expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 30 April 2017

KANG DEDI MULYADI KEPALA DAERAH YANG SERING "MENJEMPUT BOLA" KEPENTINGAN BURUH

Kang Dedi pernah mengatakan bahwa upah di bawah UMR/UMK itu perbudakan. sejak duduk menjadi anggota DPRD Purwakarta Kang Dedi Mulyadi selalu dekat dengan organisasi organisi pekerja, kedekatan itu terus terjalin dengan baik sampai Kang Dedi menjabat Bupati Purwakarta.
Sebagai kepala daerah Kang Dedi Mulyadi selalu mengakomodir kepentingan buruh, Kang Dedi sebagai kepala daerah selalu ada di tengah tengah keluh kesah para buruh.
Sikap tegasnKang Dedi kepada para pengusaha membuat perusahaan perusahaan di Purwakarta menjadi taat peraturan, pertemuan pertemuan tripartit kerap dilakukan. Kang Dedi Mulyadi selalu mampu menjembatani jika terjadi kesalah fahaman antara perusahaan dengan para pekerja.
Besok tanggal 1 Mei merupakan Hari Buruh (MAYDAY), Kang Dedi biasanya selalu mengadakan ngobrol santai penuh canda dengan para perwakilan pekerja, Kang Dedi Mulyadi selalu memberi femahaman bahwa segala persoalan itu dapat diselesaikan jika kepala kita dingin tanpa kemarahan.
Karena biasanya yang membuat panas itu dimana demo atau aspirasi para buruh dimanfaatkan atau ditunggangi untuk kepentingan politik tertentu yang kalau kita lihat secara logika terkadang tidak ada korelasinya.
Kang Dedi selalu menjemput bola kepejntingan buruh, seperti belum lama ini terjadi sebelum demo buruh yang jumlahnya itu ribuan bergerak, yang tentunya bisa mengganggu ketertiban umum, Kang Dedi tanpa rasa takut datang terlebih dulu kelokasi, hadir sebagai seorang Bapak, seorang pengayom, jadi yang suasana panaspun berubah menjadi arena selfie dan curhat antara buruh dengan Kang Dedi Mulyadi. Para Buruh merasa dihargai dengan kehadiran Bupatinya.
Menyapa dengan cinta dan penuh keakraban
Saya yakin jika saja Kang Dedi Mulyadi kita beri amanah untuk berkantor di gedung sate, nasib para buruh/pekerja di Jawa Barat akan lebih baik. (DKS)
#kdmj1

Rabu, 26 April 2017

KARAKTER TOKOH WAYANG "ARYA BIMA" ADA PADA KEPRIBADIAN KANG DEDI MULYADI

Sebagai seorang budayawan tentu apa yang dipakainya seolah olah ingin menunjukan inilah dirinya, kalau kita amati ketika Kang Dedi Mulyadi bertemu Pak Jokowi kemarin pada tanggal 25 April 2017, kali ini Kang Dedi Mulyadi tidak memakai baju batik dengan motif harimau putih sebagai simbol kegagahan Prabu Siliwangi, namun memakai baju batik dengan motif tokoh pewayangan, tokoh Pandawa yaitu Arya Bima.
Kita tahu bahwa Bima merupakan sosok sakti mandraguna yang berhasil mencabik cabik puluhan kurawa dan meminum darah Dursasana untuk keramas sang adik ipar Drupadi seperti yang dikisahkan dalam perang Bratayudha antara Pandawa dengan Kurawa.
Dari sisi karakter Bima merupakan kesatria yang setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa-basi, tak pernah bersikap mendua, serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.
Karakter ini berbeda dengan sang adik Arjuna yang meski memiliki kesaktian yang luar biasa, pandai memanah, merayu wanita, ganteng namun memiliki kelemahan yaitu jiwanya labil, gampang terpengaruh, terutama oleh sang guru Resi Dorna.
Kalau kita telaah lebih jauh seperti inilah Kang Dedi karakter yang dimiliki tokoh Bima dalam dunia pewayangan ada pada diri Kang Dedi. yaitu berani membela kebenaran, berani mempertahankan prinsip dan keyakinan. semua berjalan apa adanya tanpa basa basi apalagi sampai menjilat ludahnya sendiri, selalu merendahkan diri namun bukan berarti tidak berani, Kang Dedi selama ini sering dicaci maki, di hujat, di demo, rumahnya ditimpukin, mobilnya dicegat oleh puluhan orang tak dikenal, bahkan sampai mendapat ancaman bahwa kepalanya akan dipenggal, namun Kang Dedi tetap berani, Kang berkata geutih Sunda " Moal mundur sasiku moal ngejat satunjar beas". Inilah idealnya seorang pemimpin itu, yaitu seorang pemimpin yang memiliki keberanian dan karakter.
Kang Dedi selama menjabat Bupati Purwakarta hampir Dua priode dikenal sangat dekat dengan para pegawai di lingkungan Pemda Purwakarta, dari mulai tukang sapu sampai dengan para pejabatnya, Kang Dedi tidak pernah membeda bedakan sikapnya. namun dibalik kedekatannya dengan para pegawai bukan berati Kang Dedi Mulyadi lemah dalam penegakan disiplin, Kang Dedi sudah sering memberiak sanksi indisipliner sampai pemecatan kepada para pegawainya yang lalai atau macam macam saat melayani masyarakat, maupun staf staf di bawahan seperti Kades maupun camat kalau salah mereka ditindak tegas, di Purwakarta tidak ada pengusaha yang bisa main main, entah itu rekanan Pemda, para pengusaha hiburan, hotel sampai pengembang kalau tidak taat peraturan tutup atau hentikan, bahkan ada sekolah yang dibubarkan Kang Dedi karena kerap tawuran, jadi jangan heran karena ketegesannya menegakkan peraturan Kang Dedi sering mendapat gugatan hukum.
Selain memiliki keberanian dan ketegasan, kita mengenal Kang Dedi seorang pejabat yang sangat dermawan, mana ada pejabat yang menyumbangkan gajinya sebasar 50 juta setiap bulannya hanya untuk membantu sesama.
Jadi kita tidak akan salah memilih jika Kang Dedi Mulyadi kita beri amanah untuk menjadi Gubernur Jawa Barat priode 2018-2023, Kang Dedi seperti sosok Bima dalam dunia pewayangan. (DKS)
#kdmj1

Selasa, 25 April 2017

PRESIDEN RI JOKO WIDODO DAN BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI MENYAKSIKAN PERTUNJUKAN AIR MANCUR TAMAN SRI BADUGA

Sebuah sinyal





Purwakarta - Usai menyambangi Pesantren Al Hikamussalafiyah dan makan malam, Presiden Joko Widodo langsung bertolak menuju lokasi Taman Air Mancur Sri Baduga, Purwakarta. Jokowi ditemani oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Jokowi tiba di lokasi Taman Air Mancur Sri Baduga sekitar pukul 19.25 WIB. Jokowi tampak masih mengenakan kemeja putih yang dibalut jas serta bawahan kain sarung.
Jokowi langsung duduk di bangku tribun yang tersedia. Terlihat Bupati Dedi duduk di sebelah kiri Jokowi.
Pertunjukan air mancur dimulai. Jokowi tampak antusias menyaksikan air mancur warna-warni menyembur dan meliuk-liuk. Sesekali Dedi tampak berbincang ke Jokowi.
Ada sekitar 10 menit Jokowi menyaksikan pertunjukan air mancur yang diiringi dengan alunan musik dan syair itu.
Seterusnya, Jokowi langsung beranjak untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta.
(rjo/rvk)
#kdmj1

Minggu, 23 April 2017

KANG DEDI MULYADI SANG PENCERAH, MULAI DARI SEMINAR SAMPAI BERDAKWAH

Sampaikan meski hanya satu ayat, inilah prinsip kita sebagai seorang Muslim untuk memberikan pencerahan kepada sesama maupun untuk saling mengingatkan.
Kang Dedi Mulyadi yang saat ini kerap didaulat untuk memberikan tausiah bukanlah seorang ustaz, namun saat ini malah kebanjiran undangan untuk memberikan ceramah tidak hanya di daerah Purwakarta namun banyak undangan dari luar kota Purwakarta juga, Kang Dedi meski tidak di besarkan dilingkungan pesantren, namun sejak kecil telah ditempa ilmu keagamaan yang kuat di tambah kedekatan Kang Dedi dengan para tokoh alim ulama NU dari sini juga Kang Dedi banyak belajar menimba ilmu keagamaan. Meski dakwah yang Kang Dedi sampaikan sederhana, namun mampu memberikan pencerahan yang bermanfaat untuk meningkatkan ketaqwaan kita sebagai seorang muslim. Ada beberapa pristiwa menarik saat Kang Dedi Mulyadi memberikan ceramahnya salah satunya ketika seorang tukang tahu keliling pingsan karena menerima bantuan Kang Dedi ketika Kang Dedi ceramah di satu tempat,sampai ribuan ibu ibu di Ciwidey Kabupaten Bandung yang menangis saat mendengar ceramah Kang Dedi ketika Kang Dedi memaparkan kesabaran seorang ibu.
Apa yang dilakukan Kang Dedi ini patut kita apresiasi, berbeda dengan mantan pejabat maupun para selebriti yang menjadi da'i, Kang Dedi sama sekali tidak pernah mengkomersilkan semua kemampuannya ini, Kang Dedi tidak pernah memasang tarif. malah biasanya uang yang diterimanya secara sukarela dari hasil ceramah maupun pembicara dalam satu seminar suka dikumpulkan untuk membantu masjid. Selain memberikan ceramah keagamaan Kang Dedi memang lebih sering diundang sebagai pembicara pada seminar oleh lembaga lembaga pemerintahan maupun swasta atau diundang untuk memberikan kuliah umum di kampus kampus. Kang Dedi yang pandai berorasi di selingi humor humor segar memang menjadi daya tarik tersendiri, membuat para pendengarnya merasa tidak bosan, begitupun ketika kang Dedi berdakwah. Talenta yang dimiliki Kang Dedi ini membuatnya jadwalnya sangat padat entah itu sebagai pembicara dalam satu seminar maupun sebagai ustaz untuk memenuhi undangan untuk berdakwah di sela sela kesibukanya sebagai Kepala daerah maupun sebagai ketua parpol tingkat Jawa Barat. Kang Dedi memang sang pencerah. (DKS)
#kdmj1

Jumat, 21 April 2017

KETUA DPD I GOLKAR JAWA BARAT H.DEDI MULYADI MENGUNJUNGI GUBUK DERITA ABAH TARSA DI KOTA BANDUNG

Tidak terbatas ruang dan waktu, sejauh kaki melangkah hanya sekedar memberi manfaat kepada sesama


Kisah Tarsa (82) yang hidup di sebuah gubuk derita tak ubahnya kandang ayam mendapatkan perhatian banyak pihak. Tidak hanya Pemkot Bandung, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi juga datang menengok Tarsa.
Dedi yang mengenakan kemeja putih dengan peci hitam datang ke gubuk Tarsa pada Jumat (21/4/2017) sekitar pukul 11.00 WIB. Dedi datang satu jam setelah kedatangan rombongan Dinas Sosial dan kewilayahan mengunjungi kediaman Tarsa.
Kebahagian terpancar di wajah Tarsa dengan kedatangan berbagai pihak yang peduli terhadapnya. Dedi juga sempat berbincang-bincang dengan pria paruh baya yang 4 tahun terakhir hidup sebatang kara ini. Dedi prihatian dengan kondisi Tarsa.
"Saya ikut prihatin dengan kondisi Abah yang tinggal di gubuk ini," kata Dedi setelah berbincang dengan Tarsa di gubuknya di perumahan Sweet Antapani Regency, Jalan Antapani, Kota Bandung.
Pria yang kerap berpakaian pangsi ini mengatakan Tarsa memang tidak ingin pindah dari gubuk ini. Pasalnya, Tarsa sudah terbiasa dengan suasana perkebunan dan memelihara hewan ternak tak ubahnya hidup di sebuah pedesaan.
"Abah ini masih kuat dengan kultur pedesaan, enggak siap di kota. Dia perlu di habitatnya, ini habitat dia ada kebon, ayam, domba," ungkap dia.
Menurut Dedi, kasus Tarsa yang tidak memiliki tanah untuk membangun rumahnya sendiri ini kerap terjadi di perkotaan. Harga tanah yang semakin mahal, membuat warga tak mampu terpaksa berpindah-pindah menempati tanah orang lain.
Dengan kondisi demikian, kata Dedi, bagi mereka seperti Abah Tarsa sudah cukup bahagia meski hanya menempati gubuk sederhana. Pasalnya, yang terpenting bisa tidur dan makan dengan cara bercocok tanam atau berternak seperti di pedesaan.
"Kita memang melihat abah menderita, tapi belum tentu juga. Tadi saya tanya dia bahagia, betah. Bisa nanem singkong, pelihara hewan ternak. Kalau di rumah susun belum tentu bisa," ungkap dia.
Oleh karena itu, kata Dedi, pihaknya akan meminta pengembang perumahan memberikan izin kepada Tarsa tetap tingga di tanah itu. Dedi berjanji akan membantu apabila nantinya tanah itu harus disewa.
"Saya akan bantu biayanya. Tadi juga saya sudah kasih sejumlah uang untuk kehidupan sementara abah," ujar Dedi.
(ern/ern)
#kdmj1

Rabu, 19 April 2017

JANJI POLITIK KANG DEDI MULYADI AKAN REALISTIS

Jika Kang Dedi Mulyadi di taqdirkan menjadi salah satu kontestan dalam Pilkada Jabar 2018, kita meyakini Kang Dedi akan memberikan janji janji politik yang realistis, yaitu janji janji yang disesuaikan dengan kemampuan APBD Jawa Barat.
Bukan janji muluk muluk sekedar mencari simpati para konstituen saja. Sekarang ini masyarakat sudah sangat cerdas menyikapi janji janji politik ini, bisa bisa janji politik malah jadi bumerang.
Berdasarkan kiprahnya selama menjadi Bupati Purwakarta selama Dua priode, kita melihat Kang Dedi adalah figur kepala daerah yang cerdas dalam mengambil solusi dan berinovasi, bagaimana tidak Purwakarta yang saat ini merupakan Kabupaten terkecil kedua pasca terbentuknya Kabupaten Pangandaran, tentu mendapat jatah APBD yang kecil jika dibandingkan dengan daerah daerah lainnya di Jawa Barat, namun seperti yang kita tahu, Purwakarta saat ini telah menjadi Kabupaten yang maju baik dari segi pembangunan infrastruktur maupun tingkat kemapanan penduduknya.
Ada kemungkinan juga beberapa program yang telah berhasil diterapkan di Purwakarta oleh Kang Dedi akan di terapkan di Jawa Barat jika Allah SWT. mentaqdirkannya berkantor di gedung sate Bandung.
Seperti Pola Pendidikan berkarakter dengan pola pendidikan berkarakter diharapkan dapat menghasilkan kwalitas anak didik yang siap bersaing di masyarakat, memiliki kepribadian yang tangguh dan menjadikan pribadi yang pandai menghargai sesama.
Ada lagi yang lainnya Kang Dedi mungkin untuk pendidikan menengah atas akan dikembalikan pengeloaannya ke daerah tingkat II, sehingga daerah tertentu yang mampu dari segi anggaran bisa menggratiskan biaya spp tingkat SMTA, seperti yang terjadi di Purwakarta selama ini.
Untuk masalah administrasi kepemerintahan, saya yakin jika Kang Dedi Gubenurnya nasib para RT/RW akan jauh lebih baik, Kang Dedi mungkin akan membuat standarnya. Saat ini untuk Gaji RT dan RW di Purwakarta tertinggi di Jawa Barat jika di bandingkan daerah lainnya.
Dari semua yang diuraikan diatas ada yang paling utama, Kang Dedi Mulyadi yang selama ini sering mendapat penghargaan kepala daerah toleran, tentu akan mampu lebih menjaga kebhinekaan di Jawa Barat, disamping masalah masalah pengangguran,UMK, kemiskinan,.transparansi, jaminan kesehatan dan program program kesejahtraan bagi seluruh rakyat Jawa Barat lewat penciptaan lapangan kerja seluas luasnya.lewat program program pertanian yang melindungi petani dan buruh taninya.
Pokoknya jika Kang Dedi Gubenurnya susanannya akan berbeda, di samping GEMAH RIPAH REPEH RAPIH kita akan memiliki Gubernur yang dekat dengan rakyatnya, yang gampang di temui, yang sering blusukan ke warga warga, semuanya akan menjadi hal nyata bukan retorika.(DKS)
#kdmj1

Selasa, 18 April 2017

DEDI MULYADI SOSOK DANGIANG KI SUNDA HARAPAN ORANG SUNDA

Sosok Dedi Mulyadi seperti hadir sebagai harapan orang Sunda dalam melawan arus sisi negatif era globalisasi, disaat orang Sunda hanyut dalam gaya hidup kemoderan barat yang jauh dari kultur maupun adat istiadat orang Sunda.
Kang Dedi mampu mempresentasikan dirinya sebagai sosok urang Sunda dari mulai tutur kata, berpakaian sampai pemikiran pemikiran asli urang Sunda, Kang Dedi berani menjalani semua ini tidak sekedar retorika belaka, namun dijalaninya sebagai filosifi kehidupan dirinya maupun dijadikan salah satu sumber pemikiran untuk membangun daerahnya
Berawal dari ucapan salam sampurasun, sebuah salam yang berasal dari tatanan kearifan lokal suku Sunda, sekarang salam sampurasun ini sudah tidak asing lagi jika ada orang yang mengucapkan, salam sampurasun di ucapkan bagi seorang Muslim biasanya didahului salam Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sampurasun yang mengandung arti menurut Kang Dedi Mulyadi Sampurasun berasal dari kalimat "sampurna ning ingsuh" yang memiliki makna "sempurnakan diri Anda".
Kesempurnaan diri adalah tugas kemanusiaan yang meliputi penyempurnaan pandangan, penyempurnaan pendengaran, penyempurnaan pengisapan, dan penyempurnaan pengucapan yang semuanya bermuara pada kebeningan hati.
"Pancaran kebeningan hati akan mewujudkan sifat kasih sayang hidup manusia, maka orang Sunda menyebutnya sebagai ajaran Siliwangi, silih asah, silih asih, silih asuh,"
Kemudian ikeut kepala, Sebagain sesepuh mengartikan bentuk segi empat yang terdiri dari empat sudut melambangkan unsur-unsur yang ada pada diri manusia yakni air, api, udara/ angin, dan tanah. Di Tatar Sunda, empat unsur tersebut dikenal dengan istilah "acining hirup" sesuai dengan asal mula kehidupan manusia dari saripati tanah. Sedangkan kalima pancer mengandung arti terpusat atau terpancar kepada Tuhan Pencipta alam semesta.
Dengan demikian dulur opat kalima pancer melambangkan sifta-sifat dasar manusia yang harus seimbang dan harus dimanfaatkan dengan tetap berpedoman kepada aturan Tuhan. Sebagai contoh, sifat amarah (unsur api) harus seimbang dengan sifat tenang dan sejuk (unsur air). Jadi hal ini sebenarnya erat hubungannya dengan arti keimanan manusia terhadap Tuhannya.
Beberapa budayawan Sunda mengartikan bentuk segi empat dengan empat arah utama mata angin yang selalu dipakai dalam peta dan tataletak nusantara yakni Utara, Barat, Timur, dan Selatan. Dari empat arah utama ini muncul turunannya yaitu Tenggara, Barat Daya, Tumur Laut, dan Barat Laut yang semuanya berfungsi sebagai pedoman dan penunjuk arah. Dalam filosofi iket arah di sini adalah arah dan tujuan hidup manusia.
Dari bentuk segi empat kemudian dilipat menjadi segitiga yang berarti Tritangtu. Lipatan ini sudah membentuk sebuah sistem yakni karamaan, karesian, dan karatuan. Karamaan berati kebijakan, karesian berati ilmu pengetahuan, dan karatuan berati gerakan. Ketiga komponen terebut tidak boleh dipisahkan dan harus tetap seimbang.
Saat ini kita melihat seperti sudah menjadi identitas setiap kepala daerah di wilayah Jawa Barat mengikuti jejak Kang Dedi Mulyadi.
Kemudian Kang Dedi dalam kesehariannya membudayakan berpakain pangsi, Para sesepuh baheula (nenek moyang) menjelaskan bahwa dalam setiap bentuk dan jahitan pangsi mengandung makna yang dapat dijadikan pengingat para pemakainya agar selalu introspeksi.
Kita bisa memaknainya jika memakai pangsi komrang bagi seorang lelaki akan leluasa untuk bergerak dan menyehatkan badan.
Itulah sosok Kang Dedi Mulyadi yang menurut Profesor Nina Herlina Lubis, guru besar ilmu sejarah sekaligus sejarahwan pada jurusan sejarah Unpad menyebut Dedi sebagai maesenas artinya dia (Dedi) piawai bak maestro yang pemikiran kebudayaannya orisinil. Dedi pun, menurut Prof Nina bukan hanya dalam hal pemikirannya saja namun beliau juga konsisten menterjemahkan pemikirannya itu pada kebijakan pembangunan di Kabupaten Purwakarta dengan spirit budaya Sunda. Lebih lanjut Prof Nina mengungkapkan bahwa Bupati Purwakarta bukan sembarang Bupati. Beliau adalah sosok yang aheng (unik), karena beliau bukan tipikal birokrat biasa. Beliau memiliki pemikiran yang luar biasa tentang kebudayaan.
"Beliau memiliki perhatian yang khusus tentang sejarah dan budaya. Selain itu beliau tak ragu membantu siapapun yang punya kepedulian dalam penelitian ilmiah bertajuk budaya Sunda. Sebagai pribadi saya ingin menjuluki Kang Dedi sebagai Maesenas, yaitu pelindung kebudayaan, pelindung seni dan seniman",
Inilah sosok DANGIANG KI SUNDA Kang Dedi Mulyadi, sosok harapan kita semua sebagai orang Sunda. (DKS)
#inspirasikangdedi

KETUA DPD I GOLKAR JAWA BARAT H.DEDI MULYADI MEMBUAT IBU IBU PENGAJIAN DI MASJID AGUNG CIWIDEY BERDERAI AIR MATA

Rembulan di tengah kegelapan malam

SOREANG, (PR).- Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, didapuk menjadi penceramah dalam acara Peringatan Isra Miraj. Atau dalam tradisi Sunda dikenal sebagai Rajaban di Mesjid Agung Ciwidey, Kabupaten Bandung Jawa Barat, Selasa 18 April 2017.
Tema tentang Ibu menjadi bahasan dominan yang Dedi sampaikan dalam ceramah di depan tak kurang dari lima ribu jemaah tersebut. Ia menceritakan pengalaman hidup Ibunya dalam mendidik dan membesarkannya.
"Tanpa gelar sarjana, tanpa kuliah dan tanpa bersekolah. Ibu saya mendidik saya dan 8 saudara saya yang lain, hingga semuanya meraih gelar sarjana. Itulah sejatinya kecerdasan seorang Ibu," kata Dedi.
Dalam kehidupan, kata Dedi, seringkali kebodohan terjustifikasi kepada orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Padahal menurutnya, orang yang tanpa pendidikan tetapi mampu mendidik anak-anak dengan baik adalah orang cerdas yang sebenarnya.
"Orang tua dulu, punya anak sikapnya sopan-sopan. Artinya mereka berhasil mengajarkan tatakrama kepada anak-anaknya, Ibu kita dulu pakai rasa, pakai hati sehingga dekat dengan Allah swt. Lihat bagaimana anak-anak kita sekarang? Masya Allah," kata Dedi lirih.
Suasana haru menyeruak karena kelirihan penyampaian materi ceramah yang dilakukan oleh Dedi Mulyadi. Nenah (47) merupakan salah satu jemaah yang terlihat terisak saat mendengarkan ceramah tersebut.
Saat dimintai keterangan usai acara tersebut, Nenah mengatakan bahwa ceramah Ketua DPD Golkar tersebut membuatnya teringat pada almarhumah Ibunya.
Ibunya tersebut menurut Nenah telah meninggal dunia beberapa tahun kebelakang. "Gak kuat menahan air mata, jadi ingat Ibu saya. Dulu Ibu saya harus berjuang membesarkan saya dan kedua adik saya," kata Nenah.
Ingatan Nenah pun kembali mengingat kisah Ibunya yang terpaksa harus menjadi buruh tani dalam rangka menjadi tulang punggung keluarga. "Tadi itu sama persis dengan Kang Dedi, Ibu saya juga buruh tani, karena itulah saya jadi nangis," ujarnya.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sendiri hadir dalam acara tersebut atas undangan tokoh masyarakat dan pengurus mesjid setempat. Ia hadir dengan mengenakan kemeja putih lengkap dengan peci hitam.***
#inspirasikangdedi

GEURA TABEUH GOONG MANEH JALU.....! DEDI MULYADI MASIH MENUNDUKAN WAJAH DALAM PILGUB JABAR 2018

Sampai hari ini belum ada pernyataan sikap bahwa Kang Dedi Mulyadi maju menjadi salah peserta dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat priode 2018-2023, meski Kang Dedi Mulyadi telah kebanjiran dukungan dari internal partai sudah jelas sudah semua Dpd tingkat II Partai Golkar Jawa Barat siap mengusung dan memenangkangkan Kang Dedi, begitupun dari organisasi organisasi underbow partai Golkar, seperti AMS, AMPI, KOSGORO, FKPPI dukungan juga dari para srikandi srikandi /organisani kewanitaan maupun pengajian sudah bulat mendukung Kang Dedi dan siap rawe rawe rantas malang malang putung memenangkan Kang Dedi sampai titik darah penghabisan di medan Kurusetra nanti.
Kemudian dukungan dari elemen elemen masyarakat di luar Partai Golkar sampai hari ini terus berdatangan seperti dari para RW di Kabupaten Subang, masyarakat Cisolok Sukabumi, Garda Bangsa yaitu salah satu organisasi sayap PKB dan masih banyak lagi.
Namun sampai hari ini Kang Dedi masih tetap focus merampungkan tugasnya sebagai Bupati Purwakarta yang akan selesai pada bulan Maret 2018 nanti, disamping itu Kang Dedi Mulyadi yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPD I Golkar Jawa Barat Priode 2016-2021 mempunyai tanggung jawab organisasasi untuk memenangkan Pileg maupun kepala daerah,dalam pilkada serentak di Jawa Barat pada bulan Juni 2018 nanti, Karena di Jawa Barat pada Pilkada serentak 2018 nanti selain pemilihan gubernur jabar, ada enam kota yakni Bandung, Bogor, Cirebon, Sukabumi, Banjar, dan Bekasi serta sepuluh kabupaten yakni Bogor, Purwakarta, Sumedang, Subang, Bandung Barat, Kuningan, Majalengka, Cirebon, Garut, dan Ciamis, dimana Kang Dedi Mulyadi memiliki tanggung jawab untuk memenangkan para kandidat calon kepala daerah dari partai Golkar.
Tapi terlepas dari pertimbangan pertimbangan tugas dan loyalitas tadi, tentu kita tahu Kang Dedi adalah figur seorang pemimpin yang berfalsafah ilmu padi "Semakin berisi semakin menunduk, semakin kebanjiran dukungan semakin merendahkan diri" seandainya saja Kang Dedi Mulyadi seorang pemimpin yang opurtunis atau jumawa dengan banyaknya dukungan seperti saat ini tentu sudah bersikap bak seorang pemenang. (Teu sirikna ajrag ajragan), memang sepintas ada yang aneh pada perilaku Kang Dedi ini, hidupnya benar benar dipakai untuk tutulung kanu keur butuh, tatalang kanu keur susah, tukang nganteur kanu keur sieun, tukang nyaangan kanu keur poekkeun, "SILIH ASAH, SILIH ASIH, SILIH ASUH satu filosofi kehidupan yang bersumber dari kearifan lokal tanah Pasundan benar benar oleh Kang Dedi Mulayadi dijadikan pakem dalam hidupnya, lihat saja saat ini berbeda dengan para kandidat lainnya, bukan mengurus untuk persiapan menjadi Gubernur malah tetap saja tidak ada yang berubah dalam rutinnitas kesehariannya, dari satu daerah ke daerah lain hanya utuk membantu sesama, terakhir kita tahu Kang Dedi aktip menengahi kasus ibu Rokayah di Garut.
Kang Dedi Mulyadi menyerahkan masalah Gubernur itu kepada Gusti nu Maha Suci, seperti sering beliau ungkapkan kepada siapa saja Kumaha kersaning Gusti we atau mengikuti saja seperti air yang mengalir, semua ini benar benar mencerminkan filosofi ilmu padi, padahal kita para pendukungnya di setiap jengkal tanah di Pasundan telah berteriak Geura Tabeuh Goong Maneh Jalu!!!! (DKS)
#inspirasikangdedi

Jumat, 14 April 2017

PEMBUKTIAN DEDI MULYADI SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN BERKARAKTER

Mudah mudahan dugaan saya ini keliru, kenapa Presiden tidak datang ke Purwakarta untuk meresmikan Taman air mancur Sri Baduga padahal menurut jubir kepresidenan ini telah diagendakan, apa ini terkait kritikan Kang Dedi Mulyadi ketika membela Kiai Ma’ruf Amin selaku Rais ‘Aam PBNU dan Ketua MUI sekitar awal bulan Februari 2017.
Saya pernah menulis opini bahwa Kang Dedi Mulyadi seorang pemimpin yang berkarakter, disinilah pembuktian itu, Kang Dedi Mulyadi memiliki prinsip prinsip kebenaran dan keberanian sebagai pemimpin yang memiliki karakter, mana pihak pihak yang harus dibela sebagai wujud solidaritas sesama Muslim, sebagai wujud pengabdian maupun rasa hormat seorang murid kepada gurunya, meski apa yang dilakukannya mungkin kurang berkenan di hati atasannya.
Kang Dedi Mulyadi selama ini telah menjalanni semua pahit ketirnya kehidupan selaku Bupati Purwakarta maupun sebagai seorang budayawan, kita semua tahu kebencian kebencian kelompok tertentu kepada Kang Dedi, dari mulai demo, caci maki sampai ancaman lewat medsos yang menyangkut keselamatan dirinya, tapi semuanya ditanggapi tanpa emosi apalagi dendam, Kang Dedi menyikapi semua ini sebagai bagian dari proses kita berdemokrasi dan Alhamdulillah sampai hari ini Kang Dedi masih bersama kita.
Jadi sangatlah rasional jika memberikan amanah kepada sosok Dedi Mulyadi, yang memiliki keberanian dalam bersikap, bukan seorang penjilat untuk meraih kekuasaannya, beliau dibesarkan melalui tempaan alam, karena kita semua tahu bagaimana perjuangan Kang Dedi sampai bisa seperti saat ini, dimana gagasan dan pemikiran banyak didengar serta dijadikan referensi berbagai pihak dari mulai para akademisi, lembaga pemerintahan baik sipil maupun militer sampai oleh kalangan para alim ulama maupun para cendikiawan Muslim. (DKS)
#inspirasikangdedi

Hati kita perumpamaan dari beningnya embun pagi

Hidup saling mengasihi
Penuh rasa cinta terhadap sesama
Tidak ada kebencian karena perbedaan
Karena diantara kita di lahirkan
Sama sama sebagai manusia biasa
Semuanya berjalan penuh keselarasan
Silih asah
Silih asih
Silih asuh
Semoga hati kita perumpamaan dari
beningnya embun pagi


Kamis, 13 April 2017

Dedi Mulyadi

KEPALKAN TANGAN SIAP HAJAR
KEMISKINAN, KEBODOHAN DAN
PENGANGGURAN
#inspirasikangdedi

HADIRI SIDANG IBU SITI ROKAYAH. KETUA DPD I GOLKAR JAWA BARAT H.DEDI MULYADI BERHARAP ADA ISLAH

Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah




PURWAKARTAPOST.CO.ID-Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi turut hadir dalam persidangan Situ Rokayah ibu yang digugat anaknya sendiri senilai Rp1,8 miliar di Pengadilan Negeri Garut, Kamis (13/4/2017).
Dedi mengaku memiliki janji kepada Rokayah untuk hadir di persidangan tersebut. Selain sebagai bentuk support langsung Dedi pun merasa perihatin dengan munculnya kasus gugatan tersebut. Pasalnya hubungan antara anak dan orang tua tidak sama dengan hubungan perusahaan industry.
“Saya janji untuk datang ke sidang tapi baru sempat hari ini. Saya berharap segera damai. Ini urusan ibu dengan anaknya bukan urusan perusahaan,” paparnya.
Rasa iba kepada Rokayah tidak saja dirasakan Dedi Mulyadi, pasalnya salah satu menantu Rokayah yakni, Asep Yana (53) mengaku perihatin dengan kondisi mertuanya itu. Selain karena sudah lanjut usia, untuk sekedar beraktifitas Rokayah selalu menggunakan kursi roda.
“Saya kasihan sama Ibu. Tetapi saudara kami itu kayaknya ketakukan ada Kang Dedi mendampingi, kami di internal keluarga sebenarnya mengupayakan ishlah,” tutur Yana.
#inspirasikangdedi

Dedi Mulyadi dengan Ibu Rokayah

Ketika kupandang lekat pada sudut matamu
Tersimpan derita yang begitu mendalam
Aku tahu disana banyak tersimpan air mata
Bersabarlah ibu
aku memang bukan siapa siapa
Tapi, aku lebih memahami semuanya
karena aku faham bahwa kasih ibu itu
tetap ada meski dirimu tersakiti

 

Selasa, 11 April 2017

SANG MARHAEN (DEDI MULYADI) MERAYAKAN ULANG TAHUN BERSAMA PARA PETUGAS KEBERSIHAN

Sebening embun pagi yang jatuh di pematang sawah






Para petugas kebersihan atau tukang sampah merupakan pegawai level terendah dalam struktur kedinasan di suatu Pemerintahan daerah, kelompok pekerja ini lebih banyak dilupakan keberadaannya padahal para petugas kebersihan memiliki tugas mulia, karena mereka telah mengorbankan gengsinya demi untuk dapat menghidupi keluarganya.
Kang Dedi Mulyadi kemarin ketika sekedar mengingat hari kelahirannya yang ke 46 tahun yang jatuh pada hari Selasa 11 April 2017, karena Kang dedi mangaku tidak terbiasa merayakan tradisi ulang tahun, ini sih hanya sekedar wujud rasa syukur kepada sang Pencipta yang telah melimpahkan kebahagiaan. kesehatan dan umur sampai hari ini.
Kalau pada tahun 2016 Kang Dedi berkumpul makan makannya dengan para ibu ibu angkatnya yang telah lansia, tahun ini Kang Dedi Mulyadi makan makannya bersama dengan para petugas kebersihan, mungkin sepintas kita melihat hal ini agak janggal, masa seorang Bupati merayakan ulang tahunnya dengan para tukang sampah, harusnya dengan para bos, pengusaha dan pejabat pejabatnya sambil mengobrol bersama mengumbar janji janji proyek ber ha..ha..hi..hi penuh sanjungan dan pujian dari para nepotisme.seperti yang kerap kita lihat dilakukan kepala daerah lainnya, bahkan ada yang sengaja merayakannya di Singapura segala.
Kang Dedi memang berbeda dalam kesehariannya dengan tradisi tradisi perayaan ulang tahun kepala kepala daerah lainnya, karena dalam momen apapun Kang Dedi Mulyadi seperti terlihat lebih nyaman berada dilingkungan orang orang rendahan, orang orang yang kesulitan, lebih senang berada di kampung, di gubuk derita di banding berada di hotel kelas bintang lima.
Padahal Kang Dedi Mulyadi posisinya selain sebagai Bupati Purwakarta beliau juga sebagai ketua Partai Golkar provinsi Jawa Barat yang setiap kunjungannya ke suatu daerah di perlakukan bak seorang raja oleh para kepala daerah atau politisi politisi Golkar daerah, tapi karakter Kang Dedi yang lebih mencitai kaum lemah dan keserderhanaan seperti menampikan semua ini.
Inilah karakter Sang Marhaen Dedi Mulyadi, (DKS)
#inspirasikangdedi

SULE KIRIMI HADIAH LAGU UNTUK ULANG TAHUN DEDI MULYADI

PURWAKARTA, (PR).- Hari Selasa 11 April 2017 ini, tepat 46 tahun yang lalu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dilahirkan. Pria kelahiran Subang, Jawa Barat itu pun menerima berbagai ucapan selamat ulang tahun baik secara langsung maupun melalui akun media sosial dari seluruh warga Purwakarta bahkan Jawa Barat.
Komedian Sunda Sule pun memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Dedi sekaligus memberikan hadiah berupa lagu yang ia kirim melalui aplikasi layanan pesan, Whatsapp. Dalam liriknya, lagu berbahasa Sunda tersebut menceritakan tanggal kelahiran Dedi yang juga budayawan Sunda tersebut hingga kesehariannya yang bersahaja dan peduli terhadap sesama.
”Sepi nu jemling, angin ngadalingding
Nyaksian medal putra Ki Sunda
11 April tahun 71 ragrag ka mandalawangi
Suratan takdir Ilahi, wastana Dedi Mulyadi 

Duh Kang Dedi, Anak Padesaan
Duh Kang Dedi, lain pupulasan
Gemar bercanda, penuh dengan makna
Duh Kang Dedi pamingpin kiwari”

Demikian salah satu penggalan lirik lagu yang secara khusus diciptakan Sule untuk Dedi Mulyadi. Mendapatkan lagu dari komedian tenar yang digadang akan maju dalam pemilihan gubernur Jawa Barat itu, Dedi Mulyadi mengucapkan terima kasih. Ia berujar, lagu tersebut sangat ”easy listening” sehingga mudah untuk dihafal olehnya.
”Hatur nuhun ka Kang Sule. lagu dan musiknya enak, luar biasa, nuhun, nuhun,” katanya singkat di Bale Indung Rahayu, Jalan KK Singawinata, Purwakarta.
Dedi juga menuturkan, dalam tradisi keluarganya, tidak ada kebiasaan merayakan ulang tahun. Hal itu terjadi karena latar belakang Dedi sebagai orang desa dan berasal dari keluarga yang tidak berada.
Maka dari itu, setiap tanggal 11 April, pria yang selalu mengenakan iket Sunda itu hanya mengulang kebiasaan makan bersama dengan para petugas kebersihan. Kebiasaan ini sudah ia mulai sejak menjadi wakil bupati Purwakarta tahun 2003 lalu.
”Dari dulu tidak pernah dirayakan. Ya, maklum orang kampong tapi saya bahagia. Jadinya ya begini, saya makan bersama tukang sapu,” ujar Dedi.
Diajak makan bersama orang nomor satu di Purwakarta, para petugas kebersihan sempat terkaget-kaget. Mereka yang sedang sibuk menyapu dedaunan dan sampah saat pagi mendadak harus berhenti sejenak karena diajak makan bersama.
”Kaget, sedang menyapu, tiba-tiba dipanggil. Saya kira ada apa, tahunya diajak makan. Alhamdulillah, wilujeng tepang taun Kang Dedi,” ujar Asep (35), salah satu petugas kebersihan.***
 






Senin, 10 April 2017

KEBAIKKAN KANG DEDI MULYADI AKAN MENJADI JALAN EMAS UNTUK MERAIH CITA CITANYA

Rentang waktu 46 tahun bagi seorang politisi yang telah meraih kedudukan sebagai kepala daerah selama Dua priode kemudian menjadi Ketua Parpol elite untuk wilayah Jawa barat merupakan satu pencapaian prestasi yang sangat luar biasa.Untuk seorang politisi usia 46 tahun masih dapat dikatakan usia yang masih relatif muda masih banyak yang dapat diperbuat dan diraihnya untuk dapat membaktikan dirinya pada masyarakat dan ibu pertiwi.
Pada hari ini Kang Dedi Mulyadi 11 April 2017 merupakan hari kelahirannya yang ke 46 tahun, seorang anak desa yang mampu merubah nasib hidupnya lewat kerja keras dan perjuangan panjang melewati jalan terjal berliku.
Banyak pembelajaran untuk dijadikan motivasi hidup yang dapat kita ambil jika kita mengamati perjalanan karier seorang Dedi Mulyadi, sejak usia 27 telah tahun telah menjadi anggota legislatif, menjadi wakil bupati kemudian kariernya terus beranjak naik yaitu menjadi bupati Purwakarta untuk masa jabatan yang kedua kalinya sampai saat ini. Seribu satu orang yang dapat menggapai bintang dilangit, seribu satu orang yang dapat meraih mimpinya menjadi kenyataan dan Kang Dedi telah meraihnya.
Kemudian ada satu prestasi yang tidak dapat disamai oleh kandidat kandidat lainnya pada pilgub Jabar 2018, jika memang beliau nantinya menjadi salah satu pesertanya yaitu ketika Kang Dedi Mulyadi berpidato di PBB pada 19 Agustus 2015, Kang Dedi Mulyadi mampu mengikuti jejak sang proklamator Ir.Soekarno yang berpidato di PBB pada 30 September 1960. Ini adalah satu prestasi yang membawa harum ibu pertiwi, dimana kedua anak bangsa ini diakui dan didengar konsep pemikiran oleh dunia, meski dalam kontek yang berbeda.
Tapi dari yang saya kemukakan pada tulisan diatas, yang paling luar biasanya dari seorang Dedi Mulyadi yaitu kebaikannya selama ini entah itu secara pribadi maupun selaku kepala daerah atau ketua parpol, akan sangat panjang jika harus ditulis satu persatu semua kebaikan Kang Dedi Mulyadi, tapi yang jelas sosok Kang Dedi selalu ada di rumah rumah yang bocor, selalu ada yang mendampingi orang orang terpinggirkan atau teraniyaya, selalu ada dirumah rumah yang ada orang orang merintih kesakitan, kelaparan, inilah sosok Kang Dedi yang kebaikannya tidak mengenal batas dan waktu.
Prinsip prinsip kearifan lokal Tukang tutulung kanu keur butuh, tukang tatalang kanu keur susah, tukang ngateur kanu keur poekkeun seperti benar benar menjadi pakeum hidupnya, Kang Dedi telah memberikan pembelajaran kepada kita bahwa hidup kita sebagai manusia haruslah Silih Asah,Silih Asih, Silih Asuh.
Semoga saja semua kebaikan yang Kang Dedi Mulyadi tebar akan menjadi jalan emas untuk meraih semua cita citanya untuk mengabdikan dirinya kepada ibu pertiwi. (DKS)
#inspirasikangdedi

Dedi Mulyadi Ulang Tahun ke 46 tahun 11 April 2017

WILUJENG MILAD KA 46 TAHUN MUGIA SAGALA PAMAKSADAN SARENG CITA CITA KANG DEDI MULYADI (DANGIANG KI SUNDA) TIASA DI KABUL KU ALLAH SWT.
AMIN YRA.......
#inspirasikangdedi

KETUA DPD I GOLKAR JAWA BARAT H.DEDI MULYADI ATUR STRATEGI GOLKAR MENANG DI PILKADA JABAR 2018

Rep sidakep ana sinuku tunggal babakane caturdriya

Liputan6.com, Purwakarta - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku tak terlalu memikirkan seberapa besar peluangnya maju sebagai calon gubernur atau wakil gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018.
Dedi mengaku, dirinya lebih fokus membangun daerahnya dan mengatur strategi agar dapat memenangkan Golkar di Jawa Barat. Dedi menginginkan agar kekalahan Golkar di dua Pilkada Jabar berturut-turut tidak lagi terjadi di Pilkada 2018.
Salah satu upaya yang akan dia tempuh adalah dengan memunculkan nama-nama yang dianggap memahami keinginan masyarakat Jawa Barat.
"Kami di Partai Golkar Jawa Barat baru sebatas menerima usulan-usulan yang berkembang, saya pribadi belum menyatakan apapun, baru menyerap aspirasi yang ada," ujar Dedi Mulyadi di Purwakarta. Senin (10/4/2017).
Penelaahan secara mendalam terhadap psikologi pemilih di Jawa Barat juga menjadi pertimbangan utama partainya. Langkah ini disebabkan pemilih di Jabar selalu menghadirkan kejutan pada saat pemilihan berlangsung.
"Kami telaah dulu keinginan masyarakat Jawa Barat ini seperti apa, karena di dua pillkada sebelumnya selalu ada kejutan," ujar pria yang biasa disapa Kang Dedi itu.
Di ajang pemilihan Gubernur Jawa Barat 2008 lalu, Partai Golkar Jawa Barat mengusung petahana Dani Setiawan berpasangan dengan Iwan Sulandjana yang berlatarbelakang militer.
Namun berdasarkan Real Count KPUD Jawa Barat, pasangan berjargon Da’i tersebut harus puas berada di peringkat buncit dengan perolehan suara 24,95 persen, jauh dibawah pasangan Agum Gumelar dan Nu’man Abdul Hakim dengan perolehan suara 34,55% serta pasangan Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf yang keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara 40,50 persen.
Kekalahan yang sama juga dialami oleh Partai Golkar Jawa Barat pada pemilihan Gubernur Tahun 2013. Berdasarkan hasil Quick Count Saiful Mujani Research and Consulting beberapa jam setelah Pilkada Jabar 2013 berlangsung, jagoan Partai Golkar yakni pasangan Irianto MS Syaifudin yang berpasangan dengan Tatang Farhanul Hakim hanya mampu meraup suara sebesar 12,16 persen, jauh dari pemenang saat itu yakni pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar dengan raihan 32,38 persen.
#inspirasikangdedi

Sabtu, 08 April 2017

KETUA DPD I GOLKAR JAWA BARAT H.DEDI MULYADI MEMBERIKAN MOTIVASI KEPADA MUHAMMAD FAHRI ASSIDIQ ANAK PENDERITA RAPUH TULANG DI KEL. CIPADUNG, KECAMATAN, CIBIRU KOTA BANDUNG

Alhamdulillah Ki Sunda memang selalu ada di tempat yang ada rintihan kesakitan

BANDUNG, (PR).- Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menjenguk Muhammad Fahri Assidiq (11), bocah penderita penyakit kerapuhan tulang atau osteogenesis imperfecta di kediaman Fahri, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung Jawa Barat Sabtu 8 April 2017.
Dedi yang sebenarnya sedang dalam perjalanan untuk menghadiri Rapat Kerja Daerah DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung itu menyempatkan untuk menjenguk Fahri lantaran mendengarnya melalui pemberitaan di salah satu media online nasional.
Melihat langsung kondisi Fahri yang hanya bisa terbaring, Dedi mengajak bocah yang bercita-cita ingin masuk Pesantren Daarut Tauhid pimpinan dai kondang Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym itu untuk berbincang. Ia terlihat memberikan motivasi agar Fahri memiliki keyakinan dan kekuatan untuk sembuh dari penyakitnya tersebut.
“Hoyong naon? Damang heulanya Fahri, kedah sehat, kedah sumanget, kan Fahri hoyong lebet pasantren, jadi Fahri na kedah damang heula (Pengen apa? Sehat dulu ya Fahri, harus sehat, harus semangat, kan Fahri mau masuk pesantren, jadi Fahri harus sehat dulu),” ucap Dedi yang diikuti oleh senyum simpul di wajah Fahri.
Penyakit langka yang diderita Fahri, menurut keterangan Ibunya, Sri Astati Nursani (32) sudah diidap sejak anaknya itu berusia 4 Tahun.
“Mulai ketahuan itu saat usia 4 Tahun, kalau anak saya batuk pasti salah satu tulangnya ada yang patah atau bergeser,” kata Sri.
Sri pun sempat menjelaskan kesulitan yang dialami olehnya selama mengobati Fahri. Bekerja sebagai penjual asongan tissue tidak membuatnya berhasil menutupi seluruh biaya pengobatan Fahri. Belum lagi, ia juga harus memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Beban Sri pun kian berat sebagai tulang punggung keluarga setelah ia bercerai dengan suaminya 4 tahun yang lalu.
“Dicukup-cukupkan saja, utamanya untuk pengobatan Fahri, sisanya saya gunakan untuk makan sehari-hari. Alhamdulillah, ada Kang Dedi membantu, memberikan motivasi, bukan hanya berkunjung dan melihat anak saya tetapi juga membantu biaya pengobatan dan kebutuhan hidup,” ujarnya.
Soal bantuan, Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi enggan menyebutkan nilai nominal uang yang ia berikan. Ia hanya berharap, bantuan tersebut dapat mengurangi beban hidup Fahri dan Ibunya, juga meringankan beban biaya pengobatan yang selama ini harus dibayar secara rutin. “Saya kesini memberikan support saja, supaya Ibunya bisa fokus untuk mengurus Fahri dan tidak memikirkan hal lain,” ujarnya.
Dedi pun memohon doa atas kesembuhan Fahri. Ia juga berharap Fahri bisa tumbuh seperti anak-anak normal yang lain. “Mohon do’a untuk kesembuhan Fahri. Cita-citanya ingin masuk pesantren. Insya Allah nanti kita fasilitasi,” kata pria yang juga budayawan Sunda tersebut.***
#inspirasikangdedi

Jumat, 07 April 2017

DIPERTANYAKAN, SUMBER DANA BANTUAN YANG KERAP DIBERIKAN BUPATI PURWAKARTA H. DEDI MULYADI

Demi Allah, saya menjadi salah satu saksi dari semua kebaikannya

Purwakarta, KOMPAS.com - Sejumlah warga dan netizen mempertanyakan sumber dana bantuan yang diberikan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Sebab, Dedi yang juga ketua DPD Golkar Jabar ini kerap memberikan bantuan, bukan hanya untuk warga Purwakarta, tetapi juga dari daerah lain.
"Saya lihat dia (Dedi) memberikan bantuan tidak hanya untuk warga Purwakarta. Tapi juga untuk warga di luar Purwakarta. Dari mana dananya," tanya Andi Sulistiawan, warga Plered, Purwakarta, Jumat (31/3/2017).
Andi mengaku khawatir dana yang digunakan bersumber dari APBD Purwakarta. Jika APBD digunakan untuk kebutuhan warga Purwakarta tak menjadi soal. Namun jika bukan, kasihan warga Purwakarta.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku pernah mendapat pertanyaan serupa. Ia menjawab bahwa sumber dana dari bantuan yang diberikannya murni dari kantong pribadi.
"Gaji, tunjangan, dan biaya operasional saya sebagai bupati sebulannya sekitar Rp 50 juta. Saya tidak pernah memakannya," ujar Dedi kepada Kompas.com, Jumat (31/3/2017).
Dana tersebut, sambung Dedi, diberikan untuk membantu warga-warga yang membutuhkan. Untuk kebutuhan keluarganya, ia mengambil dari bisnisnya sebagai petani dan peternak.
"Biaya hidup istri dan anak saya kecil, dari sawah saya sudah cukup," tuturnya
Dedi mengatakan, uang Rp 50 juta dari gaji dan tunjangannya tidak cukup untuk bantuan yang diberikannya. Ia bahkan kerap mengocek kantong pribadinya lebih dalam.
"Kayak kemarin saya memberikan bantuan untuk rumah warga yang mau roboh Rp 15 juta. Kalau saya menolong 4 warga saja, gaji saya tidak cukup," tuturnya.
Selain dana pribadi, ia mengaku mendapat sumbangan dari rekan-rekannya. Jika Dedi menemukan orang yang membutuhkan, maka ia akan memberi tahu teman-temannya untuk saweran.
Mengenai bantuannya ke warga di luar Purwakarta, Dedi mengaku tidak khawatir offside. Karena bantuan tidak mengenal batas wilayah.
"Kalau kita menemukan orang di jalan menemukan orang butuh bantuan, masa saya harus nanya dia warga mana, lihat KTP-nya. Kalau bukan warga saya, saya enggak bantu," ucapnya.
Selain itu, ia mengaku akrab dengan bupati/wali kota di Jabar. Jadi ketika memberikan bantuan tidak ada persoalan. Bahkan para bupati ini kerap bekerja sama memberikan bantuan.
Berita sebelumnya, Dedi kerap memberikan bantuan pada warga di Purwakarta maupun luar Purwakarta. Kasus terakhir yang ia bantu adalah memberi bantuan hukum maupun dana untuk ibu yang digugat anaknya Rp 1,8 miliar di Garut serta bantuan hukum dugaan kasus eksplotasi anak di Bandung.
#inspirasikangdedi

DEDI MULYADI MEMBERHENTIKAN ANAK BUAHNYA YANG MEMBANGKANG

"Kemampuan akan keberanian atau ketegasan yang diambil oleh pemimpin pada masa-masa sulit akan menjadikan orang lain lebih optimis dalam melangkah karena mereka merasakan dukungan dari pemimpin yang mampu berbuat yang terbaik".






POJOKSATU.id, PURWAKARTA- Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi tak segan memecat anak buahnya yang bermasalah. Salah satunya seperti yang terjadi pada Kepala Desa Sukatani, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, bernama Asep Sumpena.
Kemarahan Dedi bukan tanpa alasan, Asep diketahui telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penipuan dan penggelapan dan kini kasusnya tengah ditangani oleh Polres Purwakarta.
Melalui surat bernomor 141.2/Kep.457-DPMD/2017 , Dedi juga menyebut bahwa kades berkepala plontos tersebut memiliki kinerja yang tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai kepala desa.
“Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan khusus terhadap Sdr Asep Sumpena selaku Kepala Desa Sukatani, telah ditemukan kondisi yang tidak sesuai dengan pelaksanaan tugas sebagai Kepala Desa,” demikian disebutkan dalam surat yang ditandatangani Dedi, Kamis (6/4) kemarin.
Bahkan, Asep dinilai melakukan penyalahgunaan wewenang terhadap anggaran yang diperoleh oleh Desa Sukatani dari berbagai sumber pendapatan desa.
“Pelayanan kepada masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Mengangkat perangkat desa tidak sesuai dengan keputusan pengangkatannya dan penyalahgunaan anggaran bantuan dan adanya anggaran dari berbagai sumber yang belum dipertanggungjawabkan,” lanjut isi surat tersebut.
Pilihan diksi pada kalimat yang tertuang dalam surat tersebut tidaklah biasa. Pasalnya, selama ini Bupati Purwakarta dikenal selalu menggunakan bahasa sastra dalam setiap penulisan surat di lingkup tugas yang menjadi kewenangannya.
Kalimat puitis yang biasanya termaktub dalam isi surat yang dikeluarkan oleh Bupati Purwakarta tersebut seketika berubah saat surat itu ditujukan bagi jajarannya yang tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya.
#inspirasikangdedi