expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 16 November 2016

DEDI MULYADI PENYAMBUNG LIDAH SIMISKIN

FILOSOFI BERKARYA DENGAN RASA
BERKARYA, pada apapun yang kusaksikan dan kunikmati, berkarya menjadi utopi hangat dalam perjalananku, maka tiada kata lain yang pantas keluar dari mulutku ini selain syukur, bersyukur atas segala yang terjadi dalam keseharianku saat ini. Dan sinar rembulan pun menyeruak dalam pekat malam, mengerling di kejauhan.
RASA, ada yang tak boleh hilang dengan ini. Tidak karna terjebak romansa nuansa tapi sejatinya adalah hal yang sangat prinsipil akan sebuah pilihan, pilihan atas konstruksi “kapital” dan konstruksi “sosial”. Biar pundi ku tak berisi penuh selama “rasa” menjadi bagiannya, lebih indah dibanding pundi terisi penuh tapi tak tercecap “rasa”.


Ketika masyarakat kurang mampu merasa terwakili oleh sosok Kang Dedi Mulyadi, bukan terwakili karena kesederhanaan Kang Dedi dalam cara berpakaian, tetapi sepertinya masyarakat kecil yang hidup beralaskan tanah dirumahnya, masyarakat yang untuk sekedar makan saja harus memungut sampah, masyarakat yang kebingungan karena keluarganya sedang menderita sakit, meski sekup wilayahnya baru di sekitar Purwakarta sekarang agak meluas sebagian Jawa Barat, tapi masyarakat pinggiran yang hidup dalam kemiskinan merasa diperhatikan oleh Kang Dedi Mulyadi. Kalau Bung Karno memposisikan dirinya sebagai penyambung lidah rakyak Indonesia, Kang Dedi tidaklah berlebihan kalau disebut penyambung lidah simiskin.
Kang Dedi telah memanfaatnya fasilitasnya sebagai Bupati Purwakarta untuk menolong kaum kaum lemah, hanya Kang Dedi pejabat yang berani bilang rumah pribadi saya masih bisa di jual untuk biaya perawatannya jangan takut engga saya bayar ya.ditambah lagi posisi Kang Dedi sekarang menjadi Ketua DPD I Golkar Jawa Barat, posisi ini pun telah dimanfaatkan Kang Dedi untuk membantu sesama, hampir semua pelantikan pengurus Golkar di daerah tingkat II di Jawa Barat, atas gagasan Kang Dedi Mulyadi tidak di hotel hotel mewah, tetapi dirumah rumah warga yang dalam himpitan kesulitan ekonomi.

Saya tahu persis bagaimana Kang Dedi jika di rumah, kemewahan hidup sebagai bupati dengan segala fasilitas seperti tidak pernah dinikmati, jika ada pejabat yang tidak pernah liburan ke luar negeri dengan dalih kunjungan dinas atau apa saja itulah Kang Dedi.
Kalau di rumah menunjukan kegelisahan sampai larut malam telepon sana sini. sms sana sini hanya sekedar menampung atau mengecek pengaduan dan keluhan warganya, mana yang bisa ditindak lanjuti segera, pejabat mana yang harus di tegur berdasarkan pengaduan. Disisi lain kebijakan kebijakan kebijakan yang dibuat benar benar atas hasil kajian Kang Dedi untuk mensejahtrakan rakyat entah itu kebijakan jangka pendek maupun kebijakan jangka panjang. Kebijakan yang sangat bermanfaat yang membuat iri penduduk daerah lain itu yaitu pengobatan dan perawatan gratis bagi warga Purwakarta mau kaya raya mau miskin asal mau dirawat di kelas 3 dan biaya pendidikan gratis dari SD sampai SLTA. itulah sosok KI Sunda, masih banyak sisi kebaiknya yang patut kita jadikan motivasi dan pembelajaran diri.
#inspirasikangdedi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar