expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 19 Februari 2017

DEDI MULYADI : AIR MANCUR TAMAN SRI BADUGA TERWUJUD KARENA DIILHAMI PAK JOKOWI

Sareundeuk saigel, sabobot sapihanean







PURWAKARTA, TRIBUN - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menegaskan pembangunan Air Mancur Sri Baduga sejak 2014 hingga kini diilhami semangat kerja Presiden RI Joko Widodo. Ia menyebut, semula air mancur ini bagian dari ketidakmungkinan.
"Air Mancur Sri Baduga ini jadi mungkin karena dibarengi ikhtiar dan konsisten kerja, kerja, kerja. Seperti apa yang dikatakan Pak Presiden RI Joko Widodo," ujar Dedi di sela peresmian air mancur Sri Baduga Tahap III oleh Menteri Pariwisata Arif Yahya di Purwakarta, Sabtu (18/2).
Pada peresmian itu, puluhan ribu warga diyakini berjubel di kawasan itu untuk menyaksikan pertunjukan selama 30 menit tersebut. Menurutnya, fenomena ini terbilang hal baru bagi warga. Apalagi, selama ini Purwakarta nyaris jadi kota "mati" setelah dibangun Tol Cipularang.
Ia menjawab anggapan pemborosan anggaran membangun air mancur sejak 2014 hingga saat ini yang menghabiskan sekitar Rp 51 miliar.
"Bagi saya tidak. Di sini ada lebih dari 500 hingga 1.000 pedagang yang buka setiap malam Minggu menjual berbagai macam kuliner. Mereka dalam satu malam jualan di sekitar Situ Buleud mendapat keuntungan paling sedikit Rp 2 juta saat pertunjukan air mancur, lalu kalikan saja 1.000 pedagang, hasilnya Rp 2 miliar dalam satu malam," katanya.
Menurut Dedi, penamaan air mancur Sri Baduga tidak lepas dari sejarah panjang sosok panutan bagi peradaban masyarakat Sunda. Menurutnya, ada seorang raja sekitar 1.500 tahun yang lalu bernama Prabu Siliwangi atau nama lainnya Sri Baduga, Ki Pamanah Rasa, Ratu Haji Jaya Dewata.
Kenapa air? Karena, kata dia, air memiliki makna penting bagi masyarakat Sunda. Itu kenapa banyak daerah di Jabar dan DKI Jakarta banyak ditemukan istilah "cai" atau air. Selanjutnya, kata dia, bagaimana menata kelola air secara baik sehingga bisa bermanfaat. Ia mencontohkan air di Bendungan Ir H Juanda bermanfaat hingga seluruh Jabar bahkan DKI Jakarta.
"Situ Buleud adalah danau di tengah kota. Kami bangun tamannya, kami kelola airnya dengan membangun air mancur, dipadukan tarian semburan airnya, dipadukan dengan warna, dengan musik sehingga ini memiliki nilai keindahan dan orang menyukainya," kata Dedi.
Selain itu, ia ingin membuktikan bahwa Purwakarta, kota kecil, mampu menciptakan bentuk kreativitas yang bisa menyaingi negara lain, seperti air mancur di Singapura bahkan di Dubai.
Renovasi tahap III ini menghadirkan tempat duduk berbentuk tribun mini. Tribun pertama tepat di pinggiran danau dan satu lagi berada di trek joging di area situ. Selain itu menambah aqua screen di tengah situ hingga berjumlah tiga. Lalu satu lagi terowongn air. (men)
#inspirasikangdedi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar