expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 21 Februari 2017

DIDEPAN PGRI CIREBON, DEDI MULYADI CERITA PENDIDIKAN VOKASIONAL

Mencintai dengan cara yang cerdas

Cirebon - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, diundang menjadi salah satu pembicara dalam acara Pembinaan Keagamaan Keluarga Besar PGRI Kabupaten Cirebon di Gedung PGRI Kabupaten Cirebon.
Dalam acara tersebut Dedi menceritakan beberapa program pendidikan yang 'nyeleneh' di Kabupaten Purwakarta. Salah satunya adalah pendidikan vokasional atau pendidikan keterampilan yang berlaku sejak tahun lalu. Pendidikan tersebut mengharuskan pelajar untuk mengikuti dan membantu orang tuanya selama satu hari untuk membangun pendidikan berkarakter berbudaya.
Dia menilai sistem pendidikan Indonesia saat ini lebih condong pada akademis sementara karakter anak tidak dibangun. Sehingga dengan pendidikan vokasional anak bisa memperhatikan dan membantu kegiatan orang tua atau walinya mulai dari bangun tidur hingga bekerja.
"Yang anak sopir angkot perhatikan gimana bapaknya jadi sopir terus bantu cuci mobil. Anak tukang las juga sama. Jadi anak bisa berpikir bagaimana susahnya orang tua cari uang. Sehingga mereka bisa berpikir dari anak sopir angkot kelak bisa sukses sebagai juragan angkot," beber Dedi, Selasa (21/2/2017).
Dedi pun menceritakan suka duka anak bungsunya, Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip, yang kebetulan tengah ikut dengannya karena mengikuti pendidikan vokasional. "Kata siapa jadi anak bupati enak? Dia harus nyiapin air mandi untuk orang tuanya, nyiapin sepatu, sampai harus tahu agenda bapaknya dan ikut," katanya.
Pada awalnya, kata Dedi, pola pendidikan Kabupaten Purwakarta yang mengusung pendidikan berkarakter berbudaya Sunda itu banyak mendapat protes. Tapi kini justru masyarakat mengapresisinya. Bahkan Kementerian Pendidikan pun menjadikan Kabupaten Purwakarta rujukan pendidikan berkarakter nasional.
Selain bercerita mengenai pendidikan vokasional, Dedi pun membeberkan beberapa program Pemkab Purwakarta lainnya seperti Pendidikan Ideologi Kebangsaan Pancasila yang melibatkan Polisi dan TNI dan pendidikan baca, tulis, kajian Al Quran juga Kitab Kuning bagi pelajar mulis termasuk kitab-kitab keagamaan lainnya bagi non muslim yang diterapkan setiap pada setiap hari.
Seperti diketahui pada November 2016 lalu Pemkab Purwakarta mulai menerapkan pendidikan vokasional pada seluruh pelajar di sekolah negeri. Pendidikan vokasional tersebut dilakukan setiap satu bulan dua kali pada Hari Selasa pertama dan ketiga. Nantinya usai melakukan kegiatan vokasional pelajar diharuskan membuat laporan kegiatan lengkap dengan foto dan diunggah ke media sosial masing-masing.
#inspirasikangdedi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar