Berbicara tentang teori, teori ekonomi Indonesia itu salah
semuanya. Kenapa? Teori ekonomi Indonesia mengukur kesejahteraan publik
dengan meningkatkan gaji pegawai. Itu salah. Kenapa? Meningkatkan gaji
pegawai Sesungguhnya akan meningkatkan inflasi, menurunkan nilai mata
uang, menaikkan harga barang. Akhirnya orang yang tidak mengalami
kenaikan gaji semakin terjepit. Yang bagus itu adalah menekan angka
belanja masyarakat agar masyarakat tidak konsumeristis. Kapan kebijakan
itu dilakukan?
Nanti kalau saya jadi presiden. Saya adalah pengagum Gus
Dur. Beliau memakai logika terbalik dalam setiap pengambilan keputusan. Saya Juga menggunakannya.
Contoh, saat menyusun APBD,mengapa Purwakarta melakukannya dengan
cepat? Karena saya membuat APBD tidak berdasarkan pendapatan dan
pengeluaran yang
dihitung melalui kalkulasi angka.Saya berdasarkan keyakinan. Itu yang tidak dimengerti orang.
“Berapa prediksi pendapatan kita? Rp900 miliar? Buat Rp 3 trilyun.
“Pak Bupati, dan mana uangnya Jalankan saja!”
Begitu kita masukkan anggaran ke DPRD senilai Rpl,3 triliun
maka ada defisit Rp400 miliar. Lalu
perdebatan di DPRD hanya satu,
bagaimana menurunkan angka defisit? DPRD tidak berkesempatan lagi
mengusulkan angka-angka sesuai keinginan dia. Hebat kan? Jadi
gagasan-gagasan bupati jelas. Kenapa uang anggaran jadi bancakan DPR-RI
dengan pemerintah? Karena pemerintahnya tidak membuat angka defisit saat
mengajukannya. Sedangkan saya memberi angka anggaran lebih yang tidak
mungkin tercapal. Saya selalu memberi angka Rp lOO miliar yang tidak
mungkin tercapai.
Dampaknya apa? Pegawai saya mengirit belanja
mereka. Kegiatan-kegiatan birokrasi didekatkan ke Desember. Akhimya
anggaran penting saja yang dicairkari.
Lalu tercapai sisa juga,
masib Rp25 miliar.ini kan hebat, tepat belanjanya.Jadi, jangan memakai
logikalinear, pakailah logika terbalik.. Indonesia tidak akan merdeka
kalau
tidak memakai logika terbalik. Lihat, pembuatan teks prokiamasi kemerdekaan Republik Indonesia.Itu kan nekat.
Membuat negara, prokiamasi diketik, ditulis, diumumkan. Apakah saat mau
merdeka Bung Karno sudah tahu di mana istana kepresidenannya? Bagaimana
mobil dinasnya? Dari mana gaji tentaranya,gaji menterinya? Bupatinya
dari
mana? Tidak! Itu semua karena modal nekat.
Merdeka!
Jadi, orang-orang nekat itu penting. Tidak ada yang tidak penting.
Negeri ini memerlukan orang orang gila. Orang-orang normatif sebenamya
tidak begitu banyak
diperlukan karena sedikit daya jangkaunya. Orang gila jauh daya jangkaunya. Orang gila itu orangnya?”
yang balk.Saya katakan orang gila itu adalah orang yang baik. Ceuk saha?
Ceuk nu gelo. Indonesia tidak akan merdeka kalau tidak ada orang gila.
Tentara yang menyerang Belanda itu orang-orang gila, kurnaha perang
melawan bedil jeung bambu runcing?
Apakah kita lahir dari keluarga yang tidak gila? Gila semua.
Tidak akan bisa ada produksi industri di Indonesia ka!au tidak ada
orang-orang gila. Di Jakarta, bangunan-bangunan yang tinggimenjulang
itu, orang-orang gilayang membuatnya.
Orang Amerika itu kalah, tidak ada apa-apanya, dibandingkan dengan orang Indonesia. Borangan orang
Amerika teh. Tidak mau dia disuruh berperang tanpa baju anti peluru dan sepatu lam.
Suruh orang Amerika menembok di lantai lima tanpa alat bantu,tidak mau
dia. Sementara orang Indonesia menembok bangunan lantai 17 tanpa alat
pengaman, neplok we.
Artinya, negara harus mengeiota orang-orang
seperti ini. Harus dikelola dengan baik, didorong, dikasih job,
diarahkan orientasinya.Mereka yang berpikir linear
akan bicara 1+1=2, 2+2=4. Saat ini kita butuh orang yang berkata 2+2=239. 2÷2=4 itu kata siapa? Kata
guru matematika. Aslinya belum tentu.
lnilah yang menjadi frame pembangunan di Purwakarta. Ketika jadi
bupati, saya dialognya dengan siapa? Dengan seniman,budayawan, sampal
ulama-ulama yang memiliki pikiran-pikiran eksentrik. Itu yang saya suka
karena kemudian melahirkan gagasan-gagasan.
Sumber tulisan :
Buku "KANG DEDI MENYAPA Kesimpulan dan Pemikiran"
#dedimulyadi7abar1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar