Buku Kang Dedi Mulyadi : MENGAYUH NEGERI DENGAN CINTA
Pelajaran Ke Enam : Tali Paranti Karuhun (tamat)
"Refleksi: Melalui jalan Tradisi"
Keberpihakan saya pada
tradisi, sekali lagi, bukan dengan niatan menolak agama sebagai basis
kehidupan. Agama adalah keyakinan, sedangkan tali paranti karuhun adalah
cara yang menggenapi syariat agama. Keberpihakan pada tradisi di
antaranya didorong oleh ramalan uga bahwa pada saat Sumedang
ngarangrangan (seluruh daun-daun kehidupan Sumedang
rontok oleh kemarau zaman), juga pada saat daerah-daerah lain ditatar
Sunda ini mengalami kemunduran, uga itu menyatakan Purwakarta Digjaya
Salawasna.
Uga itu bisa jadi dianggap sekadar ramalan atau isapan
jempol belaka. Namun saya menanggapinya sebagai doa pendorong semangat,
bahwa orang masa lalu menganggap Purwakarta sebagai benteng terakhir
kebangkitan seluruh masyarakat Sunda. Uga itu saya jadikan spirit dan
para karuhun bahwa mereka pernah melihat dan menyimpulkan bahwa pada
masyarakat Purwakartalah akan muncul kebangkitan dan kesejahteraan
masyarakat Sunda.
Tradisi adalah harta kita terakhir yang akan
membedakan din kita dengan identitas manusia lain. Tradisi bagi saya
adalah peta harta karun yang bila diikuti akan membuat segala sesuatu
terbuka dengan sendirinya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar