Terkait pernyataan Nusron Wahid yang menjabat sebagai Koordinator
Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Wilayah Jawa dan Sumatera,
Nusron Wahid yang seharusnya meyakinkan figur Dedi Mulyadi kepada
konstiuen PartaI Golkar di Jawa Barat pasca keluarnya surat rekomendasi
dari DPP Partai Golkar kepada Dedi Mulyadi pada tanggal 2 Agustus 2017,
ini malah mengeluarkan pernyataan bertolak belakang dengan jabatan dan
tugasnya “ Partai Golkar masih membuka pintu bagi Wali Kota Bandung
Ridwan Kamil untuk ditetapkan menjadi calon Gubernur Jawa Barat”
pernyataan ini sontak menjadi headline di berbagai media cetak
,elektronik maupun online. Mungkin dimata Nusron Wahid seolah olah apa
yang telah dilakukan Kang Dedi selama ini blusukan ke kampung kampung
dari ujung timur ke ujung barat, dari ujung utara ke selatan untuk
meningkatkan elektabilitas Partai Golkar di Jawa Barat yang memiliki
luas kurang lebih 33 ribu Kilometer persegi tanpa rasa letih, bahkan
telah memberikan kontribusi dengan Dua kemenangan di Pilkada langsung
Jawa Barat tahun 2016 kemarin yaitu kota Tasikmalaya dan Kabupaten
Bekasi tidak ada apa apanya.
Tentu pernyataan Nusron Wahid ini
membuat gaduh dengan reaksi kecaman yang emosional dari DPD I dan II
Partai Golkar di wilayah Jawa Barat yang telah bulat mendukung Kang
Dedi sebagai Calon Gubenur Jawa Barat priode 2018-2023, bahkan DPD II
Partai Golkar Kabupaten Garut sampai berniat mendemo DPP Partai Golkar
di Jakarta. Reaksi keras juga datang dari masyrakat, Ormas, Lsm dan
tentu saja para simpatisan dan relawan KI SUNDA.
Namun yang sungguh
luar biasa itu sikap Kang Dedi Mulyadi sendiri mananggapi datar saja
pernyataan Nusron Wahid ini, tanpa sikap dan nada emosi "Saya malah
terima kasih kepada Pak Nusron, karena pernyataan beliau saya
dibicarakan banyak orang. Saya menganggap itu suplemen untuk terus
bekerja,"
"Saya patuh dan siap mengamankan apa pun keputusan Partai
Golkar secara kelembagaan, tapi tentu saja bukan keputusan perorangan.
Niatnya harus berangkat dari penguatan kelembagaan partai, bukan niat
perorangan,
Bahkan tidak hanya sebatas itu Kang Dedi mempersilahkan kepada Kang Emil bermanuver ke pusat,
“ya silakan, silakan saja, siapapun bisa berusaha mempengaruhi DPP Golkar. Tapi Golkar itukan milik kader sampai akar rumput,"
Dari serangkaian peristiwa yang ingin menggoyang pencalonan Kang Dedi
Mulyadi selama ini, kita dapat melihat bahwa Dedi Mulyadi itu seorang
figur pemimpin yang berjiwa besar, seorang pemimpin yang menyikapi
segala sesuatunya tanpa kemarahan bahkan untuk lawan lawan politiknya
dianggapnya sebagai seorang sahabat , jika sebelumnya sering mengatakan
tentang pencalonannya sebagai Gubenur Jawa Barat “mengikuti saja seperti
air yang mengalir” atau berkata “saya mah apa atuh hanya orang desa”
terbukti disini, Kebesaran jiwa, kepasrahan dan kerendahan hati seorang
hamba yang menyerahkan semuanya kepada kehendak sang maha pencipta, kita
bisa melihat jika Kang Dedi bukan figur yang ambisius, opurtunis, yang
melakukan mananuver politik tanpa etika, kita jadi bisa menilai bahwa
Dedi Mulyadi merupakan figur yang hanya ingin mengabdikan dirinya saja
untuk masyrakat Jawa Barat seandainya dikehandaki dan dipercaya untuk
mengemban amanah.
Prinsip Ki Sunda yang saya ketahui selama ini :
“Menyerahkan semua tarekah daya upaya dalam hidup kita kepada
Kemahatunggalan Allah SWT. Penguasa Alam Semesta melahirkan karakter
hilangnya sifat peng-aku-an dalam diri kita orang sunda. Hirup kudu
sasampeuran, awak ukur sasampayan, sariring riring dumadi, sarengkak
saparipolah sadaya kersaning Gusti Nu Maha Suci (Tak ada sedikitpun
pengakuan dan keakuan dalam diri). Sifat totalitas ini melahirkan sosok
yang bernama Rawayan Jati Ki Sunda” –Dedi Mulyadi (DKS)
#dedimulyadi7abar1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar