Tidak perlu ada klarifikasi dari Kang Dedi Mulyadi bahwa setiap memberikan pertolongan maupun bantuan itu sebagai Bupati Purwakarta atau sebagai Ketua DPD I Golkar Jabar, apa yang dilakukan Kang Dedi hanya semata mata ungkapan dari filosofi hidupnya bahwa manusia itu harus Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh tehadap sesama, Tutulung kanu keur butuh, tatalang kanu keur susah, nganteur kanu keur sieun jeung nyaangan kanu keur poekken. selagi di dirinya Kang Dedi ada kemampuan untuk membantu.(DKS)
PURWAKARTA, TRIBUNJABAR.CO.ID - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat (Jabar) seringkali menampakkan dirinya bak seorang filantropis, sebut saja dermawan (dalam kamus besar bahasa Indonesia).
Sejumlah warga di beberapa daerah di Jabar yang terkendala masalah kesehatan sering ia bantu, meski bukan warga Purwakarta. Terakhir, ia menggendong bocah bernama Indriyani (9) warga Kabupaten Karawang di RSUD Karawang ke rumah sakit dan membiayai pengobatannya. Bersamaan dengan itu, ia juga membawa Riki Ramdani (1) dan Ridwansyah. Ketiga pasien itu disebut-sebut diterlantarkan rumah sakit. Dedi menerima laporan tersebut via pesan di sosial media.
Belakangan, banyak pihak yang kebakaran jenggot dengan aksinya. Dirut RSUD Karawang Asep Hidayat bahkan menilai bahwa penolakan pasien tidak benar. Ketua DPRD Subang Beni Rudiono bahkan sempat tersinggung saat Dedi menolong bocah bernama Sodik (8) asal Kecamatan Pusakanagara yang memiliki kelamin ganda.
Ia menilai, Bupati Purwakarta terlalu offside dalam mempromosikan dirinya sendiri. Sehingga, warga di luar Purwakarta masih diurus. Padahal, sebut dia, masih banyak warga Purwakarta yang perlu diurus.
"Padahal di sini ada Bupati dan instansinya, ada DPRD Subangnya. Dan dia sama sekali tidak koordinasi sama sekali. Itu namanya dia offside," ujar Beni kala itu, 16 November 2015.
Tidak hanya itu, ia juga seringkali menyumbangkan hewan ternak domba. Sebut saja, warga Kabupaten Bogor, Subang, Sukabumi, Cianjur, Garut dan beberapa daerah lain. Aksi filantropinya itu mengundang tanya meski di jejaring media sosial, aksinya itu juga mengundang komentar positif.
Pakar hukum tata negara dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung Prof Dr Asep Warlan Yusuf menilai, aksi Dedi perlu pengklasifikasian. "Dia sebagai bupati atau sebagai Ketua DPD Golkar Jabar. Keidentitasan dia bisa berubah, bisa sebagia bupati bisa sebagai ketua partai," ujar Asep melalui ponselnya, Sabtu
#inspirasikangdedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar