To Be Or Not To Be, sebuah kalimat dalam drama Hamlet karya William
Shakespeare,dapat dimaknai "sekarang atau tidak sama sekali" bisa juga
diartikan “berhasil atau tidak berhasil”. Sebuah perjalanan hidup adalah
sebuah proses belajar tanpa henti. Tidak ada garis finish, kecuali saat
kematian. Dan aturan alam menghendaki bahwa proses belajar memang harus
sarat dengan jatuh bangun, karena jatuh bangun akan membuat manusia
menjadi makin matang dan piawai. Jatuh bangun membentuk pengalaman,
sedangkan pengalaman adalah guru terbaik bagi siapa pun, kurang
lebihnya beginilah seorang Dedi Mulyadi menyikapi perlakuan DPP Partai
Golkar kepada dirinya.Semoga saja ini semua sebagai pembelajaran untuk
terus melangkah, sekali lagi ."To Be Or Not To Be" Sekarang atau tidak
sama sekali Menuju Jabar1" (DKS)
DEDI MULYADI : SAYA YANG DI TINGGALKAN PARTAI GOLKAR
Liputan6.com,
Bandung - Beberapa pengamat menyebut Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi
Mulyadi, berpeluang maju Pilgub Jabar melalui partai lain. Dedi diajukan
pertanyaan itu ketika menggelar konferensi Pers di Kantor DPD Golkar
Jabar, Bandung.
Lantas apakah Dedi akan meninggalkan Golkar demi maju Pilgub?
"Jangan ada kalimat Pak Dedi meninggalkan Golkar, menurut saya terbalik
wong kali ini kita kok yang ditinggalkan (Golkar)," jawab Dedi, Senin
(6/11/2017).
Dedi sempat digadang-gadang akan diusung Golkar di
Pilgub Jabar. Tapi nasib bicara lain. DPP Golkar memutuskan mengusung
Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien sebagai pasangan cagub dan cawagub.
Padahal, jasa Dedi bagi Golkar tidak sedikit. Ia mengatakan ,selama ini ia mengabdi pada masyarakat melalui Golkar.
Dedi menuturkan, setiap hari mengurus kader, melakukan kunjungan, dan
lain lain. Hasil kerja keras itu, menurut Dedi, suara Golkar di Jabar
naik 18 persen.
Namun, ia tidak tegas soal peluang meninggalkan Golkar. Dedi mengatakan akan menjalani karier politik seperti air.
"Biarkan takdir politik yang menentukan tadkir saya ke depan," ia berujar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar