expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 20 Desember 2016

KANG DEDI DENGAN TUKANG DELMAN, MATA LAHIR YANG TIDAK SEMPURNA

Mata lahir kita memang kerap salah menilai
Kita sebagai manusia biasa memiliki keterbatasan kemampuan untuk menilai seseorang, mata lahir kita tidak mampu menerawang batin hati seseorang, kadang orang yang kita anggap baik karena melihat penampilannya malah orang jahat, kadang kadang orang yang penampilannya urakan seperti preman malah berhati mulia, hidupnya mengalir tanpa dengki dan kebencian. Kebiasaan ini mungkin tanpa sadar kerap kali kita lakukan. Kita yang katanya muda dan berpikiran terbuka, menilai orang lain hanya dari sekilas pandang. Mungkin sebagai manusia kita lupa, bahwa setiap manusia punya sisi berbeda. Dengan hanya menggantungkan kemampuan indera pengelihatan, kita bisa dengan gampangnya memberi tanggapan.Meskipun Tuhan memberikan kita kedua belah mata yang sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya, tapi mata tetaplah mata yang hanya bisa melihat sisi permukaan saja. Mata kita bukan alat bor yang bisa menelusuri sisi terdalam dari orang lain. Indera pengelihatan kita yang satu ini memiliki keterbatasannya sendiri. Isi hati dan kepribadian seseorang adalah sisi yang tidak bisa ia telusuri. Hal ini terjadi kepada Kang Dedi dimana telah salah menilai seorang pemuda yang bernama Lutfhi, pemuda yang bernama Litfhi ini pemuda yang diberi modal usaha oleh Kang Dedi Mulyadi,penampilannya seperti tukang palak alias preman, berandalan dengan rambut gimbal, celana compang-camping, lengkap dengan topi cow boy. pokoknya penampilan orang sangar jahat pas banget di Lutfhi ini, telah mengecoh penilaian Kang Dedi, padahal orang ini bukan preman tapi berprofesi sehari hari tukang delman atau kusir kuda yang biasa nongkrong di pasar mengantar ibu ibu yang belanja. dengan penghasilan rata rata 50 ribu sehari kehidupan sebagai tukang delman ini sebagai penopang kehidupan ekonomi keluarganya, bukan untuk istrinya karena Lutfhi meski telah berusia 30 tahun tapi belum menikah demi ibunya, dia berfikir seandainya sudah berumah tangga siapa yang akan mengurus kehidupan ibunya. Ini tergolong manusia mulia yang memiliki kepedulian yang luar biasa kepada ibunya yang meski hal ini kontras sekali dengan penampilannya yang seperti preman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar