expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 24 Oktober 2017

BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI DAN PARA ULAMA MEMPERINGATI HARI SANTRI DIBAWAH GUYURAN HUJAN

Subhanallah, Semoga Purwakarta menjadi daerah yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur, sangat luar biasa spirit para santri berbaur dengan air hujan yang jatuh dari langit, mengumandangkan Shalawat beriringan dengan para ulama, pejabat,setempat dan masyarakat.




PURWAKARTA, KOMPAS.com - Guyuran hujan deras tidak menyurutkan semangat ribuan santri dalam memperingati puncak Hari Santri Nasional tingkat Kabupaten Purwakarta, Senin (23/10/2017) malam.
Acara itu dihadiri Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, ulama dan kiai yang dipimpin Buya Muhtadi asal Banten. Bupati Dedi dan para ulama ikut hujan-hujanan bersama santri.
Muhammad Rafi (15), santri asal Cipulus menuturkan dirinya tetap semangat untuk memperingati hari santri dengan acara membacakan puji-pujian dan tausiah berjamaah.
"Semangat dong dan kita anggap jihad bahwa santri itu kuat," ungkapnya di lokasi acara.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang turut serta hujan-hujanan bersama santri mengapresiasi semangat para santri. Meski hujan, namun mereka tidak beranjak dari lokasi acara.
"Saya salut kepada santri walaupun hujan deras tetapi masih tetap bertahan," ungkapnya.
Dedi pun memberikan semangat kepada para santri yang sudah basah kuyup. Kondisi ini dinilai tidak seberapa jika dibandingkan perjuangan ulama dalam mempertahankan bangsa di masa lampau.
"Pertama tasyakur kepada Allah, hujan ini tanda jihad kita dahulu para ulama mengusir penjajah mengorbankan jiwa raga dibandingkan kita diuji hujan seperti ini," ungkapnya.
Puncak peringatan hari santri nasional di Purwakarta berhasil memecahkan rekor Muri, yaitu membacakan nadhom (puji-pujian) menggunakan bahasa Sunda yang diikuti 15.000 santri. Nadhom sendiri biasanya dibacakan setiap menjelang masuk waktu shalat lima waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar