expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 03 November 2017

H.DEDI MULYADI SEORANG SANTRI NU



Hari Santri Nasional, sejak ditetapkan sebagai hari nasional pada 2015 lalu melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015, sejak itu peringatan hari santri dimanfaatkan oleh seluruh warga NU dan rakyat secara umum untuk mengenang dan meneladani perjuangan para ulama dan santri. Pengakuan negara ini menunjukkan bahwa perjuangan kalangan pesantren dan rakyat Indonesia melalui fatwa Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 berhasil mengusir penjajah.
Bagi seorang Dedi Mulyadi semua slogan tentang hari santri tidak menjadi retorika belaka saja, Sebagai seorang Santri dan kepala daerah beliau berani mengeluarkan peraturan di Purwakarta setiap hari Jum’at bagi karyawan Pemkab dan Pelajar Muslim memakai sarung ke kantor dan sekolah.
Tidak hanya itu Dedi Mulyadi juga mengeluarkan kebijakan pembelajaran Kitab kuning yang biasanya hanya di pelajari di pesantren pesantren. Di Purwakarta pelajaran kitab kuning tersebut dimasukkan dalam kurikulum pendidikan formal di Purwakarta dari mulai SD sampai SMTA.
Kang Dedi Mulyadi telah memanfaatkan kedudukannya sebagai kepala daerah untuk kemaslahatan umat. Begitupun dari sisi kehidupan pribadinya sebagai seorang santri dan salah satu penguruh di Nahdatul Ulama di Purwakarta hidupnya hanya diisi dengan satu kebaikan ke kebaikan lainya. (DKS)
#dedimulyadi7abar1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar