PURWAKARTA, TRIBUNJABAR.CO.ID - Kiprah Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi
terkait toleransi kehidupan beragama berbuah penghargaan Harmoni Award
2016 yang diberikan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI).
Dalam keterangan resmi yang diterima Tribun, Minggu (26/2), Menteri
Agama RI Lukman Hakim Saefudin menyerahkan penghargaan tersebut di
Jakarta.
Selain Bupati Purwakarta, penghargaan juga diberikan kepada
tujuh kepala daerah yang konsen dalam pelayanan kerukunan beragama
yakni tiga gubernur dan empat kepala daerah bupati/walikota. Purwakarta
satu-satunya dari Jawa Barat (Jabar) penerima penghargaan.
Pada
kesempatan itu, Lukman mengatakan Harmoni awards merupakan penghargaan
yang diberikan dari Kemenag kepada daerah yang memiliki nilai baik dalam
pelayanan kerukunan beragamai. Penilaian tersebut berdasarkan survey
dari tim litbang Kemenag di seluruh daerah di Indonesia.
"Aspek
penilaiannya ada tiga, yakni aspek dukungan pemerintah,hasil kerja
kualitas dan aspek perawatan pelayanan kerukunan beragama," kata Lukman.
Ia mengapresiasi 8 kepala daerah yang memiliki kontribusi luar biasa
terhadap target pencapaian Kemenag tentang ke Indonesia-an.
"Apresiasi kepala daerah yang memberikan kontribusinya membangun
keindonesian sesuai misi Kemenag dan saya harap ini menjadi salah satu
pelecut dalam membangun kerukunan," ujarnya.
Selain itu, penghargaan ini menurutnya bisa jadi acuan bagi daerah lainnya bahwa kerukunan beragama di Indonesia patut dijaga.
"Secara khusus sampaikan penghargaan ini adalah untuk menjalankan misi
Kemenag sendiri serta menjadi contoh bagi kepala daerah lain untuk
menjalani hari - hari mendatang, pokok penting acuan bersama bagaimana
membangun toleransi tersebut," katanya.
Bupati Purwakarta Dedi
Mulyadi mengatakan kedamaian dan kerukunan adalah sebuah kewajiban yang
harus dihadirkan oleh negara. Sehingga, perlu sikap tegas ataupun berani
tidak populer dalam mengambil sikap tersebut.
"Penyelenggara negara
mengambil sikap berbeda, kepada kelompok yang ingin memaksamakan sama,
walaupun nantinya tidak populer akan tetapi menjaga hal tersebut
merupakan sebuah kewajiban penyelenggara negara," ujarnya.
Menurutnya, terdapat dua hal yang mendasari semangat kerukunan beragama. Yakni spirit keadiln dan pengetahuan.
"Spirit agama membangun bingkai keadilan titik tekannya agama membangun
rasa keadilan di masyarakat dan jadikan agama sebagai spirit
pengetahuan," ujarnya.
Selama kiprahnya memimpin Purwakarta, pada
banyak kesempatan ia kerap melibatkan komunitas non muslim. Termasuk,
menggelar takbiran bersama komunitas pemeluk agama Kristen, Hindu dan
Budha.
Tidak hanya itu, mulai tahun ini, ia juga mencanangkan
program pembelajaran baca tulis Al Qur'an dan kitab kuning untuk pelajar
SD hingga SMP. "Tujuannya agar pelajar Purwakarta mampu memahami
agamanya dengan baik sehingga punya rasa untuk memelihara perbedaan,"
kata Dedi. (men)
#inspirasikangdedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar