expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 23 Februari 2021

Dedi Mulyadi Memiliki Modal Politik dan Kemampuan Maju ke Pilgub DKI 2022

 


Beberapa hari ini muncul berita yang mengutip pernyataan Ketum Golkar Airlangga Hartanto  terkait Pilkada DKI tahun 2022 nanti, bahwa Golkar memiliki kader kader terbaik untuk di usung menjadi Gubernur DKI, salah satunya ada nama Dedi Mulyadi. 

Diantara calon calon Golkar tersebut boleh dibilang Dedi Mulyadi memiliki modal politik dan kemampuan untuk menjadi Jakarta 1 maupun Jakarta 2. 

Pengalamannya sebagai Bupati Purwakarta Dua periode (2008-2013 & 2013-2018) bisa jadi modal kemampuan Dedi Mulyadi membangun Jakarta, prestasi Dedi Mulyadi dalam membangun Purwakarta diapresiasi banyak pihak. 

Sementara jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini juga bisa jadi sebagai modal politik Dedi Mulyadi sebagai Calon Gubernur DKI. Dukungan partai Golkar kepada Dedi Mulyadi tidak akan setengah setengah, Dedi Mulyadi salah seorang kader terbaik yang dimiliki Golkar. Dedi Mulyadi yang pernah menjadi Ketua DPD Golkar Jawa Barat Periode 2016-2020 sebelum memutuskan ikut Pileg tahun 2019. 

Beberapa hari ini muncul berita yang mengutip pernyataan Ketum Golkar Airlangga Hartanto  terkait Pilkada DKI tahun 2022 nanti, bahwa Golkar memiliki kader kader terbaik untuk di usung menjadi Gubernur DKI, salah satunya ada nama Dedi Mulyadi. 

Diantara calon calon Golkar tersebut boleh dibilang Dedi Mulyadi memiliki modal politik dan kemampuan untuk menjadi Jakarta 1 maupun Jakarta 2. 

Pengalamannya sebagai Bupati Purwakarta Dua periode (2008-2013 & 2013-2018) bisa jadi modal kemampuan Dedi Mulyadi membangun Jakarta, prestasi Dedi Mulyadi dalam membangun Purwakarta diapresiasi banyak pihak. 

Sementara jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini juga bisa jadi sebagai modal politik Dedi Mulyadi sebagai Calon Gubernur DKI. Dukungan partai Golkar kepada Dedi Mulyadi tidak akan setengah setengah, Dedi Mulyadi salah seorang kader terbaik yang dimiliki Golkar. Dedi Mulyadi yang pernah menjadi Ketua DPD Golkar Jawa Barat Periode 2016-2020 sebelum memutuskan ikut Pileg tahun 2019. 

Seperti kita tahu Dedi Mulyadi lolos ke Senayan dari Dapil Jawa Barat VII (Kab.Bekasi, Karawang & Purwakarta) pada Pileg 2019 lalu, dengan meraih suara terbanyak diantara caleg caleg Golkar lainnya ketika itu yaitu 200 rb suara lebih. 

Ini sebagai pembuktian bahwa Dedi Mulyadi seorang politisi kawakan. 

Jadi rasanya paling tepat jika Golkar mengusung Dedi Mulyadi di Pilkada DKI 2022 nanti. - Deden Karna Subrata

Sabtu, 02 Januari 2021

CEU JENONG DAN KANG KOMAR PATUT DI APRESIASI KONTRIBUSINYA DALAM KAMPANYE PASANGAN DADANG SUPRIATNA-SAHRUL GUNAWAN

 


Jangan sampai salah memberi penilaian kepada kedua orang seniman ini, Kebersamaannya dengan Tim kampanye Kang DS merupakan inisiatifnya sendiri, bagi keduanya seperti panggilan jiwa untuk berjuang demi perubahan di Kabupaten Bandung. Hal ini dapat kita lihat dan nilai loyalitas Ceu Jenong dan Kang Komar dalam mendampingi Kang DS sejak masa masa kampanye sampai hari ini, ketika Kang DS mengadakan acara Jum'atan Keliling atau silaturahmi dengan para relawan BEDAS di seluruh Kabupaten Bandung, tetap setia mendampingi Kang DS dalam panas terik maupun hujan.
 
Masa masa sulit ketika berkampanye blusukan ke daerah daerah di seluruh wilayah Kabupaten Bandung Ceu Jenong bersama Kang Komar dalam mendapangi Kang DS telah dilaluinya, Saat ini tinggal menikmati kemenangan bersama seluruh relawan dan simpatisan BEDAS. Kehadiran kedua seniman ini semakin membawa angin kebahagian dalam suka cita merayakan kemenangan.
 
Kedepannya baik Ceu Jenong maupun Kang Komar berharap kontribusinya dalam kampanye pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan dapat dihargai dengan memberi tempat kepada seluruh seniman Kabupaten Bandung untuk lebih diperhatikan oleh Pemkab Kabupaten Bandung agar para seniman di beri tempat dalam berkreasi seni. -DKS

Jumat, 15 Mei 2020

JANGAN MENGGORENG ISU KENAIKAN BPJS


Ini saya bayar BPJS untuk bulan Mei 2020 Rp 36.000 tambah admin Rp 2500 total Rp 38.500. Pembayaran tersebut untuk 4 orang keanggotaan saya,istri dan 2 anak.
Kenapa bisa semurah ini, karena ada sisa pembayaran yang dikembalikan sewaktu tarip pembayaran BPJS naik.

Saya peserta BPJS kelas III, tidak merasa minder, karena menjadi peserta BPJS bukan untuk gengsi gengsian. Kenapa kelas III ya sesuai dengan kemampuan saya, mengingat bukan karyawan swata atau Pegawai Pemerintahan yang iurannya di potong dari gaji.
Saya hanya seorang wiraswata yang penghasilan tidak menentu, saya berpikir tidak penting urusan kelas, yang terpenting keluarga saya terlindungi apabila sakit.

Memang benar pada kenyataannya sangat diuntungkun dengan menjadi peserta BPJS Kelas III karena yang membedakan itu hanya apabila dirawat di rumah sakit rujukan harus dikamar kelas III, sebab untuk pelayanan dari mulai tindakan dokter dan obat obatan diperlakukan sama, tidak di beda bedakan berdasarkan kelas.

Seandainya setiap orang bisa cerdas dari awal menjadi peserta sudah memperhitungkan kedepannya tentu akan nyaman nyaman saja ketika iuran BPJS dinaikan. Karena dari beberapa kali kenaikan peserta Kelas III tidak pernah naik iurannya, kalaupun naik ya dalam batas persentase yang masih wajar dan terjangkau.

Selama ini realitanya yang banyak nunggak angsuran itu peserta BPJS kelas I dan II. Dari awal adanya BPJS Pemerintah sendiri mungkin telah memperhitungkan kalau peserta BPJS kelas I dan II itu kelompoik masyarakat kelas menengah keatas,

Kalau kita menyikapinya dengan bijak begitu mahalnya jika kita sakit itu, sekarang untuk tarip rawat inap di Rumah sakit untuk kelas III sehari bisa Rp 300.000 sampai Rp 500.000, belum dokter, obat, apalagi kalau harus operasi, cuci darah yang taripnya sekali cuci paling murah 1,5 juta. Pengalam pribadi saya, orang tua saya di operasi mata karena katarak, kalau tanpa BPJS biaya operasinya saja Rp 20 jt, karena beliau menjadi peserta BPJS sama sekali tidak keluar biaya.

Jadi jangan heran keadaan saat ini BPJS defisit sampai 12,2 Trilyun, dari mana untuk menutup defisit tersebut, pemerintah dalam hal ini mau tidak mau untuk menyelamatkan BPJS jangan sampai bubar, meski berat ya menaikan iuran BPJS terutama untuk peserta kelas I dan II

Jadi sudahlah jangan mengoreng isu kenaikan BPJS untuk menghakimi pemerintah macam macam. Bagi kelompok kelas menengahkan rata rata di rumahnya sekarang pasang wifi yang bayarnya ke Telkom 300 ribuan ko mampu, masa untuk kepentingan bangsa kita masih itung itungan.
Toh pemerintah sendiri sudah mempersilahkan turun ke kelas III, jika merasa tidak mampu membayar iuran di kelas I atau II dengan catatan tunggakannya di tutup dulu. -Deden Karna Subrata

Kamis, 19 Desember 2019

SI BUDAK ANGON (DEDI MULYADI) SANG RATU ADIL

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah artikel yang berjudul " SI BUDAK ANGON RATU ADIL"Ratu Adil - Inilah Budak Angon menurut Uga Wangsit Siliwangi

Kembali lagi pada Pilgub Jabar 2018 bagi KDM seperti salah aplikasi, kenapa KDM maju sebagai wakil Gubernur, padahal opini di masyarakat Jawa Barat yang terbangun adalah KDM sang calon Gubernur, segala isu dari mulai Prabu Siliwangi, Sampurasun, Sunda Wiwitan sampai Nyai Roro Kidul malah sebenarnya telah melanbungkan popularitas KDM.

Seperti yang kita tahu jauh dari konstelasi Pilgub Jabar, bahwa telah terjadi revalitas untuk Pilgub Jabar itu sendiri yaitu antara KDM dan RK. Namun rivalitas antara KDM dan RK pada Pilgub Jabar 2018 malah jadi terlihat samar, padahal jauh jauh hari sudah sangat nyata bahwa Pilgub Jabar adalah revalitas antara KDM dan RK.

Harapan sebagian masyarakat yang memiliki Calon Gubernurnya yang Nyunda Asli seperti KDM sirna karena kepentingan politik, bahkan bagi KDM yang bertahun tahun blusukan ke lebih 1000 desa di Jawa Barat nyaris sama sekali tidak menikmati riuh rendahnya Pilgub Jabar 2018 lalu.

Namun bagi si Budak Angon mengabdi untuk bangsa ini tidak perlu menjadi Gubernur atau Wakil Gubernur, saat ini setelah jadi Wakil Rakyat di Komisi IV, namanya malah semakin membumi.

Pilgub Jabar 2018 akan jadi pembelajaran bagi partainya KDM, bagi para simpatisan dan pendukung KDM termasuk KDM sendiri, Semua rencana dan semangat harus dipupuk dari sekarang, Tidak akan terulang lagi pada Pilgub Jabar berikutnya KDM Insya Allah akan maju sebagai Calon Gubernur Jawa Barat. -DKS

Selasa, 19 November 2019

Indahnya Panorama Pantai Pangandaran DKS Chanel



PANTAI PANGANDARAN SURGA DI SELATAN JAWA BARAT



Pantai Pangandaran memiliki keunikan tempatnya, daratan yang
menjulur kelaut sehingga  pantai Pangandaran
di himpit oleh laut dari sisi barat dan timur. Karena keunikan tempat inilah
pantai Pangandaran  telah berabad abad
menjadi destinasi andalan Jawa Barat.
Pantai Barat menjadi surganya wisatawan, karena di pantai
Barat ini kita dapat berenang, meski omboknya tergolong besar karena Pantai
Pangandaran merupakan jajaran pantai selatan Puau Jawa,  namun masih aman untuk dipakai berenang oleh
wisatawan, selain wisatawan dapat berenang, disini juga banyak perahu perahu
yang dapat disewa untuk berlayar disekitaran pantai Pangandaran.
Sementara pantai timurnya wisatawan akan disuguhi
pemandangan perahu perahu nelayan , selain kalau langit cerah kita juga bias melihat
terbitnya matahari dari ufuk timur. Pantai timur Pangandaran merupakan obyek
pemandangan terindah, dari pantai timur ini juga kita dapat melihat dari
kejauhan Pulau Nusa Kambangan. Masih di lokasi pantai timur ini, banyak kita
temui rumah makan sea food karena di pantai tiur ini ada tempat pelelangan ikan
nelayan.
Selain wisata pantai di Pangandaran juga ada Cagar Alam,
yang didalamnya ada Gua alam yang tembus ke laut juga ada Gua peninggalan  Jepang. 
Di cagar alam ini kita bias member makan monyet monyet yang  biasanya banyak kita temui di dalam, selain
monyet di cagar ala mini banyak juga rusa, bahkan kalau malam hari suka ada
yang keluar dari cagar alam.
Berwisata ke pantai Pangandaran masih dapat dikatagorikan
tempat liburan murah,  dari mulai tiket
masuknya yang murah, hotel maupun tempat jajanan kuliner dan oleh oleh yang
harganya relative terjangkau. Jadi rasanya tidak berlebihan jika  Pantai Pangandaran disebut  PANTAI PANGANDARAN SURGA DI SELATAN JAWA BARAT
-DKS

Minggu, 17 November 2019

INDAHNYA PERKEBUNAN TEH DI PANGALENGAN



SEJARAH PERKEBUNAN TEH PANGALENGAN


Sejarah Perkebunan Teh Pangalengan di Bandung ini memang sangat menarik, anda bisa menikmati pemandangan indah dan asri sembari mengenal lebih jauh tentang nilai sejarah yang melekat pada kebun teh yang terletak di desa Banjarsari – Pangalengan Kabupaten Bandung ini.

Perkebunan teh malabar yang memiliki luas mencapai 2.022 hektar ini dibuka sejak tahun 1890 oleh seorang preangerplanter yaitu Kerkhoven yang sebelumnya juga telah membuka kebun teh di daerah Ciwidey. Namun barulah pada tahun 1896 kebun teh pangalengan malabar ini mulai berkembang pesat, tepatnya ketika bagian administratur perkebungan dipegang oleh Karel Albert Rudolf Bosscha yang masih sepupu dari Kerkhoven.

Perkebunan teh Malabar yang dipegang oleh Bosscha ini begitu berkembang pada tahun – tahun berikutnya, bahkan ia pernah menjadi seorang juragan di seluruh perkebunan teh di Kecamatan Pangalengan pada masa itu, ini menjadi titik awal kesuksesannya setelah berada di indonesia sejak tahun 1887 atau ketika ia saat itu berusia 22 tahun.

Mungkin ia sendiri tidak percaya akan kesuksesannya tersebut karna dikisahkan bahwa Bosscha mengawali profesinya tersebut dari hanya seorang pekerja biasa di kebun teh milik pamannya, Kerkhoven, di Sukabumi hingga pada akhirnya ia berhasil membangun kebun tehnya sendiri yaitu Malabar sekaligus menjabat sebagai administratur selama kurun waktu 32 tahun bahkan ia sempat dijuluki sebagia Raja Teh Pariangan.

Sekarang perkebunan teh pangalengan ini sudah berhasil mengolah setidaknya sebanyak 60.000 kilogram pucuk teh setiap harinya dan dipasarkan hingga ke seluruh dunia, tak tanggung – tanggung perkebunan teh ini pun sudah mempekerjakan lebih dari 1.860 orang yang tidak hanya melibatkan masyarakat setempat saja melainkan dari berbagai daerah di luar Bandung.

Selain meninggalkan sebuah perkebunan teh yang sangat besar, Bosscha juga sekaligus menjadi perintis dan penyandang dana untuk pembangunan observatorium Bosscha yang di dalamnya terdapat sebuah teleskop refraktor ganda zeiss dan teleskop refraktor bamberg. Namun sayangnya ia tidak sempat menikmati pemandangan angkasa dengan teleskopnya tersebut karena Bosscha meninggal tidak lama setelah diresmikannya observatorium miliknya tersebut.



Dan itulah beberapa informasi sejarah singkat mengenai perkebunan teh yang bisa saya jabarkan. Sejarah perkebunan teh pangalengan di daerah Bandung ini ternyata sangat unik dan menarik. Kita bisa mengambil beberapa kesimpulan dan juga nilai moral dari sejarah ini bahwa semua usaha pastinya dimulai dari nol.

Oleh karena itu bagi teman teman sekalian, selalu bersemangat dan usahakan yang terbaik untuk setiap usaha anda melihat dari sejarah berkembangnya perkebunan teh di Pangalengan Bandung ini. Sekian dulu beberapa cerita sejarah yang bisa saya bagikan ini, semoga berguna untuk kita semua dan bisa dijadikan sebuah pencerminan untuk bisa menjadi lebih baik lagi.

Minggu, 03 November 2019

PROFIL : YUDISTIRA MANUNGGAL RAHMANING HURIP ANAK DEDI MULYADI YANG JADI DALANG



Seperti kata pepatah “Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonya” Itulah mungkin yang menyebabkan Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip anak ABG ini begitu mencintai Wayang Golek, Seperti halnya sang Ayah Kang Dedi Mulyadi yang merupakan tokoh Budaya Sunda. Yang ketokohannya tidak hanya diakui masyarakat, Akademisi sampai PBB.

Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip lahir 10 September 2003, Putra ke Dua Kang Dedi Mulyadi mengatakan menjadi dalang merupakan satu kebanggaan. Jadi hal inilah yang membuat dirinya tidak setengah setengah menjadi seorang Dalang.

Ilmu pedalangan yang ditimbanya sampai saat ini di Padepokan Seni Giri Harja di Jelekong Kabupaten Bandung, telah membuatnya sejak kelas 6 SD berani tampil di Panggung menjadi seorang Dalang. 

Berbagai kejuaraan Dalang cilik telah diraihnya, Kini di usianya yang masih belasan tahun, Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip telah menjadi seorang Dalang profesinonal dengan nama grup kesenian DANGIANG KAHURIPAN yang siap meramaikan dunia seni pewayangan di tanah Sunda khusunya, umumnya di Indonesia.

Sungguh berbesar hati kita sebagai seorang nasionalis, ternyata masih ada anak muda yang peduli akan seni budayanya, apalagi seperti Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip terlahir dan dibesarkan di tengah kemewahan, Bapak ibunya seorang Pejabat penguasa daerah, yang mana biasanya gaya hidup anak anak pejabat lebih ke barat baratan. Kalau pun ada yang mencintai seni pasti menjadi seorang anak Band. -DKS 

Ikuti saja apa kata hati, maka idealisme dan keberanian akan ada dengan sendirinya