Ikhlas merupakan salah satu sikap rela dan tulus dalam melakukan sebuah
amalan atau ketika menerima sebuah musibah, atau juga satu hasil yang
tidak sesuai dengan harapan, yang dilakukan semata-mata mencari keridaan
Allah SWT. Meski terlihat sederhana, namun tidak semua manusia bisa
menerapkan perasaan ikhlas dalam dirinya. Ini adalah ilmu tertinggi
dalam iman diri seorang hamba yang tidak mudah untuk dapat digapai.
Suatu amal kecil bisa menjadi besar dengannya. Dan sebaliknya, amalan
besar bisa menjadi kecil dengan ketiadaannya.
Sikap iklas ini dalam
adat istiadat orang sunda dikenal juga dengan sikap Memusatkan seluruh
energi kemanusiaan pada Kemahatunggalan Allah Penguasa Alam Semesta
melahirkan karakter hilangnya sifat peng-aku-an dalam diri orang sunda.
Hirup kudu sasampeuran, awak ukur sasampayan, sariring riring dumadi,
sarengkak saparipolah sadaya kersaning Gusti Nu Maha Suci (Tak ada
sedikitpun pengakuan dan keakuan dalam diri). Sifat totalitas ini
melahirkan sosok yang bernama Rawayan Jati Ki Sunda.
Semenjak isu
keputusan Golkar menjatuhkan pilihan kepada yang lain, rasanya ingin
cepat bertemu KI SUNDA (H.Dedi Mulyadi), ingin tahu bagaimana apakah
beliau terpukul atau tidak, karena dugaan kita mana mungkin Kang Dedi
bisa legowo jika jatahnya untuk mencalonkan diri sebagai Cagub Jabar
2018 malah diberikan kepada yang lain, sementara kawan kawannya yang
didaerah telah secara bulat mendukungnya. Biasanya raut rasa kecewa
seseorang itu walau bagaimanapun tidak bisa disembunyikan, kitapun bisa
melihat hal seperti ini dengan kasat mata.
Namun Subhanallah, tidak
hanya saya, ribuan orang dan tentu puluhan wartawan tersontak, yang kita
lihat sikap seorang Dedi Mulyadi datar saja, biasa biasa saja, senyum
dan keramahannya semuanya tidak ada yang berubah, tidak ada torlontar
kalimat kalimat sindiran, kekecewaan terhadap partai Golkar apalagi caci
maki, sungguh luar biasa cerminan jiwa ikhlasannya, kebesaran jiwa
seorang Dedi Mulyadi ini belum tentu ada pada kandidat calon Gubernur
yang lainnya, sebagai seorang ketua DPD I Golkar Jawa Barat, jika mau
bisa saja melakukan maneuver maneuver politik untuk mempertahankan
posisinya sebagai Calon gubernur dari partai Golkar seperti halnya pada
menjelang Pilgub 2013 lalu.
Melihat peristiwa ini malah sebaliknya
kita yang tanpa terasa air mata ini keluar, saya milhat seorang wartawan
setelah mewancarai Dedi Mulyadi terisak di sudut ruangan. Dari mulai
para politisi Golkar, pedagang, ibu ibu, Bapak Bapak yang hadir pada
malam itu selalu membicarakan kebesaran jiwa seorang Dedi Mulyadi , rasa
simpati, empati , rasa senasib sepenanggungan telah mengalir saat ini
dari jutaan masyarakat Jawa Barat kepada Dedi Mulyadi. Sifat ikhlas
sumerah diri ini sebelumnya selalu terlontar jauh jauh hari dari Kang
Dedi Mulyadi, bahwa semuanya mengikuti saja seperti air yang mengalir.
(DKS).
“Bapak tua ini terus menari dalam tabuhan gendang Giri
Harja. Saat saya sapa, dia mengaku bernama Obi, warga Batu Nunggal, Kota
Bandung.Ia berprofesi sebagai pemulung dengan 6 orang anak, satu
menantu dan satu orang cucu. Ia tinggal di Gubuk kecil dengan 10
penghuni. Kemiskinan tidak membuatnya bersedih dan berkeluh kesah. Ia
berjalan mengais rezeki tanpa henti. Semoga kebersamaan teman-teman tadi
malam mampu mengubah nasib Pak Tua dengan sedikit modal yang
dititipkan. Terima kasih Pak Obi, teruslah menari dalam rasa syukur yang
tak berhenti berucap”..- Dedi Mulyadi
#dedimulyadi7abar1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar