Loyalitas dari seorang sahabat untuk membuat,menampung opini, menyebarkan berita, video, slogan maupun propaganda semata mata untuk : MENGANTARKAN H.DEDI MULYADI,SH.(DANGIANG KI SUNDA) BERKANTOR DI GEDUNG SATE
Rabu, 14 Desember 2016
HARAPAN WARGA PURWAKARTA MENJELANG MASA BERAKHIRNYA JABATAN BUPATI DEDI MULYADI
"Akan selalu dikenang dan dirindukan"
Merdeka.com - Kedatangan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, ke sejumlah daerah di Purwakarta selalu menyedot warga. Terutama kaum ibu-ibu.
Selain ingin bertemu dan menyalami mereka juga tidak ada kata ragu untuk menyampaikan beragam permasalahan. Mulai dari pelayanan pemerintahan hingga urusan dapur atau lainnya tentang pribadi.
Begitu juga saat Dedi berkunjung ke Kecamatan Jatiluhur dan Kecamatan Tegal Waru. Di Desa Cikaobandung dan Desa Jatimekar Jatiluhur, warga langsung berkerumun dan mengepung Dedi. Dari sekian banyak yang dilontarkan adalah permintaan salah satunya meminta pria yang khas dengan ikat kepala sundanya itu untuk menjadi Bupati seumur hidup.
Permintaan itu salah satunya dilontarkan Mak Anih (65), warga Desa Cikaobandung Kecamatan Jatiluhur. Nenek 6 cucu itu secara tiba-tiba memeluk Dedi, kemudian dengan lantang menyampaikan keinginannya agar Dedi menyanggupi permintaannya itu.
"Bapak saurna kantun sataun deui janten Bupati, engke gentosna saha. Abdi salaku warga alim digentos ku anu sanes. (Bapak katanya tinggal setahun lagi jadi Bupatinya ya, saya selaku warga tidak mau diganti dengan yang lain)," kata Anih sambil memeluk erat Dedi.
Tidak sampai disitu, Anih kemudian meneruskan ucapannya. "Ah da ayeuna mah saha atuh, anu tiasa neruskeun bapak. Upami ku bapak mah sadayana tos karaos. Malah Cikao Bandung salami hirup banjir wae, pas dipimpin bapak mah tos teu banjir, atuh sok bapak jadi bupati saumur hirup didieu. (Ah sekarang mah siapa lagi yang bisa meneruskan bapak. Kalau oleh bapak mah semua warga juga sudah merasakan. Malah Cikao Bandung yang selama ini selama saya hidup terus menerus banjir, pas dimpin bapak mah tidak ada lagi banjir itu) ," tuturnya.
Mendapatkan pertanyaan tersebut, Dedi hanya tertawa, Dedi pun menjelaskan bahwa dirinya tidak mungkin memimpin Purwakarta terus menerus karena aturan.
"dina aturan ge teu tiasa,sok pilihan ibu saha nu bade mimpin purwakarta kapayunna. (Dalam aturannya tidak bisa, silahkan nanti pilih oleh ibu siapa yang akan memimpin Purwakarta kedepan)," ungkap Dedi ketika mendapatkan pertanyaan tersebut.
Permintaan warga seperti Mak Anih pun bukan tanpa alasan,hal itu diungkapkan oleh salah seorang warga Yudi (34), menurutnya keinginan warga karena baru kali ini di Desanya berubah total, baik banjir sudah tidak ada juga akses jalan yang lebih baik.
"Ya wajar kalau kita minta seperti itu, ya saya juga takut siapa yang bisa meneruskan memimpin Purwakarta, daerah sini dahulu seperti apa, sekarang bagaimana?baru kali ini jalan sudah cor beton, banjir tidak ada kami ucapkan terima kasih kepada kang Dedi, " tutur pria yang berprofesi sebagai buruh bangunan ini.
Selain warga Jatiluhur, hal senada juga disampaikan Dedi saat melanjutkan kegiatan kunjungan ke Kecamatan Tegalwaru.
"Pokonya kami warga disini tidak mau ditinggalkan pak Dedi. Kami sedih ketika Bupati harus ganti," ujar Emih.
Lagi-lagi Dedi hanya tersenyum dan berusaha meyakinkan warganya, jika sepeninggal dia seluruh pelayanan dan fasilitas di Kabupaten Purwakarta kepada warganya akan tetap diutamakan meski siapapun penggantinya.
Permintaan warga di Kabupaten Purwakarta untuk menjadi Bupati seumur hidup bukan tanpa alasan, karena Dedi dinilai telah berhasil membangun Purwakarta yang memiliki dampak besar terutama terhadap perekonomian masyarakat.
"Dulu Purwakarta hanya kota pensiunan semuanya tidak terawat, pelayanan tidak maksimal. Tapi setelah dipimpin pak Dedi semuanya berubah dan langsung dirasakan oleh kami. Paling utama bagi kami pak Dedi sangat dekat dengan kami meski dan tidak pernah melihat status ekonomi, bahkan orang seperti saya yang hanya buruh tani di sawah," ungkap Emis sambil berlinang air mata.
#insprasikangdedi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar