Loyalitas dari seorang sahabat untuk membuat,menampung opini, menyebarkan berita, video, slogan maupun propaganda semata mata untuk : MENGANTARKAN H.DEDI MULYADI,SH.(DANGIANG KI SUNDA) BERKANTOR DI GEDUNG SATE
Jumat, 30 Juni 2017
Rabu, 28 Juni 2017
Buku Kang Dedi Mulyadi :CING CARINGCING PAGEUH KANCING SET SARINGSEUT PAGEUH IKET Bab : Telaah Penerapan Bahasa CCPKSSPI 32. Peribahasa CCPKSSPI dan Kolonial Jepang
32. Peribahasa CCPKSSPI dan Kolonial Jepang
ilustrasi sejarah
Seperti telah dikemukakan, data yang menunjukkan situasi dan kondisi
Purwakarta pada masa pendudukan Jepang, belum banyak ditemukan. Namun,
kondisi sosial ekonomi di Purwakarta waktu itu secara garis besar
tercakup dalam gambaran umum tentang kondisi Jawa Barat pada waktu yang
sama.
Setelah tentara Jepang menduduki Indonesia, ternyata
propaganda mereka, antara lain bahwa Jepang akan memberi “kemakmuran
bersama di Asia Timur Raya”, hanyalah propaganda kosong. Sejak awal
pendudukannya, pemerintah militer Jepang sudah mengekang bangsa
Indonesia dalam kehidupan sosial, apalagi dalam kegiatan politik. Hal
itu menunjukkan bahwa Jepang menduduki Indonesia bukan semata mata untuk
membantu bangsa Indonesia lepas dan penjajahan Belanda, melainkan untuk
mendapatkan berbagai potensi, yaitu tenaga manusia dan berbagai jenis
material yang diperlukan dalam upaya memenangi Perang Asia Timur Raya.
Oleh karena itu, bersamaan dengan tindakan menjaring tenaga manusia,
pemeriritah militer Jepang di Jawa Barat melakukan tindakan tindakan
untuk mengeruk hasil-hasil pertanian dan harta benda rakyat. Sandang
sulit diperoleh dan rakyat kekurangan pangan. Pemerasan tenaga rakyat
dijalankankan sangat intensif.
Sejalan dengan penyusunan aparat
pemerintah dan pemulihan keamanan, pemerintah militer Jepang mengambil
alih semua kegiatan dan pengawasan ekonomi. Untuk kepentingan tersebut
dilakukan rehabilitasi prasarana perekoriomian, antara lain jalan,
jembatan, dan sarana komunikasi. Dikeluarkan berbagai peraturan untuk
mengontrol kegiatan ekonomi. Untuk mencegab timbulnya manipulasi secara
setempat, dikeluarkan peraturan pengendalian harga disertai hukuman
berat bagi pelanggarnya Harta peninggalan kolonial Belanda, terutama
perkebunan, pabrik, bank dan perusahaan vital, disita menjadi milik
pemerintah militer Jepang. Khusus untuk urusan perkebunan, dikeluarkan
Undang-Undang No. 22 tahun 1942. Undang-undang itu menegaskan bahwa
perkebunan kopi, karet, teh, dan kina, berada di hawah pengawasan
gunseikan. Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh sebuah badan pengawas
bernama Saibai Kiggo Kanrikoda,, (SKK). Sampai dengan tahun 1944, SKK
juga berperan sehagai pemegang monopoli penjualan hasil perkebunan.
Besar kemungkinan perkebunan-perkehunan di daerah Pamanukan, Ciasem, dan
Purwakarta pun disita menjadi milik pemerintah militer Jepang karena
Purwakarta sebagai ibu kota Kahupaten Karawang diduduki oleh tentara
Jepang.
Dalam hidang pertanian, petani diwajibkan untuk
meningkatkan produksi tanaman, terutama padi. Hal itu tentu terjadi pula
di Karawang sebagai daerah produsen utama padi di Jawa Barat. Pada
musim panen, tiga perempat padi hasil panen harus dijual kepada
pemerintah dengan harga sangat rendah, bahkan ada kalanya hampir semua
padi hasil jerih payah petani diambil langsung dan sawab oleh pihak
Jepang. Pengumpulan dan penjualan padi diawasi secara ketat dengan
melibatkan Pangrehpraja, Tonarigumi, dan Se’ineiidan daerah setempat.
Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa petani hanya memiliki
kewajiban menggarap sawah, tetapi tidak memiliki hak untuk menikmati
hasilnya. Memang, rakyat pernah mendapat beras pembagian dan pemerintah
sebanyak 2 kilogram dua kali dalam seminggu. Akan tetapi, jatah itu
jelas jauh dan mencukupi kebutuhan pangan. Oleh karena itu, banyak
rakyat yang makanan utamanya hasil palawija, antara lain singkong,
bahkan badogol cau (bagian dan batang pisang) terpaksa diolah menjadi
makanan. Akibat kekurangan bahan pangan, banyak rakyat yang kekurangan
gizi. Kelaparari terjadi di berbagai daerah. Kondisi itu diperparah lagi
oleh timbulnya wabah penyakit, antara lain penyakit pes. Akibat dari
semua itu, banyak rakyat yang meninggal.
Sementara itu, kain dan
pakaian seolah-olah lenyap dan pasaran. Kalaupun ada, bahan sandang itu
dijual secara semhunyi semhunyi dengan harga sangat mahal. Oleh karena
itu, sejumlah
rakyat terpaksa menggunakan karung sebagai pakaian,
bahkan ada pula yang menggunan lembaran karet sebagai pengganti kain.
Untuk membantu penduduk yang tidak memiliki pakaian yang lumrah,
Fujitzkai (Barisan Wanita) mengadakan “Gerakan Pekan Pengumpulan Pakaian
Bekas”.
Untuk mengurangi penderitaan rakyat dalam segi ekonomi,
beberapa organisasi pergerakan yang berperan sebagal lembaga sosial,
antara lain Paguyuban Pasundan, mendirikan badan usaha atau koperasi
sebagai penyalur barang-barang kebutuhan rakyat. Pada pertengahan tahun
1942 hingga tahun 1943 gerakan koperasi terjadi di beberapa daerah di
Jawa Barat, sehingga terbentuk
Gabungan Pusat Koperasi Indonesia
(Gapki). Gerakan koperasi itu mendapat perhatian besar dan Moh. Hatta.
Dalam perayaan Gapki di Kota Bandung, ia menyerukan agar koperasi
hendaknya berusaha meringankan beban rakyat. Seruan itu mendapat
sambutan baik dan masyarakat Jawa Barat sehingga badan usaha koperasi
berdiri hampir di setiap kota di Jawa Barat, termasuk di Purwakarta dan
Karawang.
Perkembangan koperasi di kalangan rakyat meresahkan
pemerintah militer Jepang. OIeh karena itu, pemerintah militer Jepang
membuat tandingan. Sejalan dengan politik swasembada pangan, pada awal
tahun 1943 pemerintah militer Jepang membentuk badan usaha yaitu Komisi
Perusahaan Tekstil dan Koperasi Hasil Bumi di Kota Bandung sebagai pusat
Jawa Barat. Dalam waktu singkat, cabang Koperasi Hasil Bumi dibentuk di
setiap ibu kota kabupaten. Cabang koperasi itu bertugas mengurus
penjualan dan pengiriman hasil-hasil bumi.
Untuk mendorong para
petani di tiap daerah memperbanyak hasil humi, pemerintah militer Jepang
mengadakan kompetisi jumlah hasil bumi antar daerah. Di Iingkungan
Keresidenan Jakarta, daerah yang mendapat pujian adalah Kabupaten
Karawang, Kewedanaan Purwakarta, Kecamatan Wanayasa, dan Desa Bojong
yang dipimpin oleh Nata Wikarya sebagai kepala desa. Upaya itu disusul
oleh pembentukan Jakarta Syu Seiinagyoo Kutniai (Gabungan Perusahaan
perusahaan
Penggilingan Padi di Keresidenan Jakarta), termasuk perusahaan penggilingan padi di Karawang dan Cikampek.
Upaya-upaya tersebut bukan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat,
melainkan lebih dimaksudkan untuk kepentingan pemerintah militer Jepang.
Memasuki tahun 1944, kekuatan militer Jepang di medan perang
semakin lemah, terdesak oleh pasukan Sekutu. Sementara itu, pemerintah
militer Jepang di Jawa Barat khususnya dan di Indonesia umumnya,
mengalami kesulitan bahan logistik, antara lain minyak tanah. Untuk
mengatasi kesulitan itu, mulai bulan Maret 1944, rakyat di beberapa
daerah Jawa Barat —mungkin termasuk rakyat di Purwakarta— termasuk para
pelajar, dikerahkan untuk menanam pohon jarak dan kaliki. Buah tanaman
itu diperlukan untuk membuat minyak lampu, pengganti minyak tanah dan
minyak sereh.
Selain menyengsarakan rakyat, pemerintah
militerJepang juga tidak menghormati kegiatan agama. Misalnya, ketika
rakyat melaksanakan penanaman jarak dan kaliki, tentara Jepang yang
mengawasi kegiatan itu tidak mengizinkan rakyat untuk melaksanakan
ibadat, baik kepada orang Islam maupun kepada orang Kristen. Perayaan
Idul Fitri, Idul Adha, dan Natal pun dilarang karena perayaan itu
dianggap mengurangi waktu kerja. Tindakan Jepang itu jelas makin
menyakiti hati rakyat. Dengan demikian, di bawah kekuasaan Jepang,,
rakyat menderita lahir-batin. Akan tetapi, dalam waktu-waktu tertentu,
pendentaan rakyat sedikit terobati oleh penyelenggaraan hiburan. Hal itu
dimungkinkan oleh kesadaran tokoh-tokoh bidang kesenian untuk membentuk
lembaga-lembaga kesenian. Di Bandung misalnya, berdiri lembaga kesenian
dengan nama Puseur Kabinangkitan Priangan. Dalam waktu-waktu tertentu
dipertunjukkan kesenian kesenangan rakyat, antara lain wayang golek dan
sandiwara.
Untuk menarik simpati masyarakat, pemerintah militer
Jepang di Jawa Barat melalui pemerintah Keresidenan Priangan, membentuk
lembaga bernama Priangansyucho Kurabu. Pemimpin umum lembaga itu adalah
orang Jepang bernama Y. Aneha.
Lembaga tersebut bukan hanya
melakukan kegiatan kesenian, melainkan juga kegiatan pengetahuan dan
olah raga. Perlu dikemukakan dalam bidang olah raga, Purwakarta memiliki
cabang olah raga yang cukup menonjol, yaitu sepak bola. Waktu itu, di
Purwakarta terdapat persatuan sepak bola bernama Persipo dengan para
pemain berkualitas Ketika bertanding melawan kesebejasan JOP Bandung,
Persipo memang telak dengan skor 5-1. Oleb karena itu, Persipo merupan
kebanggaan masyarakat Purwakarta
Catatan :
Anggapan kolonial
yang dicantumkan pada tulisan di atas tidak hanya disebut satu negara
dengan tujuan sebagai ilustrasi terhadap hangsa asing yang berusa
merongrong dan mengeruk kekayaan bangsa dan negara.
Kolonia
memiliki tujuan untuk mengambil, memanfaatkan kekayaan bukan untuk
pribumi, melainkan untuk kesejahteraan negaranya Oleh karena itu,
peribahasa CCPKSSpI menunjukkan bahwa ketika individu memiliki kesiapan
mental, ía akan hati-hati dalam melakukan hubungan sosial dan hubungan
antarnegara la harus hati-hati karena kepastian niat seseorang hanya ada
pada orang yang bersangkutan Kewaspadaan akan menghasilkan persiapan
mental untuk memelihara mencintai dan rnelestarikan baik budaya, alam,
dan bangsanya itu sendiri.
#kdmj1Selasa, 27 Juni 2017
Barack Obama : INDONESIA NEGARA KAYA, SUBUR, BERBUDAYA TINGGI
Minggu, 25 Juni 2017
BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI OPEN HOUSE DIRUMAH KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN PASAWAHAN
ini adalah perayaan Idul Fitri yang terakhir dalam memimpin Purwakarta.
Semoga sisa waktu 8 bulan mampu mewujudkan mimpi yang belum terbeli
oleh warga. Maafkan atas segala kekhilafan dan ketidaksempurnaan.
-Dedi Mulyadi
-Dedi Mulyadi
Udara panas tanpa hembusan angin
Bunga layu tanpa siraman air
Sang surya redup tertutup awab berarak
Akan sunyi tanpa hadirmu
Andai kita dapat memutar waktu
Andai kita dapat tentukan takdir
Tak ingin kita kehilangan
kebersamaan bersamamu
Mak Iin (70) warga Kampung Krajan RT 04/03, Desa Sawah Kulon, Kecamatan
Pasawahan, Kabupaten Purwakarta merasa kaget saat tiga hari yang lalu,
tepatnya Hari Kamis (22/6) rumahnya didatangi oleh pekerja bangunan.
Para pekerja tersebut, secara simultan memperbaiki rumah nenek tua
tersebut dengan melakukan perapihan di berbagai titik, pengecatan sampai
membabat rumput yang ada di sekeliling rumah tuanya.
Para pekerja
tersebut ternyata secara khusus diminta oleh Bupati Purwakarta Dedi
Mulyadi untuk memperbaiki rumah nenek yang memiliki lima anak itu. Hal
ini dilakukan dalam rangka open house Hari Raya Idul Fitri yang oleh
pejabat publik lain biasanya dilakukan di Pendopo atau Rumah Dinas.
"Tiga hari lalu ada serombongan orang ke sini, bersih-bersih, periksa
atap rumah, dan juga rumah emak ini diperbaiki, sampai rumput kecil juga
dibabat. Awalnya, emak gak tahu mau ada apa, ternyata mau dipakai
silaturahmi sama Pak Bupati," ujar Mak Iin hari ini, Minggu (25/6) di
kediamannya.
Selama menjalankan amanahnya sebagai Bupati, Dedi
memang memiliki cara unik untuk membahagiakan warganya melalui berbagai
kebijakan. Di antaranya, ia sering berkunjung langsung ke rumah-rumah
warga untuk melihat keadaan mereka tanpa memberi tahu aparat desa
setempat.
Termasuk dalam kegiatan open house Idul Fitri ini, usai
Shalat Ied di area halaman Mesjid Agung Baing Yusuf Purwakarta, Dedi
segera meluncur menuju kediaman Mak Iin untuk berbagi kebahagiaan Idul
Fitri bersama warga kampung yang lain.
"Open house itu kan tradisi
panggede (petinggi negeri), mereka membuka rumah dinasnya setahun sekali
untuk warga. Rumah dinas saya malah buka setiap hari buat warga, jadi
tidak aneh. Makanya, saya lebih memilih datang saja ke rumah warga,"
jelas Dedi di tempat yang sama.
Terkait perbaikan rumah yang ia
lakukan untuk Mak Iin, Dedi berujar bahwa hal tersebut selain merupakan
bagian memuliakan tuan rumah dan tamu yang akan hadir, juga sudah
menjadi kebiasaan dirinya sejak pertama kali menjabat sebagai Bupati
Purwakarta pada Tahun 2008.
"Ini mah biasa, kita perbaiki, kita cat ulang, kita berikan modal usaha, sudah lama kita lakukan," katanya menambahkan.
Dedi pun tampak sabar melayani satu per satu warga yang ingin
bersalaman dengannya dan mengucapkan selamat Idul Fitri. Bahkan, dirinya
terlihat melayani ratusan anak-anak kampung setempat yang meminta THR
kepadanya. Lembaran uang pecahan Rp20 ribu dia bagikan masing-masing
anak sebanyak satu lembar.
Usai bersalaman, seluruh warga yang hadir
dipersilakan untuk menikmati jajanan khas pedesaan di Purwakarta
seperti sate maranggi, mie kocok, baso dan es cincau.
Harapan kepada
Dedi agar selalu istiqomah menjadi pelayan masyarakat terlontar dari
mulut renta Mak Iin. Ia berujar, pemimpin dengan tipikal pelayan seperti
Bupati Purwakarta tersebut sangat jarang dan baru kali ini ia temui.
"Untuk Pak Dedi, teruslah menjadi pemimpin yang sederhana dan mau melayani," pungkas Mak Iin.
#kdmj1KITA YAKIN BAGI KANG DEDI MULYADI JABATAN GUBERNUR HANYA SEBAGAI SASARAN ANTARA UNTUK BISA LEBIH BANYAK LAGI BERBUAT KEBAIKAN
Seandainya Kang Dedi Mulyadi memenuhi keinginan banyak pihak untuk
menjadi salah satu kontestan dalam Pilgub Jabar 2018. dari apa yang
telah Kang Dedi lakukan dalam dedikasinya selama hampir 10 tahun
membangun Purwakarta disisi lain jabatan Kang Dedi Mulyadi sebagai
Bupati ditambah dengan kekedudukannya sebagai Ketua Partai Golkar
provinsi Jawa Barat priode 2016-2021,
telah banyak orang menerima semua kebaikan Kang Dedi Mulyadi, Jiwa
dermawan Kang Dedi dengan filosofi Tukang tutulung kanu keur butuh,
tukang tatalang kanu keur susah, tukang ngateur kanu keur sieun, tukang
nyaangan kanu keur poekkeun, Kita meyakini dari semua sifat dan karakter
Kang Dedi, bahwa jika Kang Dedi Mulyadi di taqdirkan Allah SWT. menjadi
gubernur Jawa Barat priode 2018-2023, Jabatan gubernur yang akan
disandang Kang Dedi Mulyadi bukanlah merupakan sasaran akhir, tapi
sasaran antara saja agar Kang Dedi Mulyadi dapat berbuat kebaikannya
lebih banyak lagi, Insya Allah semua kebaikan Kang Dedi akan semakin
dirasakan oleh banyak orang yang sedang terhimpit kesulitan maupun yang
sedang merintih dalam kesakitan, disamping tentu semua kebijakan
kebijakan yang dibuat Kang Dedi akan berpihak kepada kaum jelata, Kang
Dedi akan berusaha semaksimal mungkin mengatasi pengangguran,,
kemiskinan dan masalah masalah sosial kemasyarakatan yang lainnya dengan
baik.
Biasanya para kandidat kepala daerah itu, kita melihatnya
rata rata menjadikan jabatannya sebagai sasaran akhirnya, sehingga
kandidat yang seperti ini biasanya memberikan janji yang muluk muluk
sekedar menarik simpati konstituen, namun bila sudah menjabat seperti
orang yang lupa ingatan kepada semua janji janjinya semasa kampanye,
seperti untuk Jawa Barat ini ada satu janji yang mungkin sampai akhir
jabatannya tidak akan terpenuhi, kita ingat betul akan janji jika
terpilih menjadi Gubernur maka spp akan gratis sampai tingkat SMTA di
Jawa Barat, meski kita faham untuk mereleasikan janji tersebut sangatlah
berat mengingat APBD Provinsi Jawa Barat akan tersedot banyak ke sektor
pendidikan, ya janji tetaplah janji. (DKS)
#kdmj1
SAMBIL TERISAK BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI MEMINTA MAAF KEPADA MASYARAKAT
Jabatan maupun raga kita niscaya satu ketika akan tiada tapi, semua kebaikan kita akan selalu dikenang"
PURWAKARTA, (PR).-Suasana haru menyelimuti ribuan masyarakat Purwakarta, Minggu 25 Juni 2017 saat melaksanakan ibadah salat Idulfitri di halaman Mesjid Agung Baing Yusuf Purwakarta.
Jemaah salat id yang datang sejak pukul 05.30 WIB memadati halaman Mesjid Agung, Taman Pesanggrahan Padjadjaran, Taman Maya Datar hingga area depan rumah dinas Bupati Purwakarta.
Sebelum rangkaian salat id dan khotbah dimulai, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berkesempatan menyampaikan sambutan atas nama pemerintahan setempat.
Sambutan ini merupakan sambutan terakhirnya dalam salat id sebagai bupati setelah hampir 10 tahun memimpin Purwakarta. Pria yang kini gemar mengenakan peci hitam itu meminta maaf kepada seluruh masyarakat, karena belum sempurna dalam melaksanakan pembangunan di Purwakarta.
"Saya hampir 10 tahun menjabat sebagai bupati, tentu masih ada hal yang belum sempurna dan belum saya selesaikan. Untuk itu saya mohon maaf kepada masyarakat apabila kepemimpinan saya belum sesuai harapan," kata Dedi sambil terisak.
Meski begitu, dia mengaku telah melakukan ikhtiar maksimal untuk melaksanakan pembangunan walaupun dengan anggaran dan kebijakan yang terbatas oleh kewenangan. Oleh karena ikhtiar tersebut, banyak program yang dicitakan berhasil dengan baik.
"Kita berhasil melaksanakan mission impossible, membuka akses jalan lingkar barat di Sukasari untuk warga yang selama ini terisolir aksesnya. Kita juga berhasil membebaskan masyarakat Purwakarta dari mengkonsumsi beras raskin melalui program beras perelek dan ATM beras," ujarnya.
Sambil berurai air mata, Dedi memberikan amanat kepada siapa pun yang kelak menggantikannya sebagai Bupati Purwakarta pada Tahun 2018 mendatang. Amanat tersebut meliputi pola pembangunan yang tidak boleh merusak alam dan lingkungan sekitar. Ia menekankan pembangunan berbasis pedesaan dan kultur yang selama ini dia lakukan agar dilanjutkan oleh bupati selanjutnya.
"Pembangunan ini harus terus dilanjutkan dengan tanpa merusak alam dan lingkungan. Jangan ada rakyat miskin yang tidak bisa pulang dari rumah sakit karena belum membayar tagihan. Jangan ada rakyat miskin dan anak yatim yang terlantar tanpa perhatian pemerintah," tandasnya.
Usai melaksakan salat id, jemaah berebut untuk bersalaman dengan Dedi Mulyadi. Ia tampak melayani permintaan salaman dan berfoto bersama sebelum akhirnya kembali ke rumah dinasnya.***
PURWAKARTA, (PR).-Suasana haru menyelimuti ribuan masyarakat Purwakarta, Minggu 25 Juni 2017 saat melaksanakan ibadah salat Idulfitri di halaman Mesjid Agung Baing Yusuf Purwakarta.
Jemaah salat id yang datang sejak pukul 05.30 WIB memadati halaman Mesjid Agung, Taman Pesanggrahan Padjadjaran, Taman Maya Datar hingga area depan rumah dinas Bupati Purwakarta.
Sebelum rangkaian salat id dan khotbah dimulai, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berkesempatan menyampaikan sambutan atas nama pemerintahan setempat.
Sambutan ini merupakan sambutan terakhirnya dalam salat id sebagai bupati setelah hampir 10 tahun memimpin Purwakarta. Pria yang kini gemar mengenakan peci hitam itu meminta maaf kepada seluruh masyarakat, karena belum sempurna dalam melaksanakan pembangunan di Purwakarta.
"Saya hampir 10 tahun menjabat sebagai bupati, tentu masih ada hal yang belum sempurna dan belum saya selesaikan. Untuk itu saya mohon maaf kepada masyarakat apabila kepemimpinan saya belum sesuai harapan," kata Dedi sambil terisak.
Meski begitu, dia mengaku telah melakukan ikhtiar maksimal untuk melaksanakan pembangunan walaupun dengan anggaran dan kebijakan yang terbatas oleh kewenangan. Oleh karena ikhtiar tersebut, banyak program yang dicitakan berhasil dengan baik.
"Kita berhasil melaksanakan mission impossible, membuka akses jalan lingkar barat di Sukasari untuk warga yang selama ini terisolir aksesnya. Kita juga berhasil membebaskan masyarakat Purwakarta dari mengkonsumsi beras raskin melalui program beras perelek dan ATM beras," ujarnya.
Sambil berurai air mata, Dedi memberikan amanat kepada siapa pun yang kelak menggantikannya sebagai Bupati Purwakarta pada Tahun 2018 mendatang. Amanat tersebut meliputi pola pembangunan yang tidak boleh merusak alam dan lingkungan sekitar. Ia menekankan pembangunan berbasis pedesaan dan kultur yang selama ini dia lakukan agar dilanjutkan oleh bupati selanjutnya.
"Pembangunan ini harus terus dilanjutkan dengan tanpa merusak alam dan lingkungan. Jangan ada rakyat miskin yang tidak bisa pulang dari rumah sakit karena belum membayar tagihan. Jangan ada rakyat miskin dan anak yatim yang terlantar tanpa perhatian pemerintah," tandasnya.
Usai melaksakan salat id, jemaah berebut untuk bersalaman dengan Dedi Mulyadi. Ia tampak melayani permintaan salaman dan berfoto bersama sebelum akhirnya kembali ke rumah dinasnya.***
Sabtu, 24 Juni 2017
SELAMAT IDUL FITRI 1438 H.
Bila ada kata kata merangkai sinisme.
Bila ada tulisan membekas kemarahan
Bila ada opini penuh prasangka…
Dan bila Ada argumen yang kurang pantas
Mohon dibukakan pintu maaf…
Bila ada tulisan membekas kemarahan
Bila ada opini penuh prasangka…
Dan bila Ada argumen yang kurang pantas
Mohon dibukakan pintu maaf…
SELAMAT BERBUKA PUASA HARI TERAKHIR Ramadhan 1438 H.
Walau di gemgam begitu kuat jika itu bukan milik kita
akan terlepas juga, Walau kita abaikan, kita pinggirkan
jika itu untuk kita akan jatuh juga pada dekapan kita
Semoga Ibadah puasa kita tahun ini sebagai jalan kita
mendapatkan ridhonya untuk meraih semua harapan
dan cita cita kita semua dan semoga kita semua
senantiasa diberi kesehatan, keselamatan
dan umur yang panjang,Amin YRA....
akan terlepas juga, Walau kita abaikan, kita pinggirkan
jika itu untuk kita akan jatuh juga pada dekapan kita
Semoga Ibadah puasa kita tahun ini sebagai jalan kita
mendapatkan ridhonya untuk meraih semua harapan
dan cita cita kita semua dan semoga kita semua
senantiasa diberi kesehatan, keselamatan
dan umur yang panjang,Amin YRA....
Jumat, 23 Juni 2017
Dedi Mulyadi Kepala Daerah kurus tanpa perut buncit
Maaf, tanpa mengurangi rasa hormat kepada yang lainnya, ini hanya penilian subyektif dari saya.
seingat dan sebatas pengetahuan saya hanya ada Dua orang pejabat publik
yang kurus tanpa perut buncit.di saat mereka ada di puncak karier
dengan segala fasilitas yang memadai dan penghasilan yang tinggi setiap
bulanya. ini menandakan betapa Jabatannya menjadi beban untuk
mencurahkan semua waktu dan pikirannya untuk kerja mengabdi kepada
rakyatnya.
Kedua pejabat itu.Pak Jokowi dan Kang Dedi Mulyadi.
Lihat dari foto ini, wajah capek Kang Dedi terlihat sekali.#kdmj1
MUDIK SUDAH MENJADI KEBUDAYAAN BANGSA INDONESIA
Kata "Mudik" khususnya bagi umat Muslim, yang merupakan mayoritas
penduduk di Indonesia, kata yang sangat akrab selepas menjalankan Ibadah
puasa di Bulan Ramadhan, rasanya bagi kita kalau tidak Mudik tidak
lengkap Lebarannya. Padahal Mudik itu tidak hanya milik umat Muslim
umat Agama lainpun biasanya memiliki tradisi seperti ini saat menjelang
hari rayanya.
Adapun defenisi mudik itu sendiri seperti yang di
tulis oleh Dr.Maman S. Mahayana dengan gamblang menjelaskan bahwa kata
mudik itu lebih dekat pada pengertian pergi ke udik, juga dapat
ditelusuri dari kata bentukan dari kata dasar udik: memudik yang
bermakna berlayar mudik (ke hulu), dan memudikkan yang bermakna
menjalankan perahu kearah hulu. Mengingat udik berada di daerah atau
wilayah hulu yang jauh di pegunungan atau pedalaman, maka kata udik
mengacu pada suatu daerah atau wilayah yang berada di kawasan pedalaman,
pedusunan, pedesaan atau perkampungan.
Kalau kita membaca definisi
Mudik itu sepertinya kurang pas, karena Mudik di Indonesia itu bukan
milik orang Udik yang pulang ke Udik, Pengertian kata Mudik di Indonesia
lebih dapat diartikan secara fakta bahwa Mudik bagi orang Indonesia
tidak hanya milik para orang Udik, di Indonesia dari mulai Presiden,
Mentri, Gubernur, Bupati atau Wali Kota sampai tukang kuli bangunan
kalau Lebaran ya Mudik.
Mudik Lebaran adalah momentumnya untuk
melepas kerinduan kepada orang tua, sanak saudara di kampung halaman,
sebagai momentum reuni dengan kawan kawan lama di kampung, bahkan boleh
jadi dengan sang mantan yang ada di kampung, momentum mudik adalah
saatnya kita dapat berbagi dengan keluarga, sahabat dan sesama, sudah
menjadi kebiasaan ketika satu keluarga berkumpul saling berbagi THR
istilahnya, jadi orang yang meminta THR itu bukan orang yang yang
merendahkan dirinya, itu satu pendaoat yang keliru, karena momentum THR
di bagi umat Muslim di Indonesia mempunyai konotasi saling berbagi
secara hirarki sesuai dengan level dan kemampuannya masing masing. Ambil
contoh seorang politisi yang telah sukses entah itu menjadi Anggota
Dewan, Kepala Daerah atau apa saja, jika tidak ingin di sebut "Kacang
lupa kulit" sudah sepantasnya di momen menjelang lebaran ini sedikit
berbagi kepada orang orang yang telah berjuang mengantarkannya duduk di
kursi empuk, berbagi di saat menjelang Lebaran ini kita lebih akrab
menyebutnya dengan THR. Apalagi kata THR untuk para buruh dimana
perusahaan seperti di atur dalam undang undang wajib memberikan THR dari
mulai direkturnya sampai satpam menerima THR ini, Apa karena menerima
THR Derektur, Manager atau para eksekutipnya di perusahaan tersebut,
karena menerima THR termasuk orang orang yang merendahkan dirinya?
tentunya tidak.
Momentum Mudik juga bisa dijadikan ajang pamer
kesuksesan, dari mulai mobil sampai penampilan ketika mudik bisa
dijadikan simbol kesuksesan seorang Pemudik.
Mudik juga bagi bangsa
Indonesia seperti sebuah Petualangan, kerena Mudik ini tidak mudah perlu
perjuangan, karena Mudik ini tidak hanya memerlukan biaya tidak
sedikit, tapi taruhannya sampai nyawa, membludaknya jutaan pemudik di
jalan raya, semua ini menyebabkan para pemudik rentan terhadap
kecelakaan lalul lintas. disamping segara rasa ketika para pemudik harus
terjebak kemacetan ber jam jam.
Itulah semua fenomana Mudik di Indonesia yang saat ini sepertinya sudah menjadi Budaya bagi bangsa Indonesia. (DKS)
#kdmj1Selamat Berpuasa Hari terakhir, Hari Ke 29 Ramadhan1438H
Selamat Berpuasa Hari terakhir, Hari Ke 29 Ramadhan1438H
Semoga diri kita semua kembali fitri, Semoga puasa kita tahun ini sebagai awal dari tercapainya semua harapan, sebagai awal kebangkitan kita semua, sebagai hijrah jiwa kita dari perilaku yang kurang baik dan semoga ditahun depan kita semua masih dapat merasakannya kembali.
#kdmj1
Semoga diri kita semua kembali fitri, Semoga puasa kita tahun ini sebagai awal dari tercapainya semua harapan, sebagai awal kebangkitan kita semua, sebagai hijrah jiwa kita dari perilaku yang kurang baik dan semoga ditahun depan kita semua masih dapat merasakannya kembali.
#kdmj1
Kamis, 22 Juni 2017
KANG DEDI MULYADI, CHARLY VH. BERSAMA OHANG NGAMEN DAN BAGI TAKZIL DI TERMINAL CICAHEUM BANDUNG, MENGHIBUR PARA PEMUDIK
Spontanitas hanya sekedar ingin berbagi kebaikan di akhir Ramadhan ini.
mudik. Namun saya beri juga kejutan dengan mengajak Charly dan Ohang untuk menyanyi," kata Dedi Mulyadi, di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, pada Kamis 22 Juni 2017.
Riuh tawa dan tepukan tangan mengubah panasnya cuaca dan hempasan debu.
Terminal yang biasanya terkesan keras dan menjenuhkan, sore itu berubah
menjadi ceria. Bahkan tak jarang orang-orang senyum-senyum sendiri.
Ribuan orang yang ingin segera kembali ke kampung halamannya hari itu dapatkan
kejutan. Karena sebelum mereka kembali ke kampungnya, mereka
dipertemukan dengan Charly Van Houten dan Ohang. Tapi tentunya juga ada
Bupati Purwakarta di sana, Dedi Mulyadi.
"Saya hanya ingin beri
makan untuk berbuka puasa saja, khususnya bagi warga yang ingin
melaksanakan
mudik. Namun saya beri juga kejutan dengan mengajak Charly dan Ohang untuk menyanyi," kata Dedi Mulyadi, di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, pada Kamis 22 Juni 2017.
Menurut Dedi acara ini adalah
sebagai bentuk kepeduliannya pada para pemudik. Khususnya pemudik dari
Jawa Barat yang menggunakan Terminal Cicaheum untuk menuju kampung
halamannya.
Dedi bersama Charly dan Ohang, tak hanya mengamen diluar
terminal. Mereka pun masuk ke bus-bus yang akan berangkat ke tujuannya
masing-masing.
Saat masuk ke bus-bus, mereka bertiga selain
bernyanyi, juga bantu bagi-bagikan makanan. Namun yang unik adalah, para
pembagi makanannya tersebut merupakan Satpol PP wanita dari Pemkab
Purwakarta.
Penjual koran difabel
Selain itu Dedi pun
memberikan bantuan kepada seorang penjual koran difabel di Cicaheum.
Penjual koran itu bernama Ujang. Ujang merupakan anak seorang sopir
angkutan kota di Cicaheum, namun karena keadaan fisiknya yang kurang,
dia hanya bisa membantu keluarganya dengan menjual koran.
"Ujang
saya suruh untuk buka kios, karena selama ini dia berjalan-jalan untuk
menjual korannya. Bantuannya besarnya tak seberapa namun mudah-mudahan
cukup untuk meningkatkan taraf hidup Ujang ke depan," ujar Dedi Mulyadi.
Menerima bantuan yang tidak sedikit, Ujang pun tak bisa berkata-kata
banyak. Meski setelah diberi bantuan, Ujang dihibur juga dengan lagu
dari Charly Van Houten, tapi Ujang masih terlihat shock tak percaya.
"Uangnya nanti akan saya pakai untuk berdagang yang seperti asongan
gitu. Tapi yah tentunya ada kiosnya juga, terima kasih banyak untuk yang
memberi," ujarnya.
Setelah pemberian bantuan tersebut, Dedi pun
menyapa warga sekitar Cicaheum. Namun Ohang dan Charly kembali
melanjutkan menyanyi di panggung kecil di pojok Terminal Cicaheum.***
#kdmj1
TERSESAT Cipt. DEDI MULYADI Live in Bandung CHARLY-ECHA
Membanggakan bisa melihat dan mendengar secara langsung lagu Tersesat
yang dinyanyikan sangat merdu ole Kang Charly VH. dan Neng Echa, di
saksikan oleng sang komposernya Kang Dedi Mulyadi.
#kdmj1
Selamat Berpuasa Hari Ke 28 Ramadhan 1438 H
Hidup itu sebuah realita perjuangan
Yang tidak semudah kata kata motivasi
Dan tidak seindah kata kata mutiara
Jadi semuanya tergantung dari
Motivasi dan Usaha diri kita sendiri
Yang tidak semudah kata kata motivasi
Dan tidak seindah kata kata mutiara
Jadi semuanya tergantung dari
Motivasi dan Usaha diri kita sendiri
Rabu, 21 Juni 2017
Buku Kang Dedi Mulyadi : CING CARINGCING PAGEUH KANCING SET SARINGSEUT PAGEUH IKET
Bab :Telaah Penerapan Bahasa Cing caringcing pageuh jancing set saringset pageuh iket
31. Peribahasa CCPKSSPI dan Politik
Ilustrasi sejarah
Setelah tentara Jepang menguasai Pulau Jawa, dalam rangka menanamkan
kekuasaannya, Panglima Tentara Ke-1 mengeluarkan Undang-Undang No. 1
Tahun 1942. Undang undang itu merupakan induk peraturan tentang tata
negara vaitu mengatur berbagai hal, antara lain:
Pasal 1: Bala
tentara Nippon melangsungkan pemerintahan ini sementara di daerah yang
telah diduduki agar mendatangkan.k eamanan yang sentosa dengan segera.
Pasal 2: Pembesar bala tentara Nippon memegang kekuasaan yang dahulu berada di tangan gubemur jenderal.
Pasal 3: Semua badan pemerintah, kekuasaan hukum, dan undang undang dan
pemenintah yang dahulu tetap diakui untuk sementara waktu, asal tidak
bertentangan dengan pemerintah militer.
Pasal 4: Bahwa bala tentara Nippon akan menghormati kedudukan dan kekuasaan pegawai-pegawai yang setia kepada Jepang.
Berdasarkan undang-undang itu, di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan
militer Jepang. Pemerintahan tingkat pusat disebut Gunseikanbu dan
pemerintahan di daerah dinamakan Gunseibu (setara dengan provinsi pada
masa Hindia Belanda). Di Jawa Barat, pemerintahan gunseibu berpusat di
Kota Bandung, dipimpin oleh Kolonel Matsui —komandan pasukan yang
merebut Bandung dan kekuasaan Belanda— selaku gunseiku (gubernur). Ia
dibantu oleh seorang wakil (orang Indonesia) yaitu R. T. Pandu
Suriadiningrat dan Atik Suardi sebagai pembantu wakil gunseiku. Hal itu
berarti Karawang merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan
pemerintahan gunseihu. Secara tidak langsung, Kabupaten Karawang berada
di bawah kekuasaan Kolonel Matsui. Untuk kepentingan pemerintahan,
penguasa Jepang di Indonesia terlebih dahulu melakukan tindakan
pemulihan keamanan dan ketertiban. Seperti ditegaskan dalam
Undang-Undang No. 1 Pasal 3, semua badan pemerintahan dan kekuasaannya,
hukum dan undang-undang dan pemerintah Hindia Belanda untuk sementara
waktu tetap diakui sah selama tidak bertentangan dengan aturan
pemenintah militer Jepang.
Dalam upaya membentuk pemerintahan
daerah, pemerintah militer Jepang kekurangan tenaga staf karena kapal
yang membawa pegawai-pegawai sipil Jepang yang sudah dipersiapkan,
tenggelam di laut akibat serangan torpedo armada Sekutu. Oleh karena
itu, terpaksa orang Indonesia diangkat untuk menduduki jabatan-jabatan
penting yang semula dipegang oleh orang Belanda, seperti residen, wali
kota, kepala polisi, kepala jawatan, dan lain-lain. Jabatan bupati ke
bawah pun tetap dipegang oleh orang Indonesia. Pada masa penduduk
Jepang, Kabupaten Karawang dipimpin oleh Bupati R.T. Pandu
Suriadiningrat.
Selain karena kekurangan tenaga staf, pernakaian
orang orang Indonesia dalam pemerintahan Jepang juga mengandung tujuan
politik, yaitu untuk mempercepat tertanamnya kekuasaan Jepang di
kalangan masyarakat. Apabila semua jabatan dalam lembaga pemerintahan,
terutama lembaga yang sering berhubungan langsung dengan rakyat dipegang
oleh orang Jepang, tentu akan menimbulkan kesulitan. Peiabat-pejabat
Jepang akan sulit berkomunjkasj dengan rakyat, dan mereka belum banyak
mcngetahuj situasi dan kondisi daerah kekuasaannya.
Pemerintah
militer Jepang segera mengeluarkan Undang-. Undang No. 2 (8 Maret 1942)
tentang larangan bagi orang Indonesia melakukan kegiatan berkumpul dan
rapat. Kemudian disusul oleh Undang-Undang No. 3(20 Maret 1942) yang
melarang segala macam perbincangan, pergerakan dan anjuran atau
propaganda mengenai aturan dan susunan organisasi negara. Pelanggaran
terhadap aturan dalam undang-undang tersehut diancam dengan hukuman
berat. Undang-undang itu menunjukkan bahwa sejak awal kekuasaaii.nya
pemerintahan militer Jepang sudab mengekang kehidupan sosiai dan politik
bangsa Indonesia dengan tindakan tegas. Hal itu berarti bangsa
Indonesia tetap sebagai bangsa terjajah. Bahwa Jepang memang bermaksud
menjajah bangsa Indonesia ditunjukkan lagi oleh Undang-Undang No. 4
tentang larangan mengibarkan bendera Merah-Putih dan menyanyikan lagu
“Indonesia Raya”. Bendera yang boleh dikibarkan hanya bendera Jepang,
Hinomaru. Lagu kebangsaan yang boleh dirtyanyikan hanya “Kimigayo”.
Tanggal 1 April 1942 keluar lagi peraturan tentang pemberlakuan waktu
Jepang. Mulai tanggal 24 April 1942 tarikh yang dipakai adalah tarikh
Surnera dengan angka tahun 2602. Sejakitu, bangsa Indonesia tiap tahun
wajib merayakan Tencosetsu, yaitu hari kelahiran Kaisar Jepang Hirohito.
Bertepatan dengan perayaan Tencosetsu, tanggal 29 April 1942
(2602) pemerintah militer Jepang membentuk organisasi umum berdasarkan
konsepsi Hakko iciu (kekeluargaan bersama) dengan nama Gerakan Tiga A.
Tujuan organisasi itu adalah untuk mempersatukan bangsa-hangsa Asia yang
pro-Jepang, dengan mengakui “Nippon cahaya Asia”, “Nippon pelindung
Asia”, dan
“Nippon pemimpin Asia”. Tujuan khususnya adalah untuk
menyalurkan, menggunakan, dan mengontrol segala kegiatan rakyat
Indonesia, terutama golongan pemuda.
Gerakan Tiga A dipimpin oleh
H. Simitzu dan Mr. E. Syamsudin mantan ketua organisasi pemuda,
Parindra. Ternyata, Gerakan Tiga A tidak berumur panjang karena Mr. E.
Syamsudin tidak mendapat kepercayaan dan tokoh-tokoh masyarakat
Indonesia. Hal itu menyadarkan pemerintah rniliter Jepang bahwa kegiatan
politik bangsa Indonesia sulit dibendung. Surat kabar Sipafaizoenan
(Sipatah u nan) memberita kan bahwa organisasi Pasundan di Purwakarta
tetap melakukan kegiatan.
Sehubungan dengan hal itu, pemerintah
militer Jepang membenahi bidang pemerintahan. Agustus 1942 keluar Undang
Undang No. 27 dan 28 yang mengakhiri eksistensi gunseibu. Menurut
Undang-Undang No. 27, struktur pemerintahan militer di Jawa dan Madura
terdiri atas gunsyirL’ikan yang membawahi syucokan (residen) dan dua
kotico (kepala daerah istimewa). Syucokan membawahi syico (wali kota)
dan kenco (bupati). Secara hierarki pejabat di bawah kenco adalah gunco
(wedana), sonco (camat), dan kuco (kepala desa). Dengan kata lain,
wilayah administrafif Pulau Jawa dan Madura, kecuali daerah kesultanan
(koti) dibagi atas syu (keresidenan), syi (geneenfe zaman Belanda), ken
(kabupaten), gun (kewedanan), son (kecamatan), dan ku (desa).
Jabatan kenco ke bawah dipegang oleh orang Indonesia. Jabatan asisten
residen dan controleur serta status afdeling dihapuskan. Hai tersehut
mengandung arti bahwa sistem pemerintahan, khususnya pemerintahan
kabupaten, pada dasamya tidak berubah, kecuali sebutannya dalam istilah
Jepang. Waktu itu, Karawang SyilKen termasuk kedalam wilayah Jakarta
Sij’u.72) Dengan demikian, status Purwakarta pun tetap sebagai ibu kota
Karawang Ken, sekaligus sebagal gun (kewedanan/distrik). Purwakarta Gun
terdini atas tiga son, yaitu Purwakarta Son mencakup 30 ku, Plered Son
mencakup 21 ku, dan Wanayasa Son mencakup 17 kit. Karawang Ken
diperintah oleh Kezzco R.A.A. Suriamiharja, kemudian diganti oleh R.T.
Pandu Suriadiningrat (1942—1945).
Karena keinginan Jepang untuk
menyalurkan, menggunakan, dan mengontrol kegiatan rakyat Indonesia
melalui Gerakan Tiga A mengalami kegagalan, pemerintah militer Jepang
kemudian membentuk organisasi-organisasi yang diharapkan dapat menarik
simpati rakyat. Tanggal I Maret 1943 (2603) berdiri Putera (Pusat Tenaga
Rakyat) dipimpin oleh “Enipat Serangkai”, Soekarno, Moh. Hatta, Ki
Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansur. Ternyata, eksistensi Putera tidak
berlangsung lama. Organisasi itu terpaksa dibubarkan setelah pemerintah
militer Jepang mengetahui kegiatan organisasi itu besifat gerakan
nasional.
Sementara itu, kekuatan pasukan Jepang di medan perang
makin Iemah. Hal itu terutama terjadi setelah armada Jepang dihancurkan
oleh pihak Sekutu di Laut Karang (7 Mei 1942). Kondisi itu mendorong
pemerintah militer Jepang di Indonesia melakukan berbagai cara menarik
simpati rakyat agar mereka mau membantu pihak Jepang melalui organisasi
bentukan Jepang, khususnya organisasi pemuda.
Tanggal 29 April 1943
(2603) dibentuk organisasi serbaguna, yaitu Seinendan. Tidak lama
kemudian dibentuk pula Keibodan, yaitu barisan pemuda semi militer untuk
membantu tugas-tugas kepolisian. Keibodan dibentuk di setiap wilayah
administratif. Di tingkat desa, kepala desa/kampung secara otomatis
menjadi pemimpin/komandan Keibodan daerah setempat. Dengan demikian, di
Kecamatan Purwakarta dan desa desa di lingkungan kecamatan itu terdapat
barisan pemuda dalam kesatuan Keibodan. Pemerintah militer Jepang juga
membentuk barisan pemuda yang dilatih secara muliter, yaitu Heiho.
Barisan ini merupakan bagian dan pasukan tentara Jepang, bahkan
dimasukkan ke dalam kesatuan perang. Untuk menarik simpati rakyat
Indonesia —yang mayoritas beragama Islam— terhadap Jepang, tanggal 13
Juli 1943 (2603) MIAI (Majelis Islam Ala Indonesia) —yang pernah berdiri
pada awal pendudukan Jepang— dihidupkan kembali. Tidak lama kemudian,
organisasi itu diubah menjadi Masyumi (Majelis Syuro Muslimin
Indonesia).
Barisan pemuda yang benar-benar dilatih secara militer
adalah Peta (Pembela Tanah Air) karena barisan ini dimaksudkan untuk
membantu secara langsung pasukan Jepang di medan perang. Pembentukan
barisan ini didasarkan atas usul beberapa tokoh pergerakan nasional
dengan tokoh utama R. Gatot Mangkupraja. Pembentukan Peta diresmikan
tanggal 3 Oktober 1943 (2603).
Walaupun latihan anggota Peta sangat
berat, bahkan berlaku disiplin mati yang pantang dilanggar, para pemuda
berjiwa militan berhondong-bondong memasuki organisasi Peta. Alasan
atau pertimbangannya adalah agar mereka menjadi pemuda yang tabah dan
tangguh, serta keterampilan militer akan sangat berguna bagi perjuangan
mencapai kemerdekaan yang telah lama dicita-citakan.
Dalam
pembentukan Peta di daerah Karawang, pelatihan anggota Peta tidak hanya
dilakukan di kota Karawang, tetapi berlangsung pula di Purwakarta dan
Cikampek. Sebagai pengganti Putera, tanggal 1 Maret 1944 (2604) dibentuk
Jawa Hookookai (Gerakan kebaktian rakyat Jawa kepada pemerintah
Jepang), dipimpin oleh “Empat Serangkai” dengan orang-orang yang sama.
Pemerintah militer Jepang menegaskan bahwa Jawa Hookookai berada di
bawah institusi pcmerintah. Oleb karena itu, cabang organisasi tersebut
wajib dibentuk di setiap keresidenan, kabupaten, kotapraja, kewedanan,
kecamatan, dan desa. Hal itu berarti di setiap wilayah administratif di
lingkungan Kabupaten Karawang pun, termasuk di Kecamatan Purwakarta,
berdiri Cabang Jawa Hookookai. Pembentukan Cahang Jawa Hookookal di
Kabupaten Karawang diawali oleh rapat di pendopo kabupaten (di Kota
Purwakarta). Rapat dihadiri oleh sejumlah pangrehpraja dan tokoh
masyarakat. Rapat pembentukan organisasi itu juga berlangsung di setiap
kewedanaan. Melalui organisasi itu, tanggal 25 September 1944 (2604)
pemerintah 1-linomaru militer Jepang membentuk barisan sukarela khusus
yang disebut Barisan Pelopor, kemudian disusul oleh pembentukan barisaji
sukarela Islam, yaitu Barisan Hishullah. Barisan-harisan lain yang
dibentuk adalah Kagu total (barisan pelajar sekolah menengah), Fujinkai
(Barisan Wanita), dan lain-lain.
Barisan-barisan itu pun diberi
latihan militer secara sederhana. Pemerintah militer Jepang juga
membentuk barisan belakang untuk mendukung pasukan di garis depan. Pada
awal tahun 1944 dibentuk organisasi sosial baru yang diorganisasi oleh
pemerintah desa. Organisasi dimaksud adalah Tonarigumi (identik dengan
RT/rukun tetangga sekarang). Karena Purwakarta diduduki oleh tentara
Jepang, Tonariguini dibentuk di setiap desa di wilayah
kewedanan/kecamatan Purwakarta.
Setiap Tonariçumi rata-rata terdiri
atas 25 keluarga, dipimpin oleh seorang ketua dengan sebutan Kumico
yang dipilih oleh warga masyarakat setempat. Dalam menjalankan tugasnya,
Kumico dibantu oleh seorang sekretaris, seorang bend ahara, tiga orang
ketua seksi dan beberapa orang penasihat. Seksi dimaksud adalah Seksi
Keamanari,, Seksi Kewanitaan, dan Seksi Kesehatan. Selain Tonariguni!
dihentuk pula organisasi yang tingkatannya lebih tinggi, yaitu Azajokai
(rukun kampung) dipimpin oleh Azaco (kepala kampung). Azajokai dibentuk
di setiap kota kahupaten, tentu termasuk di Kota Purwakarta. Di setiap
desa dihentuk rukun somah terdiri atas 5—20 somah (keluarga). Himpunan
ketua-ketua rukun somah disebut rukun desa.
Pembentukan
lembaga-lembaga tersebut pada dasarnya dimaksudkan sebagai sarana bagi
pemerintah militer Jepang untuk menguasai rakyat. Pembentukan
Tonariguini selain mengandung tujuan politik, yakni pengerahan rakyat
sebagai barisan belakang, secara teori memiliki maksud yang bersifat
sosial, yaitu untuk:
a) Mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama.
b) Memperkokoh dan memperbesar persaudaraan.
c) Meningkatkan semangat gotong-royong.
Dalam kenyataannya, ketiga maksud ini sesungguhnya diarahkan untuk
mendukung kepentingan militer Jepang. Hal itu antara lain ditunjukkan
oleh tugas utama Tonarigu nil, yakni membantu pemerintah militer Jepang
dalam menangani masalah keamanan dan ketertiban. Sehubungan dengan hal
itu, pengurus dan anggota Tonarigumi wajib mengikuti latihan menghadapi
bahaya udara dan kebakaran, pertolongan kecelakaan, melaksanakan ronda malam, dan lain-lain.
Seminggu sekali (tiap han Senin), barisan pemuda dan anak-anak sekolah
harus mengikuti apel bendera. Mereka berbaris menghadap ke arah timur
dan menundukkan kepala (untuk menghormat Tenno-Heika). Hal itu merupakan
bagian dan upaya pemerintah militer Jepang dalam program “Japanisasi”
(“menjepangkan”) rakyat Indonesia.
Sementara itu, pemerintah
militer Jepang juga membentuk barisan pekerja yang disebut romusa.
Semula barisan itu hanya dimaksudkan sebagai pekerja kasar atau kuli.
Setelah kedudukan Jepang semakin terancam oleh pasukan Sekutu, pekerjaan
romusa makin berat dan bersifat paksaan, sehingga barisan itu menjadi
“prajurit pekerja paksa”. Tonarigumi digunakan oleh pemerintah militer
Jepang untuk menjaring tenaga rakyat bagi kegiatan romusa (kerja paksa)
membuat benteng pertahanan, jalan, dan pekerjaan berat lainnya. Banyak
tenaga romusa dan Subang dikirim ke luar negeri, antara lain ke Burma.
Akibatnya, di Subang timbul perlawanan rakyat terhadap Jepang.
Catatan
Politik dibangun atas dasar keberagaman kepentingan, kemampuan,
kesiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan hasil yang mengacu pada tujuan
Ia berpolitik. Politik terjadi karena hubungan sosial yang merupakan
bentuk pergaulan antar sesama.
Politik mendasari hubungan antar
individu, bangsa, dan negara. Maka, hubungan politik yang dilakukan
semata-mata untuk mencari keselamatan dan berusaha saling menjaga antar
individu dalam sebuah pergaulan. Pergaulan yang baik akan melahirkan
politik yang baik, dan pergaulan yang kurang baik akan melahirkan
politik yang kurang baik.
Berdasarkan hal tersebut, peribahasa
CCPKSSPI menunjukkan sebentuk kebijakan dan keadilan semata-mata untuk
memahami siapa lawan siapa kawan, dan mempersiapkan pemecahan yang
kemudian terjadi akibat hubungan antar kawan tersebut.
#kdmj1Keserderhanaan Dedi Mulyadi
Inilah kesederhanaan
#kdmj1
Kang Dedi Mulyadi, seorang Kepala daerah dan Ketua Partai Golkar tingkat Jawa Barat, Kang Dedi lebih banyak menolak perlakuan perlakuan protokoler maupun sambutan sambutan mewah dari para politisi Golkar di daerah jika kebetulan berkunjung ke daerah daerah tingkat Dua di Jawa Barat. (Foto ini di ambil bukan saat bulan Puasa tentunya)
#kdmj1
Kang Dedi Mulyadi, seorang Kepala daerah dan Ketua Partai Golkar tingkat Jawa Barat, Kang Dedi lebih banyak menolak perlakuan perlakuan protokoler maupun sambutan sambutan mewah dari para politisi Golkar di daerah jika kebetulan berkunjung ke daerah daerah tingkat Dua di Jawa Barat. (Foto ini di ambil bukan saat bulan Puasa tentunya)
Selamat Berpuasa Hari Ke 27 Ramadhan 1438 H.
Kita tidak boleh mencaci masa lalu
dan membanggakan masa depan
yang belum jelas,
Masa lalu adalah masa kini,
Masa kini adalah masa depan
-Dedi Mulyadi
Selasa, 20 Juni 2017
TUGU PERJUANGAN BALE ENDAH (TUGU KUJANG) MENGENASKAN
Tadi sore
saya ngabuburit menunggu datangnya saat Magrib atau buka puasa. Saya
mampir ke Tugu Perjuangan Baleendah (Tugu Kujang) karena memang jaraknya
tidak terlalu jauh dari rumah. Begitu sampai tempat ini begitu
mengenaskan, Monumen yang dibangun untuk mengenang perjuangan bangsa
Indonesia khususnya urang Sunda di tahun 1945 dimana kota Bandung
sengaja dibakar dikenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api, dari pada
diduduki Belanda, kemudian pasukan
pejuang bersama rakyat mengungsi ke selatan Bandung, di Tugu Juang ini
terjadi pertempuran antara pejuang Indonesia dengan Belanda. Di Tuga
juang ini tempat bersejarah sebagai pusat perlawanan untuk merebut kota
Bandung kembali, Bahkan pencipta lagu lagu perjuangan Nasional Ismail
Marzuki membuat lagu dengan judul "Saputang Dari Bandung Selatan" untuk
mengabadikan dasyat pertempuran dan perjuangan orang Jawa Barat ini
melawan para penjajah.
Saat ini tempatnya sangat tidak terawat,
rumput dibiarkan meninggi, bangunan kotor, bahkan patung patung
pejuangnya sudah ruksak, ada yang tidak ada kepalanya dan yang tanpa
tangan. Tempat ini kalau malam mungkin dijadikan tempat bercengkrama
para muda mudi, dengan tampa penerangan dan pengawasan bisa jadi tempat
ini jadi ajang tempat mesum.
Monumen ini sebagai icon heroik para
pejuang tatar Sunda dalam mempertahankan kemerdekaan, namun sayang yang
menikmati hasil dari kemerdekaan ini tidak memiliki kepedulian terhadap
tempat tempat bersejarah, Tugu Kujang Baleendah ini salah satunya, (DKS)
#kdmj1
HIKMAH RAMADHAN, USTADZ SOLMED YAKIN DEDI MULYADI RELA SAKIT DEMI RAKYAT
Jalan hidupnya tetap menjaga kebersihan hati, maka kita lihat hidupnya begitu indah dan bermakna.
JAKARTA - Ustadz Solmed melihat ada jiwa kepemimpinan yang kuat dalam
diri Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Bagi pria berusia 33 tahun itu,
Kang Dedi – sapaan akrabnya, memiliki kriteria yang pas dalam mengemban
amanah rakyat.
Bagaimana tidak, dalam berbagai pidatonya Ustadz Solmed selalu menyebutkan bahwa sosok pemimpin
Bagaimana tidak, dalam berbagai pidatonya Ustadz Solmed selalu menyebutkan bahwa sosok pemimpin
yang tepat itu adalah yang mau merasakan 'sakit' demi masyarakatnya.
"Ramadan itu kan mengajarkan lapar dan haus. Pemimpin itu harus begitu. Insya Allah Kang Dedi mau sakit juga demi rakyat," kata Ustadz Solmed kepada Okezone melalui sambungan telefon pada Selasa (20/6/2017).
Ia pun menambahkan, "Dalam artian pemimpin itu merasakan sedih, perih dan sakit seperti yang dirasakan oleh rakyatnya. Dengan begitu dia bisa membuat kebijakan yang menguntungkan."
Sementara itu, Ustadz Solmed beserta Kang Dedi dan Charly Van Houten dari Setia Band baru saja selesai menggelar safari ramadan keliling di delapan kota di Jawa Barat. Acara terakhir akan diadakan di Bandung selama tiga hari berturut hingga 22 Juni 2017.
Safari ramadan dibuka dengan adanya bazar murah, tausiah agama, buka puasa bersama hingga pertunjukkan hiburan yang ditampilkan oleh Charly dan Setia Band di penghujung acara.
#kdmj1
Senin, 19 Juni 2017
Selamat Berpuasa Hari Ke 25 Ramadhan 1438 H.
Kepada Mu aku pasrahkan
seluruh jiwa dan ragaku
hidup dan mati ada di tangan Mu
bahagia sedih ada di jari Mu
Cukup lama aku mencari
menembus pekat dan menerjang kelam
menyusuri langkah yang makin jauh
adalah firman Mu pemandu jalanku
Kepada Mu aku memohon
nyalakan semangat bangkitkan nyali
robohkan tantangan ombak lautan
rahasia hidup mesti terpecahkan
seluruh jiwa dan ragaku
hidup dan mati ada di tangan Mu
bahagia sedih ada di jari Mu
Cukup lama aku mencari
menembus pekat dan menerjang kelam
menyusuri langkah yang makin jauh
adalah firman Mu pemandu jalanku
Kepada Mu aku memohon
nyalakan semangat bangkitkan nyali
robohkan tantangan ombak lautan
rahasia hidup mesti terpecahkan
KETUA DPP PARTAI GOLKAR SETYA NOVANTO DI CIREBON PERKENALKAN DEDI MULYADI SEBAGAI CALON GUBERNUR JAWA BARAT PRIODE 2018-2023
Alhamdulillah Satu satu berita baik itu terus berdatangan
Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto alias Setnov memperkenalkan
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur Jawa Barat dari
partainya di hadapan ribuan warga Kabupaten Cirebon, Senin (19/6/2017)
malam.
"Saya melihat calon gubernur kita saudara Dedi Mulyadi. Apakah selama ini benar-benar
langsung ke desa bersama rakyat dan ternyata benar. Saya senang sekali
karena langsung menyentuh di desa, inilah dedikasi Golkar dengan
rakyat," terang Setnov di hadapan ribuan warga Desa Lebak Mekar,
Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon.
Setnov hadir di Cirebon bersama
anggota DPR RI Fraksi, Golkar Dave Laksono dalam sebuah rangkaian acara
Safari Ramadhan se-Jabar oleh Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi
Mulyadi.
Setnov mengaku selama hari ini telah berkeliling di empat
titik daerah, mulai dari Kabupaten/Kota Tegal, Kabupaten Brebes dan
terakhir di Kabupaten Cirebon.
Melihat animo masyarakat begitu banyak, Setnov pun terlihat semangat memberikan sambutan di hadapan masyarakat Cirebon.
"Saya tadi sudah di tiga daerah, Kabupaten dan Kota Tegal, Kabupaten
Brebes dan terakhir bertemu warga di sini di Cirebon. Saya pun semangat
melihat calon gubernur kita terus berkeliling bertemu dengan warga Jawa
Barat," ungkap dia.
Dedi Mulyadi sendiri diajukan menjadi calon
gubernur Jabar dari Partai Golkar pada hasil Rapat Pimpinan Daerah
(Rapimda) DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat di Karawang beberapa
waktu lalu.
Dedi terpilih secara aklamasi oleh 27 DPD Partai Golkar
tingkat kabupaten/kota se-Jawa Barat. Tak tanggung-tanggung, dalam
Rapimda tersebut sosok Dedi Mulyadi, selain dari tingkatan
kabupaten/kota, mendapatkan langsung rekomendasi dari tingkatan pengurus
partai kecamatan dan desa.
Sampai sekarang, hasil Rapimda tersebut
masih menunggu surat keputusan DPP Partai Golkar untuk meresmikan Dedi
Mulyadi sebagai calon gubernur Jabar dari partai berlambang beringin
tersebut.
#kdmj1
Langganan:
Postingan (Atom)