BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI,SH HARUS DICARIKAN SOLUSI : BAGI YANG
KEHILANGAN PENDAPATAN KARENA HARUS MENUNGGU KELUARGANYA YANG SAKIT ATAU
DIRAWAT.
detik.com
- Bupati Purwakarta – Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kedatangan tamu
seorang ibu muda. Ibu bernama Yudi Prastiwi (26) itu bermaksud meminta
bantuan Dedi.
Yudi berasal dari Desa Salamjaya, RT 7 RW 4, Kecamatan
Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta. Kedatangan Yudi bersama dua orang
anaknya itu bermaksud meminta bantuan lantaran si bungsu mengalami
penyakit kelainan berupa kebocoran cairan otak yang mengakibatkan
malformasi struktur tulang tengkorak atau dikenal dengan penyakit
Meningoenchepalocele.
Bupati Dedi yang berada di tempat pun langsung
menerimanya Yudi dan kedua anaknya itu. Dalam obrolannya Yudi
mengungkapkan jika si bungsu bernama Muhammad Azhal Ramdan (1,5) tahun
sejak lahir menderita kelainan tersebut.
“Dulu saya sama suami kerja
bareng di pabrik. Tapi sekarang suami pindah kerja bangunan. Saya
sekarang sudah tidak kerja lagi karena mengurus anak yang sakit di
rumah,” beber Yudi pada Dedi.
Singkat cerita, Yudi pun mengungkapkan
maksud kedatangannya. Dia datang untuk meminta bantuan solusi
pengobatan untuk anaknya itu. Pasalnya sudah sejak lama BPJS tidak
dibayarkan sehingga proses kontrol termasuk operasi pun terhambat.
Menurut Yudi, anaknya itu baru bisa menjalani operasi jika sudah berusia
lebih dari dua tahun dan bobot memenuhi persyaratan. Sementara saat ini
anaknya masih belum cukup umur dan dari segi bobot pun belum mencukupi
sehingga masih dalam proses kontrol.
Sementara itu Bupati Dedi
memastikan Pemkab Purwakarta kini menanggung semua biaya BPJS, bukan
hanya untuk Azhal yang sedang sakit namun ibu, bapak, dan kakaknya pun
sudah didaftarkan.
BPJS untuk keluarga ibu yang jumlahnya empat
orang sudah kita bayar selama setahun. Naik dari kelas tiga sekarang
kelas satu,” ungkap Dedi.
Ke depan, kata Dedi, pemerintah pun akan
membantu pembiayaan hidup pihak keluarga terutama sang ibu yang harus ke
luar kerja demi mengurusi anaknya. Pasalnya setelah ada BPJS seluruh
biaya kontrol dan operasi sudah terjamin.
“Yang perlu dipikirkan
bukan hanya kualitas kesehatan dan jaminan kesehatan saja. Tapi hal
seperti ibu ini yang menunggu anaknya sakit pun perlu dipikirkan karena
roda ekonominya berkurang. Bahkan beberapa orang ada yang berhenti
bekerja sehingga sama sekali tidak punya penghasilan, karena menunggu
orang sakit,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut Dedi, pada tahun depan
pihaknya sudah memasukkan anggaran khusus biaya sehari-hari bagi
penunggu pasien terutama mereka yang pekerjaannya terhambat karena
hari-harinya dihabiskan di rumah sakit.
Kita kan sebelum ada BPJS
punya Jampis, jadi masalah pengobatan dipastikan sudah free. Hanya
tinggal kita pikirkan untuk anggaran khusus yang diberikan untuk
penunggu pasien,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Dedi pun telah
mengeluarkan program pembiayaan BPJS gratis bagi masyarakat tidak mampu
terutama yang mempunyai penyakit kelainan atau khusus. Diantaranya
adalah warga Hydrocephalus, Microcephalus, Thalasemia, dan beberapa
penyakit lain. Purwakarta Dedi Mulyadi kedatangan tamu seorang ibu muda.
Ibu bernama Yudi Prastiwi (26) itu bermaksud meminta bantuan Dedi.
Yudi berasal dari Desa Salamjaya, RT 7 RW 4, Kecamatan Pondoksalam,
Kabupaten Purwakarta. Kedatangan Yudi bersama dua orang anaknya itu
bermaksud meminta bantuan lantaran si bungsu mengalami penyakit kelainan
berupa kebocoran cairan otak yang mengakibatkan malformasi struktur
tulang tengkorak atau dikenal dengan penyakit Meningoenchepalocele.
Bupati Dedi yang berada di tempat pun langsung menerimanya Yudi dan
kedua anaknya itu. Dalam obrolannya Yudi mengungkapkan jika si bungsu
bernama Muhammad Azhal Ramdan (1,5) tahun sejak lahir menderita kelainan
tersebut.
“Dulu saya sama suami kerja bareng di pabrik. Tapi
sekarang suami pindah kerja bangunan. Saya sekarang sudah tidak kerja
lagi karena mengurus anak yang sakit di rumah,” beber Yudi pada Dedi.
Singkat cerita, Yudi pun mengungkapkan maksud kedatangannya. Dia datang
untuk meminta bantuan solusi pengobatan untuk anaknya itu. Pasalnya
sudah sejak lama BPJS tidak dibayarkan sehingga proses kontrol termasuk
operasi pun terhambat.Menurut Yudi, anaknya itu baru bisa menjalani
operasi jika sudah berusia lebih dari dua tahun dan bobot memenuhi
persyaratan. Sementara saat ini anaknya masih belum cukup umur dan dari
segi bobot pun belum mencukupi sehingga masih dalam proses kontrol.
Sementara itu Bupati Dedi memastikan Pemkab Purwakarta kini menanggung
semua biaya BPJS, bukan hanya untuk Azhal yang sedang sakit namun ibu,
bapak, dan kakaknya pun sudah didaftarkan.
“BPJS untuk keluarga ibu
yang jumlahnya empat orang sudah kita bayar selama setahun. Naik dari
kelas tiga sekarang kelas satu,” ungkap Dedi.
Ke depan, kata Dedi,
pemerintah pun akan membantu pembiayaan hidup pihak keluarga terutama
sang ibu yang harus ke luar kerja demi mengurusi anaknya. Pasalnya
setelah ada BPJS seluruh biaya kontrol dan operasi sudah terjamin.
Yang perlu dipikirkan bukan hanya kualitas kesehatan dan jaminan
kesehatan saja. Tapi hal seperti ibu ini yang menunggu anaknya sakit pun
perlu dipikirkan karena roda ekonominya berkurang. Bahkan beberapa
orang ada yang berhenti bekerja sehingga sama sekali tidak punya
penghasilan, karena menunggu orang sakit,” tuturnya.
Untuk itu,
lanjut Dedi, pada tahun depan pihaknya sudah memasukkan anggaran khusus
biaya sehari-hari bagi penunggu pasien terutama mereka yang pekerjaannya
terhambat karena hari-harinya dihabiskan di rumah sakit.
Kita kan
sebelum ada BPJS punya Jampis, jadi masalah pengobatan dipastikan sudah
free. Hanya tinggal kita pikirkan untuk anggaran khusus yang diberikan
untuk penunggu pasien,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Dedi pun telah
mengeluarkan program pembiayaan BPJS gratis bagi masyarakat tidak mampu
terutama yang mempunyai penyakit kelainan atau khusus. Diantaranya
adalah warga Hydrocephalus, Microcephalus, Thalasemia, dan beberapa
penyakit lain.(amh/detik.com)
#insprirasikangdedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar