Kemampuan
KI SUNDA dalam mengolah kata dan merangkai kalimat yang merupakan
manifestasi dari pemikirannya akan membuat memukau pemaparannya tentang
ide dan gagasannya dalam membangun Jawa Barat, filosofi pemikiran yang
salah satunya bersumber dari kearifan lokal, melahirkan ide dan gagasan
yang orsinil, lihatlah kebijakan beliau di bidang pendidikan seperti
pola pendidikan berkarakter, kemudian program beas perelek yang mana Dua
program ini bersumber dari pemikiran dan tradisi masa lalu urang Sunda.
"Ciri sabumi cara sadesa lain tempat sejen igeul
ceuk Plato,
ceuk Socrates
ari Ceuk sia naon?
Plato mungkin bisa membangun peradabannya disana.
Socrates mungkin bisa membangun peradabannya disana,
-Dedi Mulyadi
"Ciri sabumi cara sadesa lain tempat sejen igeul
ceuk Plato,
ceuk Socrates
ari Ceuk sia naon?
Plato mungkin bisa membangun peradabannya disana.
Socrates mungkin bisa membangun peradabannya disana,
-Dedi Mulyadi
PURWAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku mendapat
undangan dari DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P dalam
kegiatan silaturahmi dan curah gagasan yang akan digelar di Hotel
Ultima, Kota Bandung, Rabu (25/10/2017).
Dalam surat undangan itu
disebutkan PDI-P ingin membangun sinergi pemikiran dari seluruh tokoh,
akademisi dan masyarakat dalam rangka pembangunan di Jawa Barat ke
depan.
"Di surat undangan diberikan waktu 10 menit untuk
pemaparannya, saya rasa cukup waktu segitu. Saya akan datang," jelas
Dedi saat ditemui di gedung DPRD Kabupaten Purwakarta, Senin
(23/10/2017).
Dedi sendiri menjadi salah satu dari sembilan orang
tokoh di Jawa Barat yang dianggap mengetahui dan paham dengan persoalan
masyarakat di Jawa Barat dan solusi terhadap persoalan tersebut.
Menurut Dedi, Jawa Barat dengan luas wilayahnya sangat membutuhkan
konektivitas. Untuk menciptakan itu, dibutuhkan pembangunan
infrastruktur yang berkesinambungan.
“Industri di Jawa Barat ini kan
berkembang dengan pesat. Tetapi jalan miliki provinsi rata-rata
pendek-pendek, sehingga tidak terkoneksi. Padahal, Jawa Barat cukup
luas. Kemudian, tidak boleh semua bupati/wali kota hanya berorientasi
pada sektor industri, ini nanti jadi kompetisi yang saling membunuh.
Sementara ada daerah kawasan hutan, kawasan hulu, kawasan konservasi,
kan tidak boleh semua jadi kawasan ekonomi industri,” paparnya.
Dedi
menambahkan, pengelolaan daerah ini membutuhkan regulasi dari
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Daerah industri tetap harus berkembang
dengan industrinya dan menghasilkan pajak bagi pembangunan. Sementara
daerah konservasi, menurut dia, tidak harus miskin tetapi dikembangkan
melalui potensi berbasis masyarakat adat setempat.
“Daripada kita
ribut soal dana reboisasi yang ratusan miliar itu tetapi tidak bisa
mengembalikan fungsi hutan sebagai resapan air, lebih baik diserahkan
kepada warga setempat, berikan tugas menanam pohon dan digaji oleh
pemerintah provinsi, mereka tidak boleh merambah hutan. Rumah penduduk
ditata dengan arsitektur tradisional, ke depan selain menjadi daerah
konservasi juga menjadi daerah wisata, jadi pendapatan buat masyarakat,
ekonomi juga tumbuh,” tambahnya.
#dedimulyadi7abar1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar