expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 11 November 2016

"Jangan lihat siapa bicara, tapi dengar apa katanya" KAKEK PEDAKANG BUAH CERAMAHI KANG DEDI MULYADI


NILAH, Purwakarta - Rumah dinas Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, kedatangan seorang kakek renta, Jumat (11/11) siang. Siapa sangka, alasan kedatangan kakek tersebut hanya sebatas memberikan nasihat kepada orang nomor satu di wilayah itu.
Kang Dedi (sapaan bupati) pun sontak terpengarah saat dirinya mendapat petuah dari seorang kakek yang merupakan pedagang buah-buahan itu. Nasihat yang diberikan kakek tersebut sangat penting. Mungkin tak hanya berlaku bagi kepala daerah seperti Dedi. Tapi juga bagi masyarakat lainnya.
Abah Asma (70), begitu orang biasa menyebut kakek si pedagang buah-buahan yang sering mangkal di pinggir rel Kereta Api, Simpang, Kelurahan Nagri Kidul. Sebenarnya, kedatangan dirinya ke kediaman bupati tak lain ingin mengadukan soal dagangannya yang beberapa waktu lalu disita oleh Sat Pol PP.
“Kemarin abah dirazia sama Satpol PP. Makanya, abah datang ke sini untuk melaporkan ke pak bupati,” ujar Abah Asma.
Dulu, sebut dia, dirinya pernah berjualan di emperan toko di pusat kota. Tapi, saat itu disuruh pindah sama bupati. Saat itu, dirinya pun diberi modal untuk mengembangkan usahanya. Tetapi, sekarang di tempat baru, justru diusir oleh Sat Pol PP.
Makanya, Abah Asma bermaksud ingin mengadukan masalah ini ke bupati. Karenanya, pada Jumat ini dia memberanikan diri mendatangi rumah dinas bupati dan akhirnya bisa bertemu langsung.
Akan tetapi, setelah mengadu, petugas Sat Pol PP itu ternyata justru disuruh langsung bupati. Sebab, pisang yang dijual Abah Asma terlihat tak sedap dipandang mata, karena digantung-gantungkan di pohon di pinggiran rel kereta.
“Abah mengaku salah, makanya setiap pak bupati lewat abah suka ngumpet,” kata dia seraya terbahak-bahak.
Ada yang unik di sela-sela perbincangan tersebut. Dalam kesempatan itu, Abah Asma berani memberi nasihat ke Bupati Dedi. Isi nasihatnya, yaitu meminta Bupati Dedi untuk tidak mengunjungi tempat-tempat berbau negatif, misalnya lokalisasi dan tempat hiburan malam. Karena menurutnya, itu sangat menyesatkan.
“Ingat, jangan sekali-kali mendatangi tempat yang sifatnya negatif. Karena, perbuatan seperti itu akan sangat merugikan di masa yang akan datang serta di akhirat. Sudah ka alaman ku abah (sudah dialami sama abah),” seloroh dia.
Dia lantas bercerita, dulu dirinya mengaku seperti itu. Sering 'jajan' ke PSK dan berbuat negatif lainnya. Hasil usahanya sedari muda, habis untuk foya-foya dengan 'kupu-kupu malam'.
Akhirnya, di masa tua Abah tidak punya apa-apa. Anak dan istri sudah tiada. Rumah pun tak ada. Sekarang ini, yang ada hanyalah penyelasan di masa tua. Karenanya, Abah Asma meminta Bupati Dedi supaya tidak terjebak dalam jeratan dunia seperti ini.
“Mungkin ini balasan atas perbuatan Abah dulu. Makanya, abah cuma ngasih amanat saja ke yang muda, supaya jangan kaya abah ,” imbuh dia.
Sementara itu, Bupati Dedi mengaku, tak menyangka jika dagangan yang disita Sat Pol PP itu milik Abah Asma yang dulu sempat diberi modal usaha. Penyitaan itu, memang atas perintahnya langsung. Mengingat, buah-buahan yang dijual oleh Abah Asma tak sesuai estetika.
“Sebagai permohonan maaf, saya berikan modal usaha lagi. Supaya, si Abah ini berjualan di tempat layak dan semestinya,” ujar Dedi.
Soal nasihat dari Abah Asma tadi, Dedi akan terus mengingatnya. Menurut dia, nasihat itu sangat positif. Serta mengingatkannya supaya tidak terjebak dalam kenikmatan dunia yang sifatnya hanya sesaat itu. [ito]
#inspirasikangdedi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar