expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 18 Februari 2018

CAWAGUB JABAR NO.4 H.DEDI MULYADI : PENGOBATAN TRADISIONAL BISA PUNAH HARUS DILESTARIKAN KARAWANG





“Kalau bicara kedokteran misalnya, dunia kedokteran kita sudah berkembang, buktinya kedokteran kita lebih hebat, yang patah kaki di Sundamah cukup diusap, teu kudu diamputasi, pertanyaannya kenapa mereka tidak mengalami perkembangan, karena perguruan tinggi berjalan pada relnya, pada cara berfikir intelektualitasnya, tapi tidak pernah melihat realitas, sesungguhnya kalau perguruan tinggi berani maka, ahli patah tulang ini harus diteliti airnya, diteliti air ludahnya, diolah menjadi bahan penelitian, diangkat menjadi doktor honoris causa di perguruan tingginya” –Dedi Mulyadi

(PR).Pengobatan tradisional di Indonesia kurang dihargai akibat sering berbenturan dengan pengobatan modern. Padahal pengobatan tradisional di Indonesia ternyata diakui oleh dunia Internasional, seperti contohnya pengobatan patah tulang.
Tanpa kemasan yang baik dan bantuan dari pemerintah, dikhawatirkan pengobatan tradisional ini akan musnah ditelan zaman. Sehingga diharapkan ada cara-cara khusus dalam menanggulangi punahnya pengobatan tradisional ini.
Rida Safitri (20), baru saja mengalami kecelakaan saat motor yang ditumpanginya ditabrak oleh sebuah mobil. Akibatnya sambungan pinggulnya lepas dari posisinya.
"Saya ditabrak, tapi tidak luka sih, posisi 'tetepokan' (pinggul.red) tak sesuai. Jadinya saya gak bisa jalan bahkan gak bisa berdiri sama sekali, lalu saya datang ke Abah Suryana sama dia dibenerin. Sekarang saya sudah bisa berdiri, meski untuk jalan saya belum bisa lama-lama," ucapnya di tempat pengobatan tradisional Abah Suryana, di Kampung Poponcol, Desa Puseur, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Sabtu 17 Februari 2018.
Menurut Rida mulanya dia akan berobat ke rumah sakit setempat. Tetapi saat menanyakan biaya, biayanya cukup mahal. "Kalau ke rumah sakit harus dioperasi gitu lah, biayanya sekitar Rp 3.5 juta, saya uang darimana," ucapnya.
Namun saat berkunjung ke Abah Suryana, dia hanya membayar seikhlasnya saja. "Bahkan kalau mau pun kita bisa gratis, cuma kasihan Abah, kalau gratis bagaimana untuk biaya sehari-harinya," ucap dia.
Suryana (57) merupakan seorang PNS yang sehari-hari bekerja sebagai guru olah raga. Namun dia sempat mempelajari disiplin ilmu tradisional tentang pengobatan tulang.
"Ini anugrah Allah swt. Jadi saya tak memungut biaya sedikit pun. Bisa dibuktikan secara medis, bahwa cara pengobatan tradisional yang ada di sini sesuai dengan ilmu ortopedi dan kinesiologi," ‎ucapnya.
Pasien yang datang ke tempatnya ini lanjut Suryana bahkan ada yang datang dari Inggris dan Korea. Lalu ahli-ahli ortopedi pun datang ke tempatnya untuk mempelajari cara pengobatan tulang ajaib itu.
"Rata-rata sih kalau normal, yang datang justru dari kalangan tidak mampu, biayanya tidak saya patok. Tetapi jika tidak punya uang bahkan saya gratiskan mengobati pasiennya. Karena yang utama saya ingin beramal," ucapnya.
Modifikasi
Calon Wakil Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi yang datang ke lokasi, menyarankan akan modifikasi pelayanan di pengobatan tradisional ini. Termasuk pengobatan tulang yang dibuka oleh Abah Suryana tersebut.
"Dengan packaging yang baik, maka ahli patah tulang seperti Abah Suryana‎ akan lebih dihargai. Bahkan di dunia Internasional, sebelumnya padahal Abah ini sudah didatangi oleh ahli-ahli ortopedi dari negara-negara lain," ucap Dedi Mulyad
Dedi Mulyadi pun berjanji, nanti akan memberikan bantuan untuk memugar tempat pengobatan tradisional Pak Suryana ini. "Jadi pasien akan disediakan kamar-kamar khusus, tidak mengantri tak beraturan seperti ini," ucapnya.
Selain itu para asistennya pun diharapkan bisa ditambah. "Kalau Abah cuma punya satu saja, nanti kalau bisa ada 5-6 lagi asisten. Ruangannya pun nanti dipasang AC. Karena jika ini tidak dilakukan pengobatan tradisional ini bisa punah. Selain itu bentuknya juga dirubah menjadi klinik. Klinik tulang misalnya dan dikerjasamakan dengan RSUD setempat," ucap Dedi Mulyadi.
Oleh karenanya Dedi Mulyadi berharap pemerintah dan dinas-dinas terkait memberikan keleluasaan bagi berkembangnya pengobatan tradisional ini.‎ "Ini warisan leluhur kita, tujuan pengobatan kan intinya sama, yaitu menyembuhkan orang," ucap Dedi Mulyadi.***
#2dm4jabar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar