expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 30 Oktober 2017

DI TANYA SOAL PILGUB JABAR, H.DEDI MULYADI MALAH MENJAWAB....

Ini yang tidak nampak dari cagub cagub lainnya. H.Dedi Mulyadi memiliki kematangan jiwa dan mampu memilah milah mana kewajibannya mana kepentingan pribadi, walau bagaimana urusan Nyagub adalah kepentingan pribadi.Urusan meyalani masrakat adalah yang utama diatas segala galanya dari semua urusan pribadinya.
Yang membuat kita salut dalam hal pencalonan dirinya sebagai calon gubernur Jawa Barat, hampir disetiap kesempatan pasca beredarnya isu tentang keputusan DPP Partai Golkar, tidak ada perubahan sikap, keramahannya, kehangatannya seperti biasa biasa saja, masih menyapa warga dari kampung ke kampung setiap malamnya, masih setia memberi pencerahan, memghibur tertawa bersama dengan rakyat.



DI TANYA SOAL PILGUB JABAR, H.DEDI MULYADI MALAH MENJAWAB....
"Tadi saya berkumpul bersama para bidan. Terhitung 1 Desember 2017, pola pelayanan persalinan akan diubah yang asalnya pasien mendatangi bidan menjadi bidan berkunjung ke rumah pasien.
Setiap bidan akan terkoneksi dengan aplikasi 'Bidan Gesit', suami yang melihat istrinya mules-mules tinggal memanggil bidan melalui tombol 'Bidan Gesit'. Kemudian, bidan yang paling dekat domisilinya akan mendatangi pasien.
Bidan akan ditugaskan sesuai dengan rasio jumlah penduduk, agar publik terlayani dengan baik.
Waktu zaman obor oge paraji datang ke rumah pasien tanpa kendaraan dan biaya. Masa di zaman now jadi terbalik, yang mau melahirkan harus datang ke rumah bidan.
Gimana kalau 'ngajuru' di tengah jalan, malu dong!! Baby zaman now ngaborojol di tengah jalan, euweuh bapaan deuih duh!!" -Dedi Mulyadi
TRIBUNJABAR.CO.ID, PURWAKARTA - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang juga Ketua DPD Golkar Jabar belum memberikan komentar banyak ihwal pernyataan sikapnya soal Partai Golkar yang mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jabar.Saat ditanya itu, Dedi hanya menjawab saat ini ia hanya fokus membenahi masalah persalinan."Saya lagi fokus benahi masalah persalinan, gimana caranya bidan datangi ibu hamil, bukan ibu hamil besar sedang kontraksi yang datangi bidan," ujar Dedi ditemui di peringatan HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Jalan Siliwangi Purwakarta, Senin (30/10).Dedi tampak enggan membicarakan politik pada kesempatan itu.Hal sama juga saat ditanya sejumlah wartawan di Purwakarta saat Dedi menyambangi kantor Disnakertrans Purwakarta, Jalan Veteran.
Saat itu, ia menginspeksi mendadak aplikasi Sampurasun Tenaga Kerja di Ogan Lopian, command center ala Purwakarta.
"Sama, saya lagi kerja, urus Disnakertrans supaya bisa mengubah pola kerja soal rekrutmen tenaga kerja supaya tidak melibatkan calo tenaga kerja," ujarnya seraya mengatakan enggan bicara politik.
Seperti diketahui, Sekjen Golkar Idrus Marham dan Ketua Harian Golkar Nurdin Khalid memberikan pernyataan lisan soal dukungan Golkar ke Ridwan Kamil. (men)

Sabtu, 28 Oktober 2017

LUAR BIASA DEDI MULYADI MEMANG SOSOK PEMIMPIN YANG BERHATI IKHLAS DAN BERJIWA BIJAKSANA






Ikhlas merupakan salah satu sikap rela dan tulus dalam melakukan sebuah amalan atau ketika menerima sebuah musibah, atau juga satu hasil yang tidak sesuai dengan harapan, yang dilakukan semata-mata mencari keridaan Allah SWT. Meski terlihat sederhana, namun tidak semua manusia bisa menerapkan perasaan ikhlas dalam dirinya. Ini adalah ilmu tertinggi dalam iman diri seorang hamba yang tidak mudah untuk dapat digapai. Suatu amal kecil bisa menjadi besar dengannya. Dan sebaliknya, amalan besar bisa menjadi kecil dengan ketiadaannya.
Sikap iklas ini dalam adat istiadat orang sunda dikenal juga dengan sikap Memusatkan seluruh energi kemanusiaan pada Kemahatunggalan Allah Penguasa Alam Semesta melahirkan karakter hilangnya sifat peng-aku-an dalam diri orang sunda. Hirup kudu sasampeuran, awak ukur sasampayan, sariring riring dumadi, sarengkak saparipolah sadaya kersaning Gusti Nu Maha Suci (Tak ada sedikitpun pengakuan dan keakuan dalam diri). Sifat totalitas ini melahirkan sosok yang bernama Rawayan Jati Ki Sunda.
Semenjak isu keputusan Golkar menjatuhkan pilihan kepada yang lain, rasanya ingin cepat bertemu KI SUNDA (H.Dedi Mulyadi), ingin tahu bagaimana apakah beliau terpukul atau tidak, karena dugaan kita mana mungkin Kang Dedi bisa legowo jika jatahnya untuk mencalonkan diri sebagai Cagub Jabar 2018 malah diberikan kepada yang lain, sementara kawan kawannya yang didaerah telah secara bulat mendukungnya. Biasanya raut rasa kecewa seseorang itu walau bagaimanapun tidak bisa disembunyikan, kitapun bisa melihat hal seperti ini dengan kasat mata.
Namun Subhanallah, tidak hanya saya, ribuan orang dan tentu puluhan wartawan tersontak, yang kita lihat sikap seorang Dedi Mulyadi datar saja, biasa biasa saja, senyum dan keramahannya semuanya tidak ada yang berubah, tidak ada torlontar kalimat kalimat sindiran, kekecewaan terhadap partai Golkar apalagi caci maki, sungguh luar biasa cerminan jiwa ikhlasannya, kebesaran jiwa seorang Dedi Mulyadi ini belum tentu ada pada kandidat calon Gubernur yang lainnya, sebagai seorang ketua DPD I Golkar Jawa Barat, jika mau bisa saja melakukan maneuver maneuver politik untuk mempertahankan posisinya sebagai Calon gubernur dari partai Golkar seperti halnya pada menjelang Pilgub 2013 lalu.
Melihat peristiwa ini malah sebaliknya kita yang tanpa terasa air mata ini keluar, saya milhat seorang wartawan setelah mewancarai Dedi Mulyadi terisak di sudut ruangan. Dari mulai para politisi Golkar, pedagang, ibu ibu, Bapak Bapak yang hadir pada malam itu selalu membicarakan kebesaran jiwa seorang Dedi Mulyadi , rasa simpati, empati , rasa senasib sepenanggungan telah mengalir saat ini dari jutaan masyarakat Jawa Barat kepada Dedi Mulyadi. Sifat ikhlas sumerah diri ini sebelumnya selalu terlontar jauh jauh hari dari Kang Dedi Mulyadi, bahwa semuanya mengikuti saja seperti air yang mengalir. (DKS).
“Bapak tua ini terus menari dalam tabuhan gendang Giri Harja. Saat saya sapa, dia mengaku bernama Obi, warga Batu Nunggal, Kota Bandung.Ia berprofesi sebagai pemulung dengan 6 orang anak, satu menantu dan satu orang cucu. Ia tinggal di Gubuk kecil dengan 10 penghuni. Kemiskinan tidak membuatnya bersedih dan berkeluh kesah. Ia berjalan mengais rezeki tanpa henti. Semoga kebersamaan teman-teman tadi malam mampu mengubah nasib Pak Tua dengan sedikit modal yang dititipkan. Terima kasih Pak Obi, teruslah menari dalam rasa syukur yang tak berhenti berucap”..- Dedi Mulyadi
#dedimulyadi7abar1

Jumat, 27 Oktober 2017

DEDI MULYADI "MANAJEMEN IBUNYA MENGAJARI PRINSIP SKALA PRIORITAS"



Perjuangan panjang sejak tahun 2008 masuk kampug keluar kampung di wilayah Jawa Barat yang memiliki luas lebih dari 35 ribu KM. persegi, menyapa warga dengan menghibur, memberi pencerah, membatu hidup orang yang dalam kekurang. lebih dari 1000 Desa telah Kang Dedi Mulyadi datangi menyusuri jalan jalan sempit terkadang licin dan penuh bebatuan, melewati tengah malam sampai menjelang subuh dijalanan, membelah hening dan dinginnya malam, terkadang juga ditengah guyuran hujan hanya sekedar agar Golkar tetap jaya di Jawa Barat.
#dedimulyadi7abar1

Kamis, 26 Oktober 2017

AYO GELORAKAN SEMANGAT … TETAP FOCUS MENDUNGKUNG KANG DEDI MULYADI MENJADI JABAR1


Kira kira sekelas apa yang bisa menekan orang orang DPP Partai Golkar di Jakarta, untuk menjatuhkan pilihan yang bukan ke kadernya sendiri? pernah membaca sebuah tulisan yang dikirim ke WA saya kurang lebih 2 bulan lalu dan hal ini pernah juga saya sampaikan dengan kalimat "hapunten sanes bade mamatahan ngojay kameri" yang intinya karena RK sudah dipersiapkan untuk masuk dalam lingkar kekuasaan dalam menghadapi Pilpres 2019 nanti,...tentu.... akan jungkir balik untuk memuluskan pencalonannya.
Sore ini begitu ramai pemberitaan yang mengutip pernyataan Nurdin Halid, tentang pilihan partai Golkar dalam Pilgub Jabar 2018 nanti, saya tidak dapat membayangkan betapa terpukulnya para pengurus dan kader Golkar di Jawa Barat yang begitu mencintai Kang Dedi Mulyadi, Demo para kader Jabar ke kantor DPP Partai Golkar untuk mendukung Kang Dedi telah diabaikan begitu saja.
Akhirnya kita berharap semoga pemberitaan ini tidak benar dan Nurdin Halid sedang bermanuver, untuk mencari celah menyingkirkan Kang Dedi.
Namun dari semua perkembangan ini mari kita rapatkan barisan, tetap focus mendukung KI SUNDA dan mari kita berdo'a semoga Kang Dedi Mulyadi di berikan jalan lain dengan segala kemudahannya untuk menjadi calon Gubernur Jawa Barat priode 2018-2023, Amin...YRA (DKS)
#dedimulyadi7abar1

Rabu, 25 Oktober 2017

PDI PERJUANGAN SEBUT PUNYA KEDEKATAN DENGAN CAGUB. H.DEDI MULYADI

Menghadiri secara kasat mata...
Semoga saja KI SUNDA cepat bertemu dengan ibu Mega, begitu kita melihatnya artinya koalisi poros partai nasionalis ini memang benar benar terjadi dan akan menjadi koalisi terbesar dalam Pilgub Jabar 2018 nanti dengan 37 kursi.







Bandung, CNN Indonesia -- Hingga kini, PDI Perjuangan masih menggodok nama bakal calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada Jawa Barat 2018. Namun, PDIP mengakui kedekatannya dengan salah satu bakal calon yang juga Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi.
“Sebenarnya hubungan pak Dedi dengan PDIP dan bu Megawati sangat baik. Karena kami pernah mengadakan perayaan ulang tahun partai di Purwakarta,” ujar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di Hotel Horison Bandung, Rabu (25/10/2017).
Hasto lebih lanjut mengatakan, partainya tak akan memaksa Dedi berpindah parpol demi Pilkada.
“Pindah tidaknya seseorang dari parpol merupakam hak pribadi dan PDIP tidak ada niatan untuk mendorong orang-orang yang sudah memiliki pilihan parpol untuk berpindah,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, alasan mengundang Bupati Purwakarta dua periode itu ke acara silaturahmi dan curah gagasan murni karena gagasan.
“Kami lihat gagasan yang disampaikan pak Dedi tadi soal bagaiamana dalam memahami masyarakat Jawa Barat. Ini sama dengan tokoh yang lain,” kata Hasto.
#dedumulyadi7abar1

CAGUB H. DEDI MULYADI MENGUCAPKAN SELAMAT HARI SANTRI NASIONAL 2017



Sejuk rasanya kita memiliki calon Gubenur seperti H.DEDI MULYADI yang mampu memadukan antara Dakwah, Syiar Islam dan tradisi dikemas dalam harmoni kehidupan yang penuh kedamaian, keselarasan dan kebersamaan
#dedimulyadi7abar1

Selasa, 24 Oktober 2017

CERITA CAGUB. H.DEDI MULYADI YANG TELAH KELILING SERIBU DESA DI JAWA BARAT

Bagi seorang calon pemimpin yang baik segala sesuatunya tidak ada yang instan,kemudian memberikan janji janji politik yang menarik, membangun pencitraan di medsos, bagi calon pemimpin yang menempuh jalan pintas seperti ini, jika sudah terpilih biasanya "janji janji tinggalah janji bulan madu hanyalah mimpi".
Bagi seorang Dedi Mulyadi telah jauh jauh hari telah mempersiapkan dirinya untuk menjadi sang nahkoda tanah Pasundah, lebih dari 10 tahun masuk kampung keluar kampung,menembus dingin dan pekatnya malam, menyusuri jalanan tanah yang berlumpur, tebing tebing curam, lembah dan ngarai hanya sekedar ingin menyapa, bersilaturahmi, memberikan pencerahan, hiburan dikampung kampung,atau dusun dusun terpencil di Jawa Barat yang secara geografis memiliki luas 35.377,76 Km2
Semua ini tiada lain agar semua permasalahan dan keinginan warga warga yang dikunjungi terserap aspirasinya.
sehingga tinggal bagaimana nanti menyusun dan membuat kebijakan yang baik dan benar benar bermanfaat.






Jakarta - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku telah berkeliling ke 1.000 desa di Jawa Barat. Bagi Dedi, keliling menyapa warga merupakan proses internalisasi dirinya dengan rakyat.
"Kalau berbicara dalam konteks Jawa Barat, kenapa saya putuskan untuk berkeliling sudah sejak lama, sejak 2003 saya sudah berkeliling, 2008 sudah berkeliling, 2013 sudah berkeliling, karena bagi saya proses keliling itu proses internalisasi. Kita kan nggak mungkin membangun sebuah daerah tanpa kita memahami culture daerah itu, tanpa meminum air di tempat itu, itu prinsip saya," ujar Dedi saat berbincang di kantor detikcom, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (24/10/2017).
Jawa Barat memiliki 5.962 desa dengan 600 kecamatan. Dedi mengaku telah mengelilingi seluruh kecamatan di Jabar dengan mendatangi 1.000 desa.
"Jabar itu kan memiliki 5.962 desa dan kelurahan, saya baru keliling sekitar 1.000 desa. 1.000 Desa itu sudah mewakili culture, karena jumlah kecamatannya kan cuman 600, artinya seluruh kecamatan di Jawa Barat ini saya sudah berkunjung," sebutnya.
Menurutnya proses keliling menyapa warga menjadi proses untuk memahami budaya masyarakat Jabar. Seorang pemimpin, kata Dedi, akan mencurahkan seluruh pikirannya ke daerah yang dipimpin jika telah memahami budaya warganya.
"Kalau kita jadi pemimpin sudah paham culture secara utuh, tanahnya kita hapal, udaranya kita hapal, tradisi publiknya kita hapal, kemudian kebutuhan publiknya kita hapal, maka apa, ketika dia menjabat, maka seluruh energi dari ruangan atmosfir dari daerah yang dipimpinnya itu akan ada dalam fikirannya," ujar pria yang masih mencari tiket ke Pilgub Jabar 2018 ini.
Hubungan emosional Dedi dengan warga yang dikunjunginya kemudian terbangun. Tak jarang warga selalu mengundang Dedi setiap ada kegiatan.
"Ketika wakil Bupati kerjaan saya itu keliling, dari rumah ke rumah, saya waktu wakil bupati saja ke undangan itu, ke 10.000 kepala keluarga. Dari mulut ke mulut saya paling rajin kondangan, jadi saya dari dulu sejak saya anggota DPRD kalau ada janur di daerah yang saya lewati pasti saya berhenti," imbuhnya.
"Nggak diundang saya pasti datang, saya datang salaman, biasa kalau di kampung ngasih amplop, saya kasih, nah dari situ cerita lah dari mulut ke mulut. Itu yang terjadi, jadi waktu wakil bupati juga saya selalu hadir pada acara tahlilan, pokoknya aspek kegiatan warga yang bersifat tradisi saya selalu datang," tambahnya.
#dedimulyadi7abar1

BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI DAN PARA ULAMA MEMPERINGATI HARI SANTRI DIBAWAH GUYURAN HUJAN

Subhanallah, Semoga Purwakarta menjadi daerah yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur, sangat luar biasa spirit para santri berbaur dengan air hujan yang jatuh dari langit, mengumandangkan Shalawat beriringan dengan para ulama, pejabat,setempat dan masyarakat.




PURWAKARTA, KOMPAS.com - Guyuran hujan deras tidak menyurutkan semangat ribuan santri dalam memperingati puncak Hari Santri Nasional tingkat Kabupaten Purwakarta, Senin (23/10/2017) malam.
Acara itu dihadiri Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, ulama dan kiai yang dipimpin Buya Muhtadi asal Banten. Bupati Dedi dan para ulama ikut hujan-hujanan bersama santri.
Muhammad Rafi (15), santri asal Cipulus menuturkan dirinya tetap semangat untuk memperingati hari santri dengan acara membacakan puji-pujian dan tausiah berjamaah.
"Semangat dong dan kita anggap jihad bahwa santri itu kuat," ungkapnya di lokasi acara.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang turut serta hujan-hujanan bersama santri mengapresiasi semangat para santri. Meski hujan, namun mereka tidak beranjak dari lokasi acara.
"Saya salut kepada santri walaupun hujan deras tetapi masih tetap bertahan," ungkapnya.
Dedi pun memberikan semangat kepada para santri yang sudah basah kuyup. Kondisi ini dinilai tidak seberapa jika dibandingkan perjuangan ulama dalam mempertahankan bangsa di masa lampau.
"Pertama tasyakur kepada Allah, hujan ini tanda jihad kita dahulu para ulama mengusir penjajah mengorbankan jiwa raga dibandingkan kita diuji hujan seperti ini," ungkapnya.
Puncak peringatan hari santri nasional di Purwakarta berhasil memecahkan rekor Muri, yaitu membacakan nadhom (puji-pujian) menggunakan bahasa Sunda yang diikuti 15.000 santri. Nadhom sendiri biasanya dibacakan setiap menjelang masuk waktu shalat lima waktu.

Senin, 23 Oktober 2017

SEMANGAT SPIRITUAL PURWAKARTA

Sebagai seorang kepala daerah dan seorang Muslim, seorang yang telah menunaikan ibadah Haji maupun Umroh, tentu memiliki semangat untuk membangun daerahnya dengan cara yang Islami, Kang Dedi telah mampu meningkatkan kerohanian masyrakat Kabupaten Purwakarta dari sisi kuantitas baik itu jumlah Masjid, Pesantren, Tenaga Pengajarnya/Guru Ngaji, Santrinya selama menjabat Bupati Purwakarta selama Dua Priode sejak tahun 2008 mengalami peningkatan yang luar biasa maupun dari sisi kwalitasnya banyak prestasi prestasi yang telah diraih oleh para Santri, Pesantren maupun Pemkab Purwakarta, kemudian menurunnya penyakit penyakit masyarakat seperti prostitusi, perjudian maupun kejahatan kejahatan lainnya di Purwakarta. Kang Dedi pernah mengeluarkan kebijakan pembatasan jam Wakuncar, Kang Dedi kepala daerah yang berani mengeluarkan kebijakan pelajaran mengaji masuk dalam kurikulum pendidikan di Purwakarta yang artinya gaji para guru ngaji ditanggung APBD Purwakarta. Kang Dedi mungkin satu satunya kepala daerah yang mewajibkan karyawan Pemkab dan Pelajar Muslim di Purwakarta memakai Sarungan ke kantor dan sekolah sebagai ciri khas Santri Nusantara.
Namun ada Satu Kebijakan yang dapat dipandang sangat cerdas, Kebijakan Kang Dedi yang mengatur jam mulai aktivitas mengajar di Purwakarta Jam 6 pagi, ini secara tidak langsung telah menuntun orang terbiasa untuk melakukan ibadah Sholat Subuh.


"Masih dalam suasana Hari Santri Nasional. Selama ini, Santri dikenal sebagai orang yang mendalami ilmu agama khususnya Islam. Tapi ini bukan berarti mereka melepaskan diri dari persoalan kebangsaan. Sejarah membuktikan santri juga berperan aktif merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Di tanah Sunda, kata santri bukan hanya sekedar status tetapi juga sarat dengan nilai kepempimpinan. Untuk menjadi pemimpin ideal di Sunda dikenal nilai nyantri, selain nyunda, nyakola, dan nyinatria.
Nyantri bermakna seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan spritual, dan itu berangkat dari kebersihan hati. Karena itu, ia sejalan dengan falsafah Sunda lainnya; cing caringcing pageuh kancing, sing saringset pageuh iket.
Cing caringcing pageuh kancing itu, bahwa manusia berawal dari kebersihan hati, dan itu yang fundamen bagi orang Sunda. Sing saringset pageuh iket adalah bahwa yang terikat dengan kebersihan hati, dalam salat akan melahirkan khusyuk, dalam hidup melahirkan fokus.
Peringatan hari santri kali ini, semoga dapat menjadi momentum untuk memperkuat dan meneguhkan posisi santri dalam peran kebangsaan. Terutama menjadi teladan bagi lahirnya pemimpin-pemimpin ideal di tanah air, khususnya di tanah Sunda". -Dedi Mulyadi
#dedimulyadi7abar1

DIUNDANG PDI PERJUANGAN, CAGUB H.DEDI MULYADI SIAP PAPARKAN IDE MEMBANGUN JAWA BARAT

Kemampuan KI SUNDA dalam mengolah kata dan merangkai kalimat yang merupakan manifestasi dari pemikirannya akan membuat memukau pemaparannya tentang ide dan gagasannya dalam membangun Jawa Barat, filosofi pemikiran yang salah satunya bersumber dari kearifan lokal, melahirkan ide dan gagasan yang orsinil, lihatlah kebijakan beliau di bidang pendidikan seperti pola pendidikan berkarakter, kemudian program beas perelek yang mana Dua program ini bersumber dari pemikiran dan tradisi masa lalu urang Sunda.
"Ciri sabumi cara sadesa lain tempat sejen igeul
ceuk Plato,
ceuk Socrates
ari Ceuk sia naon?
Plato mungkin bisa membangun peradabannya disana.
Socrates mungkin bisa membangun peradabannya disana,
-Dedi Mulyadi






PURWAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku mendapat undangan dari DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P dalam kegiatan silaturahmi dan curah gagasan yang akan digelar di Hotel Ultima, Kota Bandung, Rabu (25/10/2017).
Dalam surat undangan itu disebutkan PDI-P ingin membangun sinergi pemikiran dari seluruh tokoh, akademisi dan masyarakat dalam rangka pembangunan di Jawa Barat ke depan.
"Di surat undangan diberikan waktu 10 menit untuk pemaparannya, saya rasa cukup waktu segitu. Saya akan datang," jelas Dedi saat ditemui di gedung DPRD Kabupaten Purwakarta, Senin (23/10/2017).
Dedi sendiri menjadi salah satu dari sembilan orang tokoh di Jawa Barat yang dianggap mengetahui dan paham dengan persoalan masyarakat di Jawa Barat dan solusi terhadap persoalan tersebut.
Menurut Dedi, Jawa Barat dengan luas wilayahnya sangat membutuhkan konektivitas. Untuk menciptakan itu, dibutuhkan pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan.
“Industri di Jawa Barat ini kan berkembang dengan pesat. Tetapi jalan miliki provinsi rata-rata pendek-pendek, sehingga tidak terkoneksi. Padahal, Jawa Barat cukup luas. Kemudian, tidak boleh semua bupati/wali kota hanya berorientasi pada sektor industri, ini nanti jadi kompetisi yang saling membunuh. Sementara ada daerah kawasan hutan, kawasan hulu, kawasan konservasi, kan tidak boleh semua jadi kawasan ekonomi industri,” paparnya.
Dedi menambahkan, pengelolaan daerah ini membutuhkan regulasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Daerah industri tetap harus berkembang dengan industrinya dan menghasilkan pajak bagi pembangunan. Sementara daerah konservasi, menurut dia, tidak harus miskin tetapi dikembangkan melalui potensi berbasis masyarakat adat setempat.
“Daripada kita ribut soal dana reboisasi yang ratusan miliar itu tetapi tidak bisa mengembalikan fungsi hutan sebagai resapan air, lebih baik diserahkan kepada warga setempat, berikan tugas menanam pohon dan digaji oleh pemerintah provinsi, mereka tidak boleh merambah hutan. Rumah penduduk ditata dengan arsitektur tradisional, ke depan selain menjadi daerah konservasi juga menjadi daerah wisata, jadi pendapatan buat masyarakat, ekonomi juga tumbuh,” tambahnya.
#dedimulyadi7abar1

CAGUB H.DEDI MULYADI DEKATI WARGA DI KANDANG RIDWAN KAMIL, PENGIRIS SINGKONGPUN KETIBAN REZEKI 9 jUTA

Kehadiran KI SUNDA malam itu (21102017) saya lihat seperti pelepas dahaga bagi masyarakat asli daerah tersebut, keberadaan mereka seperti ada yang menyapa atau mempedulikan, ditengah heningnya para penghuni rumah rumah mewah di sekitar daerah tersebut. Pertunjukan rakyat SANG BEGAWAN H.DEDI MULYADI di tengah komunitas daerah elite Sukamulya Pasteur kota Bandung, di sambut antusias luar biasa, ukuran satu lapangan bola seakan tidak muat menampung penonton yang membludak, bak konser musik rock di Gasibu penonton berhimpitan berdesakan.
Daerah Pasteur yang menjadi gerbang utama masuk kota Bandung dari jalan Tol Purbaleunyi, saat ini sudah terkurung perumahan perumahan mewah, apartement dan hotel hotel berbintang, dimana penduduk aslinya satu demi satu tergusur dan tinggal menunggu waktu saja mereka akan akan benar benar tergusur.
Daerah Pasteur ini termasuk daerah penataan kawasan Bandung utara, Bandung utara yang termasuk kawasan serapan air, hutan dan konservasi satu jengkal demi satu jengkal tergerus oleh beton beton bangunan.
Semoga saja bila Kang Dedi Mulyadi menjadi Gubernur Jawa Barat priode 2018-2023, akan dibenahi kawasan kawasan di Jawa Barat sesuai untuk peruntukannya. keberanian dan ketegasan Kang Dedi dalam menegakan aturan main akan mengembalikan kejayaan tanah Pasundan.





TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua DPD I Partai Golkar Jabar, Dedi Mulyadi disambut sekitar seribuan warga di Lapangan Abra, Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, dalam silaturahmi serta safari budaya, Sabtu (21/10/2017).
Pada kesempatan itu, ia memperkenalkan dirinya yang akan maju di Pilgub Jabar 2018.Menariknya, kegiatan itu digelar di kandang Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang juga akan maju di Pilgub Jabar tahun depan.
Acara yang dihibur oleh pelawak Ohang yang semula penuh tawa dan canda mendadak haru saat Dedi memanggil seorang penonton bernama Tini Suningsih (55), yang sehari-hari bekerja sebagai pengiris singkong untuk bahan baku keripik dengan penghasilan Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per hari."Kisah ibu Tini Suningsih menginspirasi banyak orang‎. Meski dalam keterbatasan, tapi tidak minta-minta, masih konsisten mengerjakan apa yang dilakukan dengan penuh kesabaran," ujar Dedi di atas panggung.
Tini bercerita ia tidak tahu banyak hal singkong yang ia potong-potong untuk produksi pabrik keripik apa dan dimana. Yang ia tahu hanya mengejar perolehan Rp 25 ribu per hari.
"Saya hanya bekerja menambah penghasilan kelurga karena suami juga pekerjaannya buruh bangunan biasa," katanya.Setelah warga yang datang mengetahui kisah Tini, suasana makin haru manakala sejumlah politisi dan kader Golkar di berbagai daerah di Jabar yang hadir urunan menyumbang uang untuk Tini‎.
Setelah uang urunan dihitung, uang terkumpul hingga Rp 9 juta dalam waktu kurang dari satu jam.
"Mudah-mudahan membantu ibu Tini. Uangnya bisa dipakai modal untuk usaha keripik singkong sendiri tanpa harus jadi buruh. Sok mulai sekarang Bu Tini pikirkan untuk jadi pengusaha keripik singkong," ujar Dedi yang disambut tangis haru warga yang hadir.
Pada gelaran Safari Budaya itu, penampilan Ohang mengocok perut penonton dengan aksi lawakannya.
Sejumlah kesenian tradisional hingga penampilan pencak silat menghibur warga yang tengah bermalam mingguan itu.
#dedimulyadi7abar1

Luar Biasa Daya Pikat Dedi Mulyadi di Masyarakat Jawa Barat



Luar  biasa daya pikat seorang Dedi Mulyadi di masyarakat Jawa Barat, tidak ada tempat yang tidak mengenal sosok Dedi Mulyadi, bagaimana tidak, disatu kampung yang cukup terpencil seperti contohnya 
di daerah Cisewu, Sancang , Cibatu , Pameungpeuk Garut, Cigudeg Jasinga sampai Cidaun Cianjur  yang secara geograpis sangat jauh dari Purwakarta, nama Dedi Mulyadi begitu akrab dalam pembicaraan penduduk setempat, sosok Dedi Mulyadi biasanya mereka kait kaitkan dengan kedermawanan Dedi Mulyadi,  kasus ibu Rokayah, pemberian dari Kang Dedi untuk Teguh  sebesar 50 juta, sampai air mancur Taman Sri Baduga. 
Daerah yang disebutkan tadi hanya daftar kecil saja intinya tidak ada satu daerah di jawa Barat yang tidak mengenal Dedi Mulyadi. Dari pengamatan para relawan Dedi Mulyadi yang saat ini telah tersebar di seluruh Jawa Barat, kadang kadang berpikir apakah  lembaga lembaga survey itu yang selama ini menempatkan Kang Dedi Mulyadi di urutan Ketiga, jangan jangan  telah melakukan kebohongan public, ya maaf maaf saja bahwa  secara de facto Kang Dedi Mulyadi lebih popular dibanding Dua kandidat lainnya.
Secara de facto tingkat kepopuleran Dedi Mulyadi itu tidak hanya di desa desa, malah di kota Bandung sendiri nama Dedi Mulyadi sudah sangat terkenal, termasuk juga  di lingkungan kampus kampus yang  ada di kota Bandung  saya pernah secara kebetulan melihat mahasiswa ITB mengenakan kaos bergambar Dedi Mulyadi, apalagi kampus kampus yang berbau seni seperti  STISI , tidak hanya  itu kelompok kelompok pengajian ibu ibu sampai para tukang becak, ojeg maupun sopir sopir angkot. 
Jika di kota Bandung umunya tingkat kepopuleran Kang Dedi Mulyadi dikaitkan dengan Air Mancur Taman Sri Baduga. Tidak hanya diwilayah kota Bandungnya saja, jika kita iseng iseng menyisir ke wilayah Kabupaten Bandungnya  tingkat kepopuleran Dedi Mulyadi malah sangat fantastis, namun disini kita bisa memakluminya mungkin karena kedekatan secara pribadi antara Kang Dedi Mulyadi dengan Pak Bupati Kabupaten Bandung salah satu yang menyebabkan ini.
Lantas kita bertanya kenapa Dedi Mulyadi begitu dikenal oleh masyarakat Jawa Barat? Masyarakat Jawa Barat pada umumnya menilai sosok Dedi Mulyadi tidak lebihnya seperti mereka mereka, cara berpakaian, berbahasa dan sikap Kang Dedi yang tidak berjarak ini membuat daya pikat Dedi Mulyadi.
(Kang Dedimah siga urang urang we teu ngamenak) seperti inilah rata rata kata kata yang terlontar dari masyarakat Jawa Barat. (DKS)

BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI DISANGKA TUKANG KEBON

Namun, semua keserderhanaan Kang Dedi dalam kehidupan kesehariannya tidaklah mengurangi rasa hormat dan kagum kita, Paristiwa seperti ini sangat memungkinkan terjadi, Rumah Dinas Bupati Purwakarta itu sangat terbuka, berbeda dengan rumah rumah dinas kepala daerah lainnya, Kang Dedi kalau tidak ada acara resmi jika disekitaran rumah dinas jarang memakai sendal atau sepatu dengan pakaian sederhana terkadang lusuh, kalau berjalan setengah berlari, tidak pernah mengandalkan pekerjaan pekerjaan ringan kepada puluhan karyawannya yang di tugaskan Pemkab untuk menjaga rumah dinas Bupati, tentu bisa saja orang keliru melihat Kang Dedi. coba kalau hal ini menimpa pada kepala daerah lainnya mungkin sudah ditampiling.
Peristiwa ini bagi Kang Dedi malah dijadikan hiburan, jiwanya yang bijaksana dan tanpa mengenal kasta dalam melayani rakyatnya, semakin memantapkan kita untuk memberi amanah untuk menjadi orang nomor satu di Jawa Barat, jika Kang Dedi Mulyadi menjadi Gubernurnya saya yakin nuansanya akan sangat berbeda. Satu lagi yang membuat salut, Kang Dedi ini tidak merokok, mungkin satu satunya cagub Jabar yang tidak merokok, meski hampir setiap setiap malam menembus udara dingin malam.
BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI DISANGKA TUKANG KEBON "Ada kisah yang sangat lucu siang tadi. Saat sedang "beberesih" di halaman rumah, tiba-tiba lewat tukang rongsokan. Dia menghampiri saya.
Kemudian saya memintanya untuk mampir sejenak.
"Keur naon mang?" (Sedang apa mang?), dia bertanya.
"Beberesih" (bersih-bersih), kataku menjawab pertanyaan dia.
"Menta rokok atuh" (minta rokok dong), pintanya kepadaku.
"Duh tara ngarokok, tapi mun hayang mah dipangmeulikeun" (wah tidak pernah merokok, tapi kalau mau saya belikan), saya menjawab permintaannya.
Setelah dibelikan rokok, dia meminta saya untuk menyalakan rokok yang sudah menempel di mulutnya.
"Panghurungkeun atuh Mang," (Tolong nyalakan dong mang), tuturnya santai.
"Oh sok atuh kadieu," (Oh sok atuh sini), kataku sambil mendekatkan korek api ke ujung batang rokoknya.
Saya berbincang dengannya. Dia mengaku bernama Ace, orang Sakambang. Merasa penasaran, saya bertanya tentang keseharian dirinya.
"Geus boga pamajikan can?," (sudah punya istri belum?), tanyaku.
"Encan, sieun teu bisa maraban na," (belum, takut tidak bisa ngasih makannya), jawaban itu meluncur dari mulut Ace yang kami sambut dengan tawa renyah siang itu.
Hari mulai hujan, kemudian dia pamit untuk pulang.
"Rek balik ah" (mau pulang ah), ucapnya.
Saat Ace mau memikul barang bawaannya. Dia meminta saya membantu mengikatkan tali pada kardusnya.
"Mang, mang, pangnaliankeun!!" (Mang tolong ikatkan), pintanya.
"Oh siap kang", kataku sambil melayani Ace.
Karena merasa kasian, khawatir ia basah kuyup karena hujan, saya meminta staff saya untuk mengantarkannya pulang.
Tak lupa saya titipkan bekal untuk modal dia berusaha. Saya melepas Ace sambil tersenyum bahagia.
Rupanya Ace tidak mengenal saya karena wajah saya tertutup "dudukuy". Ia menyangka saya berprofesi sebagai tukang kebun.
Terima kasih Kang Ace. Sudah membuat saya bahagia hari ini" -Dedi Mulyadi




PURWAKARTA, (PR).- Menjadi orang nomor satu di Purwakarta, tidak membuat Dedi Mulyadi gengsi untuk bersih-bersih halaman rumah dinasnya. Sekilas orang- orang pun tidak akan menyangka dia seorang bupati.
Menggunakan kaos oblong hitam, celana jeans dan topi ala koboi Amerika, Dedi Mulyadi sibuk dengan sapu ijuknya. Sambil membersihkan daun-daun jatuh‎ dia pun sesekali melantunkan salawat pada Nabi SAW.
Tiba-tiba seseorang menghampirinya, dan menyapa Dedi Mulyadi. "Ker naon Jang? Cik lah menta udud, tatadi can udud kuring (Lagi apa bang? Bolehlah saya minta rokok, dari tadi saya gak merokok), " ujar orang tersebut.
Pria yang menyapa tadi ternyata diketahui bernama Ace, usianya sekitar 50 tahun. Nampaknya dia tidak kenal orang yang disapanya tadi. Ace mengira orang itu adalah tukang kebun.
Dedi Mulyadi menjawab, ia tidak merokok. Namun meski demikian Dedi menyuruh stafnya secara sembunyi-sembunyi ‎untuk membelikan rokok untuk Ace. Ace diketahui sehari-harinya mencari nafkah dengan mengumpulkan barang rongsokan dan botol bekas.
Setelah stafnya membelikan rokok untuk Ace, ‎Dedi pun memberikan rokok tersebut untuk Ace. Bahkan Dedi tak segan membawakan korek untuk menyalakan rokok Ace. Ace pun akhirnya bercerita tentang kehidupan sehari-harinya.
Ace menceritakan bahwa dia adalah berasal dari Desa Sakambang, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Meski usianya sudah lebih dari setengah abad, ternyata dia belum menikah.
"Saya khawatir saya tidak bisa menafkahi kalau nantinya saya menikah. Belum lagi jika nanti punya anak, gimana caranya saya memberi makan. Padahal untuk hidup sehari-hari saja saya amat pas-pasan," ujar Ace dengan Bahasa Sunda.
Dalam sehari, penghasilan Ace hanya berkisar Rp 20-30 ribu saja. Menurutnya uang tersebut habis untuk makan dan bertahan hidup saja. "Inginnya saya berhenti merokok untuk menghemat. Tetapi rokok juga berfungsi untuk menahan rasa lapar, sehingga sulit saya untuk berhenti," katanya.
Masih tak tahu
Setelah berbicara dengan Dedi Mulyadi, ia meminta tolong untuk membantu mengikat karung yang dibawanya. "Cing bantuan pangnaliankeun Jang, (Coba tolong bantu mengikatnya De-red)," ujarnya.
Sontak saja hal tersebut membuat Dedi Mulyadi tersenyum. Ia tidak tersinggung. Dia pun lalu membantu mengikat karung besar yang dibawa Ace. Karena hari mulai mendung tanda hujan akan datang, Ace pun akhirnya pulang pamit.
Namun sebelum pulang, Dedi pun yang merasa iba, memberi uang unt‎uk Ace agar dia memiliki usaha lain. Selain itu, salah seorang stafnya diminta untuk mengantarkan Ace pulang menggunakan mobil.
Ace pun dengan bangga pulang sambil melambaikan tangannya pada Dedi Mulyadi. Tetapi hingga dia pulang, dia tidak sadar bahwa orang yang membantunya tersebut, adalah orang nomor satu di kabupaten tempat tinggalnya. Dia masih menyangka Dedi adalah tukang kebun karena dandanan santainya.***
#dedimulyadi7abar1

Minggu, 22 Oktober 2017

DEDI MULYADI NYUKCRUK GALUR MAPAY LARATAN JATI DIRI URANG SUNDA



Nyukcruk galur nu kapungkur, mapay laratan anu baheula, nitih wanci nu kamari, ninggang mangsa nu sampurna. Sanajan urang beda tapi sarua, sanajan teu ngahiji tapi sa ati, milari ridho gusti nu Sajati, Hayu urang rojong DANGIANG KI SUNDA "H.DEDI MULYADI" tandang makalangan di PILGUB JABAR 2018.
#dedimulyadi7abar1

Jumat, 20 Oktober 2017

DEDI MULYADI MEMBUKA DAERAH YANG SELAMA 50 TAHUN TERISOLIR



Dalam hidupnya yang ada hanya mengabdi dan berkarya, tidak ada waktu
yang terbuang sia sia, sebagai seorang kepala daerah yang mengemban
amanah rakyatnya telah menjadikan bahwa seluruh hidupnya dedikasikan
untuk rakyatnya.
#dedimulyadi7abar1

Kamis, 19 Oktober 2017

PEMKAB PURWAKARTA LUNCURKAN APLIKASI AL'QURAN DIGITAL





"Perangkat digital sudah merambah ke hampir seluruh lini kehidupan kita, termasuk kehidupan religi.
Kita tidak bisa menghindar dari arus perubahan, karena tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri, begitu kata orang bijak. Akan tetapi, bukan berarti kita tidak bisa mengendalikan perubahan.
Orang Sunda mengatakan hidup harus 'miindung ka waktu mibapa ka zaman', membangun pola adaptasi atas segala perubahan dengan tanpa menghilangkan identitas dan karakter.
Untuk itu, kami menghadirkan Al Qur'an digital di beberapa Mesjid di Kabupaten Purwakarta. Mesjid Al Hidayah di Desa Margasari dan Mesjid Al Ikhlas di Desa Warungkadu menjadi percontohan.
Semoga masyarakat sekitar semakin getol dan bersemangat dalam membaca dan mempelajari makna Kitab Suci Al Qur'an. Pengamalan dalam kehidupan sehari-hari juga kita dorong.
Hatur Nuhun kepada PT Telkom yang sudah memberikan fasilitas ini'. -Dedi Mulyadi
PURWAKARTA, (PR).- Kabupaten Purwakarta kembali membuat terobosan baru bidang teknologi aplikasi. Namun aplikasi tersebut tak hanya dalam bidang sosial, budaya dan ketenagakerjaan saja. Kali ini Purwakarta luncurkan aplikasi dalam bidang religi, yaitu Alquran digital.
"Perangkat digital sudah merambah ke hampir seluruh lini kehidupan kita, termasuk kehidupan religi. Dengan demikian perlu ada terobosan baru dalam bidang religi ini, oleh karenanya Purwakarta menyumbang aplikasi khusus untuk pembelajaran Alquran," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat diwawancarai di Masjid Al Hidayah di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Rabu, 18 Oktober 2017.
Menurut Dedi, sebagai bangsa Indonesia, masyarakat tidak bisa menghindar dari arus perubahan. Karena lanjut dia, tidak ada yang abadi selain perubahan tersebut. "Jadi saya ingin juga kehidupan religi masyarakat di Purwakarta digabungkan dengan teknologi," ujarnya.
Dengan demikian masyarakat Purwakarta memiliki sesuatu yang berbeda. Tentunya Alquran digital di masjid-masjid ini, bisa menjadi langkah awal pemanfaatan teknologi untuk pengembangan kehidupan religi di Purwakarta.
"Orang Sunda mengatakan hidup harus 'miindung ka waktu, mibapa ka zaman', membangun pola adaptasi atas segala perubahan dengan tanpa menghilangkan identitas dan karakter," ujarnya menambahkan.
Dua desa
Pada peluncuran pertama Alquran digital ini, baru diaplikasikan di dua desa saja di Purwakarta. Di antaranya di Desa Margasari pada Masjid Al Hidayah, dan di Desa Warungkadu pada Masjid Al Ikhlas.
"Ini sebagai langkah awal saja, tidak menutup kemungkinan nanti semua masjid di Purwakarta memiliki aplikasi Alquran digital ini. Tujuannya adalah sebagai alat bantu masyarakat Purwakarta untuk belajar Alquran, tafsir dan terjemah Alquran yang baik sesuai pemahaman para ulama," ujarnya.
Dedi pun berterima kasih pada PT Telkom di Purwakarta yang telah membantu membuat aplikasi Alquran digital ini. "Semoga bisa menjadikan ladang amal bagi PT Telkom, dan menjadikan PT Telkom menjadi bagian dari kemajuan teknologi Bangsa Indonesia," ujarnya.
Oleh karenanya, Dedi berharap masyarakat Kabupaten Purwakarta semakin rajin dalam membaca dan mempelajari makna kitab suci Alquran. "Alquran pun harus dioptimalkan untuk pengamalan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.***
#dedimulyadi7abar1

Luar Biasa Daya Pikat Dedi Mulyadi di Masyarakat Jawa Barat




Luar  biasa daya pikat seorang Dedi Mulyadi di masyarakat Jawa Barat, tidak ada tempat yang tidak mengenal sosok Dedi Mulyadi, bagaimana tidak, disatu kampung yang cukup terpencil seperti contohnya
di daerah Cisewu, Sancang , Cibatu , Pameungpeuk Garut, Cigudeg Jasinga sampai Cidaun Cianjur  yang secara geograpis sangat jauh dari Purwakarta, nama Dedi Mulyadi begitu akrab dalam pembicaraan penduduk setempat, sosok Dedi Mulyadi biasanya mereka kait kaitkan dengan kedermawanan Dedi Mulyadi,  kasus ibu Rokayah, pemberian dari Kang Dedi untuk Teguh  sebesar 50 juta, sampai air mancur Taman Sri Baduga.
Daerah yang disebutkan tadi hanya daftar kecil saja intinya tidak ada satu daerah di jawa Barat yang tidak mengenal Dedi Mulyadi. Dari pengamatan para relawan Dedi Mulyadi yang saat ini telah tersebar di seluruh Jawa Barat, kadang kadang berpikir apakah  lembaga lembaga survey itu yang selama ini menempatkan Kang Dedi Mulyadi di urutan Ketiga, jangan jangan  telah melakukan kebohongan public, ya maaf maaf saja bahwa  secara de facto Kang Dedi Mulyadi lebih popular dibanding Dua kandidat lainnya.
Secara de facto tingkat kepopuleran Dedi Mulyadi itu tidak hanya di desa desa, malah di kota Bandung sendiri nama Dedi Mulyadi sudah sangat terkenal, termasuk juga  di lingkungan kampus kampus yang  ada di kota Bandung  saya pernah secara kebetulan melihat mahasiswa ITB mengenakan kaos bergambar Dedi Mulyadi, apalagi kampus kampus yang berbau seni seperti  STISI , tidak hanya  itu kelompok kelompok pengajian ibu ibu sampai para tukang becak, ojeg maupun sopir sopir angkot.
Jika di kota Bandung umunya tingkat kepopuleran Kang Dedi Mulyadi dikaitkan dengan Air Mancur Taman Sri Baduga. Tidak hanya diwilayah kota Bandungnya saja, jika kita iseng iseng menyisir ke wilayah Kabupaten Bandungnya  tingkat kepopuleran Dedi Mulyadi malah sangat fantastis, namun disini kita bisa memakluminya mungkin karena kedekatan secara pribadi antara Kang Dedi Mulyadi dengan Pak Bupati Kabupaten Bandung salah satu yang menyebabkan ini.
Lantas kita bertanya kenapa Dedi Mulyadi begitu dikenal oleh masyarakat Jawa Barat? Masyarakat Jawa Barat pada umumnya menilai sosok Dedi Mulyadi tidak lebihnya seperti mereka mereka, cara berpakaian, berbahasa dan sikap Kang Dedi yang tidak berjarak ini membuat daya pikat Dedi Mulyadi.
(Kang Dedimah siga urang urang we teu ngamenak) seperti inilah rata rata kata kata yang terlontar dari masyarakat Jawa Barat. (DKS)