Golkar memang sangat berjaya di rezim orde baru, karena semua institusi
di giring ke Golkar, Kita masih ingat Munaslub pertama pasca jatuhnya
rezim orde baru, ketika Golkar dihujat bahkan ketika itu tidak sedikit
yang mendesak agar Golkar dibubarkan, Golkar dianggap bertanggung jawab
atas kelanggengan 32 tahun rezim orde baru berkuasa. Munaslub Golkar
ketika itu bertarung antara Ir.Akbar Tandjung melawan Jend.Purnawirawan
Edi Sudradjat, Pak Edi kalah kemudian membuat partai baru
PKP (Partai Karya Pembangunan) masyrakat ketika itu menyindirnya dengan
sebutan partai kalah perang. Pada tahun 2004 kepemimpinan Golkar
beralih dari Pak Akbar ke Pak Jk. Posisi Pak JK yang ketika itu sebagai
wapresnya Pak SBY dianggap figur yang mampu membawa Golkar pada
kejayaan, yang seru terjadi pada pemilihan ketum Golkar tahun 2009,
antara Pak Ical dan Pak SP, Pak SP kandas kemudian membuat juga partai
sendiri dengan nama Nasdem.
Harapan KDM bahwa munaslub harus segera
digelar untuk menyelematkan Partai Golkar memang pendapat yang smart,
selain bisa melahirkan pemimpinan baru yang bersih tidak terkait satu
kasus korupsi, membawa membawa satu dinasti atau yang memiliki kedekatan
dengan rezim yang sedang berkuasa, KDM berharap Golkar dipimpin seorang
anak muda yang netral terbebas dari semuanya, seorang ketua umum yang
memiliki visi, loyalitas dan integritas, semoga saja.....(DKS)
#dedimulyadi7abar1
PURWAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan, Partai Golkar saat ini sedang kritis dan harus segera diselamatkan.
Apabila kondisi ini terus dibiarkan, maka pemilih Golkar dari usia 40
tahun ke atas yang menjadi kekuatan partainya selama ini bisa terancam
beralih ke partai lain.
"Kami menilai pengurus di daerah dengan
kondisi sekarang harus ada langkah cepat untuk keluar dari badai dan
jeratan masalah. Golkar kritis wajib cepat diselamatkan. Kami sangat
berkewajiban dalam menyelamatkan partai saat ini. Kantong suara pemilih
usia 40 tahun ke atas sebagai kekuatan tergerus dengan kondisi sekarang.
Bagaimana kita bisa menggapai pemilih di bawah usia tersebut yang
sangat potensial sekarang," jelas Dedi kepada wartawan di halaman
kantornya, Kamis (23/11/2017) pagi.
Saat ini, pihaknya bersama
pengurus daerah partai lain memberikan dua opini yang wajib dilakukan
Golkar agar keluar dari masalah saat ini. Pertama, seluruh pengurus
daerah akan melakukan musyawarah untuk membahas pemimpin baru secara
definitif.
Kedua, kata Dedi, segera dilaksanakan Musyawarah Nasional Luar Biasa ( Munaslub) untuk membahas pemilihan pemimpin baru dalam waktu dekat ini.
Menurut Dedi, pembenahan itu harus segera dilakukan karena waktu semakin mepet menjelang pemilihan umum kepala daerah.
"Kalau sampai dua langkah ini tak segera dilaksanakan sesegera mungkin,
Golkar akan kiamat. Kita tidak akan menunggu Munaslub berlama-berlama,"
tandas Dedi.
Ia juga mendesak Golkar segera memutuskan jadwal pelaksanaan
Munaslub paling lama sampai tanggal 30 November sekarang ini. Menurut
Dedi, sudah banyak pengurus di daerah juga menghendaki pelaksanaan
Munaslub dipercepat.
"Kalau sudah dua per tiga dari DPD I yang
setuju, tak ada alasan lagi Munaslub untuk memilih pemimpin baru
dilama-lama. Itu sudah mau tak mau harus dilaksanakan Munaslub,"
tambahnya.
Selama ini, ia bersama pengurus daerah lainnya konsen
untuk menyelamatkan partai. Dia pun membantah pemberitaan sejumlah
media bahwa desakan Munaslub itu demi mendapat rekomendasi kepala
daerah.
"Salah kalau saya dinilai berjuang demi rekomendasi pilgub. Saya ini
kader partai dan wajib berjuang menyelamatkan partai. Partai Golkar
adalah partai besar yang selama ini sejatinya sebagai wadah berkumpulnya
para aktivis dan pejuang masyarakat lainnya sejak dulu. Kalau dibiarkan
masalah sekarang melekat dengan Golkarnya dan sudah dinilai oleh
masyarakat, ya Golkar Kiamat. Kami sudah tak mau lagi penyelamatan
Partai Golkar dilama-lama lagi," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar