hingga saat nanti berhenti bukan lah opsi.
Berencana,
bergerak dan terus bergerak tak berhenti adalah misi,
kemudian menyusup senyap dari arah lain ikut dalam arus yang telah ada,
satu pekerjaan baru,
satu mimpi baru,
satu rencana baru,
kembali hanya untuk membuatku tetap bergerak dan BERKARYA.
BERKARYA,
pada apapun yang kusaksikan dan kunikmati,
berkarya menjadi utopi hangat dalam perjalananku,
maka tiada kata lain yang pantas keluar dari mulutku ini selain syukur,
bersyukur atas segala yang terjadi dalam keseharianku saat ini.
Dan sinar mentari pagi pun menembus rimbunnya dedaunan,
mengerling di kejauhan seperti memanggil langkahku,
untuk berjalan semakin jauh.
RASA, ada yang tak boleh hilang dengan ini.
Tidak karna terjebak romansa nuansa tapi sejatinya
adalah hal yang sangat prinsipil akan sebuah pilihan,
pilihan atas konstruksi “kapital” dan konstruksi “sosial”.
Biar pundi ku tak berisi penuh selama “rasa” menjadi bagiannya,
lebih indah dibanding pundi terisi penuh tapi tak tercecap “rasa”.
(DKS)
mengerling di kejauhan seperti memanggil langkahku,
untuk berjalan semakin jauh.
RASA, ada yang tak boleh hilang dengan ini.
Tidak karna terjebak romansa nuansa tapi sejatinya
adalah hal yang sangat prinsipil akan sebuah pilihan,
pilihan atas konstruksi “kapital” dan konstruksi “sosial”.
Biar pundi ku tak berisi penuh selama “rasa” menjadi bagiannya,
lebih indah dibanding pundi terisi penuh tapi tak tercecap “rasa”.
(DKS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar