expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 11 Oktober 2017

DI PUJI BUPATI BADUNG BALI, BUPATI DEDI MULYADI "SAYA HANYA ORANG KAMPUNG"






"Pujian yang datang dari seorang sukses atau berprestasi itu jauh lebih berharga dan membanggakan bila dibandingkan cacian dari seribu para pecundang"
PURWAKARTA, (PR).- Bupati Kabupaten Badung, Provinsi Bali, I Nyoman Giri Prasta, mengaku terkesima setelah melihat pola tata kota yang dibangun oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, selama periode kepemimpinannya.
Apresiasi dari pemimpin daerah yang concern terhadap bidang pariwisata tersebut disampaikan di sela kunjungan di Warung Sate Hj Yetti, Cibungur, Purwakarta pada Rabu 11 Oktober 2017.
“Tadi saya keliling-keliling. Saya belajar banyak dari Purwakarta. Tata kotanya rapi dan bersih. Kami segera aplikasikan di Kabupaten Badung, terutama konsep Air Mancur Taman Sri Baduga dan konsep Diorama. Taman kota nya juga saya lihat sangat berkarakter,” ungkapnya usai makan siang di warung sate tersebut.
Dalam kunjungan hari kedua ini, setelah tadi malam rombongan Bupati dan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Badung diterima oleh Wakil Bupati Purwakarta Dadan Koswara dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Purwakarta Anne Ratna Mustika di Bale Nagri, sejak pagi mereka diajak berkeliling oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Berbagai hasil pembangunan seperti Galeri Wayang, ATM Beras, Ogan Lopian, Taman Kota, Diorama Panyawangan Tatar Sunda, Diorama Nusantara, Diorama Indung Rahayu dan Air Mancur Taman Sri Baduga dijelaskan filosopinya oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kepada seluruh anggota rombongan.
“Saya tidak salah memilih Purwakarta untuk dijadikan tempat belajar. Purwakarta berhasil menghadirkan sinergi antara kebudayaan dengan teknologi. Generasi kita tidak lupa sejarah. Ini penyajian data sejarah untuk generasi millenial,” katanya menambahkan.
Mendapati hasil pembangunannya mendapat pujian, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi tampak merendah. Ia mengatakan bahwa seluruh karya tersebut hanyalah produk orang kampung semata, bukan hal yang luar biasa.
“Saya mah kan hanya orang lembur (kampung-red). Arsitek air mancur juga kan hanya lulusan SMK, asli Purwakarta, jadi masih orang kampung. Karena itu, justru kami harus belajar ke Kabupaten Badung,” tutur pria yang kini lekat dengan peci hitam tersebut.***
#dedimulyadi7abar1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar