expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 23 November 2017

Dedi Mulyadi Sebut Kalau Tidak Munaslub, Golkar Akan Kiamat


Golkar memang sangat berjaya di rezim orde baru, karena semua institusi di giring ke Golkar, Kita masih ingat Munaslub pertama pasca jatuhnya rezim orde baru, ketika Golkar dihujat bahkan ketika itu tidak sedikit yang mendesak agar Golkar dibubarkan, Golkar dianggap bertanggung jawab atas kelanggengan 32 tahun rezim orde baru berkuasa. Munaslub Golkar ketika itu bertarung antara Ir.Akbar Tandjung melawan Jend.Purnawirawan Edi Sudradjat, Pak Edi kalah kemudian membuat partai baru PKP (Partai Karya Pembangunan) masyrakat ketika itu menyindirnya dengan sebutan partai kalah perang. Pada tahun 2004 kepemimpinan Golkar beralih dari Pak Akbar ke Pak Jk. Posisi Pak JK yang ketika itu sebagai wapresnya Pak SBY dianggap figur yang mampu membawa Golkar pada kejayaan, yang seru terjadi pada pemilihan ketum Golkar tahun 2009, antara Pak Ical dan Pak SP, Pak SP kandas kemudian membuat juga partai sendiri dengan nama Nasdem.
Harapan KDM bahwa munaslub harus segera digelar untuk menyelematkan Partai Golkar memang pendapat yang smart, selain bisa melahirkan pemimpinan baru yang bersih tidak terkait satu kasus korupsi, membawa membawa satu dinasti atau yang memiliki kedekatan dengan rezim yang sedang berkuasa, KDM berharap Golkar dipimpin seorang anak muda yang netral terbebas dari semuanya, seorang ketua umum yang memiliki visi, loyalitas dan integritas, semoga saja.....(DKS)
#dedimulyadi7abar1


PURWAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan, Partai Golkar saat ini sedang kritis dan harus segera diselamatkan.
Apabila kondisi ini terus dibiarkan, maka pemilih Golkar dari usia 40 tahun ke atas yang menjadi kekuatan partainya selama ini bisa terancam beralih ke partai lain.
"Kami menilai pengurus di daerah dengan kondisi sekarang harus ada langkah cepat untuk keluar dari badai dan jeratan masalah. Golkar kritis wajib cepat diselamatkan. Kami sangat berkewajiban dalam menyelamatkan partai saat ini. Kantong suara pemilih usia 40 tahun ke atas sebagai kekuatan tergerus dengan kondisi sekarang. Bagaimana kita bisa menggapai pemilih di bawah usia tersebut yang sangat potensial sekarang," jelas Dedi kepada wartawan di halaman kantornya, Kamis (23/11/2017) pagi.
Saat ini, pihaknya bersama pengurus daerah partai lain memberikan dua opini yang wajib dilakukan Golkar agar keluar dari masalah saat ini. Pertama, seluruh pengurus daerah akan melakukan musyawarah untuk membahas pemimpin baru secara definitif.
Kedua, kata Dedi, segera dilaksanakan Musyawarah Nasional Luar Biasa ( Munaslub) untuk membahas pemilihan pemimpin baru dalam waktu dekat ini.
Menurut Dedi, pembenahan itu harus segera dilakukan karena waktu semakin mepet menjelang pemilihan umum kepala daerah.
"Kalau sampai dua langkah ini tak segera dilaksanakan sesegera mungkin, Golkar akan kiamat. Kita tidak akan menunggu Munaslub berlama-berlama," tandas Dedi.

Ia juga mendesak Golkar segera memutuskan jadwal pelaksanaan Munaslub paling lama sampai tanggal 30 November sekarang ini. Menurut Dedi, sudah banyak pengurus di daerah juga menghendaki pelaksanaan Munaslub dipercepat.
"Kalau sudah dua per tiga dari DPD I yang setuju, tak ada alasan lagi Munaslub untuk memilih pemimpin baru dilama-lama. Itu sudah mau tak mau harus dilaksanakan Munaslub," tambahnya.
Selama ini, ia bersama pengurus daerah lainnya konsen untuk menyelamatkan partai. Dia pun membantah pemberitaan sejumlah media bahwa desakan Munaslub itu demi mendapat rekomendasi kepala daerah.
"Salah kalau saya dinilai berjuang demi rekomendasi pilgub. Saya ini kader partai dan wajib berjuang menyelamatkan partai. Partai Golkar adalah partai besar yang selama ini sejatinya sebagai wadah berkumpulnya para aktivis dan pejuang masyarakat lainnya sejak dulu. Kalau dibiarkan masalah sekarang melekat dengan Golkarnya dan sudah dinilai oleh masyarakat, ya Golkar Kiamat. Kami sudah tak mau lagi penyelamatan Partai Golkar dilama-lama lagi," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar