Perumpaan perjalanan hidup ini ibarat aliran air sungai yang berlika-liku. Hidup hakikatnya adalah mengalir. Tapi tidak cukup dengan mengalir saja menerima semuanya begitu saja. Mengalir mengikuti lika-liku garis takdir yang telah terukir (yang tidak bisa kita rubah). Memang seperti itu seandainya semua jalan sudah tertutup sudah seharusnya kita menyadiri mungkin inilah yang namanya suratan Taqdir dari Gusti Allah, tinggal selanjutnya kita bertawakal dan ikhlas saja. Namun jika sekiranya masih terbentang jalan lain analogi dari cara mengalir yang benar adalah yang sesuai dengan keyakinan yaitu sampai semua usaha kita jalani, sampai semua ujian kita lewati, karena tidak ada Satupun mengatahui garis taqdir hidup kita ini akan seperti apa. Tanpa kita berbuat apa apa, maka dari itu teruslah berusaha dan berjuang.
Apa yang terjadi terhadap sahabat kita Kang Dedi Mulyadi dapat kita jadikan pelajaran, bagaimana orang yang begitu baik seperti beliau, namun perjalanannya dalam meraih cita citanya seperti buih di tengah deburan ombak yang pecah saat menerjang karang.
Mungkin kita hanya dapat mengelus dada, mengkin kita hanya dapat berkaca kaca begitu berat ketidakadilan yang telah diterimanya, meski ini mungkin hanya contoh kecil saja dari semua ketidakadilan yang ada dalam kehidupan ini. Pembelajaran yang dapat kita terima adalah, bagaimana seorang Dedi Mulyadi begitu ikhlas, begitu sabar dan begitu tabah menerima ujian seperti ini, tidak ada yang berubah pada dirinya, senyumnya, keramahan dan kebaikanya tetap ada seperti biasanya ditengah rutinitasnya. Orang seperti inilah yang seharusnya kita beri amanah dalam memimpin Jawa Barat 2018 nanti. (DKS)
#dedimulyadi7abar1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar