expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 28 Oktober 2016

BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI,SH HARUS DICARIKAN SOLUSI : BAGI YANG KEHILANGAN PENDAPATAN KARENA HARUS MENUNGGU KELUARGANYA YANG SAKIT ATAU DIRAWAT.

BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI,SH HARUS DICARIKAN SOLUSI : BAGI YANG KEHILANGAN PENDAPATAN KARENA HARUS MENUNGGU KELUARGANYA YANG SAKIT ATAU DIRAWAT.
detik.com - Bupati Purwakarta – Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kedatangan tamu seorang ibu muda. Ibu bernama Yudi Prastiwi (26) itu bermaksud meminta bantuan Dedi.
Yudi berasal dari Desa Salamjaya, RT 7 RW 4, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta. Kedatangan Yudi bersama dua orang anaknya itu bermaksud meminta bantuan lantaran si bungsu mengalami penyakit kelainan berupa kebocoran cairan otak yang mengakibatkan malformasi struktur tulang tengkorak atau dikenal dengan penyakit Meningoenchepalocele.
Bupati Dedi yang berada di tempat pun langsung menerimanya Yudi dan kedua anaknya itu. Dalam obrolannya Yudi mengungkapkan jika si bungsu bernama Muhammad Azhal Ramdan (1,5) tahun sejak lahir menderita kelainan tersebut.
“Dulu saya sama suami kerja bareng di pabrik. Tapi sekarang suami pindah kerja bangunan. Saya sekarang sudah tidak kerja lagi karena mengurus anak yang sakit di rumah,” beber Yudi pada Dedi.
Singkat cerita, Yudi pun mengungkapkan maksud kedatangannya. Dia datang untuk meminta bantuan solusi pengobatan untuk anaknya itu. Pasalnya sudah sejak lama BPJS tidak dibayarkan sehingga proses kontrol termasuk operasi pun terhambat.
Menurut Yudi, anaknya itu baru bisa menjalani operasi jika sudah berusia lebih dari dua tahun dan bobot memenuhi persyaratan. Sementara saat ini anaknya masih belum cukup umur dan dari segi bobot pun belum mencukupi sehingga masih dalam proses kontrol.
Sementara itu Bupati Dedi memastikan Pemkab Purwakarta kini menanggung semua biaya BPJS, bukan hanya untuk Azhal yang sedang sakit namun ibu, bapak, dan kakaknya pun sudah didaftarkan.
BPJS untuk keluarga ibu yang jumlahnya empat orang sudah kita bayar selama setahun. Naik dari kelas tiga sekarang kelas satu,” ungkap Dedi.
Ke depan, kata Dedi, pemerintah pun akan membantu pembiayaan hidup pihak keluarga terutama sang ibu yang harus ke luar kerja demi mengurusi anaknya. Pasalnya setelah ada BPJS seluruh biaya kontrol dan operasi sudah terjamin.
“Yang perlu dipikirkan bukan hanya kualitas kesehatan dan jaminan kesehatan saja. Tapi hal seperti ibu ini yang menunggu anaknya sakit pun perlu dipikirkan karena roda ekonominya berkurang. Bahkan beberapa orang ada yang berhenti bekerja sehingga sama sekali tidak punya penghasilan, karena menunggu orang sakit,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut Dedi, pada tahun depan pihaknya sudah memasukkan anggaran khusus biaya sehari-hari bagi penunggu pasien terutama mereka yang pekerjaannya terhambat karena hari-harinya dihabiskan di rumah sakit.
Kita kan sebelum ada BPJS punya Jampis, jadi masalah pengobatan dipastikan sudah free. Hanya tinggal kita pikirkan untuk anggaran khusus yang diberikan untuk penunggu pasien,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Dedi pun telah mengeluarkan program pembiayaan BPJS gratis bagi masyarakat tidak mampu terutama yang mempunyai penyakit kelainan atau khusus. Diantaranya adalah warga Hydrocephalus, Microcephalus, Thalasemia, dan beberapa penyakit lain. Purwakarta Dedi Mulyadi kedatangan tamu seorang ibu muda. Ibu bernama Yudi Prastiwi (26) itu bermaksud meminta bantuan Dedi.
Yudi berasal dari Desa Salamjaya, RT 7 RW 4, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta. Kedatangan Yudi bersama dua orang anaknya itu bermaksud meminta bantuan lantaran si bungsu mengalami penyakit kelainan berupa kebocoran cairan otak yang mengakibatkan malformasi struktur tulang tengkorak atau dikenal dengan penyakit Meningoenchepalocele.
Bupati Dedi yang berada di tempat pun langsung menerimanya Yudi dan kedua anaknya itu. Dalam obrolannya Yudi mengungkapkan jika si bungsu bernama Muhammad Azhal Ramdan (1,5) tahun sejak lahir menderita kelainan tersebut.
“Dulu saya sama suami kerja bareng di pabrik. Tapi sekarang suami pindah kerja bangunan. Saya sekarang sudah tidak kerja lagi karena mengurus anak yang sakit di rumah,” beber Yudi pada Dedi.
Singkat cerita, Yudi pun mengungkapkan maksud kedatangannya. Dia datang untuk meminta bantuan solusi pengobatan untuk anaknya itu. Pasalnya sudah sejak lama BPJS tidak dibayarkan sehingga proses kontrol termasuk operasi pun terhambat.Menurut Yudi, anaknya itu baru bisa menjalani operasi jika sudah berusia lebih dari dua tahun dan bobot memenuhi persyaratan. Sementara saat ini anaknya masih belum cukup umur dan dari segi bobot pun belum mencukupi sehingga masih dalam proses kontrol.
Sementara itu Bupati Dedi memastikan Pemkab Purwakarta kini menanggung semua biaya BPJS, bukan hanya untuk Azhal yang sedang sakit namun ibu, bapak, dan kakaknya pun sudah didaftarkan.
“BPJS untuk keluarga ibu yang jumlahnya empat orang sudah kita bayar selama setahun. Naik dari kelas tiga sekarang kelas satu,” ungkap Dedi.
Ke depan, kata Dedi, pemerintah pun akan membantu pembiayaan hidup pihak keluarga terutama sang ibu yang harus ke luar kerja demi mengurusi anaknya. Pasalnya setelah ada BPJS seluruh biaya kontrol dan operasi sudah terjamin.
Yang perlu dipikirkan bukan hanya kualitas kesehatan dan jaminan kesehatan saja. Tapi hal seperti ibu ini yang menunggu anaknya sakit pun perlu dipikirkan karena roda ekonominya berkurang. Bahkan beberapa orang ada yang berhenti bekerja sehingga sama sekali tidak punya penghasilan, karena menunggu orang sakit,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut Dedi, pada tahun depan pihaknya sudah memasukkan anggaran khusus biaya sehari-hari bagi penunggu pasien terutama mereka yang pekerjaannya terhambat karena hari-harinya dihabiskan di rumah sakit.
Kita kan sebelum ada BPJS punya Jampis, jadi masalah pengobatan dipastikan sudah free. Hanya tinggal kita pikirkan untuk anggaran khusus yang diberikan untuk penunggu pasien,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Dedi pun telah mengeluarkan program pembiayaan BPJS gratis bagi masyarakat tidak mampu terutama yang mempunyai penyakit kelainan atau khusus. Diantaranya adalah warga Hydrocephalus, Microcephalus, Thalasemia, dan beberapa penyakit lain.(amh/detik.com)
#insprirasikangdedi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar