Bagi Kang Dedi Mulyadi dalam rutinnitasnya menjalankan tugasnya sebagai Bupati Purwakarta maupun sebagai Ketua DPD 1 Golkar Jawa Barat, lebih memilih berpakaian adat sunda (Baju dan celana Pangsi Komprang).
Kebiasaan ini sangat bertolak belakang dengan para pejabat pejabat lainnya pada umumnya yang selalu berjas atau bersafari. bagi pejabat pejabat lainnya, pakaian sederhana mereka itu batik.
Tapi bagi Kang Dedi pakaian Hitam hitam atau Putih putih dengan ikat kepala merupakan pakaian kebesaran, Hanya pada momen momen resmi kenegaraan seperti 17 Agustusan atau upacara resmi lembaga kenegaraan, Kang Dedi berpakaian seperti layaknya pejabat pejabat lain, ber jas atau bersafari dan mengenakan peci.
Berpakaian pangsi
Hitam atau putih bagi Kang Dedi Mulyadi merupakan simbol penghormatan
kepada para leluhur,nenek moyang orang Sunda dan penghormatan kepada
seni maupun budaya orang Sunda, Bagi Kang Dedi pantang beretorika yang
mengedepankan simbol simbol semata.
Jadi meski mendapat tekanan sampai ancaman tetap saja memegang teguh prinsipnya.
Warna pakaian hitam atau putih itu bagi orang Sunda memiliki nilai filosofi. Kang Dedi memiliki prinsip seperti di tulis dalam buku bukunya bahwa jadi pejabat itu tidak dinilai dari pakaian dan protokolernya, tapi dari pengabdian dan prestasi.
Itulah seorang Dedi Mulyadi seorang Bupati dan Budayawan.Yang menjadikan Kearifan Budaya Sunda sebagai salah satu dasar atau pemikiran untuk membangun negeri ini.
#inspirasikangdedi
Jadi meski mendapat tekanan sampai ancaman tetap saja memegang teguh prinsipnya.
Warna pakaian hitam atau putih itu bagi orang Sunda memiliki nilai filosofi. Kang Dedi memiliki prinsip seperti di tulis dalam buku bukunya bahwa jadi pejabat itu tidak dinilai dari pakaian dan protokolernya, tapi dari pengabdian dan prestasi.
Itulah seorang Dedi Mulyadi seorang Bupati dan Budayawan.Yang menjadikan Kearifan Budaya Sunda sebagai salah satu dasar atau pemikiran untuk membangun negeri ini.
#inspirasikangdedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar