Cirebon - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, diundang menjadi salah satu
pembicara dalam acara Pembinaan Keagamaan Keluarga Besar PGRI Kabupaten
Cirebon di Gedung PGRI Kabupaten Cirebon.
Dalam acara tersebut Dedi
menceritakan beberapa program pendidikan yang 'nyeleneh' di Kabupaten
Purwakarta. Salah satunya adalah pendidikan vokasional atau pendidikan
keterampilan yang berlaku sejak tahun
lalu. Pendidikan tersebut mengharuskan pelajar untuk mengikuti dan
membantu orang tuanya selama satu hari untuk membangun pendidikan
berkarakter berbudaya.
Dia menilai sistem pendidikan Indonesia saat
ini lebih condong pada akademis sementara karakter anak tidak dibangun.
Sehingga dengan pendidikan vokasional anak bisa memperhatikan dan
membantu kegiatan orang tua atau walinya mulai dari bangun tidur hingga
bekerja.
"Yang anak sopir angkot perhatikan gimana bapaknya jadi
sopir terus bantu cuci mobil. Anak tukang las juga sama. Jadi anak bisa
berpikir bagaimana susahnya orang tua cari uang. Sehingga mereka bisa
berpikir dari anak sopir angkot kelak bisa sukses sebagai juragan
angkot," beber Dedi, Selasa (21/2/2017).
Dedi pun menceritakan suka
duka anak bungsunya, Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip, yang
kebetulan tengah ikut dengannya karena mengikuti pendidikan vokasional.
"Kata siapa jadi anak bupati enak? Dia harus nyiapin air mandi untuk
orang tuanya, nyiapin sepatu, sampai harus tahu agenda bapaknya dan
ikut," katanya.
Pada awalnya, kata Dedi, pola pendidikan Kabupaten
Purwakarta yang mengusung pendidikan berkarakter berbudaya Sunda itu
banyak mendapat protes. Tapi kini justru masyarakat mengapresisinya.
Bahkan Kementerian Pendidikan pun menjadikan Kabupaten Purwakarta
rujukan pendidikan berkarakter nasional.
Selain bercerita mengenai
pendidikan vokasional, Dedi pun membeberkan beberapa program Pemkab
Purwakarta lainnya seperti Pendidikan Ideologi Kebangsaan Pancasila yang
melibatkan Polisi dan TNI dan pendidikan baca, tulis, kajian Al Quran
juga Kitab Kuning bagi pelajar mulis termasuk kitab-kitab keagamaan
lainnya bagi non muslim yang diterapkan setiap pada setiap hari.
Seperti diketahui pada November 2016 lalu Pemkab Purwakarta mulai
menerapkan pendidikan vokasional pada seluruh pelajar di sekolah negeri.
Pendidikan vokasional tersebut dilakukan setiap satu bulan dua kali
pada Hari Selasa pertama dan ketiga. Nantinya usai melakukan kegiatan
vokasional pelajar diharuskan membuat laporan kegiatan lengkap dengan
foto dan diunggah ke media sosial masing-masing.
#inspirasikangdedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar