expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 29 Maret 2017

DEDI MULYADI TRAKTIR PENGHUNI GUBUK DERITA MAKAN STEAK

Selalu hadir menjadi dewa penolong





Engkos (40) bersama istrinya, Erna (30), warga Kampung Nanggorak RT 04/01, Desa Sindangsari Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta terpaksa harus tinggal di dalam gubuk yang terbuat dari bilik bambu berukuran 2,5 x 2 meter. Ironisnya, tanah yang diatasnya didirikan gubuk tersebut berstatus sebagai tanah wakaf warga desa setempat.
Seluruh aktifitas dilakukan di ruang sempit yang sebenarnya tidak layak dikatakan rumah itu, mulai dari memasak hingga tidur. Kondisi ini diperparah oleh kebangkrutan yang dialami oleh Engkos dalam usaha penjualan kaki dan kepala sapi yang biasa ia lakukan sehari-hari. Praktis, selain tidak memiliki tempat tinggal yang layak, ia pun tidak memiliki mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
“Kerja serabutan saja, kadang makan dikasih tetangga yang merasa kasihan,” kata Engkos dalam pertemuannya dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Rabu, 29 Maret 2017 di Plaza Hotel, Kawasan Kota Bukit Indah City Purwakarta.
Engkos datang bersama istrinya ke Plaza Hotel untuk memenuhi undangan makan siang dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Dalam acara yang berlangsung santai dan penuh keakraban tersebut, Bupati Dedi memesankan makanan steak untuk Engkos dan istrinya.
Keduanya terlihat malu-malu saat akan menyantap makanan yang terbilang jarang mereka dapatkan. Akan tetapi, rasa malu mereka perlahan hilang saat orang nomor satu di Purwakarta tersebut membantu mengiris daging steak untuk mereka berdua.
Saat dimintai keterangan setelah acara makan siang, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan sudah memerintahkan Kepala Desa Sindangsari, Plered, Purwakarta untuk mencarikan tanah yang akan digunakan untuk membangun rumah Engkos. Hal ini dilakukan, mengingat gubuk tempat tinggal Engkos dan istrinya berdiri diatas tanah wakaf.
“Kita coba gulirkan beberapa skema bantuan untuk Mang Engkos, ada modal sebesar Rp 3 juta agar beliau bisa memulai kembali usaha menjual kepala dan kaki sapi yang sempat bangkrut. Sebelum usahanya bisa berjalan, kita berikan dulu Rp2 Juta per bulan untuk kebutuhan sehari-hari. Kita juga carikan tanah untuk membangun rumah layak. Kalau sudah ada, kita berikan Rp15 Juta untuk membangun rumah,” jelas Dedi.
Mendapat limpahan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Engkos mengaku merasa bahagia. Raut wajahnya tampak haru ketika mendengar Bupati Dedi menyebut seluruh jenis bantuan tersebut.
“Alhamdulillah, saya sudah dibantu, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih,” pungkas Engkos menutup.***
#inspirasikangdedi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar