Subhanallah, Semoga Purwakarta menjadi daerah yang Baldatun
Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur, sangat luar biasa spirit para santri
berbaur dengan air hujan yang jatuh dari langit, mengumandangkan
Shalawat beriringan dengan para ulama, pejabat,setempat dan masyarakat.
PURWAKARTA, KOMPAS.com - Guyuran hujan deras tidak menyurutkan semangat ribuan santri dalam memperingati puncak Hari Santri Nasional tingkat Kabupaten Purwakarta, Senin (23/10/2017) malam.
Acara itu dihadiri Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, ulama dan kiai yang
dipimpin Buya Muhtadi asal Banten. Bupati Dedi dan para ulama ikut
hujan-hujanan bersama santri.
Muhammad Rafi (15), santri asal
Cipulus menuturkan dirinya tetap semangat untuk memperingati hari santri
dengan acara membacakan puji-pujian dan tausiah berjamaah.
"Semangat dong dan kita anggap jihad bahwa santri itu kuat," ungkapnya di lokasi acara.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang turut serta hujan-hujanan bersama
santri mengapresiasi semangat para santri. Meski hujan, namun mereka
tidak beranjak dari lokasi acara.
"Saya salut kepada santri walaupun hujan deras tetapi masih tetap bertahan," ungkapnya.
Dedi pun memberikan semangat kepada para santri yang sudah basah kuyup.
Kondisi ini dinilai tidak seberapa jika dibandingkan perjuangan ulama
dalam mempertahankan bangsa di masa lampau.
"Pertama tasyakur
kepada Allah, hujan ini tanda jihad kita dahulu para ulama mengusir
penjajah mengorbankan jiwa raga dibandingkan kita diuji hujan seperti
ini," ungkapnya.
Puncak peringatan hari santri nasional di
Purwakarta berhasil memecahkan rekor Muri, yaitu membacakan nadhom
(puji-pujian) menggunakan bahasa Sunda yang diikuti 15.000 santri.
Nadhom sendiri biasanya dibacakan setiap menjelang masuk waktu shalat
lima waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar