expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 12 Maret 2017

Buku Kang Dedi Mulyadi CING CARINGCING PAGEUH KANCING SET SARINGSEUT PAGEUH IKEUT Bab : Telaah Penerapan Pribahasa Cing Caringcing Pageuh Kancing Set Saringset Pageuh Ikeut (CCPKSSPI)




A. Telaah Penerapan Peribahasa CCPKSSPI dan Sejarah
4) Telaah peribahasa CCPKSSPI dan kematangan
Gejolak masyarakat seiring dengan waktu terus bergulir, bervariasi, masuk akal, tidak masuk akal, dan hal-hal baru terus dihadapi
oleh individu. Kematangan pun tidak hanya ditemukan pada jiwa manusia yang merupakan tingkat kedewasaan dalam cara berpikir dan bertindak, melainkan ia mampu pula menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi dan kemudian menentukan sikap dalam menghadapinya.
Suatu kondisi yang terjadi baik melalui pengalaman nyata atau informasi dan mulut ke mulut, maka individu yang sudah memiliki tingkat kematangan baik, maka ia akan mempertimbangknya dengan santun. Gejolak yang ada, mengalami proses berpikir sehingga invidu akan dapat menentukan masalah, baik di lingkungan keluarga, tetangga, masyarakat, bangsa dan negara. Adanya situasi yang berbeda, maka individu pun harus segera menyesukan dirinya terhadap masalah yang dihadapi.
Kasus yang terjadi pada suatu situasi, maka kewaspadaan, kehatihatian, kebijakan dan keadilan harus ditempatkan pada situasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi untuk ditindaklanjuti. Seperti pada kilasan sejarah perjalanan sejarah Purwakarta, pada tulisan ini dimaksudkan sebagai sebuah kasusitis yang langsung atau tidak langsung dihadapi oleh stiap orang. seperti diungkapkan Dr. A. Sobana Hardjasaputra, S.S.,M.A. yang terdapat dalam buku sejarah Purwakarta (2003), dalam penelitiannya yang berjudul sejarah purwakarta adalah sebagai berikut;
1. Peribahasa CCPKSSPI sebagai kesiapan mental dan perlengkapan
hitstrasi
Sultan Agung Sultan Mataram pada tahun 1632 mengutus Wiraperbangsa dan Galuh. Saat itu 1.000 prajurit dengan keluarganya menemaninya menuju Karawang. Tujuan utama pasukan yang dipimpin oleh Wiraperbangsa adalah membebaskan Karawang dan pengaruh Banten. Karawang menjadi tempat untuk mempersiapkan logistik dan perlengkapan persiapan dalam melakukan penyerangan terhadp VOC (Belanda) di Batavia. Sebelumnya, penyerangan pernah dilakukan oleh Aria Wirasaba yang kemudian dianggap gagal karena kurang persiapan dan perlengkapan. Begitu pula tidak ada tempat untuk mempers iapkan karena karawang masth dikuasai oleh Banten.
Catatan
Gambaran peribahasa yang ada saat itu adalah “bru dijuru bro dipanto ngalayah ditengah imah” dengan persiapan yang lengkap maka kemenangan sudah di depan mata. Disini peribahasa CCPKSSPI berusaha mempersiapkan baik, makanan, perlengkapan perang dan persiapan mental.
2. Peribahasa CCPKSSPI dan kesiapan menjalankan tugas
Ilustrasi
Tugas yang diberikan kepada Wiraperbangsa dapat dilaksanakan dengan baik dan hasilnya langsung dilaporkan kepada Sultan Agung. Atas keberhasilannya, Wiraperbangsa oleh Sultan Agung dianugerahi jabatan wedana (setingkat bupati) di Karawang dan diberi gelar Adipati Kertabumi III serta diberi hadiah sebilah keris yang bernama Karosinjang.
Setelah penganugerahan gelar tersebut yang dilakukan di Mataram, Wiraperbangsa bermaksud akan segera kembali ke Karawang. Namun, sebelumnya Beliau singgah dahulu ke Galuh untuk menjenguk keluarganya. Atas takdir Illahi, Beliau kemudian wafat saat berada di Galuh.
Catatan
Peribahasa CCPKSSPI dalam menjalankan tugas harus mempersiapkan diri baik pengetahuan, sikap, keterampilan, ideologi, dan keyakinan serta kemampuan dalam memutuskan sesuatu yang menjadi
masalah. Seorang individu yang kemudian menjalankan tugas sebagai pemimpin memerlukan kesiapan mental seorang pemimpin dengan berusaha bertindak adil, bijaksana, dan mampu menjaga tekad, ucap, lampah, dan paripolah.
Dalam penampilan, seorang pemimpin harus menjalankan tugasnya dengan menunjukkan perilaku baik, berpakaian baik, dan seiring dengan perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang pemirnpin.
individu yang menjadi pemimpin pun haruss mengelola tata pemerintahan, mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, pola pikir dalam mempersiapkan dan menjaga sumber daya alam, sumber daya manusia, dan pemenuhan kebutuhan antara bangsa dan negara. Menjadi pemimpin harus masagi.
3. Peribahasa CCPKSSPI sebagai sebuah kehormatan
Ilus trasi
Setelah Wiraperbangsa wafat, jabatan bupati di Karawang dilanjutkan oleh putranya yang bemama Raden Singaperbangsa dengan gelar Adipati Kertabumi IV yang memerintah pada tahun
1633-1677.
Pada abad XVII kerajaan terbesar di Pulau Jawa adalah Mataram dengan raja yang terkenal yaitu Sultan Agung Hanyokrokusumo. la tidak menginginkan wilayah Nusantara diduduki atau dijajah oleh bangsa lain dan ingin mempersatukan Nusantara.
Dalam upaya mengusir VOC yang telah menanamkan kekuasaan di Batavia, Sultan Agung mempersiapkan diri dengan terlebih dahulu menguasai daerah Karawang untuk dijadikan basis atau pangkal perjuangan dalam menyerang VOC.
Ranggagede diperintalmya untuk mempersiapkan bala tentara/prajurit dan logistik dengan membuka lahan-lahan pertanian yang kemudian berkembang menjadi lumbung padi.
Tanggal 14 September 1633 Masehi bertepatan dengan tanggal 10 Maulud 1043 Hijriah, Sultan Agung melantik Singaperbangsa sebagai Bupati Karawang yang pertama sehingga secara tradisi setiap tanggal 10 Maulud diperingati sebagai Han Jadi Kabupaten Karawang.
Berawal dan sejarah tersebut dan perjuangan persiapan proklamasi kemerdekaan RI, Karawang lebih dikenal dengan julukan sebagai kota pangkal perjuangan dari daerah lumbung padi Jawa Barat.
Catatan
Kematian, kapan pun, di mana pun bisa teijadi. Entah pejabat, pemerintah, bangsa termasuk individu sebagai simpulan dan semua itu akan mengalami kematian. Adalah benar kematian tidak bisa dihindari, tetapi yang harus dipersiapkan adalah siapa yang akan meneruskan kehidupan ini setelah individu yang bersangkutan meninggalkan dunia ini.
#inspirasikangdedi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar