expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 15 Mei 2017

KANG DEDI MULYADI MENUNAIKAN IBADAH UMROH BERSAMA DENGAN 10 ORANG GURU

Antara perjuangan dan do'a, apalah arti suatu perjuangan tanpa diiringi dengan do'a

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, berangkat umrah dengan 10 guru asal tiga kabupaten, Bandung, Subang, dan Purwakarta. Ke 10 guru tersebut, berstatus honorer dan guru ASN. Bahkan, salah satu guru yang diajaknya beribadah merupakan pendidik Dedi sewaktu bersekolah dasar (SD) di Kabupaten Subang.
Hari ini, kami bertolak ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah umroh," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Senin (15/5).
 Para guru yang diajak serta umroh tersebut, merupakan guru yang berprestasi dan sudah berpengalaman puluhan tahun. Bahkan, satu di antaranya, merupakan guru Dedi yang dulunya membuat kepala daerah itu harus tidak naik kelas. "Jadi, guru yang membuat saya tidak naik kelas sewaktu SD, di ajak juga. Ini sebagai bakti dan ucapan murid kepada gurunya," ujarnya.Dedi menuturkan, guru sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah. Guru juga, merupakan tonggak utama dalam membentuk peradaban masusia di Indonesia. Bahkan di dunia. Karenanya, para guru ini harus dimuliakan, selayaknya orang tua kandung.Begitu pula dengan guru honorer, beban mereka hampir sama dengan guru ASN. Apalagi, saat ini banyak honorer yang sudah mengabdi puluhan tahun. Tapi, status mereka belum ada kejelasan. "Mudah-mudahan, sekembalinya dari Tanah Suci, para guru honorer yang umrah bareng ini, bisa segera diangkat jadi ASN," ujarnya.Guru Dedi Mulyadi sewaktu SD, Epon, mengaku, tak menyangka dirinya akan diajak umrah oleh muridnya. Sebab, ajakannya spontanitas ketika dirinya menghadiri acara tabligh akbar PGRI Subang di GOR Gotong Royong Subang yang dihadiri oleh Dedi.Waktu itu, Dedi meminta satu di antara ratusan guru yang hadir, maju ke panggung untuk diajak berdialog. Guru yang mengacungkan jari itu ternyata Epon yang kebetulan berada di barisan paling depan.Epon tak menyangka, muridnya ini langsung mengajaknya umrah. Epon juga memberi alasan, kenapa dulu dirinya memutuskan supaya Dedi tetap tinggal kelas. Karena, saat itu, Dedi masih terlalu kecil. Sehingga, kecerdasannya belum mumpuni untuk anak ukuran kelas 2 SD
#kdmj1



Tidak ada komentar:

Posting Komentar