi, si Bocah Angon yang saat ini menjadi Bupati Purwakarta selama 2 (Dua) priode dan juga menjadi Ketua Dpd I Golkar Jawa Barat sampai tahun 2021, seorang kepala daerah yang sarat prestasi yang mampu membangun Purwakarta lewat karya nyata. inilah si Bocah angon yang sampai saat ini di liburan akhir pekannya lebih senang menyabit rumput, mengurus kebun dan sawah, seperti layaknya petani biasa. (DKS) #inspirasikangdedi

Jumat, 17 Maret 2017

DEDI MULYADI AKAN BANGUN RUMAH ADAT SEPANJANG JALUR KERETA API DI PURWAKARTA



Konsisten dengan ucapannya, tetap focus mengurusi kerja, urusan Pilgubmah kumaha kersaning Gusti we....


Arah - Banyaknya tempat kumuh dan pemandangan yang tak indah di sepanjang jalur kereta api Purwakarta membuat Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menata bangunan-bangunan yang ada di sepanjang bantaran rel kereta api.
"Nanti jalur kereta api yang terlewati seluruh wilayah Purwakarta adalah pemandangan yang indah, tidak ada lagi rumah-rumah yang kumuh, seluruh rumahnya akan kita tata dengan baik. Sehingga orang nyaman naik kereta api," ucap Dedi di rumah dinasnya, Jumat (17/3).
Langkah tersebut diambil agar para penumpang melihat keindahan pemandangan dari sisi kereta api. Pihaknya akan mendesain ulang serta membuatkan rumah-rumah adat di pinggiran rel kereta api.
"Tinggal direnovasi aja, yang pertama dipindahkan ketempat lain yang lebih layak, kemudian yang kedua direnovasi rumah-rumahnya, menjadi bentuk rumah adat, karena rumah adat memiliki kharisma pandangan yang sangat baik," jelasnya.
"Ada sisi edukasi, saya ingin wisata kereta api itu menjadi tren dalam pengembangan wisata di Purwakarta, mengingat di Purwakarta ada beberapa stasiun yang dilewati," sambung Dedi.
Pertemuannya dengan pihak Kementerian koordinator kemaritiman (Kemenko Maritim), dan PT KAI atas perintah Menko Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan tadi pagi selanjutnya akan lagi dibahas di Purwakarta.
"Pemda Purwakarta itu kan sejak lama concern terhadap pengelolaan aset aset PT KAI, kita bisa dilihat misalnya Purwakarta itu mempelopori stasiun yang tua kita renovasi," pungkasnya.
Selain itu, ia menambahkan sudah ada beberapa perubahan yang dilakukan pihaknya bersama PT KAI. Seperti halnya, merubah yang dulunya tempat kumuh di daerah Plered menjadi kampung sate tanpa merugikan orang lain. (Haryanto)
#inspirasikangdedi

Dedi Mulyadi sosok pemimpin yang Sepi ing pamrih rame ing gawe

Sepi ing pamrih rame ing gawe adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang memiliki arti sedikit mengharapkan imbalan, banyak bekerja. Ungkapan tersebut mengandung arti yang menjunjungnilai luhur dimana kita diberi nasehat untuk tidak selalu mendasarkan pekerjaan karena imbalan apalagi sekedar mengejar jabatan, kurang lebihnya inilah sosok Kang Dedi Mulyadi, sosok sederhana yang kita kenal selama ini. Saat ini seiring dengan berjalannya waktu kita bisa melihat, mana yang oportunis penuh ambisi, mana yang menyikapi semuanya seperti air yang mengalir, semuanya tergantung taqdir dari Gusti Allah saja.
#inspirasikangdedi

Kamis, 16 Maret 2017

KANG DADANG NASER DENGAN PRESTASI DI PILBUP KAB. BANDUNG 2015, AKAN MAMPU MENGANTARKAN SAHABATNYA KANG DEDI MULYADI MENJADI GUBERNUR JAWA BARAT 2018-2021


Kemenangan 65 persen suara petahana Kang Dadang Naser pada Pemilihan Bupati Kabupaten Bandung 2015, semoga menjadi dasar kemenangan juga untuk Kang Dedi Mulyadi di wilayah Kabupaten Bandung dalam Pilgub 2018, Kabupaten Bandung yang memiliki jumlah pemilih 2.6 juta lebih akan menjadi kontributor kemenangan Kang Dedi Mulyadi seandainya Golkar Kabupaten Bandung dengan ketuanya Pak Dadang Naser dan Tim suksesnya Sabilulungan, sukses mempertahankan perolehan suara seperti pada Pilbup 2015, apalagi kalau bisa lebih."Maknyos". Antara Kang Dadang Naser dan Kang Dedi Mulyadi seperti dua sahabat yang dalam kehidupan politiknya saling mengisi, kita masih ingat pada pemilihan ketua DPD Golkar Kabupaten Bandung 2016, Kang Dedi Mulyadi yang terang terangan selalu mendukung Kang Dadang Naser menjadi Ketua Golkar Kabupaten Bandung priode 2016-2021, antara Kang Dadang Naser dan Kang Dedi Mulyadi juga rutin bersilaturahmi memberi pencerahan ke pelosok pelosok Kabupaten Bandung, entah itu melalui kegiatan Safari Budaya maupun kegiatan partai Golkar. Kalau kita melihat perjalanan karier politik keduanya juga tidak jauh berbeda, mereka berdua Kang Dadang Naser dan Kang Dedi Mulyadi merupakan sosok yang patut dijadikan sebagai motivasi hidup, karena keduanya telah memberi satu pembelajaran kepada kita, lewat prihatin, kerja keras dan keuletannya telah mampu merubah nasib hidupnya. Sekali lagi semoga saja Kang Dadang Naser dan Tim Sabilulungan mampu mengantarkan Kang Dedi Mulyadi meraih kemenangan di wilayah Kabupaten Bandung di Pilgub Jabar 2018, karena "KEMENANGAN KANG DEDI MERUPAKAN KEMENAGAN KITA SEMUA, URANG SUNDA". 
(DKS)

DEDI MULYADI DAN RIDWAN KAMIL BICARA TOLERANSI DI KONGRES KOMNAS HAM

Banyak momen yang secara tidak sengaja mempertemukan keduanya, tapi semuanya baik baik saja




Jakarta - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjadi pembicara dalam Kongres Nasional Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) yang diadakan oleh Komnas HAM. Dua orang yang digadang-gadang maju dalam Pilgub Jabar 2018 ini lalu bicara soal kebebasan beragama dan toleransi.
Dedi dan Ridwan Kamil hadir di sesi berbeda. Dedi datang lebih dulu ke kongres yang digelar di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Kamis (16/3/2017), itu pada pukul 12.30 WIB, dengan menggunakan pakaian putih-putih lengkap dengan pengikat kepala. Dedi mengatakan konflik yang terjadi di Indonesia disebutkan karena kekuasaan, bukan karena nama agama.
"Menjadi konflik jika isu agama jadi komoditas politik. Tiap individu menggunakan agama sebagai kekuatan politik. Isu agama akan selalu ada karena dikapitalisasi, dan selama kita masih memilih secara langsung (pilkada), isu agama akan terus dimainkan," ujar Dedi dalam pemaparannya.
Dalam hal ini Dedi memberi solusi, KPU harus melakukan ideologi calon sebagai tes. Bukan hanya sekadar sehat, karena dalam kepemimpinan, ideologilah yang paling berperan.
"Kepala daerah tidak boleh takut memberi ruang kepada orang untuk menjalankan agamanya. Kepala daerah atau calon juga tidak mengkapitalisasi isu agama sebagai sentral bagi kemenangan dia," ujarnya.
Ridwan Kamil datang setelah Dedi meninggalkan tempat kongres. Ridwan datang pukul 15.00 WIB mengenakan batik cokelat lengan panjang.
Ridwan mengaku merasa sedih karena masih harus mengurusi intoleransi. Jika ada yang mengalami perbedaan, ia meminta warga mendatangi negara.
"Kami ini pemimpin daerah, dari daging sapi, elang mati, sampai toleransi masih harus saya urus. Terus terang kami sedih, ini masih hadir di tahun-tahun seperti ini. Tapi apa pun, itu tanggung jawab kami selaku pemimpin. Saya datangi organisasi radikal di Bandung," ujar Ridwan Kamil.
"Saya dengarkan, apa perbedaan Anda, sampaikan ke negara, jangan turun sendiri. Inilah logika yang sedang saya bangun. Saya bilang, se-iya-iyanya fakta itu, sampaikan kepada negara, pemerintah, itu yang sekarang kami buka peran," sambungnya.
Ridwan mengatakan, selama 5 tahun ini sudah ada 309-an rumah ibadah nonmuslim yang dibangun. Dalam hal ini, ia mengatakan berfokus pada pemberantasan intoleransi.
"Saya tahun ini fokus memberantas intoleransi dan berita hoax. Ini kita lawan dengan kedewasaan dan pendidikan, pemuka agama konten digital. Tolong konten-konten digital bisa kita lawan berita provokasi seperti itu, karena memang problem masih banyak," ujarnya.
"Kami ini diapresiasi, alhamdulillah, warga hormat, bergandengan tangan, hanya itu. Indonesia datang dari keberagaman. Jika ada perbedaan, gunakan instrumen negara, untuk komunikasi," pungkasnya.
(imk/imk)
#inspirasikangdedi

Selasa, 14 Maret 2017

KETUA DPD GOLKAR JAWA BARAT H.DEDI MULYADI DATANGI SEKOLAH JUHDI, CERITA SEPATU GOSONG MILIKNYA

Motivator sejati memberikan pencerahan dari pengalamannya


Cianjur - Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mendatangi tempat sekolah Juhdi (13) di SDN Sindanglaya, Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat sekitar pukul 08.15 WIB, Selasa (14/3/2017). Suasana hangat terjalin kala pria yang juga Bupati Purwakarta bertemu dengan Juhdi bocah yang sepatu bolong 'menguapnya' Viral di media sosial.
Di tempat itu Dedi sempat berdiri di hadapan sejumlah siswa sekelas Juhdi, ia menceritakan pengalaman masa kecilnya yang hanya memiliki sepasang sepatu.
"Saya dulu pernah saat kecil sepatu saya basah karena hujan terjadi setiap hari. Karena cuma punya satu dan mau dipakai untuk besoknya setiap malam saya garang di atas perapian sampai kering, pernah suatu saat saya lupa pas besoknya sudah gosong sebelah," tutur Dedi, disambut tawa sejumlah siswa.
Dedi tak hentinya menyemangati Juhdi. Menurutnya dengan kondisi saat ini Juhdi harus tetap semangat untuk mengenyam pendidikan. Dijelaskan Dedi untuk mau sekolah itu bukanlah karena pakaian seragam dan sepatu bagus, namun keinginan dan pikiran.
"Saya contohkan, di Purwakarta tak ada pelajar yang masuk ke dalam kelas menggunakan sepatu semuanya nyeker. Mereka kita bebaskan ke sekolah mau pakai sepatu atau sendal tidak masalah, karena terkadang problem sepatu bisa saja membuat minder siswa," lanjut Dedi.
Dedi memberikan sebuah sepeda baru untuk Juhdi agar ketika berangkat sekolah bocah itu tidak lagi berjalan kaki, raut wajah Juhdi seketika berbinar kala sepeda itu diberikan saat itu juga Dedi meminta Juhdi untuk mencobanya. "Kade jang ulah kekebutan, (Jangan kebut-kebutan)," pesan Dedi.
Kepada wartawan Dedi menyebut peristiwa Juhdi menjadi menarik dan viral karena kondisi ekonomi negara saat ini mulai membaik Ketika fenomenanya muncul di media sosial otomatis mendapat sorotan dari banyak pihak.
"Semoga tidak lantas terus-terusan menjadi dramatis, karena bagaimanapun pendidikan yang kita harapkan itu adalah pendidikan yang berkarakter dan mampu menciptakan generasi masa depan yang tangguh dan mandiri, bukan generasi yang cengeng," jelas Dedi.
#inspirasikangdedi

Senin, 13 Maret 2017

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bergandengan dengan Kaporles Purwakarta

Tidak ada masalah yang tidak
dapat diselesaikan,
Tidak ada musuh yang tidak dapat
dikalahkan, selama menghadapinya
bersama sama.

Di Purwakarta Pemimpinnya
saling bergandengan
ketika menghadapi masalah,
tidak saling menyalahkan,
apalagi mencari kambing hitam.

#inspirasikangdedi

MENINJAU LOKASI JALAN AMBLAS, BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI : PRIORITASKAN AKTIVITAS WARGA SATU KAMPUNG

Responsif dan cepat bertndak

PURWAKARTA headlinejabar.com Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meninjau lokasi jalan amblas di Kampung Cisuren, Desa Mekargalih, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (13/3/2017).
Jalan desa yang tepat berada di lahan milik PT KAI ini diketahui amblas akibat pegeseran tanah yang terjadi di wilayah tersebut. Kondisi ini juga mengakibatkan rel kereta api jalur Jakarta - Bandung turut mengalami amblas, tepatnya di KM 110.
Di lokasi tersebut, Dedi menuturkan segera melakukan identifikasi sebelum jalan tersebut diperbaiki. Menurutnya, warga di sekitar kampung itu harus diprioritaskan agar aktifitas mereka tidak terganggu.
"Intinya, kita dahulukan kepentingan warga agar aktifitas mereka tidak terganggu. Sambil menunggu hasil identifikasi kita carikan jalan alternatif untuk masyarakat, baru kita perbaiki," paparnya.
Bukan hanya itu, tiang pancang penahan longsor pun terlihat miring. Melihat kondisi ini, Dedi meminta kepada anggota masyarakat setempat agar berhati-hati dan waspada. "Saya kira cukup bahaya, makanya saya minta masyarakat untuk hati-hati," tandasnya.
Sementara itu, Manager Humas PT KAI Daop II Bandung, Joni Martinus, dalam keterangan resminya menuturkan, pihaknya telah menerjukan Flying Gang atau tim regu siaga untuk mengantisipasi gangguan di lintasan kereta api.
Dalam pantauannya, KM 110 antara Stasiun Ciganea dan Sukatani serta KM 99 antara Stasiun Purwakarta dan Bungursari merupakan daerah rawan. "Kita harapkan seluruh sistem perkeretaapian bisa zero accident," pungkasnya, 
 

Minggu, 12 Maret 2017

Buku Kang Dedi Mulyadi CING CARINGCING PAGEUH KANCING SET SARINGSEUT PAGEUH IKEUT Bab : Telaah Penerapan Pribahasa Cing Caringcing Pageuh Kancing Set Saringset Pageuh Ikeut (CCPKSSPI)




A. Telaah Penerapan Peribahasa CCPKSSPI dan Sejarah
4) Telaah peribahasa CCPKSSPI dan kematangan
Gejolak masyarakat seiring dengan waktu terus bergulir, bervariasi, masuk akal, tidak masuk akal, dan hal-hal baru terus dihadapi
oleh individu. Kematangan pun tidak hanya ditemukan pada jiwa manusia yang merupakan tingkat kedewasaan dalam cara berpikir dan bertindak, melainkan ia mampu pula menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi dan kemudian menentukan sikap dalam menghadapinya.
Suatu kondisi yang terjadi baik melalui pengalaman nyata atau informasi dan mulut ke mulut, maka individu yang sudah memiliki tingkat kematangan baik, maka ia akan mempertimbangknya dengan santun. Gejolak yang ada, mengalami proses berpikir sehingga invidu akan dapat menentukan masalah, baik di lingkungan keluarga, tetangga, masyarakat, bangsa dan negara. Adanya situasi yang berbeda, maka individu pun harus segera menyesukan dirinya terhadap masalah yang dihadapi.
Kasus yang terjadi pada suatu situasi, maka kewaspadaan, kehatihatian, kebijakan dan keadilan harus ditempatkan pada situasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi untuk ditindaklanjuti. Seperti pada kilasan sejarah perjalanan sejarah Purwakarta, pada tulisan ini dimaksudkan sebagai sebuah kasusitis yang langsung atau tidak langsung dihadapi oleh stiap orang. seperti diungkapkan Dr. A. Sobana Hardjasaputra, S.S.,M.A. yang terdapat dalam buku sejarah Purwakarta (2003), dalam penelitiannya yang berjudul sejarah purwakarta adalah sebagai berikut;
1. Peribahasa CCPKSSPI sebagai kesiapan mental dan perlengkapan
hitstrasi
Sultan Agung Sultan Mataram pada tahun 1632 mengutus Wiraperbangsa dan Galuh. Saat itu 1.000 prajurit dengan keluarganya menemaninya menuju Karawang. Tujuan utama pasukan yang dipimpin oleh Wiraperbangsa adalah membebaskan Karawang dan pengaruh Banten. Karawang menjadi tempat untuk mempersiapkan logistik dan perlengkapan persiapan dalam melakukan penyerangan terhadp VOC (Belanda) di Batavia. Sebelumnya, penyerangan pernah dilakukan oleh Aria Wirasaba yang kemudian dianggap gagal karena kurang persiapan dan perlengkapan. Begitu pula tidak ada tempat untuk mempers iapkan karena karawang masth dikuasai oleh Banten.
Catatan
Gambaran peribahasa yang ada saat itu adalah “bru dijuru bro dipanto ngalayah ditengah imah” dengan persiapan yang lengkap maka kemenangan sudah di depan mata. Disini peribahasa CCPKSSPI berusaha mempersiapkan baik, makanan, perlengkapan perang dan persiapan mental.
2. Peribahasa CCPKSSPI dan kesiapan menjalankan tugas
Ilustrasi
Tugas yang diberikan kepada Wiraperbangsa dapat dilaksanakan dengan baik dan hasilnya langsung dilaporkan kepada Sultan Agung. Atas keberhasilannya, Wiraperbangsa oleh Sultan Agung dianugerahi jabatan wedana (setingkat bupati) di Karawang dan diberi gelar Adipati Kertabumi III serta diberi hadiah sebilah keris yang bernama Karosinjang.
Setelah penganugerahan gelar tersebut yang dilakukan di Mataram, Wiraperbangsa bermaksud akan segera kembali ke Karawang. Namun, sebelumnya Beliau singgah dahulu ke Galuh untuk menjenguk keluarganya. Atas takdir Illahi, Beliau kemudian wafat saat berada di Galuh.
Catatan
Peribahasa CCPKSSPI dalam menjalankan tugas harus mempersiapkan diri baik pengetahuan, sikap, keterampilan, ideologi, dan keyakinan serta kemampuan dalam memutuskan sesuatu yang menjadi
masalah. Seorang individu yang kemudian menjalankan tugas sebagai pemimpin memerlukan kesiapan mental seorang pemimpin dengan berusaha bertindak adil, bijaksana, dan mampu menjaga tekad, ucap, lampah, dan paripolah.
Dalam penampilan, seorang pemimpin harus menjalankan tugasnya dengan menunjukkan perilaku baik, berpakaian baik, dan seiring dengan perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang pemirnpin.
individu yang menjadi pemimpin pun haruss mengelola tata pemerintahan, mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, pola pikir dalam mempersiapkan dan menjaga sumber daya alam, sumber daya manusia, dan pemenuhan kebutuhan antara bangsa dan negara. Menjadi pemimpin harus masagi.
3. Peribahasa CCPKSSPI sebagai sebuah kehormatan
Ilus trasi
Setelah Wiraperbangsa wafat, jabatan bupati di Karawang dilanjutkan oleh putranya yang bemama Raden Singaperbangsa dengan gelar Adipati Kertabumi IV yang memerintah pada tahun
1633-1677.
Pada abad XVII kerajaan terbesar di Pulau Jawa adalah Mataram dengan raja yang terkenal yaitu Sultan Agung Hanyokrokusumo. la tidak menginginkan wilayah Nusantara diduduki atau dijajah oleh bangsa lain dan ingin mempersatukan Nusantara.
Dalam upaya mengusir VOC yang telah menanamkan kekuasaan di Batavia, Sultan Agung mempersiapkan diri dengan terlebih dahulu menguasai daerah Karawang untuk dijadikan basis atau pangkal perjuangan dalam menyerang VOC.
Ranggagede diperintalmya untuk mempersiapkan bala tentara/prajurit dan logistik dengan membuka lahan-lahan pertanian yang kemudian berkembang menjadi lumbung padi.
Tanggal 14 September 1633 Masehi bertepatan dengan tanggal 10 Maulud 1043 Hijriah, Sultan Agung melantik Singaperbangsa sebagai Bupati Karawang yang pertama sehingga secara tradisi setiap tanggal 10 Maulud diperingati sebagai Han Jadi Kabupaten Karawang.
Berawal dan sejarah tersebut dan perjuangan persiapan proklamasi kemerdekaan RI, Karawang lebih dikenal dengan julukan sebagai kota pangkal perjuangan dari daerah lumbung padi Jawa Barat.
Catatan
Kematian, kapan pun, di mana pun bisa teijadi. Entah pejabat, pemerintah, bangsa termasuk individu sebagai simpulan dan semua itu akan mengalami kematian. Adalah benar kematian tidak bisa dihindari, tetapi yang harus dipersiapkan adalah siapa yang akan meneruskan kehidupan ini setelah individu yang bersangkutan meninggalkan dunia ini.
#inspirasikangdedi

KASAL KE PURWAKARTA, SEMPATKAN DIRI NONTON PERTUNJUKAN AIR MANCUR TAMAN SRI BADUGA

Sang Jendral pun mengagumi

PURWAKARTA, TRIBUNJABAR.CO.ID - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Laut Ade Sopandi beserta keluarga menyempatkan diri datang ke Purwakarta, Minggu (12/3/2017). Kedatangan mereka khusus untuk menyaksikan pertunjukan air mancur Sri Baduga, di Taman
Situ Buleud.
Asisten Potensi Maritim Kasal Mayjen Toni Basari Natanegara, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan Dandim 0619 Purwakarta Letkol Inf Ari Maulana hadir mendampingi Kasal.
Tidak hanya itu, sebelumnya mereka menyempatkan datang ke Museum Diorama Nusantara di Jalan KK Singawinata dan Gedung Negara di Komplek Pendopo Pemkab Purwakarta.
Mereka terlihat lebih rileks karena tidak mengenakan pakaian dinasnya. Kunjungan mereka ke Purwakarta berakhir dengan menyaksikan pertunjukan air mancur selama kurang lebih satu jam bersama warga sekitar. (men)
#inspirasikangdedi

Sabtu, 11 Maret 2017

GUYONAN KANG DEDI, SULE, LESTY DAN H.BOLOT DI INI_TALK SHOW NET TV





Dedi Mulyadi memang sosok fenomenal selain politisi, orator ulung,
budayawan juga seorang entertainer yang mampu menghibur hati yang sedang
duka.

DEDI MULYADI SANG PENDEKAR KEBAIKAN

RASA, ada yang tak boleh hilang dengan ini. 
Tidak karna terjebak romansa nuansa,. 
tapi sejatinya adalah hal yang sangat prinsipil 
akan sebuah pilihan, pilihan atas konstruksi “kapital” dan konstruksi “sosial”. 
Biar pundi ku tak berisi penuh selama “rasa” menjadi bagiannya, 
lebih indah dibanding pundi terisi penuh tapi tak tercecap “rasa”.




Puisi diatas seperti gambaran kecil kehidupan seorang Dedi Mulyadi, apa yang dilakukannya bukanlah pencitraan karena seperti inilah karakter seorang Dedi Mulyadi, ketika dilihatnya ada yang kurang pas selalu merespon dengan cepat entah sedang berada dimana atau sedang bersama siapa, hidupnya dijalaninya seperti hanya untuk mengabdi kepada sesama.
Sulit mencari perbandingan untuk seorang Dedi Mulyadi itu, dalam hal tolong menolong terhadap sesama, falsafah kehidupan orang Sunda silih asah, silih asih, silih asuh, tukang tutulung kanu keur butuh, tukang tatalang kanu keur susah, tukang nganteur kanu keur siuen dan tukang nyaangan kanu keur poekkeun benar benar menjadi jalan hidupnya, bayangkan tercatata sudah 3 (tiga) orang yang pingsan setelah menerima bantuan Kang Dedi, kita juga masih ingat belum lama ini kalau bukan uluran Kang Dedi bayi kembar siam asal Sumedang Devina Devani yang biaya operasi pemisahannya mencapai 500 juta tidak mungkin dapat terlaksana.
Sebenarnya kenapa saya sebut ini bukan pencitraan, karena semua yang suka ditulis media itu tidak seberapa dari uluran Kang Dedi kepada sesama yang tidak diberitakan, saya pribadipun pernah mengalami hal ini. Kebaikan Kang Dedi Mulyadi yang tidak di tulis media itu bahkan sangat mencengangkan, hanya pribadi yang dibantunya saja yang tahu dan mungkin orang orang terdekat Kang Dedi, jika tidak percaya silahkan datang ke Purwakarta tanyakan kepada orang orang yang sekiranya dekat dengan beliau.
Lihat saja perlakuan Kang Dedi hari ini, ketika beliau membantu Pak Abdul Gani warga Surabaya yang hendak pulang ke Lampung dengan berjalan kaki dan menaikkan keluarganya ke Gerobak, tentu sepanjang perjalan banyak orang yang melihat pemandangan mengenaskan ini, apa ada yang peduli?
Lihat saja saja bagaimana Kang Dedi Mulyadi memperlakukan anak istri Pak Goni mereka dijamu, tidur di rumah dinas bupati, dibelikan pakaian layak dan diberi modal usaha, kira kira ada orang yang super baik seperti Kang Dedi Mulyadi, sepanjang saya hidup belum ada orang yang memiliki jiwa sinterklas atau sang pendekar kebaikan, karena inilah Kang Dedi dan julukan inipun menurut saya belum sepadan jika diukur dari semua kebaikannya kepada sesama selama ini. (DKS)
#inspirasikangdedi