expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 16 Maret 2018

PEMIKIRAN REALISTIS PASANGAN NOMOR 4 DEDDY-DEDI TERHADAP PROYEK MEIKARTA


Jika anda seorang pemborong, tentu pada sekitar tahun 88an kalau mencari bata merah akan datang ke daerah Cikarang. gambaran umum tempatnya waktu itu hanya perkampungan perkampungan sederhana, lio lio bata dan hamparan hamparan tegalan yang ditanami rerumputan tinggi tinggi, Bulakan istilahnya bagi orang Betawi.

Kalau kita melihat sejarahnya dulu perburuan tanah tanah didaerah Bekasi dsk terjadi seiring dibukanya gerbang gerbang tol jalur tol Jakarta-Cikampek, seperti gerbang Bekasi, Cikarang, Karawang sampai Cikampek , tanah tanah disekitaran daerah daerah tersebut menjadi buruan para kelompok usaha konglomerat, tentu dengan kondisi seperti keadaan ketika itu tanah tanah tersebut dibeli sangat murah sekali. Kini mereka setelah berpuluh puluh tahun tinggal menuai hasilnya dari harga jual tanah yang meningkat dan secara legalitas mereka adalah pemilik sah.

Bagi Gubernur dan Wakil gubernur Jawa Barat hasil Pilgub Jabar 2018 nanti, tentu tidak dapat bersikap apriori apalagi menghindar, karena suka tidak suka cepat atau lambat akan dihadapkan dengan masalah Meikarta ini. Istilahna bagi orang sunda Katempuhan buntut maung, ibarat nasi sudah menjadi bubur, tinggal membuat bubur itu menjadi spesial saja pakai telor dan ati ampela, kerupknya diganti emping.

Pak H.Demiz menjawab pada Debat Pilgub Jabar 12 Maret 2018 lalu, di era kepemimpinannya bersama Pak H.Aher, baru mengeluarkan izin kepada Meikarta 84 hektar dan menolak sekitar 500 hektar yang akan dijadikan kota metropolitan. Sebab tata ruang yang tidak memungkinkan kecuali dengan Perpres,"
 
Sementara Kang Dedi Mulyadi mengatakan "Selama Meikarta tujuannya untuk masyarakat Jawa Barat yang ingin memiliki hunian yang layak, tidak apa-apa, hanya saja perlu ada aturan supaya tidak ada salah satu daerah yang menjadi kosong,"
"Meikarta ini sebagian besar wilayah Bekasi. Jangan terlalu mempersoalkan perizinannya, tapi dampaknya membangun keadilan sosial. Jika beres, akan menyumbang pajak sebesar Rp 1 triliun. Pajak itu untuk membangun kampung kumuh di Bekasi,"

Inilah gambaran pemikiran pasangan nomer 4 di Pilgub Jabar 2018 selalu realistis tidak munafik, kita meyakini dengan kepintaran dan kecerdikan mereka berdua, menghadapai pengembang Meikarta akan memiliki posisi tawar/Bargaening yang dapat menguntungkan masyarakat Bekasi pada khususnya dan masyarakat Jawa Barat pada umumnya (DKS)
#deddydedi4jabar #deddymizwar #deddydedi #dedimulyad #DM4Jabar #JabarSajajar #jabar4all #pilihankita #bekerjauntukmelayani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar