Sampai hari ini belum ada pernyataan sikap bahwa Kang Dedi Mulyadi maju
menjadi salah peserta dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat priode
2018-2023, meski Kang Dedi Mulyadi telah kebanjiran dukungan dari
internal partai sudah jelas sudah semua Dpd tingkat II Partai Golkar
Jawa Barat siap mengusung dan memenangkangkan Kang Dedi, begitupun dari
organisasi organisasi underbow partai Golkar, seperti AMS, AMPI,
KOSGORO, FKPPI dukungan juga dari para srikandi srikandi /organisani
kewanitaan maupun pengajian sudah bulat mendukung Kang Dedi dan siap
rawe rawe rantas malang malang putung memenangkan Kang Dedi sampai titik
darah penghabisan di medan Kurusetra nanti.
Kemudian dukungan dari
elemen elemen masyarakat di luar Partai Golkar sampai hari ini terus
berdatangan seperti dari para RW di Kabupaten Subang, masyarakat Cisolok
Sukabumi, Garda Bangsa yaitu salah satu organisasi sayap PKB dan masih
banyak lagi.
Namun sampai hari ini Kang Dedi masih tetap focus
merampungkan tugasnya sebagai Bupati Purwakarta yang akan selesai pada
bulan Maret 2018 nanti, disamping itu Kang Dedi Mulyadi yang saat ini
juga menjabat sebagai Ketua DPD I Golkar Jawa Barat Priode 2016-2021
mempunyai tanggung jawab organisasasi untuk memenangkan Pileg maupun
kepala daerah,dalam pilkada serentak di Jawa Barat pada bulan Juni 2018
nanti, Karena di Jawa Barat pada Pilkada serentak 2018 nanti selain
pemilihan gubernur jabar, ada enam kota yakni Bandung, Bogor, Cirebon,
Sukabumi, Banjar, dan Bekasi serta sepuluh kabupaten yakni Bogor,
Purwakarta, Sumedang, Subang, Bandung Barat, Kuningan, Majalengka,
Cirebon, Garut, dan Ciamis, dimana Kang Dedi Mulyadi memiliki tanggung
jawab untuk memenangkan para kandidat calon kepala daerah dari partai
Golkar.
Tapi terlepas dari pertimbangan pertimbangan tugas dan
loyalitas tadi, tentu kita tahu Kang Dedi adalah figur seorang pemimpin
yang berfalsafah ilmu padi "Semakin berisi semakin menunduk, semakin
kebanjiran dukungan semakin merendahkan diri" seandainya saja Kang Dedi
Mulyadi seorang pemimpin yang opurtunis atau jumawa dengan banyaknya
dukungan seperti saat ini tentu sudah bersikap bak seorang pemenang.
(Teu sirikna ajrag ajragan), memang sepintas ada yang aneh pada perilaku
Kang Dedi ini, hidupnya benar benar dipakai untuk tutulung kanu keur
butuh, tatalang kanu keur susah, tukang nganteur kanu keur sieun, tukang
nyaangan kanu keur poekkeun, "SILIH ASAH, SILIH ASIH, SILIH ASUH satu
filosofi kehidupan yang bersumber dari kearifan lokal tanah Pasundan
benar benar oleh Kang Dedi Mulayadi dijadikan pakem dalam hidupnya,
lihat saja saat ini berbeda dengan para kandidat lainnya, bukan mengurus
untuk persiapan menjadi Gubernur malah tetap saja tidak ada yang
berubah dalam rutinnitas kesehariannya, dari satu daerah ke daerah lain
hanya utuk membantu sesama, terakhir kita tahu Kang Dedi aktip menengahi
kasus ibu Rokayah di Garut.
Kang Dedi Mulyadi menyerahkan masalah
Gubernur itu kepada Gusti nu Maha Suci, seperti sering beliau ungkapkan
kepada siapa saja Kumaha kersaning Gusti we atau mengikuti saja seperti
air yang mengalir, semua ini benar benar mencerminkan filosofi ilmu
padi, padahal kita para pendukungnya di setiap jengkal tanah di Pasundan
telah berteriak Geura Tabeuh Goong Maneh Jalu!!!! (DKS)
#inspirasikangdedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar