Dedi Mulyadi merupakan kepala daerah yang paling peduli dengan sektor
pendidikan, sebagai penggagas SITEM PENDIDIKAN BERKARAKTER Kang Dedi
menjadi pengayom, pengawas sekaligus pengajar, dalam waktu senggangnya
Kang Dedi Mulyadi kerap berkeliling mendatangi sekolah sekolah yang ada
di Purwakarta. Kehadirannya yang kerap mendadak lebih memposisikan Kang
Dedi sebagai guru pengganti di sekolah tersebut yang memberikan
wawasan tentang pengetahuan umum maupun motivasi, kehadiranya di
sekolah tersebut sebagai orang tua yang mengontrol kebutuhan anaknya
yang kurang, sebagai orang tua yang mengontrol kesehatan anaknya,bukan
sebagai seorang Bupati yang datang ke sekolah harus disambut seperti
orang sedang hajatan.
Disisi lain kedekatan Kang Dedi dengan para
guru semakin melengkapi kebersamaan antara Pemerintah Daerah dengan para
pengajar untuk dapat melahirkan siswa siswa yang berkwalitas dan
memiliki mental yang kuat untuk bersaing dalam kehidupan ini.
Kang
Dedi Mulyadi bagi para guru hadir sebagai seorang kakak yang biasa
diajak diskusi, sebagai seorang sahabat tempat curhat, sebagai seorang
beking jika para guru tersandung masalah hukum karena profesinya, lewat
gagasan Kang Dedi jika di Purwakarta saat ini ada tim advokasi untuk
membela para guru di Purwakarta jika ada tuntutan dari orang tua siswa
terkait profesinya sebagai tenaga pengajar.
Salah satu kelebihan
Pola Pendidikan Berkarakter, siswa menjadi pribadi yang kuat tidak
cengeng, Di Purwakarta pada hari hari tertentu sebagai bagian dari
Pendidikan Berkarakter, para siswa di wajibkan membantu kedua orang
tuanya dalam pekerjaannya sesuai dengan profesinya masing masing. dengan
demikian diharapkan para siswa terbiasa dengan realita kehidupan dan
tidak bermanja manja, kerena mengetahui bagaimana sulitnya kedua orang
tuanya mencari uang. Kemudian hanya di Purwakarta untuk pelajar Muslim
pada hari Jum'at memakai pakaian seragam ala Santri, memakai sarung
untuk pelajar prianya dan pakaian hijab untuk para pelajar wanitanya. di
samping itu di Purwakarta pelajaran baca tulis Al'Quran (saat ini
ditambah lagi dengan ngaji kitab kuning) masuk dalam kurikulum
pendidikan yang artinya para pengajarnya di gaji Pemkab Purwakarta.
Kebijakan ini diambil sebagai upaya agar anak didik di Purwakarta sudah
dibekali pendidikan rohani di sekolahnya di samping pelajaran pokoknya
yang sesuai kurikulum mata pelajaran agama. (DKS)
#dedimulyadi7abar1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar