expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 02 Desember 2016

"Nasionalisme sejati" Buku : KANG DEDI MENYAPA JILID 2 Bab 23 : MENATA GENERASI BANGSA

Bagi saya sebagai seorang bupati, tidak ada yang namanya militer atau sipil. Semuanya adalah bangsa Indonesia yang memiliki amanah dalam memegang jabatan untuk bersama-sama mewujudkan cita cita republik Indonesia, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, maju dalam kesejahteraan umunnya, cerdas dalam kehidupan bangsanya. Selain itu juga dengan kekuatan ini kita bisa bersama sama membangun bangsa ini. Yang paling utama saya mengajak ke jajaran TNI bukan hanya menata Negara ini tapi mari tata bersama sama generasi bangsa, anak-anak sekolah, anak-anak muda yang hari ini rasa nasionalismenya semakin pudar karena perubahan perubahan struktur, kultur dan domain Barat yang semakin kuat. Saya memberikan contoh. Saya meyakini bangsa Indonesia tidak pernah dijajah bangsa Belanda 350 tahun Dulu ketika Belanda berusaha menguasai Indonesia dan bisa membuat perkebunan-perkebunan, ketika itu anak Indonesia lahir dalam dirinya semangat anti Belanda sehingga bajunya tidak mau sama dengan Belanda, agamanya tidak mau sama dengan Belanda, bahasanya tidak mau sama dengan Belanda bahkan sekolahnya pun dipisah di desa bikin pesantren pokoknya anti Belanda. Walaupun itu ada kerugiannya, karena kelas menengah yang dilahirkan pada tahun 40an agak jarang karena banyak orang Indonesia tidak sekolah di sekolah Belanda dan yang berkuasa pada waktu itu adalah orang yang bersekolah di Belanda. Tetapi ketika kita hari ini merdeka malah kita menjadi bangga karena anaknya dinamai seperti orang asing, bangga bajunya seperti orang asing, bangga rambutnya-rambut orang asing bahkan bangga sekali punya bahasanya bahasa asing, bahkan seolah-olah orang yang pinter bahasa asing itu rakyat pandai. Padahal di Inggris orang gila itu ngomongnya bahasa Inggris. Han ini orang Indonesia itu kena penyakit kalau budaya asing itu seolah-olah adalah simbol dari kemajuan, kalau budaya Arab seolah-olah dia adalah simbol dari kesolehan. Saya katakan, gaya Indonesia itu bergaya nusantara, itu adalah kita dan adalah simbol dan kesalehan kita, simbol dan kemajuan. Nusantara ini negeri paling kaya di dunia, dulu orang Inggris datang ke sini karena di kampungnya miskin dan dia balik lagi dan dia kaya. Pertanyaannya adalah kenapa orang lain yang miskin dan kita yang kaya, tetapi malah kita yang seolah-olah di bawah mereka? Seharusnya kita berdiri tegak. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya, anda datang ke sini, anda bekerja di sini, anda mencari makan di sini maka anda harus tunduk pada ketentuan negeri ini. Untuk pak komandan resimen yang baru, coba pilih salah satu sekolah di Purwakarta untuk dibina oleh resimen armed soal pendidikan kedisiplinannya, patriotisme kebangsaannya dan nilai-nilai kulturnya. Sehingga TNI punya agen di mana-mana yaitu agen kesatuan Republik Indonesia. Agen nasionalisme itu adalah pendidikan dan sekolah-sekolah harus menjadi subkordinasi bagi pengembangan nasionalime TNI. Sebentar lagi juga akan bikin kerja sama dengan Polda sehingga anak-anak muda kita memiliki nasionalime kebangsaan Saya khawatir kalau ini tidak segera diterapkan maka suatu saat jika Indonesia mengalami invasi oleh negara asing maka anak-anak mudanya tidak mau wajib militer dan kabur semuanya. Kenapa? Karena sudah tidak ada jiwa kebangsaan dalam dirinya. ini ancaman karena sistem pertahanan kita bukan pada senjata tapi sistem pertahanan semesta yaitu alam yang harus dijaga dan kita harus berjiwa patriotis, di situlah keunggulan Indonesia. DISAMPAIKAN DALAM SERTIJAB KOMANDAN RESIMEN ARMEN KOSTRAD DI PURWAKARTA 7 MEI 2014 #inspirasikangdedi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar