expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 09 Februari 2017

KUDA TROYA


Pernah dengar Kuda Troya? Kuda Troya tidak berasal dari kroya, Banyumas, Jawa tengah. Walaupun kedengarannya agak mirip tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Kuda troya adalah sebuah legenda yang berasal dari semenanjung Balkan, tepatnya didaerah Yunani. Bukan sembarang kuda dan bukan pula sungguh-sungguh kuda, tetapi sebuah kuda yang terbuat dari kayu. Kuda ini ada pada jaman dahulu kala sekitar dua belas abad sebelum masehi ketika Yunani berperang melawan Troya.
Legenda ini berasal dari kisah nyata Perang Troya (Trojan War). Bermula ketika Putra Mahkota Kerajaan Troya (Pangeran Paris) jatuh cinta berat kepada Helen. Sayangnya, Helen adalah istri Menelaus raja Sparta, sebuah kerajaan kecil dibawah naungan kerajaan Yunani. Singkat cerita, entah bagaimana kejadian persisnya, Helen yang cantik jelita itu, berhasil dilarikan Pangeran Paris ke Troya. Hal ini membuat Agamemnon raja Yunani yang juga saudara Menelaus marah besar, dan menurutnya kerajaan Yunani merasa dipermalukan, sudah barang tentu dengan dendam kesumat dan bersumpah menuntut balas sampai tetesan darah terakhir dengan memerintahkan pengiriman ekspidisi penghancuran Troya yang dipimpin Achiles. Maka perang besar antara Sparta dan Yunani disatu pihak melawan Troya dilain pihak tidak bisa dihindarkan.
Bala tentara kerajaan Sparta dan Yunani dikerahkan untuk menyerbu Troya, ternyata Troya sangat sulit ditaklukkan karena bentengnya yang kokoh dan prajurit-prajuritnya yang gagah berani. Troya akhirnya dikepung selama 10 tahun. Ketika hampir putus asa karena gagal memasuki kota, tentara Yunani menemukan sebuah taktik. Mereka berpura-pura mundur menjauhi Troya, dengan meninggalkan sebuah kuda raksasa yang terbuat dari kayu diluar kota Troya, tetapi dalam perut kuda ini telah bersembunyi beberapa tentara Yunani. Melihat pasukan Yunani telah mundur, tanpa perasaan curiga kuda kayu tersebut diangkut oleh orang-orang Troya masuk kedalam kota. Inilah kekhilafan Troya.
Dimalam hari yang kelam, keluarlah tentara Yunani yang bersembunyi diperut kuda itu. Mereka kemudian membuka gerbang kota, sehingga pasukan Yunani yang berpura-pura mundur dalam jumlah besar, leluasa memasuki kota. Ibukota Troya akhirnya diserbu dan dijadikan lautan api dan takluk. Helen akhirnya berhasil direbut kembali.
Kuda kayu ditinggalkan demikian saja oleh pasukan Yunani diluar kota Troya, tidak lagi dipakai. Kuda kayu itu memang tipu muslihat. Bagi bangsa Yunani modern, cerita tentang kuda Troya agaknya tinggal sebuah kenangan manis. Kalau ingin lebih mendalami, silahkan membalik-balik buku sejarah. Kalau ingin melihat film-nya tonton saja TROY yang dibintangi Brad Pitt dan Eric Bana. Sementara dibelahan dunia lainnya, berabad-abad kemudian, legenda kuda Troya tidak pernah dilupakan.
Di jaman peradaban yang sudah sangat modern ini, tentu tidak diperlukan lagi peralatan seperti kuda Troya yang dibuat oleh bangsa Yunani Kuno itu. Model kuda Troya tentu sudah sangat ketinggalan jaman, Presiden Amerika Serikat George Walker Bush, tentu tidak mau menipu Saddam Husein dengan membuat kuda Troya agar bisa langsung masuk ke istana 1001 malam di Baghdad. Tetapi langsung menggunakan kuda besi yang bisa terbang lagi....... itu loh yang disebut pesawat tempur tapi sebelumnya juga menggunakan operasi intelejen dengan bantuan iptek yang canggih. Tipu muslihat dijaman modern susah diidetifikasi. Seringkali terasa ada tapi terkatakan tidak.
Kuda Troya dalam tatanan konsep, sebagai suatu kendaraan, diakui atau tidak, justru seringkali diadopsi. Istilah kuda Troya banyak dipergunakan sebagai perumpamaan dalam berbagai macam situasi dan kondisi. Bahkan modus operandi kuda Troya ini semakin hari semakin bervariasi dan semakin kaya improvisasi. Banyak yang dapat disebut sebagai kuda Troya kehidupan berpolitik, banyak pula kuda Troya dalam tatanan perekonomian dan beberapa aspek kehidupan lainnya. Syarwan Hamid, ketika masih menjabat sebagai Kasospol ABRI, menggunakan istilah kuda troya untuk mengingatkan masyarakat dari kemungkinan ditunggangi partai politik tertentu oleh sisa-sisa eks PKI.
Kuda Troya adalah "kendaraan" untuk membungkus maksud-maksud tertentu untuk tujuan tertentu pula, namun seringkali berkonotasi negatif. Kita punya contoh, kalau mau diumpamakan sebagai kuda troya misalnya, Yakni Tragedi Pulau Singkep di Riau Kepulauan. Seratus tahun lamanya pulau ini dipergunakan sebagai "kendaraan" perekonomian nasional. Timahnya ditambang (atau dikuras) sampai habis dan setelah timahnya habis atau tidak lagi ekonomis untuk dieksploitasi, pulau ini ditinggalkan begitu saja. Pulau Singkep yang dulu jaya diera penambangan timah, kini tinggal kenangan plus lubang-lubang raksasa yang tidak berguna. Kehidupan masyarakatnya berbalik 180 derajat. Adakah tanggung jawab moral pihak yang selama satu abad mengekploitasi timah dari pulau itu? Hanya orang Pulau Singkep yang tahu persis jawabnya.
Kuda Troya adakalanya diartikan sebagai kuda beban. Kuda beban tidak pernah tahu beban apa yang diangkutnya, ringan atau berat sama saja. Dalam dinamika kehidupan sehari-hari dewasa ini, praktik kuda Troya sering dijumpai. Ada yang vulgar, ada yang setengah vulgar, dan ada pula yang dikemas dengan skenario yang rapi. Semakin rapi skenarionya semakin kabur siapa menjadi kuda Troya, bagi siapa, dan dengan cara bagaimana. Atau dengan kata lain tidak lagi dapat dilihat secara hitam putih siapa menunggangi siapa.
Masih hangat Pemilihan Umum untuk memilih anggota DPR, DPRD I, DPRD II dan memilih Presiden dan Wakilnya..... kita lihat Komisi pemilihan Umum (KPU) juga dijadikan kuda troya oleh partai-partai gurem. Bahkan partai politik juga bisa dijadikan kuda troya bagi kaum oportunis. Organisasi-organisasi yang bermunculan bak jamur dimusim penghujan dalam era reformasi ini bisa juga dijadikan kuda troya. Banyak aktivis partai mencari-cari "kendaraan" baru, setelah "kendaraan" lama tidak lagi menjanjika dan tidak lagi bisa mereka manfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu seperti masa-masa sebelumnya.
Dengan jaringan yang semakin rapi dan canggih, aktor intelektual yang diselimuti secara rapi, surat kabar juga acapkali dijadikan kuda troya bagi kelompok kepentingan atau elit tertentu. Sudah menjadi rahasia umum, disadari atau tidak oleh redaktur dan pengasuhnya dengan berpayung pada kebebasan pers yang merdeka, surat kabar setiap hari meniupkan terompet untuk kelompok tertentu dalam rangka penggiringan opini.
Kuda Troya pada dasarnya adalah perangkap. Kalangan yang awas akan dapat merasakan jebakan yang mengancam. Susahnya, kuda Troya diabad informasi ini tidak lagi memiliki wujud seperti yang diangkut warga Troya
#inspirasikangdedi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar