expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 08 Maret 2018

CAWAGUB JABAR NO.4 H.DEDI MULYADI BERSAMA WARGA & PEDAGANG PASAR BARU H....



KEGIATAN KAMPANYE CAWAGUB JABAR NOMOR 4 H.DEDI MULYADI, KAMIS 8 MARET
2018

DEDI MULYADI : PERMAINAN TRADISIONAL BERMANFAAT BAGI ANAK ZAMAN "NOW"
BEKASI, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi,
menilai permainan tradisional perlu diketahui manfaatnya bagi anak zaman
sekarang atau zaman now dibanding game di telepon seluler. Salah satu
mainan zaman dulu yaitu krotokan, seperti mobil-mobilan dari barang
bekas kaleng susu dan bambu. Mainan ini dulunya diciptakan oleh orang
tua bagi anaknya yang sedang belajar berjalan supaya lincah. "Generasi
zaman now harus memainkan permainan tradisional yang penuh manfaat.
Contohnya krotokan, ini mengajarkan agar generasi kita tidak mudah putus
asa. Saat jauh, bangkit lagi, terbentur, terbentur, maka terbentuk,"
jelas Dedi saat blusukan di Pasa Bongkok, Cikarang, Kabupaten Bekasi,
Kamis (8/3/2018). Para orang tua dan anak-anak pun dapat memainkannya
bersama-sama. Permainan ini membuat semua anggota tubuh bergerak
sehingga bermanfaat juga untuk kesehatan. "Bisa juga sama-sama dengan
orang tua, kompakan sambil lari, kan sehat tuh," ujarnya.
Dedi pun menilai terdapat potensi ekonomi yang besar jika permainan
tradisional ini dipasarkan secara masif, bukan hanya di pasar lokal.
Karena itu, seluruh perantinya harus mapan agar melahirkan produk yang
mampu bersaing. "Permainan tradisional di Jawa Barat ini kan banyak,
bukan hanya krotokan. Kalau dikelola dengan baik, saya yakin bisa
bersaing. Tetapi, kualitasnya harus kita perbaiki, barusan saya coba
main ini dengan anak-anak. Baru sebentar diajak berlari, krotokannya
sudah patah. Artinya, harus ada keseriusan dari si pembuatnya untuk
produknya bisa bersaing," tambah Dedi. Tarma (72), warga Arjawinangun,
Kabupaten Cirebon, yang berdagang mainan tradisional di pasar itu,
menyebutkan bahwa desa tempat tinggalnya merupakan pusat kerajinan
permainan krotokan. Krotokan merupakan bunyi-bunyian yang keluar dari
alat permainan tersebut saat dimainkan. "Sekarang menjualnya susah,
sehari paling terjual tiga sampai empat buah. Satu krotokan harganya Rp
15.000. Kalau bunyinya itu supaya memancing anak bangkit lagi saat jatuh
belajar berjalan kaki," tutur Tarma.
Dedi pun menilai terdapat potensi ekonomi yang besar jika permainan
tradisional ini dipasarkan secara masif, bukan hanya di pasar lokal.
Karena itu, seluruh perantinya harus mapan agar melahirkan produk yang
mampu bersaing. "Permainan tradisional di Jawa Barat ini kan banyak,
bukan hanya krotokan. Kalau dikelola dengan baik, saya yakin bisa
bersaing. Tetapi, kualitasnya harus kita perbaiki, barusan saya coba
main ini dengan anak-anak. Baru sebentar diajak berlari, krotokannya
sudah patah. Artinya, harus ada keseriusan dari si pembuatnya untuk
produknya bisa bersaing," tambah Dedi. Tarma (72), warga Arjawinangun,
Kabupaten Cirebon, yang berdagang mainan tradisional di pasar itu,
menyebutkan bahwa desa tempat tinggalnya merupakan pusat kerajinan
permainan krotokan. Krotokan merupakan bunyi-bunyian yang keluar dari
alat permainan tersebut saat dimainkan. "Sekarang menjualnya susah,
sehari paling terjual tiga sampai empat buah. Satu krotokan harganya Rp
15.000. Kalau bunyinya itu supaya memancing anak bangkit lagi saat jatuh
belajar berjalan kaki," tutur Tarma.

Bertemu dengan warga dan para pedagang UMKM di pasar baru H.Malik Warung
Bongkok Cikarang Barat Kabupaten Bekasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar