expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 20 April 2016

Franky & Jane -Seperti Mata Air Kehilangan Sungai



Membangun Desa Wirausaha, Harapan dan Tantangan
Desa merupakan
wilayah terkecil dalam pemerintahan di negara kita yang memiliki potensi
Sumber Daya Alam (SDA) cukup besar. Dari potensi sumber daya yang ada
merupakan peluang bagi masyarakat desa untuk mengolahnya menjadi sebuah
produk/jasa yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Untuk mengolah
potensi yang ada selayaknya perlu diimbangi dengan kemauan maupun
kemampuan / skill masyarakat desa itu sendiri yang dibina oleh aparat
desa, sehingga dengan mengelola sumber daya yang ada di desa, diharapkan
bisa menjadi desa yang maju dan berperadaban tinggi.
Sampai
sejauhmana masyarakat desa mempunyai kemauan dan kemampuan dalam
membangun desanya agar menjadi desa yang makmur dan sejahtera? serta apa
yang dilakukan pemerintah untuk memotivasi masyarakat desa agar mau
membangun desanya, serta mengurangi hasrat masyarakat untuk meninggalkan
desanya dengan urbanisasi ke kota.
Kenyataannya pada saat ini di
tengah sumber daya yang berlimpah, masyarakat desa masih terbelenggu
dalam kemiskinan, tingkat urbanisasi yang tinggi.Potensi sumber daya
yang ada di desa hanya dijadikan sebuah komoditasdan lahan garapan bagi
orang kota untuk meningkatkan kekayaannya.
Berdasarkan data Biro
Pusat Statistik (BPS) per bulan september tahun 2015, tercatat bahwa
jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,51 juta orang (11,13
persen) .
Pada periode September 2015 ini jumlah penduduk miskin di
daerah perkotaan sebesar 10,62 juta, sementara di daerah pedesaan
sebesar 17,89 juta orang.Dilihat dari jumlahnya penduduk miskin di
pedesaan masih lebih tinggi di banding perkotaan.

Begitu juga
dengan tingkat urbanisasi, di Jabar sangat tinggi dan diperkirakan 80%
penduduk Jabar akan bermukim di perkotaan pada tahun 2020. Berpindahnya
masyarakat desa ke kota dikarenakan masyarakat masih berpandangan bahwa
hidup di kota lebih gampang mendapatkan pekerjaan dan berpeluang
mendapatkan penghasilan tinggi.
Saat ini kota sudah menjadi sebuah
wilayah atau tempat pertarungan orang-orang yang rakus dengan kekuasaan
atau kekayaan, kondisi ini akan mempersempit peluang bagi orang desa
yang lugu tanpa sebuah ketrampilan memadai mencoba untuk bertarung di
kota.
Sebuah keprihatinan, apabila desa yang subur makmur dengan
potensi sumber daya yang berlimpah, harus ditinggalkan oleh
masyarakatnya apalagi oleh pemuda desa yang masih mempunyai kemampuan
tinggi untuk membangun desanya. Alangkah lebih baik apabila kota hanya
sebagai tempat untuk menimba ilmu atau meningkatkan ketrampilan saja,
diharapkan setelah ilmu dan ketrampilan itu didapat bisa kembali ke desa
atau pulang kampung untuk ikut membangun desanya.

Merubah Paradigma Masyarakat Desa

Peran masyarakat dan pemerintah dalam membangun desa sangat diharapkan,
terutama paradigma masyarakat desa yang selama ini dianggap miskin,
bodoh dan lugu harus sudah mulai dirubah menjadi masyarakat desa yang
mempunyai kemampuan “Entrepreneur” tinggi, kreatif dan inovatif dalam
membangun desanya sehingga diharapkan menjadi desa yang berperadaban
tinggi sesuai dengan program yang telah dicanangkan oleh Gubernur Jawa
Barat Ahmad Heryawan tentang desa peradaban.
Sejalan dengan program
desa peradaban nampaknya perlu juga dibarengi dengan Gerakan
Kewirausahaan Nasional (GKN) yang telah dicanangkan oleh pemerintah
sejak tahun 2011 untuk bisa menyentuh juga ke pelosok desa, dengan
meningkatkan wawasan serta kualitas masyarakat desa agar mempunyai
kemampuan dalam berwirausaha, sehingga bisa mengolah sumber daya yang
ada di desa di tangan entrepreneur pedesaan.
Diharapkan dengan
kemampuan masyarakat desa tersebut di atas, akan lahirlah desa-desa
wirausaha, yang mempunyai standar perekonomian desa yang tinggi, yang
pada akhirnya diharapkan tingkat kemiskinan, pengangguran dan urbanisasi
ke kota akan menurun.
Membangun desa wirausaha adalah sebuah
aktivitas untuk menggerakkan masyarakat desa agar mau dan mampu mengolah
serta mengelola sumber daya yang ada dengan kreativitas dan inovasi
yang ada sehingga menjadi sebuah produk yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi.
Sosok masyarakat desa yang berjiwa entrepreneur serta
mempunyai ketrampilan dalam bidang tertentu untuk memproses bahan baku
menjadi bahan jadi, adalah sosok yang sangat diharapkan untuk bisa
membangun desanya. Dengan mengolah sumber daya yang ada di wilayahnya,
sehingga menjadi desa yang maju dari sisi perekonomian dengan tingkat
kesejahteraan masyarakatnya yang tinggi.

Untuk mewujudkan hal
tersebut di atas, perlu kiranya dilakukan langkah preventive untuk
mengantisipasi banyaknya pemuda pedesaan yang menganggur dan mencoba
mengadu nasib ke kota, yaitu dengan menanamkan serta membangun jiwa
entrepreneur untuk menjadi pemuda pedesaan yang mandiri yang mampu
menciptakan lapangan kerja.Berikan mereka kail bukan hanya memberi umpan
yang mungkin akan habis apabila mereka tidak bisa mengelolanya.

Membangun jiwa entrepreneur perlu dilakukan, khususnya bagi pemuda desa
yang mempunyai potensi dan minat untuk berwirausaha. Peran serta
pemerintah dan perangkat desa, sangat diharapkan terutama dalam
memberikan motivasi sekaligus memberikan fasilitas yang diperlukan, baik
berupa pelatihan kewirausahaan, sarana prasarana yang diperlukan dalam
melakukan praktek kewirausahaan, serta dukungan dalam mencari sumber
permodalan, bagi mereka yang sudah mulai melangkah, membentuk atau
merintis sebuah usaha.
Upaya membangun pemuda desa yang berjiwa entrepreneur ini perlu dilakukan dengan melalui langkah –langkah sebagai berikut :

Pertama, membuat sebuah fondasi yang kokoh, dengan menanamkan serta
mengembangkan jiwa entrepreneur terhadap pemuda desa. Dimulai dengan
mengembangkan sikap jujur, karena kejujuran merupakan dasar untuk
melakukan perbuatan-perbuatan positif lainnya, meningkatkan sikap
disiplin baik disiplin waktu atau mematuhi peraturan-peraturan yang ada,
sehingga diharapkan dengan kedisiplinan aktivitas usaha yang kita
lakukan tidak menyimpang dari koridor yang sudah ditentukan, membina
daya kreativitas dan inovasi, yang memungkinkan untuk kita bisa bersaing
secara sehat dengan kompetitor bisnis, serta menanamkan keberanian
dalam mengambil keputusan dan resiko yang mungkin timbul dengan suatu
perhitungan yang matang yang dilandasi dengan rasa percaya diri.

Kedua, mempersiapkan kader pemuda wirausaha desa atau pemuda pencipta
lapangan kerja pedesaan yang berpotensi dan mempunyai karakter untuk
menjadi wirausaha, serta mencoba mengembangkan bakat dan minat mereka,
melalui aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan praktek usaha/bisnis
baik di lingkungan RT ataupun RW.
Ketiga, memberikan dorongan atau
motivasi bisa melalui pemberian buku-buku atau literatur mengenai bisnis
atau wirausaha secara gratis dari pemerintah desa setempat. Melakukan
pelatihan-pelatihan kewirausahaan yang tentu saja perlu didukung juga
oleh pemerintahan setingkat kabupaten maupun provinsi.
Keempat,
perlunya pembentukan lembaga pengembangan wirausaha untuk di lingkungan
desa yang beranggotakan baik aparat desa, pengusaha setempat dan
akademisi. Diharapkan dengan keberadaan lembaga tersebut,bisa membantu
mengembangkan potensi desa yang ada, baik dari sisi Sumber Daya Alam
(SDA) ataupun Sumber Daya Manusia (SDM)nya / pemuda desa yang berjiwa
wirausaha, sekaligus memantau perkembangan aktivitas dan praktek bisnis
yang dilakukannya. Melalui lembaga ini pula, diharapkan bisa menjalin
kerjasama dengan pihak perbankan, departemen terkait (Depnakertrans dan
Depkop) dan BUMN, dalam rangka mencari sumber permodalan dan akses untuk
pemasarannya dari produk dan jasa yang mereka hasilkan.
Kelima,
Ajang Expo Pemuda Mandiri Pencipta Lapangan Kerja Pedesaaan (PMPLKP)
diselenggarakan juga secara rutin di wilayah kabupaten serta pemberian
penghargaan terhadap Pemuda Mandiri Pedesaan yang telah sukses
mengembangkan usahanya dilihat dari omzet dan banyaknya karyawan yang
bisa dipekerjakan serta dampaknya terhadap pembangunan desa.

‪#‎inspirasikangdedi‬

Tidak ada komentar:

Posting Komentar