expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 18 Januari 2017

KANG DEDI BANTU IBU NINING KORBAN PHP ANAK DAN MENANTUNYA

Dimana bumi dipijak disitu kebaikan ditebar "Saat duduk mengisi acara di sebuah daerah di Jawa Barat. Ku dapati perempuan tua dengan wajah sedih, duduk diantara kerumunan warga sambil menggendong anak usia balita. Ketika ku sapa dia, Ibu itu ternyata bernama Nining. Kemudian, ia menceritakan segala kepedihan yang dialaminya, Setiap hari ia mengurus cucunya yang ditinggalkan oleh ibunya menjadi TKW ke Singapura. Selama 6 bulan, belum ada kabar yang ia terima. Sementara suaminya sudah dua tahun meninggalkan istri dan anaknya ini tanpa sedikit pun rasa tanggung jawab. Ibu Nining menangis sejadi-jadinya saat kami beramai-ramai membantu meringankan beban ia bersama cucunya. Warga Facebook, mari kita do'akan semoga Ibu Nining dan cucunya diberikan ketabahan dalam menghadapi tekanan hidup. Kita do'akan pula agar menantunya agar memiliki kesadaran dan tanggung jawab kepada istri dan anaknya" - Dedi Mulyadi
Inilah satu realita dalam sebuah kehidupan, kadang penderitaan itu sangat komplek, dari apa yang dikisahkan Kang Dedi Mulyadi, kita dapat memetik pelajaran, bahwa untuk menjalin satu ikatan perkawinan itu asal jangan cinta apalagi didasari nafsu biologis saja. Jika orang tua kita dulu suka memberi nasihat untuk memilih pasangan hidup itu harus dilihat "Bibit,Bobot dan Bebet" nya, tidak usahlah kwalifikasinya sejauh itu, ini tips bagi kaum wanita meski orangnya sederhana paling tidak bisa dinilai dari ahlaknya, kerajinannya dan keuletannya karena meski kaya raya, tampan tapi pemalas biasanya akan gagal juga membina keharmonisan rumah tangga, pertimbangan ahlak ini menyakut karakternya, bagi yang Muslim minimal masih suka Sholat, tidak suka mabuk mabukan, main perempuan atau judi, kalau calon pasangannya tidak seperti itu coret saja ok. Kembali ke kisah Kang Dedi dengan ibu Nining, seorang ibu tua yang mengorbankan waktu dan tenaga untuk mengurus cucunya, Ini karena anak perempuan ibu Nining menjadi TKW di Singapura semua ini tentu efek dari himpitan hidup, kalau saja sang anak disenangkan sama suaminya tentu tidak perlu kerja jauh jauh menjadi TKW di Singapura. Di usia senja seperti ibu Nining harusnya dapat menikmati hidupnya dengan nyaman dan tanpa beban, tidak seperti saat ini mengurus cucu sebatang kara tanpa memiliki penghasilan, anaknya seperti di telan bumi dan menantunya yang sontoloyo nongol saja tidak, untung saja ibu Nining di pertemukan dengan Pendekar kebaikan tanah Sunda, Kang Dedi Mulyadi yang memiliki filosofi "DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU KEBAIKAN DITEBAR" sehingga setelah pertemuan dengan sang Sinterklas ini saya yakin nasibnya sedikit berubah, paling tidak ibu Nining bisa jualan makanan sekedar memenuhi kebutuhan hidupnya bersama cucunya, setelah menerima bantuan modal dari Kang dedi Mulyadi.(DKS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar