Kerusakan lingkungan hidup di Jawa barat, saat ini sudah cukup kritis
di berbagai tempat telah terjadi kerusakan. Seperti Garut, yang rusak
karena galian pasir ilegal di kawasan gunung Guntur, tanah longsor yang
kerap terjadi di Jawa Barat bagian selatan, dan pertambangan ilegal batu
kapur di Kecamatan Pangkalan Karawang.
"Ini merupakan sejumlah contoh kerusakan alam akibat ulah manusia,
Semua boleh membangun peradaban. Namun, membangun peradaban bukan berarti merusak alam. Selain itu, pembangunan infrastruktur dan pembangunan industri yang masif, juga mempengaruhi kerusakan lingkungan.
"Ini merupakan sejumlah contoh kerusakan alam akibat ulah manusia,
Semua boleh membangun peradaban. Namun, membangun peradaban bukan berarti merusak alam. Selain itu, pembangunan infrastruktur dan pembangunan industri yang masif, juga mempengaruhi kerusakan lingkungan.
Salah satu indikator kerusakan alam, di antaranya, ketika musim
kemarau, sejumlah daerah mengalami kekeringan. Sementara saat musim
penghujan, sejumlah daerah menjadi daerah rawan banjir dan longsor.
Dari bidang perkebunan, sejumlah wilayah hutan yang asalnya ditanam
pohon tegakan, banyak yang beralih fungsi menjadi lahan sayur. Beberapa
kawasan karst yang merupakan daerah resapan air juga, ikut
dieksploitasi. Lingkungan hidup, kata dia, kini bisa menjadi sumber
bencana. Namun, sekaligus bisa juga jadi sumber keberkahan. Berbagai
kerusakan, atau pun gangguan ekosistem semakin sering dirasakan.
"Berbicara sungai misalnya, berarti berbicara juga mengenai wajah
peradaban kita. Jadi kalau sungai kita hancur, itu lah wajah peradaban
kita, itulah wajah kita,
Untuk itu, berjuang demi 'menyelamatkan
wajah' generasi kedepan perlu terus diupayakan. Salah satunya, dengan
membangun komunikasi yang baik antar stakeholder, dan mengupayakan
penegakan hukum lingkungan yang seadil- adilnya. Walaupun, upaya ini
tidak semudah membalikan telapak tangan. Namun, Kekecewaan kerap datang
ditengah- tengah perjuangan tersebut.
"Banyak kekecewaan kita dalam proses penegakan hukum lingkungan, tapi kita tidak boleh berhenti, perjuangkan terus!" -Deddy Mizwar
"Banyak kekecewaan kita dalam proses penegakan hukum lingkungan, tapi kita tidak boleh berhenti, perjuangkan terus!" -Deddy Mizwar
Penting pembangunan Jabar
berbasis kebudayaan dan lingkungan.sejumlah persoalan masyarakat Jabar
muncul karena hilangnya kultur atau identitas kesundaannya. Peran
masyarakat Sunda pun menghilang dalam dinamika kebangsaan. minimnya
orang Jabar yang mau menjadi pemimpin karena filosofi tuturut munding.
Alih-alih menonjol, masyarakat Jabar semakin inferior dibanding
masyarakat lain.
Tergerusnya identitas budaya, bermula karena
menghilangnya pendidikan karakter bagi para pelajar. "Orang tidak
dididik untuk percaya diri," Kurikulum pendidikan pun monoton tak
adaptif dengan lingkungannya. Pendidikan pelajar harus berbasis atau
berkorelasi dengan lingkungannya. Pelajar yang berada di lingkungan
pertanian, semestinya diajari bagaimana mengenal bibit padi dan bercocok
tanah. Begitu pula para pelajar di lingkungan laut dan industri. Dengan
cara itu, ilmu pun teraplikasi dalam konteks kekinian dan lingkungan
tempat tinggal.
Budaya dan lingkungan yang berasal dari kearifan
lokal menjadi solusi terhadap tantangan pembangunan Jabar ke depan.
Seperti persoalan ketimpangan kesejahteraan kawasan Utara dan Selatan
Jabar. "Distribusi anggaran tidak melahirkan regulasi yang tepat. Setiap
daerah berlomba-lomba membuka (diri menjadi) kawasan industri,"
Akibatnya, kesejahteraan tak sepenuhnya terealisasi dan daya dukung
lingkungan malah berkurang. "Terus kawasan konservasinya di mana,"
Persoalan kerusakan lingkungan seperti pencemaran Sungai Citarum juga
berpangkal dari hilangnya pendekatan budaya. "Saya katakan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Citarum cukup dijaga adat, enggak usah kelembagaan,"
Pelibatan masyarakat adat yang memiliki kearifan lokal dalam memelihara
Citarum lebih bak ketimbang menyerahkan urusan sungai kepada
lembaga-lembaga yang saling berebut kewenangan dan hanya beorientasi
birokrasi.
#2dm4jabar