expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 24 Agustus 2017

KEBESARAN JIWA SEORANG DEDI MULYADI MENANGGAPI PERNYATAAN NUSRON WAHID



Terkait pernyataan Nusron Wahid yang menjabat sebagai Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Wilayah Jawa dan Sumatera, Nusron Wahid yang seharusnya meyakinkan figur Dedi Mulyadi kepada konstiuen PartaI Golkar di Jawa Barat pasca keluarnya surat rekomendasi dari DPP Partai Golkar kepada Dedi Mulyadi pada tanggal 2 Agustus 2017, ini malah mengeluarkan pernyataan bertolak belakang dengan jabatan dan tugasnya “ Partai Golkar masih membuka pintu bagi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk ditetapkan menjadi calon Gubernur Jawa Barat” pernyataan ini sontak menjadi headline di berbagai media cetak ,elektronik maupun online. Mungkin dimata Nusron Wahid seolah olah apa yang telah dilakukan Kang Dedi selama ini blusukan ke kampung kampung dari ujung timur ke ujung barat, dari ujung utara ke selatan untuk meningkatkan elektabilitas Partai Golkar di Jawa Barat yang memiliki luas kurang lebih 33 ribu Kilometer persegi tanpa rasa letih, bahkan telah memberikan kontribusi dengan Dua kemenangan di Pilkada langsung Jawa Barat tahun 2016 kemarin yaitu kota Tasikmalaya dan Kabupaten Bekasi tidak ada apa apanya.
Tentu pernyataan Nusron Wahid ini membuat gaduh dengan reaksi kecaman yang emosional dari DPD I dan II Partai Golkar di wilayah Jawa Barat yang telah bulat mendukung Kang Dedi sebagai Calon Gubenur Jawa Barat priode 2018-2023, bahkan DPD II Partai Golkar Kabupaten Garut sampai berniat mendemo DPP Partai Golkar di Jakarta. Reaksi keras juga datang dari masyrakat, Ormas, Lsm dan tentu saja para simpatisan dan relawan KI SUNDA.
Namun yang sungguh luar biasa itu sikap Kang Dedi Mulyadi sendiri mananggapi datar saja pernyataan Nusron Wahid ini, tanpa sikap dan nada emosi "Saya malah terima kasih kepada Pak Nusron, karena pernyataan beliau saya dibicarakan banyak orang. Saya menganggap itu suplemen untuk terus bekerja,"
"Saya patuh dan siap mengamankan apa pun keputusan Partai Golkar secara kelembagaan, tapi tentu saja bukan keputusan perorangan. Niatnya harus berangkat dari penguatan kelembagaan partai, bukan niat perorangan,
Bahkan tidak hanya sebatas itu Kang Dedi mempersilahkan kepada Kang Emil bermanuver ke pusat,
“ya silakan, silakan saja, siapapun bisa berusaha mempengaruhi DPP Golkar. Tapi Golkar itukan milik kader sampai akar rumput,"
Dari serangkaian peristiwa yang ingin menggoyang pencalonan Kang Dedi Mulyadi selama ini, kita dapat melihat bahwa Dedi Mulyadi itu seorang figur pemimpin yang berjiwa besar, seorang pemimpin yang menyikapi segala sesuatunya tanpa kemarahan bahkan untuk lawan lawan politiknya dianggapnya sebagai seorang sahabat , jika sebelumnya sering mengatakan tentang pencalonannya sebagai Gubenur Jawa Barat “mengikuti saja seperti air yang mengalir” atau berkata “saya mah apa atuh hanya orang desa” terbukti disini, Kebesaran jiwa, kepasrahan dan kerendahan hati seorang hamba yang menyerahkan semuanya kepada kehendak sang maha pencipta, kita bisa melihat jika Kang Dedi bukan figur yang ambisius, opurtunis, yang melakukan mananuver politik tanpa etika, kita jadi bisa menilai bahwa Dedi Mulyadi merupakan figur yang hanya ingin mengabdikan dirinya saja untuk masyrakat Jawa Barat seandainya dikehandaki dan dipercaya untuk mengemban amanah.
Prinsip Ki Sunda yang saya ketahui selama ini :
“Menyerahkan semua tarekah daya upaya dalam hidup kita kepada Kemahatunggalan Allah SWT. Penguasa Alam Semesta melahirkan karakter hilangnya sifat peng-aku-an dalam diri kita orang sunda. Hirup kudu sasampeuran, awak ukur sasampayan, sariring riring dumadi, sarengkak saparipolah sadaya kersaning Gusti Nu Maha Suci (Tak ada sedikitpun pengakuan dan keakuan dalam diri). Sifat totalitas ini melahirkan sosok yang bernama Rawayan Jati Ki Sunda” –Dedi Mulyadi (DKS)
#dedimulyadi7abar1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar