Harian Kompas, Jumat, 14 Oktober 2016
BANDUNG, KOMPAS.com
- Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifudin mengaku terkesan dengan aneka kebijakan dalam bidang agama yang sudah terimplementasi di Purwakarta. Bahkan Lukman langsung memanggil stafnya, seusai mendapatkan penjelasan dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi tentang program yang telah dilakukan di daerah tersebut.
“Coba mana staf saya. Tolong pelajari detail sistemnya seperti apa ini bagus dan menarik. Cocok untuk seluruh wilayah di Indonesia," ujar Lukman di sela-sela peresmian Pondok Pesantren Baitul Quran di Desa Karoya Kecamatan Tegalwaru Purwakarta, Kamis (13/10/2016).
Lukman mengaku tertarik, karena beberapa program bisa diadopsi untuk dijadikan program nasional. Setidaknya, ada dua program yang membuatnya tertarik.
Lukman menyampaikan ketertarikannya pada beberapa program keagamaan di Purwakarta. Seperti antar jemput jamaah haji dari rumah calon haji menuju asrama, begitupun dari asrama ke rumah.
Alat transportasi yang digunakan adalah seluruh mobil dinas yang melekat pada jabatan para pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta.
Program lainnya adalah konsep pendidikan agama tambahan bagi siswa muslim dan non muslim. Siswa muslim mempelajari kitab kuning dan siswa non muslim mempelajari kitab keagamaan masing-masing.
Lukman menilai kebijakan tersebut tergolong berani dan menjadi sinyal positif dari Pemkab Purwakarta untuk mendorong kehidupan religius dari seluruh umat beragama. Karena seluruh kepentingan umat beragama dapat terakomodir melalui kebijakan yang bergulir Desember 2016 ini.
“Sungguh kita mengapresiasi. Saya sebagai Menteri Agama sangat bersyukur dan mendukung penuh seluruh kebijakan ini," ungkapnya.
Pemkab Purwakarta, sambung Lukman, berhasil mengakomodir segenap kepentingan umat beragama di daerahnya.
"Ini penting untuk dijadikan Pilot Project secara nasional," tambahnya.
Saat ditanya bentuk konkret adopsi program Pendidikan Agama di Purwakarta secara nasional, Lukman mengaku akan mempelajari terlebih dahulu mulai dari tatanan substansi sampai teknis program tersebut.
Dalam waktu dekat, pihaknya segera mengirim tim khusus untuk menindaklanjutinya. “Kita lihat perkembangan di Purwakarta. Kita contoh," ucapnya.
Ia sepakat pendidikan tidak hanya berkutat pada aspek kognitif saja, melainkan harus membangun aspek religi.
"Hakekatnya kan membangun amalan keimanan dan amalan kehidupan. Tim saya segera mempelajari itu," katanya.
#inspirasikangdedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar