Loyalitas dari seorang sahabat untuk membuat,menampung opini, menyebarkan berita, video, slogan maupun propaganda semata mata untuk : MENGANTARKAN H.DEDI MULYADI,SH.(DANGIANG KI SUNDA) BERKANTOR DI GEDUNG SATE
Senin, 23 Januari 2017
DEDI MULYADI MENYINDIR MAHASISWA ITB, PELAJARI SATE, SAMBEL DAN AYAM BAKAR SAAT PEMBERIAN KULIAH PERTAMA PROGRAM STUDY WILAYAH KOTA DI ITB BANDUNG
Kecerdasannya diakui para akademisi
"Tadi pagi memberikan kuliah perdana di Program Studi Perencanaan Wilayah Kota, Institut Teknologi Bandung.
Pokok masalah utama pembangunan itu adalah kebanyakan tidak memiliki basic pijakan pada empat nalar alam, yakni Tanah, Air, Udara dan Matahari, sehingga warna pembangunan, membuat jarak antara manusia dengan lingkungan.
Sikap keterasingan diri, tidak mengenal lingkungan, melahirkan masyarakat dengan ragam afiliasi dari pemikiran sampai politik, sehingga timbul sikap saling curiga dan saling mengasingkan.
Saling menuduh antara fundamental dan liberal, mencerminkan ketidakfahaman akan akar budayanya sendiri.
Jangan-jangan kita berteriak anti asing tapi kita malah terasing dari lingkungan kita sendiri".-Dedi Mulyadi
BANDUNG--Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta mahasiswa
mulai mempelajari ekonomi yang berbasis budaya dan kearifan lokal.
Hal ini dia tekankan saat menjadi pembicara tunggal di Fakultas Planologi ITB, Bandung, Senin (23/1/2017) yang dihadiri ratusan mahasiswa perencanaan wilayah.
Menurutnya kampus saat ini hanya menghasilkan lulusan yang saat bekerja lemah dalam perencanaan dan
cenderung antar fakultas berjalan sendiri-sendiri. Sementara kebutuhan pembangunan saat ini menuntut keahlian makin spesifik. "Negara ini apa-apa serba masing-masing, dan banyak yang hanya berorientasi proyek" katanya.
Dedi menilai mahasiswa juga lebih banyak mempelajari hal-hal yang kurang dekat dengan potensi daerah dan kearifan lokal. Menurutnya saat ini mana ada mahasiswa yang mempelajari ilmu sate maranggi, sambal hingga ayam bakar. "Padahal, berapa banyak perputaran ekonomi dan uang dari bisnis sambal, ayam bakar, sate ini," tuturnya.
Menurutnya keengganan mahasiswa mempelajari ini membuat hal-hal yang potensial di daerah sulit berkembang. Padahal dengan kemauan mempelajari ini, dirinya yakin potensi ekonomi di daerah bisa lebih maju.
Dalam kuliah umum ini juga Dedi memaparkan bagaimana pihaknya terus mendorong potensi lokal di Purwakarta agar diperhitungkan dalam percaturan ekonomi. Dari mulai mendorong sate maranggi dan ayam bakakak, hingga mengembangkan ras sapi dan ayam.
Disajikan dengan interaktif, kuliah umum ini dibanjiri gelak tawa karena Dedi bicara dengan berapi-api dan penuh guyon.
#inspirasikangdedi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar