Jauh beberapa tahun kebelakang sebelum hingar bingar suasana Pilgub
Jabar, nama Dedi Mulyadi telah melekat di hati masyarakat Jawa Barat,
secara kebetulan juga banyak peristiwa yang menimpa Kang Dedi Mulyadi,
malah semakin mendongkrak popularitasnya.
Ada peristiwa yang membuat kita kaget, ketika misalnya beberapa tahun kebelakang, ada orang yang berasal dari pedalaman Cidaun Cianjur atau dari daerah Sancang Garut, atau dari suatu kampung di daerah Ujung Genteng di Sukabumi mengatakan dalam Pilgub Jabar akan memilih Kang Dedi Mulyadi, kemudian menjelaskan dengan penuh antusias, bahwa nama Dedi Mulyadi telah begitu populer di kampungnya, ditambah lagi sifat kedermawanan Kang Dedi Mulyadi dengan melakukan prinsip kemanusian khas orang Sunda yaitu
Tukang tutulung kanu butuh
Tukang tatalang kanu susah
Tukang nganteur kanu keur sieun
Tukang nyaangan kanu keur poekkeun
seperti telah menjadi legenda bagi masyarakat Jawa Barat.
Jadi jangan heran dalam mengahadapi kampanye ini, Kang Dedi malah
terlihat lebih santai, saat ini Kang Dedi benar benar menikmati purna
baktinya kepada negara. Tidak ada raut raut ketegangan dalam wajahnya,
semuanya mengalir saja seperti air yang yang mengalir, kata katanya
terlontar bak embun penyejuk kepada siapa saja yang beliau jumpai, tawa,
canda seolah olah Kang Dedi Mulyadi bersama Pak Haji Mizwar menghadapi
Pilgub Jabar 2018, hanya bagian dari proses menjemput taqdir saja. (DKS)
#deddydedi4jabar
PURWAKARTA, KOMPAS.com -
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku selama ini
memiliki satu lawan terberat dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat
2018.
Dedi mengatakan, lawan terberat adalah dirinya sendiri yang terus
berusaha bisa diterima melayani masyarakat Jabar, melalui berbagai
rencana program yang langsung dirasakan oleh mereka.
" Lawan terberat saya itu bukan pasangan nomor satu, dua dan tiga di
Pilgub Jabar ini. Tapi lawan terberat adalah diri kita sendiri,
bagaimana visi kita diterima masyarakat dan bagaiman kita kerja keras
untuk rakyat," jelas Dedi kepada wartawan di kediamannya, Jumat
(9/3/2018).
Dedi menambahkan, selama ini ia tumbuh di kehidupan keluarga biasa atau
masyarakat di perkampungan dengan ekonomi pas-pasan. Latar belakang itu
membuat dirinya mengetahui kondisi ekonomi dan apa yang selama ini
dibutuhkan masyarakat.
Selanjutnya, sistem tata kelola pemerintahan selama dirinya memimpin
Purwakarta sepuluh tahun, diyakininya mampu mengembangkan daerahnya maju
dan bersaing dengan memadukan kebudayaan Sunda serta era modernisasi di
beberapa sektor.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi Akui Punya Satu Lawan Terberat di Pilkada Jabar", https://regional.kompas.com/read/2018/03/09/10004971/dedi-mulyadi-akui-punya-satu-lawan-terberat-di-pilkada-jabar.
Penulis : Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha
Editor : Farid Assifa
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi Akui Punya Satu Lawan Terberat di Pilkada Jabar", https://regional.kompas.com/read/2018/03/09/10004971/dedi-mulyadi-akui-punya-satu-lawan-terberat-di-pilkada-jabar.
Penulis : Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha
Editor : Farid Assifa
CAWAGUB JABAR NOMOR 4 H.DEDI MULYADI,
AKUI MEMPUNYAI SATU LAWAN TERBERAT DI
PILKADA JABAR
PURWAKARTA, KOMPAS.com - Calon Wakil
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku selama ini memiliki satu lawan
terberat dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat 2018. Dedi mengatakan, lawan
terberat adalah dirinya sendiri yang terus berusaha bisa diterima melayani
masyarakat Jabar, melalui berbagai rencana program yang langsung dirasakan oleh
mereka. " Lawan terberat saya itu bukan pasangan nomor satu, dua dan tiga
di Pilgub Jabar ini. Tapi lawan terberat adalah diri kita sendiri, bagaimana
visi kita diterima masyarakat dan bagaiman kita kerja keras untuk rakyat,"
jelas Dedi kepada wartawan di kediamannya, Jumat (9/3/2018). Dedi menambahkan,
selama ini ia tumbuh di kehidupan keluarga biasa atau masyarakat di
perkampungan dengan ekonomi pas-pasan. Latar belakang itu membuat dirinya
mengetahui kondisi ekonomi dan apa yang selama ini dibutuhkan masyarakat.
Selanjutnya, sistem tata kelola pemerintahan selama dirinya memimpin Purwakarta
sepuluh tahun, diyakininya mampu mengembangkan daerahnya maju dan bersaing dengan
memadukan kebudayaan Sunda serta era modernisasi di beberapa sektor.
Seperti sistem layanan kesehatan
online, ambulans 24 jam, sistem pendidikan berkarakter, pembukaan askes jalan
cor di kampung terpencil, Taman Air Mancur berteknologi canggih yang mampu
menyedot wisatawan lokal maupun asing. "Selama ini memiliki ikatan
ideologis yang sama dengan masyarakat di Jawa Barat. Misal, setiap warga yang
ingin pemimpinnya orang kampung, mengerti dan pernah ngurus pertanian, bisa ngurus
perikanan, dan memakai bahasanya sama dengan masyarakat Jabar, yaitu bahasa
Sunda. Itu salah satu ikatan ideologis," tambah dia. Selama ini, ia tak
menampikkan bahwa ikut dalam kontestasi Pilkada Jabar membutuhkan biaya. Namun,
menurut Dedi, biayanya tak terlalu besar bisa sampai ratusan miliar untuk
mengenalkan diri ke masyarakat. "Kata siapa mengenalkan diri ke masyarakat
butuh puluhan atau ratusan miliar. Selama ini mengandalkan komunikasi yang baik
dengan masyarakat secara langsung. Biaya paling dibutuhkan untuk beli bensin
kendaraan dan memberi makan beberapa orang yang ikut dengan saya selama
berkampanye. Menurut saya tak terlalu besar," katanya.
Ia pun selama ini merasa memiliki nilai poin
tambahan karena mempunyai jaringan relawan di seluruh daerah Jawa Barat.
Soalnya, dirinya selalu bersilaturahmi secara langsung sejak tahun 2008 sampai
sekarang, untuk memenuhi undangan masyarakat yang memiliki ikatan ideologis
tersebut. "Kalau saya berkunjung dan memenuhi undangan masyarakat baik di
perkotaan apalagi perkampungan sejak tahun 2008.Ya, itu dengan mereka yang
memiliki ikatan ideologis tadi saya ungkapkan," pungkasnya.
PURWAKARTA, KOMPAS.com -
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku selama ini
memiliki satu lawan terberat dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat
2018.
Dedi mengatakan, lawan terberat adalah dirinya sendiri yang terus
berusaha bisa diterima melayani masyarakat Jabar, melalui berbagai
rencana program yang langsung dirasakan oleh mereka.
" Lawan terberat saya itu bukan pasangan nomor satu, dua dan tiga di
Pilgub Jabar ini. Tapi lawan terberat adalah diri kita sendiri,
bagaimana visi kita diterima masyarakat dan bagaiman kita kerja keras
untuk rakyat," jelas Dedi kepada wartawan di kediamannya, Jumat
(9/3/2018).
Dedi menambahkan, selama ini ia tumbuh di kehidupan keluarga biasa atau
masyarakat di perkampungan dengan ekonomi pas-pasan. Latar belakang itu
membuat dirinya mengetahui kondisi ekonomi dan apa yang selama ini
dibutuhkan masyarakat.
Selanjutnya, sistem tata kelola pemerintahan selama dirinya memimpin
Purwakarta sepuluh tahun, diyakininya mampu mengembangkan daerahnya maju
dan bersaing dengan memadukan kebudayaan Sunda serta era modernisasi di
beberapa sektor.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi Akui Punya Satu Lawan Terberat di Pilkada Jabar", https://regional.kompas.com/read/2018/03/09/10004971/dedi-mulyadi-akui-punya-satu-lawan-terberat-di-pilkada-jabar.
Penulis : Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha
Editor : Farid Assifa
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi Akui Punya Satu Lawan Terberat di Pilkada Jabar", https://regional.kompas.com/read/2018/03/09/10004971/dedi-mulyadi-akui-punya-satu-lawan-terberat-di-pilkada-jabar.
Penulis : Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha
Editor : Farid Assifa
PURWAKARTA, KOMPAS.com -
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku selama ini
memiliki satu lawan terberat dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat
2018.
Dedi mengatakan, lawan terberat adalah dirinya sendiri yang terus
berusaha bisa diterima melayani masyarakat Jabar, melalui berbagai
rencana program yang langsung dirasakan oleh mereka.
" Lawan terberat saya itu bukan pasangan nomor satu, dua dan tiga di
Pilgub Jabar ini. Tapi lawan terberat adalah diri kita sendiri,
bagaimana visi kita diterima masyarakat dan bagaiman kita kerja keras
untuk rakyat," jelas Dedi kepada wartawan di kediamannya, Jumat
(9/3/2018).
Dedi menambahkan, selama ini ia tumbuh di kehidupan keluarga biasa atau
masyarakat di perkampungan dengan ekonomi pas-pasan. Latar belakang itu
membuat dirinya mengetahui kondisi ekonomi dan apa yang selama ini
dibutuhkan masyarakat.
Selanjutnya, sistem tata kelola pemerintahan selama dirinya memimpin
Purwakarta sepuluh tahun, diyakininya mampu mengembangkan daerahnya maju
dan bersaing dengan memadukan kebudayaan Sunda serta era modernisasi di
beberapa sektor.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi Akui Punya Satu Lawan Terberat di Pilkada Jabar", https://regional.kompas.com/read/2018/03/09/10004971/dedi-mulyadi-akui-punya-satu-lawan-terberat-di-pilkada-jabar.
Penulis : Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha
Editor : Farid Assifa
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi Akui Punya Satu Lawan Terberat di Pilkada Jabar", https://regional.kompas.com/read/2018/03/09/10004971/dedi-mulyadi-akui-punya-satu-lawan-terberat-di-pilkada-jabar.
Penulis : Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha
Editor : Farid Assifa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar